Jawabannya adalah menggunakan perhitungan harga pokok penjualan atau HPP. Menjadi istilah yang wajib untuk dipahami oleh seorang entrepreneur, HPP berperan penting dalam proses pengelolaan aktivitas produksi serta pengembangan bisnis perusahaan. HPP mencakup semua biaya langsung yang terlibat dalam produk manufaktur.
Jika tak dipahami dengan seksama, kamu bisa mengalami kesulitan mengevaluasi pengeluaran pasca produksi. Walau demikian, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa HPP adalah sebuah komponen yang sulit untuk dihitung dan dipahami. Akan tetapi, nyatanya tidak begitu, sebab HPP cukup mudah untuk dipahami.
Selain pengertian HPP, penting untuk memahami rumus hpp adalah, cara menghitung hpp, dan contoh perhitungan hpp perusahaan dagang. Langsung saja, simak informasi mengenai HPP selengkapnya melalui artikel ini.
HPP Adalah…
Secara umum, HPP adalah perhitungan yang dilakukan untuk menentukan laba dan rugi suatu perusahaan. Sementara itu, menurut pencatatan akuntansi, HPP disebut juga dengan cost of good sold (COGS) atau cost of goods manufactured (COGM). Setelah mengolah bahan baku menjadi sebuah produk, perusahaan tentu membutuhkan dana untuk menggaji pekerja dan membayar berbagai biaya yang berhubungan dengan operasional perusahaan. Dengan demikian, perhitungan HPP adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Di sisi lain, dikutip dari buku Ekonomi Peminatan Ilmu-ilmu Sosial yang ditulis oleh Basuki Darsono, HPP adalah biaya yang timbul dari barang yang diproduksi dan dijual dalam kegiatan bisnis, termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. HPP terdapat pada laporan laba rugi sebagai komponen utama dari biaya operasi dan sering disebut sebagai biaya penjualan. Setiap perusahaan menyertakan HPP untuk setiap barang yang dijual sebagai bagian dari keuntungan yang diambil perusahaan.
HPP diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan target pasar yang dituju dan dapat diterima oleh masyarakat. Dengan mengetahui harga pokok produksi, seorang pengusaha dapat menetapkan harga yang memberi perusahaan margin keuntungan yang sehat. Dengan demikian, perusahaan dapat menentukan kapan harga produk tertentu perlu ditingkatkan.
Sementara itu, terdapat pendapat beberapa ahli mengenai pengertian HPP sebagai berikut:
- Bustami dan Nurlela
HPP ( harga pokok penjualan ) adalah harga yang terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok penjualan atau HPP memiliki nilai yang sama dengan biaya produksi jika tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir.
- Raiborn dan Kinney
HPP ( harga pokok penjualan ) adalah total produksi biaya barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke dalam persediaan barang jadi selama periode waktu tertentu.
- Mulyadi
HPP ( harga pokok penjualan ) adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa selama periode waktu tertentu. Dengan kata lain, HPP adalah biaya untuk memperoleh barang jadi yang siap jual.
Contoh biaya yang umumnya termasuk ke dalam HPP adalah sebagai berikut:
- Bahan baku
- Barang yang dibeli untuk dijual kembali
- Biaya pengiriman barang
- Retur dan potongan pembelian
- Diskon perdagangan atau tunai
- Buruh pabrik
- Bagian yang digunakan dalam produksi
- Biaya penyimpanan
- Biaya overhead pabrik
Lantas, apa saja biaya yang tidak termasuk ke dalam HPP ( harga pokok penjualan ) ?
Pengecualian Harga Pokok Penjualan atau HPP Adalah…
Secara garis besar, biaya yang tidak termasuk ke dalam HPP adalah seluruh biaya non operasional (bunga dan belanja modal), biaya penjualan, biaya umum dan administrasi (biaya distribusi kepada pelanggan, sewa kantor, dan iklan), biaya akuntansi dan hukum, serta gaji manajemen. Selain itu, biaya yang tidak termasuk dalam HPP adalah biaya untuk produk yang tetap tidak terjual pada akhir periode tertentu.
Komponen Biaya dalam Perhitungan HPP
Sebelum menentukan harga pokok penjualan atau HPP, seorang pengusaha harus lebih dulu memahami berbagai komponen biaya yang digunakan dalam perhitungan HPP. Secara garis besar, terdapat tiga komponen yang digunakan dalam penghitungan HPP, yaitu sebagai berikut:
1. Persediaan awal barang
Setiap perusahaan wajib memperhatikan dan menghitung jumlah ketersediaan barang. Biasanya, perhitungan persediaan awal barang dilakukan pada awal periode waktu tertentu. Persediaan awal barang menjadi komponen pertama yang harus dihitung sebelum menghitung HPP. Persediaan awal barang berisi stok barang yang tersedia dan yang akan digunakan dalam proses produksi. Menghitung persediaan awal barang menjadi hal yang penting dilakukan untuk menghindari terjadinya kekosongan stok barang.
2. Pembelian bersih
Setiap perusahaan harus terus melakukan pembelian barang dagangan, baik secara tunai maupun kredit. Tujuannya, agar stok barang tetap dalam kondisi aman. Dalam menghitung komponen pembelian bersih, besar biaya transportasi juga wajib diperhatikan, sebab biaya transportasi adalah bagian dari pembelian yang mempengaruhi nominal transaksi pembelian. Begitu pula dengan diskon, potongan, atau retur terhadap barang yang dibeli. Dengan adanya diskon, biaya pembelian bersih otomatis menjadi berkurang.
3. Persediaan Akhir Barang
Persediaan akhir barang disebut juga sebagai stok barang yang tersedia pada akhir periode waktu tertentu. Informasi mengenai persediaan akhir barang dapat diketahui dengan melihat data perusahaan yang telah disesuaikan dan ada pada akhir periode tahun tersebut. Persediaan akhir barang menjadi salah satu komponen perhitungan HPP. Umumnya, tidak semua barang digunakan dalam proses produksi, sehingga terdapat sisa barang yang akan digunakan dalam proses produksi selanjutnya. Sisa barang yang tidak terpakai inilah yang disebut sebagai persediaan akhir barang.
Baca Juga: Memahami Definisi dan Contoh Aktiva dalam Dunia Bisnis
Cara Menghitung HPP
Setelah mengetahui komponen biaya dalam perhitungan HPP, saatnya memahami cara menghitung HPP dengan langkah-langkah berikut ini:
Rumus HPP Adalah…
Untuk menghitung jumlah HPP, terdapat sebuah rumus sederhana yang digunakan dalam sistem akuntansi. Rumus HPP adalah sebagai berikut:
persediaan awal barang + pembelian bersih - persediaan akhir barang
1. Menghitung penjualan bersih
Sebelum menghitung HPP dengan rumus di atas, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung penjualan bersih perusahaan. Penjualan bersih ini merupakan salah satu komponen pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Dalam penjualan bersih, terdapat berbagai komponen perhitungan, seperti penjualan kotor, retur, dan diskon yang diberikan perusahaan. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung penjualan bersih adalah sebagai berikut:
Penjualan bersih = penjualan kotor - (retur penjualan + potongan penjualan)
Penjualan bersih yang dilakukan perusahaan perlu memperhitungkan retur barang yang dilakukan pembeli. Retur akan mengurangi jumlah penjualan bersih, sebab retur menjadi komponen yang merugikan perusahaan.
2. Menghitung pembelian bersih
Langkah selanjutnya adalah menghitung pembelian bersih perusahaan. Dalam perhitungan ini, jangan lupa pula untuk menghitung komponen biaya kirim yang ditanggung perusahaan saat membeli barang. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung pembelian bersih adalah sebagai berikut:
Pembelian bersih = (total pembelian tunai dan kredit + biaya angkut) - (retur pembelian + potongan pembelian)
Persediaan awal barang mengacu pada jumlah barang yang dimiliki perusahaan pada awal periode waktu tertentu. Besarnya persediaan awal juga tergantung pada sisa barang yang tidak terjual atau digunakan pada proses produksi pada periode sebelumnya.
3. Menghitung HPP
Setelah semua komponen terpenuhi, langkah terakhir adalah dengan menghitung HPP sesuai dengan rumus yang sudah tercantum di atas. Tidak sembarangan, terdapat banyak langkah yang perlu dilakukan dalam menghitung HPP. Dengan demikian, perhitungan HPP harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati untuk menghindari kesalahan yang berakibat fatal. Setelah menghitung HPP sesuai dengan rumus yang sudah tercantum di atas, lanjutkan dengan menghitung HPP sesuai dengan persamaan yang ada, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Harga pokok penjualan = persediaan barang - persediaan akhir
Tidak hanya perusahaan secara umum, cara menghitung HPP di atas juga dapat diterapkan pada perusahaan dagang.
Baca Juga: Cara Menghitung Laba Rugi Bisnis dengan Laporan Laba Rugi
Contoh Perhitungan HPP Perusahaan Dagang
Contoh perhitungan HPP perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
Sebuah perusahaan yang menjual perkamen sedang menyusun laporan keuangan akhir tahun dengan informasi sebagai berikut:
- Persediaan awal barang tahun 2020: 000.000
- Pembelian baru selama tahun 2020: 000.000
- Persediaan akhir barang tahun 2020: 000.000
Dengan demikian, perhitungan HPP perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
HPP = pembelian bersih + persediaan awal barang - persediaan akhir barang
HPP = Rp800.000.000 + Rp500.000.000 - Rp600.000.000
HPP = Rp700.000.000
Dengan demikian, selama tahun 2020 perusahaan tersebut berhasil menjual barang dagangannya sebesar Rp700.000.000.
Untuk mendapatkan HPP yang akurat, dibutuhkan laporan neraca lajur yang tepat agar pengumpulan harga pokok sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, harga yang ditetapkan oleh kompetitor juga bisa menjadi bahan pertimbangan. Tetapi, sebagai seorang usaha, tentu kamu bisa mengambil nilai yang sesuai dengan kualitas produk dan beberapa pertimbangan seperti di atas.
Pentingnya Melakukan Perhitungan HPP
Setelah memahami cara dan contoh perhitungan HPP, sebenarnya apa sih pentingnya melakukan perhitungan HPP?
1. Menghitung margin laba kotor
Untuk menghitung berapa besar margin laba kotor, ketahui lebih dulu harga pokok penjualan yang kamu miliki. Margin laba kotor atau gross profit margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan dengan mengetahui jumlah uang yang tersisa dari penjualan setelah dikurangi HPP. Margin laba kotor dapat dihitung dengan mengurangi HPP dari total pendapatan, kemudian membagi hasilnya dengan total pendapatan.
2. Menentukan harga jual
Menetapkan harga jual untuk produk dapat menjadi salah satu hal yang sulit dilakukan dalam menjalankan bisnismu. Jika harganya terlalu tinggi, tidak ada orang yang akan tertarik dengan produk yang ditawarkan. Sebaliknya, jika terlalu rendah, kamu akan sulit untuk mendapatkan keuntungan. Menetapkan harga jual yang sesuai dapat dilakukan jika kamu melakukan perhitungan HPP dengan akurat. Sebab, kamu akan tahu berapa banyak barang yang harus dijual untuk menutupi pengeluaran, seperti gaji pekerja dan pemasaran.
3. Efisiensi produk
Dengan menghitung dan melihat gambaran keseluruhan HPP, susunan laporan akuntansi tentu menjadi lebih rinci. Hal tersebut dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi produksi produk. Selain itu, kamu juga dapat menemukan cara untuk membuat proses produksi menjadi lebih cepat.
4. Bedakan antara biaya langsung dan tidak langsung
Memahami dan melakukan perhitungan HPP dengan benar juga dapat membantu mengetahui perbedaan antara biaya langsung dan tidak langsung. Contoh biaya langsung dalam perusahaan adalah biaya produksi dan biaya bahan baku. Sementara itu, biaya tidak langsung meliputi biaya overhead pabrik dan biaya operasional. Lebih rinci, contoh biaya tidak langsung adalah sebagai berikut:
- Biaya sewa
- Gaji pekerja
- Biaya pemasaran
- Biaya hukum dan akuntansi
- Pajak
Baca Juga: Gross Profit: Dari Rumus Hingga Cara Menghitung Gross Profit
Penutup
Itulah beberapa hal yang harus diketahui mengenai harga pokok penjualan atau HPP. Mulai dari pengertian HPP, pengecualian HPP, komponen biaya dalam perhitungan HPP, cara menghitung HPP, rumus HPP adalah, contoh perhitungan HPP perusahaan dagang, dan pentingnya melakukan perhitungan HPP.
Sebagai seorang entrepreneur yang berkecimpung di dunia bisnis, memahami cara melakukan perhitungan HPP tentu menjadi hal yang sangat penting. Selain itu, menambah wawasanmu dengan berbagai informasi yang berkaitan dengan bisnis jelas perlu dilakukan. Langsung temukan informasi yang kamu butuhkan di sini.
Jangan ragu untuk terus melangkahkan bersama majoo yang setia menemani perjalanan bisnismu. Yuk berlangganan sekarang dan manfaatkan berbagai fiturnya!