Mengenal Ciri-Ciri dan Contoh Industri Kecil

Ditulis oleh Nisa Destiana

article thumbnail

Belakangan ini, bisnis hijab termasuk salah satu usaha yang tengah naik daun. Jika nilai asetnya kurang dari 1 miliar, bisnis hijab tersebut merupakan salah satu contoh industri kecil.

Sebuah industri disebut kecil karena proses pembuatan, produksi, dan pelayanan yang dilakukannya masih dalam skala kecil.

Dalam industri skala kecil, pembuatan barang dan pemberian jasa dilakukan dengan bantuan mesin yang lebih kecil dan tenaga kerja yang sangat terbatas.

Walaupun skalanya kecil, industri ini merupakan jalur penting dalam kehidupan ekonomi. Pasalnya, industri ini tergolong padat karya dan sangat membantu dalam menciptakan lapangan pekerjaan. 

Dari sisi keuangan, Industri skala kecil juga merupakan bagian penting dari ekonomi karena membantu menstabilkan pendapatan per kapita negara.

Baca Juga: Industri Kecil adalah Pahlawan Ekonomi! Apakah Benar?

Pengertian Industri Kecil

Begitu mendengar kata industri, pikiran kita mungkin langsung terasosiasi dengan gambaran tentang perusahaan-perusahaan besar. Padahal, klasifikasi industri cukup beragam, mulai dari industri rumah tangga, industri kecil, industri sedang, hingga industri besar.

Industri yang banyak dikenal orang ialah industri besar. Biasanya, jumlah tenaga kerjanya lebih dari 100 orang. Diikuti oleh industri sedang yang jumlah tenaga kerjanya 20-99 orang. Jumlah pekerja tersebut tentu jauh berbeda dengan industri rumah tangga yang hanya berkisar 1-4 orang.

Adapun definisi industri kecil bisa dilihat pada paparan sebelumnya. Namun, apa sebenarnya pengertian industri kecil di Indonesia?

Mengacu pada ketentuan Departemen Industri dan Perdagangan, industri kecil adalah industri dengan kegiatan usaha yang memiliki nilai investasinya mencapai 200 juta rupiah. Nilai tersebut tidak termasuk bangunan, tanah, dan tempat usaha.

Sementara itu, menurut Bank Indonesia, industri dengan nilai aset kurang dari 600 juta rupiah termasuk industri kecil.

Tak hanya nilai investasi, jumlah tenaga kerja pada industri kecil juga terbatas. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 64/MIND/PER 7/2016, yaitu di luar tanah dan bangunan untuk usaha, industri kecil memiliki nilai investasi kurang dari 1 miliar rupiah dengan jumlah tenaga kerja paling banyak dua puluh orang. 

Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa industri kecil adalah industri dengan aset antara 200 juta rupiah sampai 1 miliar rupiah. 

Investasi pada industri semacam ini biasanya satu kali dan sebagian besar investasi dilakukan pada pabrik dan mesin. 

Industri kecil berkaitan erat dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Umumnya, barang-barang yang diproduksi oleh industri kecil didistribusikan kepada konsumen, salah satunya melalui UMKM.

Baca Juga: IKM adalah: Definisi dan Perbedaannya dengan UMKM

Ciri-Ciri Industri Kecil

Dari penjelasan di atas, kita jadi mengetahui bahwa setiap skala industri memiliki karakteristik tersendiri. 

Jadi, kamu bisa menentukan suatu industri termasuk skala kecil, sedang, atau besar dengan mengamati karakteristiknya. Nah, simak ciri-ciri industri kecil dalam pembahasan di bawah ini!

Sistem produksi yang relatif rendah

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, industri kecil memiliki aset atau jumlah investasi yang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan industri sedang dan industri besar.

Nilai investasi tersebut tentu berdampak pada terbatasnya alat produksi yang dimiliki oleh perusahaan terkait. Tak hanya itu, tenaga kerjanya pun terbatas. Karena itu, industri kecil cenderung mempunyai sistem produksi yang rendah. 

Tenaga dan alat yang terbatas tentu membuat perkembangan produk agak terhambat. Di sisi lain, industri kecil mungkin tidak memiliki modal yang leluasa untuk menambah alat atau tenaga kerja.

Supaya tidak mengeluarkan biaya tambahan, tak jarang industri kecil mengandalkan bantuan dari lingkungan terdekat, misalnya dari keluarga.

Aplikasi kasir online

Target pasar dan tingkat sosial ekonomi

Seperti yang sudah diketahui, sistem produksi adalah rangkaian beberapa elemen yang saling berkaitan dan menunjang untuk mencapai tujuan produksi.

Sistem produksi yang rendah atau kurang optimal tentu berdampak pada standar kualitas produk. Kualitas produk krusial sekali bagi perkembangan bisnis sebab produk dengan kualitas tertentu mungkin hanya bisa diterima oleh pasar tertentu pula. 

Karena itu, produk yang dihasilkan oleh industri kecil sering kali sulit menembus pasar yang lebih luas.

Modal dan manajemen usaha

Telah disinggung sebelumnya, industri kecil kebanyakan memiliki modal yang terbatas sehingga sistem produksi dan kualitas produk pun jadi terbatas. Lebih dari itu, bisnis juga tidak leluasa melakukan ekspansi karena modal yang terbatas.

Kondisi ini makin menantang karena pada umumnya usaha industri kecil mempunyai manajemen usaha yang pasif. Bisnis dikelola tanpa perencanaan, pelaksanaan, dan pengontrolan yang optimal. Selain itu, biasanya proses pengelolaan operasional bisnis belum terintegrasi. 

Karakter manajemen yang pasif membuat industri kecil rentan dalam menghadapi persaingan pasar. 

Tenaga kerja

Dengan modal dan investasi yang terbatas, umumnya industri kecil juga berupaya menekan biaya-biaya, termasuk biaya tenaga kerja.

Maka dari itu, banyak usaha industri kecil yang menerapkan self-employment, yaitu pemilik usaha mempekerjakan diri sendiri. Apalagi jika usaha tersebut memerlukan keterampilan khusus. 

Meskipun begitu, cukup banyak juga industri kecil yang mempekerjakan tenaga kerja tambahan, terutama bila jumlah produksinya cukup tinggi untuk standar industri kecil.

Baca Juga: Peluang dan Tantangan Industri Kecil Menengah

Contoh Usaha Industri Kecil

Jika kita lihat paparan di atas, jenis-jenis usaha yang proses bisnisnya dilakukan sendiri oleh pemilik usaha serta dilakukan dalam skala kecil baik dari sisi investasi maupun keuntungan termasuk ke dalam contoh usaha industri kecil.

Di Indonesia, tentu ada banyak contoh kegiatan industri kecil. Apa saja? Yuk, lihat beberapa contohnya berikut ini!

Pottery

Pottery atau pembuatan keramik dari tanah liat merupakan salah satu contoh industri kecil. Umumnya, pemilik usaha yang bergerak di bidang ini memiliki studio sendiri untuk proses produksi kerajinan tembikar yang akan dijualnya untuk menekan biaya.

Keterampilan membuat kerajinan tembikar terbilang langka dan cukup mahal. Karena itu, kebanyakan pebisnis yang memilih bidang usaha ini sering kali menjalankan usaha sendiri agar profit yang diterima makin besar.

Bukan berarti tak ada pemilik pottery yang fokus pada strategi bisnis dan pemasaran dan mempekerjakan orang lain untuk proses produk. Studio pottery yang sudah cukup populer dan memiliki pelanggan rata-rata sudah mulai memiliki tenaga kerja.

Namun, jumlahnya tidak banyak sebab potensi keuntungan yang ditawarkan pun jadi terbatas.

Usaha catering

Catering juga merupakan salah satu bisnis yang cukup banyak tergolong dalam industri kecil. Tentu saja parameter pengukurannya ialah jumlah investasi dan tenaga kerja yang dimiliki oleh bisnis ini. 

Umumnya, kegiatan pemasaran catering masih ditangani langsung oleh pemilik usaha. Situasi ini kerap terjadi karena kecilnya skala usaha yang dijalankan sehingga banyak aspek dari bisnis yang dapat dilakukan oleh pemilik usaha.

Meskipun begitu, tetap ada tenaga kerja yang umumnya terlibat dalam bisnis catering. Namun, biasanya jumlahnya tidak lebih dari dua puluh orang, kecuali skala bisnis tersebut sudah lebih besar lagi dan memiliki klien yang sangat banyak. 

Bisnis busana muslim atau hijab

Sejak 2011, permintaan busana muslim meningkat di Indonesia. Sampai saat ini, permintaannya cenderung naik dari tahun ke tahun. Banyak orang mengaitkannya dengan fenomena hijrah. 

Terlepas dari pemicunya, hal ini tentu peluang bagi banyak pebisnis. Ada banyak model busana muslim dan hijab, peminat penggunanya untuk mencoba berbagai model pun tinggi. 

Tidak heran bila bermunculan brand busana muslim dan hijab lokal. Nah, di antara ragam merek yang muncul di pasar, banyak juga yang termasuk ke dalam industri kecil. Mendirikan brand busana muslim atau hijab memang dapat dimulai dengan menjahit sendiri atau membeli barang dari supplier.

Jika modal yang kamu miliki terbatas, kamu tetap bisa memulai bisnis busana muslim atau hijab, misalnya dengan sistem pre-order. Jadi, kamu menerima pesanan dan pembayaran terlebih dahulu sebelum proses produksi dimulai.

Di antara beberapa contoh usaha industri kecil di atas, manakah yang menarik dan ingin kamu coba? Kalau kamu perlu inspirasi bisnis lainnya, baca lebih banyak di link berikut ini



Sumber Data: 

  • https://byjus.com/commerce/small-scale-industries/

  • https://www.julo.co.id/blog/macam-usaha-industri-kecil

  • https://www.bps.go.id/subject/9/industri-besar-dan-sedang.html 

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo