Jika dalam jurnal khusus ada empat jenis jurnal yang harus dibuat, lalu sebenarnya ada berapa, sih, contoh jurnal umum yang harus dipahami oleh pemilik usaha dalam menjalankan bisnisnya? Lebih lanjut lagi, apa sebenarnya maksud dari jurnal umum itu sendiri?
Bagi pelaku usaha, memahami setiap jenis laporan keuangan yang dibuat merupakan sesuatu yang penting dan tak boleh sampai terabaikan. Bagaimanapun juga, laporan keuangan merupakan salah satu dasar pertimbangan yang kerap digunakan saat menyusun strategi bisnis.
Tanpa memahami pengertian yang tepat dari setiap laporan keuangan, misalnya saja jurnal umum, tentu akan sulit untuk menyediakan laporan-laporan keuangan tersebut, kan? Masalahnya, apabila laporan keuangan dibuat secara asal-asalan, tentu laporan tersebut tak bisa digunakan untuk menggambarkan kondisi bisnis secara valid.
Agar terhindar dari kekacauan tersebut dan mampu merancang strategi bisnis yang tepat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, sehingga strategi bisnis pun bisa disusun dengan lebih tepat, mari kita bahas bersama-sama serba-serbi terkait jurnal umum!
Pengertian Contoh Jurnal Umum
Secara umum, jurnal umum adalah sebuah laporan keuangan yang digunakan untuk mencatat seluruh bukti transaksi pada sebuah periode keuangan. Menariknya, dalam jurnal ini, seluruh transaksi yang dilakukan akan dicatat secara kronologis, sehingga pemilik usaha dapat dengan mudah mengetahui transaksi yang dilakukan paling awal pada suatu periode keuangan, dan juga transaksi yang terakhir dilakukan dalam periode tersebut.
Karena sifatnya yang kronologis ini, jurnal umum kerap digunakan pada perusahaan jasa. Alasannya sebenarnya cukup sederhana, karena dalam perusahaan jasa, seluruh transaksi memang dilakukan secara kronologis atau sesuai dengan urutan waktu terjadinya.
Karakter ini jelas berbeda dengan jurnal khusus yang lebih sering digunakan dalam perusahaan dagang, karena setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan dagang umumnya terjadi secara berulang dengan intensitas yang juga tinggi, sehingga pencatatan keuangan akan menjadi kurang efisien jika dilakukan secara kronologis menggunakan jurnal umum.
Dengan demikian, pencatatan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan jasa dapat menjadi contoh jurnal umum yang baik karena mampu menunjukkan transaksi sesuai dengan waktu terjadinya.
Baca juga: Perbedaan Jurnal Retur Pembelian dan Jurnal Retur Penjualan
Kapan dan Bagaimana Sebaiknya Jurnal Umum Dibuat?
Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, penyusunan jurnal umum memiliki sifat kronologis atau historis. Dengan demikian, waktu terbaik untuk mencatatkan suatu transaksi pada jurnal umum adalah sesegera mungkin setelah transaksi tersebut terjadi. Dengan demikian, pemilik usaha pun dapat terhindari dari risiko kesalahan pencatatan atau bahkan risiko adanya transaksi yang tidak tercatat dalam jurnal umum.
Agar pembuatan jurnal umum dapat dilakukan secara akurat, cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan memeriksa terlebih dahulu bukti transaksi yang dimiliki seperti nota, faktur, kuitansi, maupun beragam bukti pembayaran lainnya yang sah. Kemudian, berdasarkan bukti transaksi tersebut, pemilik usaha dapat menentukan jenis akun keuangan yang dipengaruhi sehingga transaksi tersebut pun dapat digolongkan sebagai harta, utang, atau justru modal.
Selanjutnya, pemilik usaha dapat menambahkan atau mengurangi jumlah yang tertera pada akun keuangan yang dipengaruhi sesuai dengan nilai transaksi yang ada pada setiap bukti transaksi. Pastikan untuk tidak melakukan kesalahan agar laporan keuangan yang dibuat pun dapat tetap valid.
Ingat selalu bahwa dalam penyusunan laporan keuangan apa pun, jumlah debit dan juga kredit umumnya dapat diseimbangkan atau disetarakan nilainya. Apabila terjadi kesalahan pencatatan, tentunya akan muncul selisih antara jumlah saldo pada debit dan juga kredit. Jika situasi ini terjadi, periksa kembali bukti transaksi yang dimiliki dan cocokkan dengan catatan keuangan yang sudah dibuat.
Penyusunan jurnal umum dinyatakan selesai ketika seluruh transaksi yang terjadi sudah dicatat sesuai dengan akun keuangannya masing-masing. Karenanya, terkadang jurnal umum perlu diperiksa kembali ketika periode keuangan yang berjalan telah berakhir untuk memastikan semua transaksi yang pernah dilakukan dalam periode tersebut benar-benar tercatat dengan tepat.
Baca juga: Ketahui Jenis, Contoh, dan Cara Membuat Jurnal Pembelian
Komponen Utama dalam Jurnal Umum
Berbeda dengan jurnal khusus, dalam jurnal umum kita tidak perlu repot membuat jurnal pembelian, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan, dan juga jurnal penerimaan kas, karena jurnal umum memiliki komponen yang berbeda dengan jurnal khusus.
Ingat kembali bahwa jurnal khusus umumnya diterapkan dalam perusahaan dagang karena banyaknya transaksi serupa yang dilakukan berulang dengan intensitas yang tinggi, sehingga pemilik usaha pun harus mengelompokkan transaksi-transaksi tersebut sesuai dengan akun keuangan yang dipengaruhinya. Dalam jurnal umum, situasi ini tidak akan ditemukan karena minimnya transaksi berulang sehingga laporan keuangan dapat dibuat secara kronologis agar lebih efektif.
Pun demikian, jurnal umum tetap memiliki dua komponen utama yang dapat membantu pemilik usaha dalam mengelola keuangan bisnisnya, yaitu kolom debit dan kolom kredit. Apabila jurnal umum tidak disertai dengan kedua kolom ini, fungsinya pun akan berubah dari semula dan tidak dapat digunakan sebagaimana fungsinya.
1. Kolom Debit
Dalam contoh jurnal umum perusahaan jasa, kolom debit digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang membuat pemilik usaha mengalami uang seperti pendapatan yang diterima dari jasa atau aktivitas keuangan lainnya.
Umumnya, transaksi-transaksi yang tercatat dalam kolom debit tergolong sedikit secara jumlah, tetapi jika dilihat dari nilai transaksinya, bisa jadi lebih besar dari perubahan yang terjadi pada kolom kredit per transaksinya. Kondisi ini terjadi karena umumnya kolom debit diisi dengan penerimaan pendapatan dari jasa yang ditawarkan kepada pelanggan yang nilainya akan lebih besar dibanding beban biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan jasa tersebut.
2. Kolom Kredit
Berbeda dengan kolom debit, kolom kredit digunakan untuk mencatat segala jenis transaksi yang akan mengurangi uang pemilik usaha. Umumnya, transaksi-transaksi yang akan mengubah nilai dari kolom kredit merupakan transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kewajiban pemilik usaha dalam menyediakan jasa yang ditawarkannya.
Dalam contoh jurnal umum perusahaan jasa, kita akan kerap menemukan banyak sekali transaksi yang dicatatkan dalam kolom kredit dibandingkan dengan transaksi-transaksi yang dicatatkan dalam kolom debit. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, hal ini terjadi karena ada banyak sekali transaksi atau kewajiban yang harus diselesaikan oleh pemilik usaha dalam menyediakan suatu jasa, sementara pembayaran untuk jasa tersebut akan dilakukan dalam satu waktu atau aktivitas saja.
Misalnya saja, bagi pemilik usaha yang bergerak di bidang usaha jasa pengiriman, pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan dan tercatat dalam kolom debit akan terjadi satu waktu saja sehingga bisa dicatatkan dalam satu posting keuangan. Akan tetapi, untuk menyediakan jasa pengiriman tersebut, pemilik usaha harus membayar biaya kurir, biaya perjalanan, bahkan biaya kargo jika barang yang dikirimkan berukuran besar atau memiliki tujuan pengiriman yang jauh.
Dari ilustrasi tersebut, kita akan mendapati beberapa posting pengeluaran yang perlu dicatatkan dalam kolom kredit, sekalipun penerimaan pendapatannya hanya dicatatkan dalam satu posting saja. Pun demikian, umumnya transaksi-transaksi yang tercatat dalam kolom kredit ini memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan transaksi pada kolom debit.
Contoh Jurnal Umum Perusahaan Jasa
Setelah memahami penggunaan kolom debit dan juga kolom kredit yang menjadi komponen utama jurnal umum, kita bisa melihat contoh jurnal umum perusahaan jasa berikut untuk mengetahui penerapannya!
PT Maju Bersama Jurnal Umum |
||||
Tanggal |
Keterangan |
Ref |
Debit |
Kredit |
16 Januari 2022 |
Pendapatan Jasa |
Rp30.000.000 |
||
25 Januari 2022 |
Gaji Karyawan |
Rp15.000.000 |
||
25 Januari 2022 |
Biaya Listrik dan Air |
Rp1.000.000 |
||
27 Januari 2022 |
Biaya Komunikasi |
Rp2.000.000 |
||
31 Januari 2022 |
Pemeliharaan Mesin |
Rp5.000.000 |
||
Total |
Rp30.000.000 |
Rp23.000.000 |
Seperti yang bisa kita lihat bersama dalam contoh jurnal umum perusahaan jasa di atas, terdapat kolom tanggal yang menunjukkan tanggal terjadinya transaksi sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Artinya, transaksi yang lebih dahulu dilakukan dilakukan akan dicatatkan di atas sementara berurutan di bawahnya merupakan transaksi-transaksi yang terjadi setelahnya.
Karakter ini merupakan ciri khas dari jurnal umum yang memang dilakukan secara kronologis. Karakter ini akan dengan mudah kita temukan dalam contoh jurnal umum dan buku besar karena kedua laporan keuangan tersebut memang memiliki kesamaan fungsi.
Contoh Jurnal Umum dan Buku Besar
Dalam contoh jurnal umum dan buku besar, sebenarnya tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok karena pada dasarnya, jurnal umum dapat difungsikan sebagai referensi dalam menyusun buku besar atau penanda bahwa transaksi-transaksi yang tercatat dalam jurnal umum merupakan transaksi yang juga sudah dicatatkan ke dalam buku besar.
Secara fungsi, kedua laporan keuangan ini memiliki fungsi yang hampir mirip karena pada dasarnya, buku besar merupakan laporan keuangan yang mencatatkan seluruh transaksi yang pernah terjadi dari awal hingga akhir sebelum diolah menjadi berbagai laporan keuangan lain yang dibutuhkan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, saat melihat contoh jurnal umum dan buku besar, mungkin kita tidak akan melihat perbedaan yang terlalu mencolok, meski bukan berarti kita dapat membuat buku besar secara asal. Pencatatan keuangan yang akurat di setiap transaksinya tetap dibutuhkan dalam jurnal umum maupun buku besar agar kita dapat melihat dengan jelas kondisi keuangan bisnis dan juga transaksi-transaksi yang memengaruhi perubahan nilainya.
Agar penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan dengan seakurat mungkin sesuai dengan contoh jurnal umum yang telah kita bahas bersama, pelaku usaha dapat memanfaatkan fitur keuangan dari aplikasi majoo yang dapat mencatat seluruh transaksi yang terjadi secara akurat dan otomatis, segera setelah transaksi tersebut dilakukan.
Tidak ingin mengalami kepusingan dalam menyusun laporan keuangan? Segera berlangganan layanan aplikasi majoo!
Baca juga: Perusahaan Jasa adalah: Definisi, Jenis, dan Contohnya