Biaya rata-rata adalah jenis biaya yang mungkin sudah sering ditemui oleh kamu yang berkecimpung di dunia produksi. Akan tetapi, tentu tidak semua orang familier dengan biaya rata-rata atau average cost.
Nah, average cost adalah topik pembahasan utama dalam artikel ini. Kita akan mengulas, mulai dari pengertian, contoh, rumus, hingga cara menghitung biaya rata-rata. Mau tahu lebih lanjut? Simak artikel ini sampai selesai, ya!
Biaya rata-rata adalah…
Average cost atau biaya rata-rata adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dibagi dengan perolehan output. Biaya ini disebut juga sebagai biaya unit atau Average Total Cost (ATC).
Baca juga: Biaya Produksi: Pengertian, Jenis, Rumus, dan Unsur
Jenis biaya yang satu ini mengukur jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi setiap unit produk atau output. Mengapa hal ini penting?
Bagi bisnis, perhitungan biaya rata-rata atau ATC penting untuk penetapan harga produk. Bila harga produk ditetapkan di bawah ATC, bisnis akan mengalami kerugian.
Mengetahui ATC juga membuatmu memahami pola atau estimasi biaya jangka panjang seperti adanya fluktuasi biaya saat ada permintaan musiman atau upaya-upaya efisiensi proses produksi.
Rumus biaya rata-rata
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, average cost adalah biaya per unit produksi yang dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan total unit yang diproduksi.
Berdasarkan pengertian tersebut, kita bisa mengetahui rumus biaya rata-rata, yaitu:
Biaya Rata-Rata = Total biaya produksi/Jumlah unit yang diproduksi
atau dalam persamaan bahasa Inggris ditulis sebagai berikut:
AC = TC/Q
AC : Average cost
TC : Total cost
Q : Quantity atau jumlah total unit yang diproduksi
Cara menghitung biaya rata-rata
Kini kamu sudah mengetahui pengertian dan rumus biaya rata-rata. Selanjutnya, kita akan mengamati langkah-langkah detail tentang cara menghitung biaya rata-rata.
1. Menentukan biaya produksi tetap
Setiap bisnis idealnya membuat laporan keuangan tahunan. Dalam laporan keuangan tahunan tersebut, kamu akan menemukan laporan rugi laba. Nah, kamu bisa mencari komponen biaya tetap atau fixed cost pada laporan rugi laba.
Premi asuransi, biaya setup, depresiasi, biaya penjualan, dan biaya sewa merupakan beberapa contoh dari biaya produksi tetap.
2. Mencari biaya variabel produksi
Seperti biaya tetap, biaya variabel atau variable cost pun dapat ditemukan di dalam laporan rugi laba. Biaya variabel adalah jenis biaya yang jumlahnya tergantung pada hasil produksi.
Baca juga: Mari Berkenalan dengan Fixed Cost dan Variable Cost!
Adapun beberapa contoh biaya variabel ialah biaya untuk bahan baku, upah tenaga kerja, kemasan produk, serta biaya-biaya lain yang berhubungan langsung dengan produksi.
3. Menjumlahkan total biaya tetap dan biaya variabel
Apabila kamu sudah mengetahui nominal biaya tetap dan biaya variabel, kamu bisa menjumlahkan keduanya untuk mendapatkan biaya total produksi.
Biaya total produksi = Biaya tetap + Biaya variabel
4. Memeriksa kuantitas unit yang diproduksi
Karena pembagi dalam perhitungan biaya rata-rata adalah jumlah total unit yang diproduksi, kamu perlu memeriksa angka tersebut.
Kuantitas unit yang diproduksi bisa kamu ketahui dengan memeriksa faktur atau berbicara dengan bagian akuntansi. Jika proses produksi dilakukan dengan cara maklun, kamu dapat menghubungi pabrik yang memproduksi unit tersebut.
5. Menghitung biaya rata-rata
Setelah menempuh langkah-langkah di atas, sekarang kamu sudah bisa menghitung biaya rata-rata. Cara menghitung biaya rata-rata, yaitu membagi total biaya produksi yang diperoleh dari langkah tiga dengan total jumlah unit produksi pada langkah empat.
Supaya kamu memperoleh gambaran yang lebih jelas, mari kita lihat contoh perhitungan biaya rata-rata berikut ini.
Contoh perhitungan biaya rata-rata
Kini kita masuk ke dalam pembahasan contoh biaya rata-rata. Sebut saja, kamu memiliki bisnis tote bag secara online. Setelah memeriksa laporan rugi laba, kamu mengetahui bahwa total biaya tetap dan biaya variabel untuk memproduksi tote bag tersebut ialah Rp5.000.000.
Nominal biaya total produksi tersebut dapat menghasilkan 357 buah tote bag. Jadi, berapa biaya rata-rata atau average cost dari produksi tote bag tersebut?
Biaya rata-rata = Total biaya produksi/Jumlah unit yang diproduksi
Biaya rata-rata = Rp5.000.000/357unit
Biaya rata-rata = Rp14.005/unit
Nah, nilai Rp14.005 tersebut bisa kamu jadikan rujukan saat menetapkan harga jual. Kamu tentu ingin bisnismu memperoleh keuntungan. Maka dari itu, kamu harus menjual produk tote bag-mu di atas biaya rata-rata.
Meskipun begitu, biaya rata-rata tentu bukanlah satu-satunya faktor acuan dalam penentuan harga jual. Terdapat berbagai komponen lain yang perlu kamu pertimbangkan dan perhitungkan seperti persediaan serta pembelian.
Baca juga: Memahami HPP: Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Kelebihan serta kekurangan metode biaya rata-rata
Kelebihan metode biaya rata rata atau average cost adalah sederhana. Terlebih, bagi perusahaan yang memproduksi barang-barang dengan karakteristik sangat mirip dan dalam jumlah besar.
Alih-alih kesulitan melacak setiap unit dan biaya satuannya, perusahaan dapat mengambil rata-ratanya saja. Metode ini salah satunya diperlukan dalam perhitungan bahan baku.
Bahan baku perlu dikelola dengan metode biaya rata rata sebab jenis biaya yang satu ini tergolong fluktuatif. Biaya yang dikeluarkan perusahaan akan berubah-ubah mengikuti harga pasar dari waktu ke waktu.
Dalam kasus demikian, biaya rata-rata bisa menjadi solusi untuk membantu perencanaan jangka panjang dan pembuatan anggaran keuangan usaha. Akan tetapi, perlu diingat, metode biaya rata-rata tidak bisa diterapkan di semua bisnis.
Sebagai contoh, saat unit barang sangat berbeda, perusahaan akan sulit membuat perhitungan rata-rata secara identik. Apalagi, jika barang tersebut merupakan jenis barang langka, mahal, atau unik seperti perabot antik atau jenis perhiasan tertentu.
Apabila kamu tetap menghitungnya dengan metode average cost, sudah pasti hasilnya akan berbeda-beda. Selain itu, penetapan biaya rata rata tidak relevan saat biaya produksi cenderung naik atau turun.
Risikonya laporan keuangan atau catatan keuangan menjadi kurang akurat karena biaya selama periode tersebut sangat fluktuatif.
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas diketahui bahwa biaya rata-rata adalah jumlah total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dibandingkan atau dibagi dengan jumlah total unit yang diproduksi.
Menilik pengertiannya, tentu tidak sulit menghitung biaya rata-rata. Kamu perlu mengetahui biaya yang satu ini, salah satunya sebagai acuan dalam penentuan harga jual.
Namun, bila kamu kesulitan menghitung harga pokok produksi secara manual, kamu bisa menggunakan aplikasi POS yang dilengkapi dengan fitur perhitungan HPP. Praktis, bukan?