Biaya tenaga kerja langsung adalah elemen penting dalam perhitungan rugi laba serta terkait langsung dengan proses produksi.
Jenis biaya yang satu ini dianggap krusial sebab menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam perhitungan biaya produksi. Untuk memahaminya, mari simak artikel ini sampai selesai!
Pengertian Biaya Tenaga Kerja Langsung
Sebagian dari kamu mungkin sudah akrab dengan istilah biaya tenaga kerja langsung. Namun, beberapa di antara kamu mungkin lebih familier dengan sebutan asingnya, yaitu direct labor cost. Keduanya memiliki arti yang sama.
Jadi, apa yang dimaksud dari biaya tenaga kerja langsung? Biaya tenaga kerja langsung adalah semua imbal yang dibayarkan perusahaan kepada pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi.
Jadi, upah atau gaji karyawan yang menangani proses produksi termasuk direct labor cost. Jika komponen gaji tersebut terdiri dari gaji pokok dan tunjangan, nominal tunjangan tersebut juga masuk ke dalam direct labor cost.
Selain itu, asuransi kesehatan, dana pensiun, dan jaminan sosial juga dapat termasuk ke dalam direct labor cost.
Sampai sini tentu kamu sudah tidak bingung lagi bila ditanya apa saja yang termasuk biaya tenaga kerja langsung? Upah dan gaji pekerja yang terlibat langsung dalam produksi, termasuk di dalamnya tunjangan, asuransi kesehatan, dana pensiun, dan lain-lain.
Manfaat Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung
Perhitungan atau penganggaran direct labor cost perlu dilakukan sebab penganggaran tersebut dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, antara lain:
-
Pemanfaatan Tenaga Kerja yang Lebih Efisien
Perencanaan yang matang akan memberikan gambaran rinci terkait jumlah dan proses operasional, termasuk proses produksi.
Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya atau tenaga kerja pun dapat dilakukan secara efisien sehingga meminimalkan risiko kerugian perusahaan.
-
Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) Lebih Cepat
Perhitungan anggaran direct labor cost akan memengaruhi biaya lain, misalnya biaya overhead dan bahan baku.
Seperti yang sudah diketahui, ketiga komponen tersebut menjadi dasar perhitungan harga pokok produksi. Dengan perhitungan dan pembuatan anggaran direct labor cost, harga pokok produksi dapat dihitung dengan lebih cepat.
Baca juga: Memahami HPP: Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Melalui perhitungan harga pokok produksi, perusahaan bisa membuat estimasi harga jual produk yang tepat.
-
Sebagai Alat Bantu Monitoring
Anggaran direct labor cost dapat digunakan sebagai alat bantu monitoring. Karena telah tercantum dalam anggaran, tim dalam perusahaan akan berusaha memenuhi target tersebut.
Penyusunan anggaran tenaga kerja biasanya meliputi beberapa hal, mulai dari perencanaan lama waktu produksi yang dibutuhkan hingga upah yang harus dibayarkan berdasarkan jenis produk yang dihasilkan.
Cara Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung
Dalam menentukan direct labor cost, perusahaan biasanya menggunakan rumus biaya tenaga kerja langsung seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Secara umum, rumus perhitungan biaya tersebut mencakup perhitungan tingkat upah karyawan pada periode tertentu dan total jam kerja yang dilakukan oleh pekerja tersebut.
Dengan demikian, ada beberapa komponen yang perlu kamu pahami saat akan menghitung direct labor cost, antara lain:
- Jumlah dan jenis barang yang diproduksi
- Jam kerja yang dibutuhkan tenaga kerja langsung untuk memproduksi setiap unit barang
- Durasi produksi barang
- Tingkat upah rata-rata per jam tenaga kerja langsung
Adapun satuan yang sering digunakan untuk menghitung biaya tenaga kerja langsung adalah jam buruh langsung atau direct labor hours (DLH). Nilai DLH dapat diperoleh dengan menerapkan rumus direct labor cost yang paling sederhana, yaitu:
DLH = Total jam kerja x Tingkat upah tenaga kerja
Di samping rumus tersebut, kamu juga bisa menerapkan cara menghitung biaya tenaga kerja langsung lainnya seperti di bawah ini.
BTKL = Upah per jam x Lama waktu pekerjaan
Selain itu, kamu juga bisa menghitung biaya tenaga kerja langsung per unit, dengan cara berikut ini.
BTKL = Upah per unit x Jumlah unit yang diproduksi
Mengacu pada rumus di atas, maka kamu perlu mengetahui beberapa komponen perhitungan, di antaranya:
- Besaran upah rata-rata per jam
- Besaran upah rata-rata per unit
- Jumlah unit yang diproduksi
- Jam kerja pegawai
Perlu diingat bahwa tidak semua biaya pekerja di bagian produksi masuk ke dalam biaya tenaga kerja langsung.
Sebagai contoh, gaji satpam yang bertugas menjaga keamanan site produksi tetap tidak masuk dalam direct labor cost sebab petugas keamanan tersebut tidak terlibat secara langsung di dalam proses produksi.
Contoh Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Supaya bisa lebih memahami direct labor cost, mari amati contoh biaya tenaga kerja langsung berikut ini.
Anggap saja, kamu menjual frozen shumai untuk dijual ke swalayan lokal. Kamu mempekerjakan karyawan A untuk membuat shumai dan karyawan B untuk mengemas produk tersebut.
Upah karyawan A ialah Rp500 per bungkus. Untuk setiap bungkus, karyawan A perlu membuat 10 potong shumai.
Sementara itu, karyawan B bertugas mengemas shumai yang sudah jadi dengan upah Rp10.000 per jam.
Dalam satu hari, karyawan A berhasil membuat 500 bungkus shumai, sedangkan karyawan B bekerja selama 8 jam. Berdasarkan ilustrasi di atas, cara menghitung biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut.
- BTKL karyawan A
BTKL per unit = Upah per unit x Jumlah unit yang diproduksi
BTKL per unit = Rp500 x 500
BTKL per unit = Rp250.000
Jadi, biaya tenaga kerja langsung untuk karyawan A ialah Rp250.000.
- BTKL karyawan B
BTKL per jam = Upah per jam x Lama waktu pengerjaan
BTKL per jam = Rp10.000 x 8
BTKL per jam = Rp80.000
Dengan demikian, biaya tenaga kerja langsung untuk karyawan B sebesar Rp80.000.
Jurnal Biaya Tenaga Kerja Langsung
Seperti yang sudah diketahui, jurnal adalah laporan keuangan yang digunakan untuk mencatat seluruh bukti transaksi dalam satu periode keuangan. Maka dari itu, kamu juga perlu membuat jurnal biaya tenaga kerja langsung.
Baca juga: Mengenal Beragam Contoh Jurnal Umum dalam Dunia Bisnis
Beberapa dari kamu mungkin ada yang bertanya, bagaimana membuat pencatatan direct labor cost? Salah satunya, kamu bisa mencatatnya dalam jurnal dengan metode perpetual.
Supaya kamu memperoleh gambaran yang lebih jelas, langsung simak pembahasan di bawah ini.
Untuk mengetahui besarnya biaya tenaga kerja langsung, kamu bisa melihatnya di catatan daftar upah dan gaji pada periode tertentu. Dalam pencatatan direct labor cost tertulis sebagai berikut ini.
- Pada saat proses produksi dimulai, perusahaan memiliki utang gaji kepada para tenaga kerja. Maka dari itu, tahap pertama yang perlu kamu lakukan ialah mencatat utang gaji dan upah yang dibebankan pada gaji dan upah.
- Pada saat pekerjaan selesai, perusahaan membayar gaji kepada tenaga kerja sehingga utangnya akan dihapuskan.
- Pencatatan gaji dan upah yang sudah dibayar menjadi beban produksi.
Anggap saja, selama Agustus 2022 perusahan mengeluarkan upah tenaga kerja langsung Rp6.700.000 dan upah tenaga kerja tidak langsung sebanyak Rp2.750.000.
Berdasarkan kejadian tersebut, pencatatan ke dalam jurnal dilakukan seperti di bawah ini.
Semoga pembahasan di atas membantumu untuk memahami biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian, beban atau biaya produksi dapat dioptimalkan dan dikelola secara efisien.
Agar pengelolaannya efisien, kamu perlu memastikan pencatatan atau laporan keuangan terkait direct labor cost selalu rapi dan terdokumentasi dengan baik.
Tak hanya bagi manufacturer business, pencatatan keuangan perlu dilakukan oleh setiap bisnis. Bagaimana bila skala bisnismu kecil atau kamu masih kebingungan dalam membuat laporan keuangan? Pastikan kamu menggunakan aplikasi POS yang dilengkapi laporan keuangan, ya!