Apakah kamu familier dengan istilah capex? Kepanjangan capex adalah capital expenditure, yaitu salah satu jenis pengeluaran perusahaan yang skalanya sudah besar.
Sebagai salah satu jenis pengeluaran, anggaran capex perusahaan umumnya bernilai besar. Karena itu, perlu dihitung dan direncanakan dengan baik. Namun, sebelum membahas perhitungannya, mari kita kenali lebih pengertiannya terlebih dahulu!
Pengertian Capex
Apa itu capex dalam laporan keuangan? Capital expenditure atau capex adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli, merawat, atau memperbaiki aset jangka panjang yang berperan dalam keberlangsungan bisnis.
Aset yang dimaksud dalam konteks ini ialah aset tetap yang bukan untuk dijual kembali pada kemudian hari. Aset tersebut digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi atau jangka panjang. Bahkan, kadang aset yang dimaksud digunakan selama perusahaan beroperasi.
Baca juga: Aset Tetap adalah: Karakteristik, Jenis, dan Contohnya
Umumnya, biaya capex dikeluarkan ketika awal perusahaan beroperasi. Akan tetapi, suatu perusahaan mungkin saja mengeluarkan biaya capex saat sudah berjalan. Salah satu momen pengeluaran capex terjadi biasanya saat perusahaan memulai suatu proyek baru untuk meningkatkan profit.
Sebut saja, perusahaan telekomunikasi perlu membuat anggaran biaya capex setiap beberapa periode untuk melakukan perluasan jaringan. Dengan begitu, perusahaan dapat menjangkau lebih banyak konsumen sehingga ada potensi kenaikan pendapatan perusahaan.
Tidak heran bila capex kerap disebut sebagai pengeluaran untuk investasi perusahaan. Pasalnya, aset hasil pembelanjaan dana tersebut memang mendukung operasional perusahaan agar makin optimal.
Fungsi Capex
Perhitungan capex tentu berkaitan erat dengan laporan keuangan. Namun, setelah menilik pengertian di atas, tentu kamu pun sudah menangkap adanya fungsi capex yang lain bagi perusahaan. Inilah fungsinya!
-
Acuan jangka panjang untuk perusahaan
Fungsi pertama capex ialah sebagai acuan penting perusahaan untuk memperhitungkan biaya jangka panjang.
Selain itu, melihat nilai capex dalam laporan keuangan bisa memberikan strategi tambahan untuk perusahaan agar bisa lebih mengembangkan bisnis pada masa yang akan datang.
-
Investasi masa depan
Seperti telah disebutkan sebelumnya, capex merupakan investasi masa depan bagi perusahaan. Alokasi capex umumnya berupa aset atau alat produksi yang diharapkan bisa memberikan keuntungan untuk perusahaan.
Walaupun pengeluaran perusahaan relatif besar di awal, biaya tersebut akan terganti dengan keuntungan yang mungkin diperoleh perusahaan pada waktu mendatang.
Di samping sebagai investasi perusahaan, capex juga bisa menarik investor. Mengapa demikian? Dalam kacamata investor, perusahaan yang memiliki pengeluaran capex memiliki potensi menjanjikan dan dianggap masih akan terus berkembang.
-
Depresiasi
Depresiasi adalah penurunan nilai suatu barang atau aset seiring berjalannya waktu. Jika penurunan nilai tersebut terlalu tinggi, perusahaan bisa mengalami kerugian.
Perhitungan capex menjadi salah satu langkah pencegahan agar depresiasi tidak membawa kerugian bagi perusahaan.
Depresiasi akan memengaruhi besaran modal maksimal yang bisa dikeluarkan oleh perusahaan. Karena itu, perusahaan harus mampu memperhitungkan pembelanjaan aset agar dapat memperoleh keuntungan dari modal yang telah dikeluarkan.
-
Memahami pengeluaran tertinggi
Memperhitungkan nilai capex akan membantu perusahaan memeriksa besaran pengeluaran untuk membeli aset. Tentunya, nominal bujet pembelian aset tersebut tidak kecil
Menyadari tingginya biaya capex bisa membuat perusahaan lebih cermat menentukan langkah-langkah bisnis sebab harus ada pengembalian atas biaya tersebut.
Tak hanya itu, kamu juga jadi memiliki perkiraan besaran biaya yang harus dikeluarkan pada masa depan jika perusahaan membeli aset yang sama.
Jenis dan Contoh Capex
Mengacu pada definisi capex di atas, biaya tersebut dapat dikeluarkan perusahaan untuk membeli, merawat, atau memperbaiki aset jangka panjang. Dengan kata lain, jenis dan contoh capex dalam aktivitas perusahaan tentu beragam.
Di samping itu, waktu pengeluaran dana tersebut pun berbeda-beda. Mungkin perusahaan mengeluarkannya pada awal operasional atau setelah perusahaan berjalan. Ada pula perusahaan yang perlu mengeluarkan biaya capex setiap beberapa periode.
Nah, untuk memahaminya, mari simak jenis capex serta contohnya di bawah ini!
-
Equipment Replacement
Aset yang dimanfaatkan perusahaan untuk kegiatan operasional tentu bisa rusak. Nah, biaya capex salah satunya dikeluarkan untuk equipment replacement atau mengganti aset lama yang rusak.
Salah satu contohnya, perusahaan perlu membeli unit mesin baru agar operasional tetap berjalan lancar sebab mesin lama rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.
Selain mengganti aset lama yang rusak, jenis capex yang satu ini juga mencakup pemenuhan kebutuhan baru industri.
-
Expansion Generated by New Product
Untuk meningkatkan pendapatan, perusahaan sering kali perlu menarik konsumen baru. Ada berbagai strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan dalam rangka menarik konsumen baru, salah satunya ialah menciptakan produk baru.
Pembuatan produk baru tersebut mungkin membutuhkan alat produksi baru atau lebih ekstrem lagi, misalnya memerlukan pabrik baru. Seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membangun pabrik baru atau membeli alat produksi baru termasuk ke dalam capex.
-
Expansion to Meet Growth in Existing Product
Strategi lain untuk memperoleh pangsa pasar baru selain mengeluarkan produk baru ialah merambah pasar yang baru atau melakukan ekspansi.
Baca juga: Ekspansi adalah Perluasan. Simak Definisi Ekspansi di Sini!
Ketika bisnis berekspansi atau membuka cabang baru tentu akan muncul kebutuhan-kebutuhan, seperti biaya beli atau sewa bangunan, penambahan karyawan, mesin, dan lain-lain.
Biaya-biaya tersebut merupakan contoh capex yang muncul karena proses ekspansi bisnis.
-
Projected Mandated by Law
Sebelumnya telah disebutkan bahwa biaya capex dikeluarkan untuk membeli aset dalam rangka mendukung operasional bisnis jangka panjang. Harapannya, pendapatan bisnis bisa makin optimal dengan adanya aset tersebut.
Namun, sebetulnya ada satu jenis capex yang dikeluarkan bukan untuk tujuan mencari keuntungan, melainkan memenuhi hukum yang berlaku.
Sebagai contoh, biaya pembelian alat pengolahan limbah. Alat tersebut dibeli oleh perusahaan tidak untuk mencari keuntungan, tetapi untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang mengakibatkan pelanggaran hukum.
Cara Menghitung Capex
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara kamu mengetahui besaran capex? Besaran capex dapat kamu lihat di arus kas investasi pada laporan keuangan.
Akan tetapi, bila kamu tidak bisa mengaksesnya, kamu tetap bisa mengetahuinya melalui perhitungan manual berdasarkan data neraca dan laporan rugi laba. Rumus capex adalah sebagai berikut ini.
Capex = PP & E saat ini - PP & E lama + Biaya depresiasi saat ini
Keterangan:
- PP & E adalah property, plant, dan equipment atau aset tetap dan berwujud milik perusahaan
- PP & E periode saat ini serta periode sebelumnya biasanya dapat dilihat di neraca dan laporan rugi laba
Sementara itu, kamu dapat mengetahui capex melalui laporan keuangan dengan melakukan langkah-langkah di bawah ini.
- Cermati laporan rugi laba untuk mencari biaya penyusutan pada periode berjalan.
- Temukan saldo aset tetap pada periode sebelumnya dan cari selisih saldo tersebut dengan saldo aset tetap saat ini.
- Tambahkan selisih saldo aset tetap ke biaya penyusutan periode berjalan. Dengan perhitungan ini, kamu dapat mengetahui capex periode berjalan.
Contoh-Contoh Biaya Capex
Berdasarkan paparan di atas, kamu tentu sudah memahami bahwa tidak semua pengeluaran perusahaan termasuk ke dalam biaya capex. Capex adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kebutuhan di luar operasional. Berikut ini beberapa contohnya. Silakan disimak, ya!
- Biaya pembelian alat dan aset
Salah satu tujuan utama capex, yaitu untuk pembelian alat dan aset perusahaan. Alat dan aset yang dibeli, meliputi alat-alat produksi, gedung, tanah, komputer, dan semua alat yang berhubungan dengan kelangsungan bisnis.
- Biaya produksi
Capex juga dapat dikeluarkan untuk biaya produksi, terutama yang berkaitan dengan pembelian alat-alat produksi baru dan proses uji cobanya.
- Biaya lisensi
Selain untuk pembelian aset, perusahaan juga mengeluarkan biaya capex untuk lisensi perusahaan. Lisensi tersebut dapat berhubungan dengan legalitas perusahaan atau produk yang dihasilkan.
- Biaya perbaikan
Satu lagi biaya yang termasuk ke dalam contoh capex, yaitu biaya perbaikan. Perbaikan ini biasanya terkait dengan kinerja mesin dan peralatan. Dengan adanya perbaikan, diharapkan mesin dapat bekerja lebih optimal sehingga proses produksi berjalan lancar.
Baca juga: Biaya Produksi: Pengertian, Jenis, Rumus, dan Unsur
Tibalah kita di akhir pembahasan terkait capex. Semoga setelah membaca artikel ini sampai akhir, kamu lebih memahami pengertian capex, fungsi, cara menghitung, serta contohnya.
Apabila kamu membutuhkan berbagai referensi lain, kami juga memiliki banyak artikel lain tentang keuangan dan bisnis. Silakan klik tautan ini untuk mempelajarinya lebih lanjut!