Apakah sebagian dari kamu pernah mendengar istilah capital budgeting? Capital budgeting atau sering disebut juga sebagai anggaran modal adalah proses analisis yang dilakukan oleh perusahaan atau pebisnis untuk mengevaluasi dan menentukan proyek-proyek investasi mana yang layak untuk dilaksanakan. Proyek-proyek ini umumnya memiliki jangka waktu pengembalian atau pembayaran dana lebih dari satu tahun.
Dalam konteks ini, batasan waktu satu tahun tidak bersifat mutlak dan proyek-proyek yang masuk dalam kategori capital budgeting melibatkan investasi pada aset tetap seperti tanah, bangunan, mesin, alat-alat, dan sejenisnya. Pemilihan dan analisis proyek-proyek ini melibatkan pertimbangan terhadap berbagai faktor, termasuk risiko, tingkat pengembalian investasi, dan dampaknya terhadap tujuan jangka panjang perusahaan.
Di artikel ini akan dibahas secara lengkap terkait definisi, manfaat, metode analisis, dan contoh dari capital budgeting. Yuk, baca artikel ini sampai selesai, ya!
Definisi Capital Budgeting
Capital budgeting adalah proses lengkap untuk menganalisis proyek dan menentukan proyek yang masuk dalam anggaran modal. Proses ini melibatkan perencanaan dan pengambilan keputusan terkait pengeluaran dana yang berlangsung lebih dari satu tahun, contohnya pembelian aset tetap, seperti tanah, bangunan, mesin, dan peralatan lainnya, serta investasi jangka panjang, seperti promosi, proyek penelitian, dan pengembangan.
Keputusan investasi bukanlah hal yang sederhana karena membutuhkan evaluasi situasi masa depan yang mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Penilaian investasi harus berdasarkan pada arus kas perusahaan dan dilakukan secara cermat untuk mengurangi risiko kerugian.
Dalam proses capital budgeting, perusahaan seringkali mempertimbangkan berbagai alternatif investasi jangka panjang, seperti peningkatan aset tetap. Penting untuk membedakan antara capital budgeting dan keputusan keuangan, di mana manajer keuangan akan memilih metode pendanaan yang paling sesuai setelah suatu investasi disetujui.
Baca Juga: Pengertian Budget Plan dan Cara Efektif untuk Membuatnya
Manfaat Capital Budgeting
Adapun manfaat yang bisa diperoleh perusahaan ketika menggunakan capital budgeting.
1. Mengidentifikasi Potensi Risiko Proyek atau Investasi
Capital budgeting membantu dalam mengidentifikasi potensi risiko yang terkait dengan sebuah proyek atau investasi. Divisi keuangan melakukan analisis untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul dan mencari solusi untuk mengatasinya sebelum proyek disetujui.
2. Menunjukkan Potensi Profit dari Proyek kepada Investor
Proses capital budgeting memberikan bukti kepada investor bahwa proyek tersebut memiliki potensi keuntungan berdasarkan data dan analisis yang dapat dipercaya. Hal ini meningkatkan kepercayaan investor terhadap profesionalitas perusahaan.
3. Mencegah Potensi Pelanggaran oleh Pihak yang Tidak Bertanggung Jawab
Capital budgeting membantu mencegah potensi pelanggaran atau penyalahgunaan dana oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Proses ini memastikan bahwa dana perusahaan digunakan secara efektif dan efisien tanpa adanya penyalahgunaan.
4. Membantu Perusahaan dalam Perencanaan Jangka Panjang
Capital budgeting membantu perusahaan dalam membuat rencana jangka panjang dengan menyediakan opsi pelaksanaan proyek dan memprediksi kebutuhan keuangan masa depan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.
Jenis-jenis Metode Analisis Capital Budgeting
Perhitungan capital budgeting perusahaan melibatkan beberapa jenis metode analisis yang membantu manajemen keuangan mengambil suatu keputusan. Berikut adalah jenis-jenis metode analisis capital budgeting.
1. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah metode perhitungan yang rinci dan akurat. IRR tidak hanya mempertimbangkan nilai masa depan atau future value, tapi juga memperhitungkan faktor waktu secara detail.
2. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah metode perhitungan yang menggunakan nilai masa depan atau future value. Untuk menyatakan suatu proyek layak dilaksanakan, NPV harus menghasilkan nilai di atas nol.
3. Average Rate of Return (ARR)
Average Rate of Return (ARR) adalah metode perhitungan berdasarkan rata-rata penghasilan tahunan perusahaan.
4. Payback Period (PP)
Payback Period (PP) adalah metode perhitungan yang menilai periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi. Semakin lama periode pengembalian dalam perhitungan PP, makin tidak layak proyek tersebut untuk dilanjutkan.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Selain itu, dalam mengambil suatu keputusan investasi atau proyek, manajemen keuangan bisa memilihnya sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan.
Tahapan Capital Budgeting
Proses capital budgeting melibatkan beberapa tahapan yang saling terkait dan penting untuk memastikan kesuksesan proyek investasi. Berikut adalah proses capital budgeting secara keseluruhan:
1. Melakukan Riset Data dan Mengumpulkan Informasi
Tahap awal dalam capital budgeting management adalah melakukan riset data dan mengumpulkan informasi yang diperlukan. Informasi yang akurat dan valid sangat penting untuk mendukung rencana investasi atau proyek yang akan dilakukan.
2. Pembuatan Proposal
Proposal dibuat untuk menguraikan ide atau visi misi proyek secara rinci. Proposal ini memberikan gambaran tentang tujuan utama proyek yang akan dilaksanakan oleh perusahaan.
3. Analisis
Proposal anggaran akan dianalisis untuk memastikan bahwa proyek dapat mencapai tujuan perusahaan. Analisis mencakup pemetaan arus kas, identifikasi risiko, serta pengembangan strategi penyelesaiannya. Hasil analisis ini menjadi dasar untuk pengambilan keputusan.
4. Pengambilan Keputusan
Pada tahap ini, dilakukan penilaian terhadap keberhasilan investasi atau proyek. Keputusan dibuat apakah investasi tersebut layak dilaksanakan atau tidak, dengan mempertimbangkan aspek keuangan dan organisasi perusahaan.
5. Implementasi
Setelah keputusan diambil dan dana tersedia, dilakukan implementasi proyek. Proses ini melibatkan pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana yang telah disusun. Proyek besar memerlukan pemantauan yang lebih ketat daripada proyek kecil.
6. Pemantauan
Tahap terakhir adalah pemantauan selama fase operasional proyek. Pemantauan ini untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai dengan plan dan budget yang tersedia. Jika terjadi deviasi anggaran, langkah perbaikan harus segera diambil untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan proyek.
Dengan melalui tahapan yang sistematis, perusahaan dapat meminimalisir risiko demi meningkatkan kesuksesan proyek atau investasi jangka panjang.
Baca Juga: Cost Control adalah: Fungsi, Manfaat, dan Elemen
Contoh Capital Budgeting
Agar kamu lebih memahami lebih dalam terkait capital budgeting ini, berikut ini contohnya.
1. Capital Budgeting Menggunakan Internal Rate of Return (IRR),
Proyek A memiliki pendanaan senilai Rp80.000.000 dan mampu memperoleh keuntungan sebanyak 30% selama 10 tahun. Proyek B memiliki pendanaan senilai Rp80.000.000 dan memperoleh keuntungan sebanyak 20% selama 5 tahun. Berapa nilai IRR nya?
Internal Rate of Return (IRR)proyek A
Internal Rate of Return (IRR) = [Rp80.000.000 + (30% x Rp80.000.000)] / 10 tahun
Internal Rate of Return (IRR) = Rp10.400.000
Internal Rate of Return (IRR)proyek B:
Internal Rate of Return (IRR)= (Rp80.000.000 + (20% x Rp80.000.000)] / 5 tahun
Internal Rate of Return (IRR) = Rp19.200.000
Meskipun persentase keuntungan proyek A lebih besar, tapi dari perhitungan IRR, proyek B memiliki nilai yang lebih tinggi, sehingga proyek B yang lebih layak untuk memperoleh pendanaan.
2. Capital Budgeting Menggunakan Net Present Value (NPV)
PT. Budi Bakti ingin melakukan pendanaan senilai Rp500.000.000 pada proyek X atau Y. Proyek X memiliki cash flow tahunan Rp50.000.000 selama 10 tahun dengan discount rate 5%. Proyek Y memiliki cash flow tahunan Rp45.000.000 selama 15 tahun dengan discount rate yang sama. Berapa NPV nya?
NPV Proyek X
Net Present Value (NPV) = (Rp50.000.000 x 10 tahun) – [5% (Rp50.000.000 x 10 tahun)]
Net Present Value (NPV) = Rp475.000.000
NPV Proyek Y
Net Present Value (NPV) = (Rp45.000.000 x 15 tahun) – [5%(Rp45.000.000 x 15 tahun)]
Net Present Value (NPV) = Rp641.250.000
Dari perhitungan tersebut, proyek yang layak didanai adalah proyek Y karena memiliki nilai NPV yang lebih tinggi.
Kesimpulan
Setelah memahami berbagai metode dalam capital budgeting, tentu saja kamu akan mempertimbangkan metode mana yang paling sesuai untuk diterapkan. Capital budgeting akan membawa banyak manfaat karena memungkinkan perusahaan untuk merencanakan dengan detail pengeluaran dana dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun.
Salah satu manfaat utama dari capital budgeting adalah kemampuan untuk menghindari over investment atau under investment, di mana perusahaan dapat menyesuaikan pengeluaran dengan kebutuhan proyek secara akurat. Dengan demikian, dana perusahaan dapat dialokasikan secara efisien sesuai dengan prioritas dan tujuan jangka panjangnya.
Selain itu, capital budgeting juga berperan penting dalam mencegah kesalahan saat pengambilan keputusan. Dengan melakukan analisis yang teliti dan menyeluruh terhadap proyek-proyek yang diusulkan, perusahaan dapat mengidentifikasi risiko dan peluang secara lebih baik, sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan terukur.
Sebagai alat manajemen keuangan yang penting, capital budgeting membantu perusahaan untuk mencapai tujuan keuangan dan strategisnya dengan lebih efektif, serta meningkatkan kinerja dan profitabilitas dalam jangka panjang.
Sumber Data:
https://www.netsuite.com/portal/resource/articles/financial-management/capital-budgeting.shtml
https://www.investopedia.com/terms/c/capitalbudgeting.asp