Ketika kamu menjalankan sebuah bisnis, banyak hal yang harus dipersiapkan dan diperhitungkan. Salah satu hal yang sangat penting adalah biaya produksi.
Pengetahuan tentang biaya ini sangat penting karena akan berpengaruh pada kelangsungan bisnis seseorang. Biaya produksi adalah salah satu aspek terpenting dalam laporan keuangan.
Biaya produksi adalah komponen penting dalam penyusunan harga jual di pasaran. Agar terhindar dari kerugian, kamu sebagai pengusaha harus menghitung secara mendetail biaya produksi, mulai dari bahan baku hingga biaya tak terduga lainnya.
Selain itu, biaya produksi diperlukan guna membantu perusahaan melakukan analisa dan evaluasi laba rugi, supaya laporan keuangan perusahaan lebih terstruktur. Ingin tahu lebih banyak tentang apa itu biaya produksi?
Saat kamu menjalankan sebuah usaha, dalam pengadaan barang atau jasa maka tentu dibutuhkan penghitungan biaya produksi atau production cost.
Penghitungan biaya ini memiliki peranan penting untuk mengetahui unsur apa saja yang membutuhkan pendanaan serta besaran biaya yang disebutkan.
Hal ini tentu akan membantu kamu sebagai pengusaha dalam analisa dan evaluasi untuk proses produksi yang dilakukan.
Pengertian Biaya Produksi
Dalam operasional bisnis, pengertian biaya produksi adalah sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka melakukan pengolahan dan produksi bahan baku demi terciptanya suatu produk.
Biaya produksi atau cost production merupakan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan atau badan usaha, mulai dari proses pengelolaan bahan mentah hingga menghasilkan barang jadi.
Akumulasi dana yang dikeluarkan dalam proses ini disebut sebagai cost production.
Biaya produksi diperlukan untuk mengetahui harga jual suatu produk. Setelah seluruh biaya produksi dihitung, perusahaan bisa membaginya dengan total output yang dihasilkan dari biaya tersebut dan menetapkan harga lengkap dengan margin labanya.
Terdapat tiga unsur yang berpengaruh pada besarnya cost produksi, yakni biaya bahan baku langsung, tenaga kerja, dan overhead pabrik.
Bahan baku langsung merupakan bahan dengan wujud fisik dan akan diproses menjadi produk lain yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi.
Sementara itu, para tenaga kerja membantu proses produksi dan akan mendapatkan upah.
Unsur yang terakhir adalah overhead pabrik yang merupakan kumpulan komponen dalam industri manufaktur.
Biaya-biaya yang masuk dalam unsur ini seperti biaya bahan baku tidak langsung, biaya pemeliharaan mesin, biaya air serta listrik, asuransi pabrik, serta biaya-biaya lain yang termasuk pengeluaran rutin perusahaan.
Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk suatu barang dan jasa guna dijual kembali dan menghasilkan keuntungan.
Kegiatan tersebut tentu membutuhkan biaya, inilah yang bisa disebut dengan biaya produksi sebuah perusahaan.
Baca Juga: Supplier atau Pemasok: Pengertian, Jenis dan Contohnya
Unsur Biaya Produksi
Pada dasarnya biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dilakukan pada proses produksi perusahaan.
Biaya tersebut meliputi bahan baku, overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Ketiga unsur biaya tersebut sangat berpengaruh pada kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
1. Direct Material atau Bahan Baku Langsung
Bahan yang berbentuk fisik serta diidentifikasi dan diproses menjadi bagian barang jadi, atau dapat dilihat asal usulnya sebagai barang jadi dengan cara ekonomis dan sederhana.
2. Direct Labor atau Tenaga Kerja Langsung
Bahan baku yang menjadi produk jadi telah dikonversi oleh tenaga kerja yang melakukan kegiatan tersebut dan bisa digabungkan secara layak ke produk tertentu dalam proses produksi.
Keterlibatan sumber daya manusia membuat perusahaan wajib memberikan upah sebagai ganti tenaga yang telah dikeluarkan.
Sehingga, unsur biaya produksi adalah biaya sumber daya manusia. Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan dalam bentuk gaji bulanan atau dalam periode tertentu sesuai kesepakatan.
3. Factory Overhead atau Overhead Pabrik
Adanya unsur biaya manufaktur yang tidak terlihat secara langsung pada pengeluaran tertentu.
Pada pelaporan keuangan, biasanya overhead pabrik memasukkan semua biaya manufaktur. Tanpa memasukkan unsur bahan baku langsung serta tenaga kerja langsung dalam proses produksi.
Adanya ketiga unsur penting ini tidak bisa dilepaskan dari biaya produksi sebuah perusahaan.
Banyaknya biaya overhead pabrik juga akan memengaruhi biaya yang akan dicatat dalam laporan keuangan, seperti:
- Adanya biaya bahan baku tak langsung
- Tenaga kerja tidak langsung
- Biaya pemeliharaan mesin serta reparasi
- Amortisasi dan depresiasi
- Biaya air dan listrik pabrik
- Asuransi pabrik
- Operasi, dll.
Hal tersebut akan berpengaruh dalam menghitung production cost pada suatu bisnis.
Biaya-biaya tersebut memang melibatkan berbagai macam unsur dan kebutuhan dalam pelaksanaan proses pembuatan suatu barang dan jasa.
Selain itu, pengaruh dari adanya biaya ini akan terlihat pada saat pelaporan keuangan perusahaan.
Baca Juga: Produksi Massal: Pengertian, Keuntungan, dan Tahapannya
Jenis-Jenis Biaya Produksi
Secara garis besar, biaya produksi perusahaan ada dua jenis, yaitu biaya produksi eksplisit dan implisit.
Selengkapnya tentang penjelasan dua jenis biaya produksi tersebut adalah sebagai berikut.
Biaya Eksplisit (Langsung)
Biaya eksplisit atau langsung merupakan jenis biaya produksi yang dialokasikan perusahaan dalam membeli sejumlah kebutuhan dengan pembayaran tunai.
Dalam hal ini, contoh biaya produksi adalah pembelian bangunan, tanah, mesin, gaji karyawan, dan bahan baku.
Jenis biaya produksi eksplisit akan dicatat secara langsung dalam laporan keuangan. Besaran biaya langsung seringkali berbeda setiap waktunya. Mengingat harga bahan baku atau kebutuhan lainnya mengalami naik turun.
Biaya Implisit (Tersembunyi)
Jenis biaya produksi berikutnya adalah biaya implisit (tersembunyi). Biaya implisit merupakan pengeluaran perusahaan dalam memberikan fasilitas produksi tanpa memengaruhi proses manufaktur secara langsung.
Namun hasilnya dirasakan dalam jangka panjang. Biasanya biaya tidak langsung ini dimasukkan dalam biaya overhead.
Contoh biaya produksi eksplisit yaitu perawatan mesin, pelatihan SDM, biaya sewa, dan sebagainya.
Baca Juga: Contoh dan Cara Menghitung Biaya Peluang
Contoh Komponen Biaya Produksi
Ketika terlibat dalam sebuah proses produksi, sangat penting untuk mengetahui hal apa saja yang termasuk production cost.
Apalagi pengeluaran dana tersebut akan berpengaruh pada harga barang dan pelaporan keuangan perusahaan.
Beberapa contoh biaya produksi yang digunakan dalam acuan perhitungan produksi terdiri dari:
Biaya Tetap/Fixed Cost
Biaya tetap merupakan jumlah biaya tetap yang harus dikeluarkan dan tidak bergantung pada hasil produksi dalam kurun waktu tertentu.
Misalnya: biaya sewa gedung, biaya administrasi, serta pajak perusahaan.
Biaya Variabel/Variable Cost
Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya dapat berubah-ubah, tergantung dengan hasil produksi. Bila hasil produksi besar, maka biaya variabel yang dikeluarkan pun besar.
Sebaliknya, bila produksi kecil, maka biaya variabel yang dikeluarkan kecil. Beberapa jenis biaya variabel adalah biaya bahan baku yang digunakan serta upah pekerja harian.
Biaya Total/Total Cost
Dalam periode waktu tertentu, sebuah perusahaan akan menghasilkan sejumlah barang jadi. Total biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan terhitung sebagai biaya produksi atau biaya total.
Biaya Rata-Rata/Average Cost
Dalam menghasilkan barang, ada biaya yang harus dihasilkan dalam setiap produksi per unitnya. Jadi, ketika total biaya dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan, maka nominal production cost yang didapatkan akan disebut sebagai biaya rata-rata.
Biaya Marjinal/Marginal Cost
Biaya marjinal adalah biaya tambahan yang diperlukan saat memproduksi sebuah unit barang.
Marginal cost yang muncul saat adanya perluasan produksi ketika akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Kondisi ini terjadi misalnya ada pesanan mendadak yang harus dipenuhi.
Itulah beberapa contoh production cost yang ada serta berpengaruh pada pelaporan keuangan.
Teori Biaya Produksi
Sebelum menginjak pembahasan cara menghitung biaya produksi, sebaiknya Anda perlu mengetahui teori biaya produksi. Adapun penjelasan teori biaya produksi adalah sebagai berikut.
Full Costing
Full costing adalah metode perhitungan biaya produksi dengan menjumlahkan seluruh unsur biaya produksi dalam perilaku tetap dan variabel.
Jadi, seluruh biaya bahan baku, sumber daya manusia, dan overhead akan dijumlahkan hingga menghasilkan biaya full costing.
Variable Costing
Ada pula cara perhitungan biaya produksi melibatkan biaya variabel saja dengan unsur biaya produksi sama.
Kondisi demikian masuk dalam teori biaya produksi adalah variable costing. Namun sangat jarang perusahaan menggunakan metode tersebut karena biaya tetap tidak akan muncul nantinya.
Rumus Biaya Produksi
Setelah mengetahui berbagai jenis biaya produksi, di bawah ini dijelaskan cara menghitung biaya produksi sehingga kamu bisa menetapkan harga jual suatu produk.
-
Tentukan Penggunaan Teori Biaya Produksi
Pertama, cara menghitung biaya produksi adalah menentukan penggunaan teori biaya produksi.
Kamu dapat menyesuaikan kondisi keuangan perusahaan dengan teori biaya produksi yang cocok.
-
Susun dan Total Pembelian Bahan Baku
Setelah menentukan metode yang tepat, silakan buat daftar seluruh bahan baku yang sudah dibeli beserta harga per satuannya. Kemudian, jumlahkan seluruh harga pembelian bahan baku.
Adapun rumus biaya produksi adalah berikut ini:
Sisa awal bahan baku + pembelian bahan baku – sisa akhir bahan baku = biaya bahan baku telah digunakan
-
Rincikan dan Jumlahkan Biaya SDM
Kemudian kamu membuat perhitungan rinci terkait jumlah sumber daya manusia yang dipekerjakan beserta posisi dan besaran upah masing-masing. Lalu, total seluruh gaji masing-masing tenaga kerja.
Hasil akhir tersebut merupakan biaya sumber daya manusia dan digunakan dalam perhitungan harga produksi.
-
Buat Perhitungan Biaya Overhead
Berikutnya, perhitungan unsur biaya produksi adalah biaya overhead. Setiap periode produksi bisa saja alokasi dan besaran biaya ini berbeda-beda.
Catat seluruh pengeluaran biaya overhead secara mendetail baik kuantitas dan harganya. Buatlah perhitungan biaya dari seluruh pengeluaran tersebut.
-
Jumlahkan Seluruh Biaya Pengeluaran
Semua besaran total masing-masing unsur biaya produksi telah diketahui. Selanjutnya, cara menghitung biaya produksi adalah melakukan penjumlahan seluruh biaya pengeluaran baik secara variabel atau tetap.
Kamu bisa menerapkan rumus biaya produksi di bawah ini dalam perhitungannya.
Total Biaya Produksi = Total Biaya Bahan Baku + Total Biaya Sumber Daya Manusia + Total Biaya Overhead Produksi
-
Tetapkan Harga Pokok Produksi Setiap Produk
Terakhir, silakan menetapkan harga pokok produksi setiap produk melalui cara membagi total biaya produksi akhir dengan total kuantitas produk.
Selain cara tersebut, kamu juga bisa menggunakan rumus biaya produksi ini.
Harga Pokok Produksi = (Jumlah biaya produksi + sisa awal persediaan barang saat proses produksi – sisa akhir persediaan barang saat proses produksi) : kuantitas produk
Setelah mengetahui contoh production cost dan rumusnya, berikutnya adalah mengetahui bagaimana cara dalam perhitungan biaya produksi tersebut.
Contoh Pertama Rumus Biaya Produksi:
Sebuah perusahaan PT. STU bergerak dalam produksi sepatu formal pria. Rupanya dalam kurun waktu satu bulan, mereka mampu memproduksi 2.000 produk sepatu yang dapat langsung digunakan.
Produk ini rencananya akan dipasarkan ke enam toko besar termasuk memasarkan di platform e-commerce. Dalam proses produksi 2.500 produk pakaian maka akan diperlukan:
- Rp40.000.000 – pengadaan bahan baku
- Rp15.000.000 – membayar gaji karyawan
- Rp20.000.000 – iklan dan endorsement
- Rp6.000.000 – biaya kuota internet
- Rp6.000.000 – transport produk ke enam toko besar
- Rp5.000.000 – pengemasan produk
- Rp3.000.000 – pengeluaran gudang penyimpanan
Setelah ditambahkan, semua biaya tersebut akan menghasilkan production cost sebesar Rp95.000.000. Bila dibagi dengan 2.500 unit produk, biaya rata-rata untuk satu buah barang tersebut adalah Rp38.000.
Contoh Kedua Rumus Biaya Produksi:
Contoh lain, sebuah PT DEF perusahaan dalam pengadaan alat rumah tangga. Di awal Agustus, PT DEF memiliki laporan bisnis sebagai berikut:
- Persediaan bahan baku mentah Rp50.000.000
- Bahan baku setengah jadi Rp80.000.000
- Barang jadi yang siap dijual Rp110.000.000
- Pembelian persediaan bahan baku Rp700.000.000
- Biaya pengiriman Rp10.000.000.
- Biaya pemeliharaan mesin Rp8.000.000
- Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi Rp50.000.000
- Sisa bahan baku setengah jadi Rp10.000.000
- Alat rumah tangga siap dijual Rp25.000.000.
Tahap 1:
Bahan baku digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku - saldo akhir bahan baku
80.000.000 + ( 700.000.000 +10.000.000) – 50.000.000 = 740.000.000
Tahap 2:
Total production cost = bahan baku digunakan + tenaga kerja langsung + overhead produksi
135.000.000+ 8.000.000 = 143.000.000
Tahap 3:
Harga pokok produksi = total biaya + saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan
143.000.000 + 80.000.000 – 10.000.000 = 213.000.000
Tahap 4:
Harga pokok produksi = HPP + persediaan barang awal – persediaan barang akhir.
213.000.000 + 110.000.000 – 25.000.000 = 298.000.000
Jadi, harga pokok produksi bulan Agustus adalah Rp298.000.000.
Dengan mengetahui proses dari perhitungan production cost serta contohnya, kamu dapat menentukan berapa seharusnya harga barang yang akan dipasarkan.
Bila ternyata biaya produksi masih terlampau besar, lakukanlah beberapa langkah strategis untuk menekan komponen biaya ini. Misalnya, dengan menghemat pemakaian listrik serta membeli peralatan produksi bekas.
Baca Juga: Operator Produksi: Definisi dan Tugasnya
Kesimpulan
Dengan adanya proses dari perhitungan biaya produksi serta contoh production cost yang memengaruhi perhitungan tersebut, berarti bahwa setiap kebutuhan dan unsur yang mempengaruhi produksi akan menghasilkan biaya.
Bisa dihitung setiap unit produksi atau biaya pokok produksi dalam bulan tersebut. Dalam melakukan perhitungan, kamu harus menurut apa saja yang dilalui dalam proses produksi sehingga sebuah barang bisa dihasilkan.
Jangan hanya menghitung pada biaya langsung karena ada biaya yang tidak langsung. Agar memastikan tidak ada yang terlewat dalam perhitungan, perhatikan tahapan alokasi biaya yang dimasukkan ke dalam perhitungan yang dilakukan.
Setelah membaca artikel tentang biaya produksi ini, sekarang kamu bisa membuka artikel lain agar pengetahuanmu tentang UMKM terus bertambah, Majoopreneurs!