Fenomena thrifting atau membeli barang bekas semakin populer di kalangan anak muda.
Istilah thrifting dalam Bahasa Inggris berasal dari kata 'thrift' yang artinya hemat. Saat ini, praktik thrifting mengacu pada kegiatan mencari barang dengan harga terjangkau, tapi tetap berkualitas.
Kegiatan thrifting biasanya dilakukan untuk mencari barang unik atau vintage, serta menjadi upaya untuk menjaga lingkungan dengan mengurangi konsumsi barang baru dan memanfaatkan barang yang sudah ada.
Apa Itu Bisnis Thrifting?
Bisnis thrifting model bisnis yang fokus pada aktivitas jual dan beli barang bekas.
Biasanya, barang-barang bekas dibeli di pasar loak, toko barang besar, atau di toko daring, lalu dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Bisnis thrifting semakin populer karena semakin banyak orang yang tertarik pada barang-barang unik, ramah lingkungan, dan bernilai jauh lebih rendah ketimbang barang baru.
Baca Juga: 11+ Cara Memulai Bisnis Thrift Shop Raih Cuan
Ciri-ciri bisnis thrifting
1. Produk bekas: Barang yang dijual biasanya sudah pernah dipakai sebelumnya, tetapi kondisinya masih layak pakai.
2. Harga terjangkau: Bisnis thrifting biasanya menawarkan harga yang lebih murah daripada produk baru karena barang yang dijual bukan produk baru.
3. Keberagaman produk: Tidak hanya pakaian bekas, bisnis thrifting juga bisa mencakup barang-barang bekas pakai lain, seperti buku, barang elektronik, hingga barang-barang antik.
4. Sustainability (Keberlanjutan): Bisnis thrifting mendukung gaya hidup ramah lingkungan dengan mengurangi sampah dan daur ulang barang yang masih berguna.
5. Kualitas produk: Meskipun sudah bekas, barang yang dijual masih memiliki kualitas baik, terutama jika barang tersebut merupakan produk branded.
Modal Bisnis Thrifting
Sebelum memulai bisnis thrifting, kamu harus mempertimbangkan modal bisnis. Berikut adalah beberapa aspek modal yang perlu dipertimbangkan saat memulai bisnis thrifting:
1. Modal untuk Pengadaan Barang
Modal utama dalam bisnis thrifting adalah untuk membeli barang-barang bekas. Barang bekas bisa meliputi pakaian, sepatu, aksesori, furnitur, elektronik, atau barang bekas lainnya.
Ketika memulai, kamu tidak perlu membeli barang dalam jumlah besar, tetapi pilih barang berkualitas yang sedang diminati. Kamu bisa menyiapkan modal mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk pengadaan barang.
2. Biaya Pengangkutan dan Penyimpanan
Jika kamu membeli barang dalam jumlah besar dari lokasi yang berbeda, kamu perlu mempertimbangkan biaya pengangkutan. Jika Anda membeli barang dalam jumlah banyak, kamu juga perlu menyiapkan tempat penyimpanan yang cukup dan layak.
3. Biaya Pembersihan dan Perawatan
Barang-barang bekas sering kali memerlukan pembersihan, perbaikan, hingga penataan ulang sebelum dijual kembali. Hal ini juga memerlukan modal untuk untuk membeli bahan pembersih atau alat perbaikan.
4. Biaya Platform dan Pemasaran
Jika kamu berencana menjual barang bekas secara online, maka perlu mempersiapkan modal untuk biaya pemasaran dan pengelolaan platform, seperti biaya berlangganan platform jual beli online, biaya iklan atau promosi.
Untuk menghemat biaya, kamu juga bisa memanfaatkan media sosial, tetapi perlu konsistensi dalam posting dan engagement.
5. Biaya Pengemasan dan Pengiriman
Jika menjual barang secara online, kamu juga perlu mempertimbangkan biaya pengemasan, yang meliputi box, bubble wrap, kantong plastik, dan sebagainya. Kamu juga harus menyiapkan modal untuk mengirim barang ke pelanggan.
7. Biaya Administrasi dan Legalitas
Untuk membawa bisnismu lebih profesional, kamu mungkin perlu mendaftarkan usahamu secara resmi. Biaya-biaya yang perlu diperhitungkan termasuk biaya pendaftaran usaha, izin usaha, dan pajak.
Estimasi Keuntungan Bisnis Thrifting
Modal Awal: Rp 2.500.000 – Rp 5.000.000.
Pendapatan Bulanan (dengan 100 barang terjual): Rp 15.000.000.
Keuntungan Bersih: Rp 3.500.000 – Rp 7.500.000 per bulan (tergantung pada markup dan biaya operasional).
Tips Sukses Jalani Bisnis Thrifting
Apa saja yang harus disiapkan untuk memulai bisnis thrifting? Berikut langkah-langkahnya:
1. Penelitian Pasar
Modal penting sebelum memulai bisnis thrifting adalah memahami tren pasar dan minat konsumen. Misalnya, mencari barang sedang populer. Lakukan riset pasar melalui media sosial, pasar online, atau toko barang bekas untuk melihat produk mana yang paling dicari.
2. Sumber Barang
Langkah berikutnya adalah mencari barang bekas berkualitas yang akan dijual. Barang bekas berkualitas dapat ditemukan di pelelangan barang bekas (pasar loak, atau thrift stores), donasi atau sumbangan, platform online jual beli barang bekas, atau bekerjasama dengan penyedia barang bekas.
3. Pengecekan Kualitas
Setelah mendapatkan barang-barang bekasnya, kamu harus memastikan barang yang dijual masih dalam kondisi baik. Untuk pakaian, pastikan tidak ada noda atau kerusakan serius.
4. Penentuan Harga
Cari tahu harga pasar barang sejenis di toko thrifting lain atau platform jual beli barang bekas untuk menentukan harga yang tepat.
5. Membangun Platform Penjualan
Tentukan tempat menjual barang thrifting yang kamu inginkan, mulai dari toko fisik atau kios, e-commerce, media sosial, hingga pasar online khusus barang bekas.
6. Pemasaran dan Branding
Dalam bisnis apa pun, penting untuk menciptakan citra yang kuat dan menarik. Kamu bisa mempromosikan barang-barang yang dijual dengan foto-foto berkualitas tinggi, memberikan deskripsi menarik, dan memperkenalkan konsep dari barang yang Anda jual.
7. Membangun Relasi dengan Pelanggan
Setelah mendapatkan pembeli, jaga hubungan baik dengan mereka agar mereka kembali membeli barang yang kamu jual. Berikan layanan yang baik dan tanggap. Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk memberikan bonus pada pelanggan setiap.
Kesimpulan
Bisnis thrifting menjadi bidang yang menjanjikan, mengingat minat konsumen membeli barang berkualitas baik dengan harga rendah. Kamu juga bisa memulai bisnis thrifting dengan modal yang relatif rendah, sehingga cocok untuk pemula.
Meski begitu, kamu harus memperhatikan langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum memulai bisnis thrifting.
Temukan solusi untuk bisnismu di aplikasi majoo. Cocok digunakan untuk berbagai jenis bisnis, seperti bisnis F&B, Franchise (Waralaba), Toko Retail, Salon, Laundry, Bengkel, Cuci mobil, Online shop, termasuk bisnis thrifting. Unduh majoo sekarang!