Equipment dalam Akuntansi: Jenis dan Cirinya

Ditulis oleh Andiana Moedasir

article thumbnail

Setiap bisnis pasti memiliki equipment untuk menunjang kelancaran aktivitas.

Equipment dalam akuntansi berarti peralatan. Tak ada satu pun bisnis di alam semesta ini bisa berjalan tanpa adanya equipment. Iya, kan?

Sesederhana reseller baju muslim yang jualannya online pun, equipment dalam bisnis harus tersedia. Di dalam bisnis ini, ponsel pintar adalah equipment yang harus ada.

Apalagi bisnis besar. Pabrik sepatu misalnya. Mesin, gudang, truk pengangkut, komputer, dan alat lainnya masuk ke dalam equipment.

Di dalam pencatatannya di periode akuntansi, equipment ini harus jelas dan benar. Masalahnya, masih banyak yang terbalik atau tertukar antara equipment dan supplies. Kelihatannya mirip ya, sama-sama perlengkapan dalam bisnis.

Nah, agar kamu lebih jeli dan memahami mengenai equipment, yuk kita pelajari bersama mengenai equipment.

Pengertian Equipment

Apa itu equipment? Equipment artinya peralatan jika dilihat dari segi bahasa.

Equipment dalam akuntansi berarti barang atau pun tempat yang digunakan perusahaan agar dapat menjalankan kegiatan bisnisnya.

Biasanya, peralatan atau equipment ini bersifat tidak habis digunakan dan umur penggunaannya cukup panjang jika dibandingkan dengan perlengkapan (supplies).

Agar lebih mengerti, contoh equipment dalam bisnis misalnya seperangkat komputer/laptop, kendaraan, barang elektronik, gudang, furnitur kantor, dan mesin. Sampai sini bisa dibayangkan, ya?

Baca Juga: Perbedaan Jurnal Retur Pembelian dan Jurnal Retur Penjualan 

Jenis Equipment

Equipment dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Equipment Besar

Equipment besar mencakup beragam aset (atau dalam pencatatan akuntansi disebut aktiva) yang berpotensi besar bisa dijual kembali dan bisa menjadi sarana perusahaan untuk mendapatkan pemasukan.

Equipment besar dalam pencatatan akuntansi akan masuk ke dalam kategori aktiva tetap. Hal ini berarti jika kamu membeli peralatan jenis ini, kamu harus menghitung biaya penyusutannya, ya.

Contoh equipment besar: komputer, mesin produksi, lemari, loker, gudang, gedung, telepon, dan lain-lain.

2. Equipment Kecil

Equipment kecil adalah beragam barang yang memenuhi syarat sebagai equipment tetapi bentuknya kecil. Namun demikian tetap menjadi alat yang penting untuk menjamin keberlangsungan bisnis.

Berbeda dengan equipment besar, selain bentuk fisiknya, juga daya jual kembalinya. Biasanya nilai jual kembalinya rendah sekali. Karenanya equipment kecil memang dimiliki perusahaan benar-benar sebagai peralatan penunjang, bukan aset.

Jangan salah, walau kecil pencatatannya tetap ditulis sebagai aktiva tetap yang akan mengalami proses penyusutan.

Contoh equipment kecil: kabel USB, obeng, kunci, mouse, dan sebagainya. Bisa dibayangkan, siapa yang ingin menjual kembali obeng jika bukan produsen obengnya itu sendiri, bukan?


Equipment harus memiliki ciri bisa digunakan lebih dari satu tahun dan masih laku jika dijual kembali.

Ciri Equipment

Agar kamu lebih memahami, pelajari ciri-ciri equipment di bawah ini, ya!

  • Memiliki Ukuran yang Lebih Besar

Walau tak semua, tetapi kebanyakan equipment atau peralatan barang yang biasanya memberikan pemasukan yang cukup besar bagi jalannya bisnis.

Ya, equipment memang memegang peran vital demi keberlangsungan bisnis. Buktinya, jika salah satu equipment ini bermasalah, akan secara langsung mengganggu jalannya bisnis.

Selain perannya, bobot maupun ukuran equipment biasanya (walau tidak semua) pun sama besarnya.

Tak hanya ukuran, harga equipment pun tinggi. Itulah alasan equipment disebut juga sebagai aset tetap karena berdaya jual tinggi. Di sisi lain, perusahaan juga menggunakan sebagian besar anggarannya untuk membeli maupun menyewa equipment.

Misalnya mesin produksi dan gedung, bisa terbayang ya peran, ukuran, dan harganya? Ya, besar!

  • Mempunyai Biaya Penyusutan

Equipment merupakan barang yang tidak langsung habis pakai. Bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang.

Tapi tentu saja, sekuat-kuatnya mesin produksi, tetap akan mengalami penurunan fungsi, kan? Sekeren-kerennya kendaraan, seiring waktu akan mogok dan ‘pensiun’ juga.

Walau dilakukan perawatan secara berkala, pada akhirnya setiap benda punya batas usianya.

Nah, harga untuk penurunan fungsi ini disebut dengan biaya penyusutan. Biaya inilah yang menjadi ciri khas dari aktiva tetap, termasuk equipment ini.

  • Bisa Digunakan Lebih dari Satu Tahun

Bagaimanapun sebuah equipment mengalami penyusutan, barang-barang yang dikategorisasikan sebagai equipment bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Minimal lebih dari 1 tahun.

Tentu saja ini tergantung pada penggunaannya yang sesuai petunjuk pemakaian serta perawatannya yang rutin dan jeli.

Bsa saja perusahaan jadi harus membeli equipment baru, padahal yang sebelumnya belum rusak. Ini biasanya disebabkan adanya upgrade model atau fungsi baru dari sebuah alat.

Misalnya mesin yang performanya lebih baik di versi yang baru, laptop dengan performa yang lebih baik karena sistem operasinya diperbarui.

Jika benda yang dimiliki perusahaan umurnya kurang dari satu tahun dan langsung habis setelah dipakai bukan termasuk dalam equipment.

  • Laku Jika Dijual Kembali

Ada kalanya perusahaan memutuskan membeli equipment karena alasan kebaruan atau kecanggihan.

Dengan alasan ini, perusahaan bisa menjual equipment lamanya. Walau harganya turun, ini tetap lebih baik daripada sekadar disimpan dan pada akhirnya rusak lalu menjadi beban perusahaan.

  • Butuh Energi Penunjang

Equipment ada yang berupa barang atau tempat. Nah, equipment yang berupa barang biasanya memerlukan energi yang berupa bahan bakar atau listrik untuk bisa digunakan oleh perusahaan.

Walau tidak semuanya, equipment besar biasanya demikian. Misalnya mesin membutuhkan listrik, kendaraan membutuhkan bensin, dan sebagainya.

Dengan memahami ciri-ciri di atas, kamu akan mudah mengategorikan sebuah barang sebagai equipment atau bukan.

Misalnya, mixer di perusahaan bakery termasuk equipment karena sifatnya sesuai dengan ciri-ciri yang sudah disebutkan, yakni ukuran serta perannya besar, digunakan lebih dari 1 tahun, bisa dijual kembali, memiliki biaya penyusutan, dan beroperasi jika dicolokkan ke sumber listrik.

Lalu, bagaimana dengan pulpen di perusahaan bakery? Nah, ciri-cirinya tidak memenuhi hal-hal di atas, kan? Oleh karenanya pulpen disebut sebagai supplies atau perlengkapan.

Nah lho, apalagi itu supplies? Yuk, simak perbedaannya agar kamu tidak keliru memasukkan barang perusahaan dalam pencatatan akuntansi.

Perbedaan Equipment dan Supplies

Jika dialihbahasakan memang agak mirip, ya. Equipment merupakan peralatan sedangkan supplies adalah perlengkapan.

Namun jika dilihat dari segi bahasa, supplies sekadar melengkapi. Ibarat film, equipment (peralatan) adalah pemeran utamanya dan supplies (perlengkapan) hanyalah pemeran figuran yang melengkapi.

Walau demikian, supplies sama pentingnya dalam proses bisnis seperti equipment.

Agar lebih mudah dipahami, berikut perbedaan dari keduanya:

(Sumber: klikpajak.go.id)

Contoh supplies misalnya kertas, lem, tinta printer, dan sebagainya. Sifatnya habis pakai dan dalam pencatatan di akuntansi dalam kategori aktiva lancar sebagai biaya.

Cara Membedakan Equipment dengan Supplies

Sebenarnya sudah begitu jelas, ya, perbedaan antara equipment dan supplies, namun memang ada beberapa barang yang bisa masuk ke dalam dua kategori tersebut.

Biasanya pada akhirnya, pengategorian barang akan dikembalikan pada kebijakan perusahaan, diputuskan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berlaku secara internal. Apakah boleh? Tentu saja boleh.

Namun tentu saja ada perbedaan perlakukan, khususnya mengenai peletakannya dalam laporan. Barang yang masuk kategori supplies akan dianggap sebagai biaya.

Ada 3 pertimbangan utama yang bisa digunakan untuk memperkuat peletakkan sebuah barang sebagai equipment atau supplies.

  • Nilai Barang

Untuk memudahkan, ingat saja bahwa perlengkapan atau supplies hakikatnya tidak memiliki nilai material tertentu. Digunakan hanya untuk dihabiskan setelah manfaatnya diambil.

Ini alasan supplies pada akuntansi masuk dalam kategori biaya. Jika sebaliknya, maka sebuah barang masuk sebagai equipment.

  • Fungsi Barang

Pada dasarnya equipment merupakan barang yang memiliki karakter dan tanpa keberadaannya maka bisnis tak berjalan.

Walaupun saat pengoperasiannya membutuhkan perlengkapan, equipment berfungsi sebagai ‘jantung’ dari sebuah bisnis.

  • Umur Ekonomis

Barang yang bisa memberikan manfaat lebih dari satu tahun akan dengan mudah dikategorisasikan sebagai equipment.

Jika sebuah barang sudah habis atau tak berfungsi lagi kurang dari satu tahun, kamu bisa langsung masukkan ke kategori supplies.

Walau semua barang yang kamu miliki dalam bisnis harus dipelihara dengan baik, equipment butuh perhatian lebih.

Karena equipment memiliki daya jual kembali yang tinggi dan disebut sebagai aset, penting untuk mengoperasikannya sesuai dengan petunjuk penggunaannya, menggunakan bahan atau alat penunjang yang berkualitas untuk memperpanjang ‘masa hidupnya,’ dan menjaga kebersihannya.

Ingat kembali bahwa tanpa equipment atau jika ada kerusakan dalam barang tersebut, produksi akan terhambat. Hal ini cukup membahayakan karena berisiko menurunkan pendapatan.

Baca Juga: Barang Substitusi adalah: Definisi, Ciri-Ciri, dan Contohnya 

Kesimpulan

Jika kamu sudah mahir membedakan equipment dan supplies, harapannya kamu akan lebih jeli dalam membuat strategi perawatan dan lebih matang mengalkulasikan penyusutannya.

Selamat berbisnis dengan lebih baik dengan pencatatan akuntansi dengan lebih rapi, Majoopreneurs! Jangan lupa untuk membaca artikel seputar bisnis lainnya yang sudah majoo siapkan, ya!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo