Perbedaan Jurnal Retur Pembelian dan Jurnal Retur Penjualan

Ditulis oleh Dini N. Rizeki

article thumbnail

Retur adalah pengembalian barang dari pembeli kepada penjual atau pemasok.

Dalam dunia perdagangan, retur adalah suatu hal yang cukup erat kaitannya dengan proses jual beli itu sendiri. Secara singkat, arti retur adalah pengembalian. Karena berhubungan dengan proses jual dan beli, maka retur di sini dimaksudkan sebagai pengembalian barang. 

Kamu juga mungkin pernah mengalami, kan, memesan atau membeli sebuah barang namun saat menerimanya ternyata barang tersebut tidak sesuai dengan yang kamu inginkan? Atau justru kamu berada pada posisi penjual yang mengalami retur dari para pembeli karena kondisi barang atau kesalahan kirim? 

Pengembalian barang bisa terjadi karena berbagai alasan, bisa saja karena barang itu rusak, dalam kondisi tidak bagus, atau malah tidak sesuai dengan pemesanan. Retur bisa dilakukan dengan syarat sudah ada persetujuan dari pihak pembeli dan penjual. Pencatatan jurnal retur penjualan dan jurnal retur pembelian ini berguna agar kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan. 

Fungsi Retur 

Dalam pelaksanaannya, ternyata retur memiliki beberapa fungsi. Beberapa fungsi yang terkait dengan proses retur atau pengembalian barang ini adalah fungsi akuntansi, fungsi penjualan, fungsi penerimaan, dan fungsi gudang. 

Fungsi akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam jurnal umum (atau jurnal retur penjualan) dan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya persediaan akibat retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan. Bukan itu saja, fungsi akuntansi ini maksudnya juga bertanggung jawab untuk mengirimkan memo kredit kepada pembeli yang bersangkutan.

Fungsi penjualan

Dalam suatu proses transaksi retur, fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang sudah dibeli oleh pembeli. Otorisasi penerimaan kembali barang yang telah dijual tersebut dilakukan dengan cara membuat sebuah memo kredit yang dikirimkan kepada fungsi penerimaan.

Fungsi penerimaan

Dalam transaksi retur, fungsi penerimaan ini bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan otorisasi yang terdapat dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan.

Fungsi gudang

Fungsi gudang adalah fungsi yang bertanggung jawab atas penyimpanan kembali barang yang telah diterima dari retur setelah barang tersebut melalui tahap pemeriksaan oleh fungsi penerimaan. Barang yang diterima dari transaksi retur ini dicatat oleh fungsi gudang dalam kartu gudang.

Baca Juga: Pengertian dan Tujuan Stock Opname yang Tertata dan Akurat

Jurnal Retur Pembelian 

Retur pembelian adalah proses pengembalian suatu produk atau barang yang tidak sesuai atau dalam kondisi tidak baik dari pihak pembeli kepada pihak pemasok (supplier). Umumnya retur pembelian berhubungan dengan jumlah barang yang tidak sedikit. 

Menurut Mulyadi, sistem retur pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengembalian barang yang sudah dibeli kepada pemasoknya. Barang yang sudah diterima pemasok terkadang tidak sesuai dengan barang yang dipesan menurut surat order pembelian. Ketidaksesuaian itu terjadi kemungkinan karena barang yang diterima tidak cocok dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat order pembelian, barang mengalami kerusakan dalam pengiriman atau barang yang diterima melewati tanggal pengiriman yang dijanjikan oleh pemasok.

Terdapat dua jenis transaksi dalam retur pembelian, yaitu dengan cara tunai dan kredit. Sesuai dengan namanya, retur pembelian tunai artinya pembeli membeli barang tersebut dengan cara tunai. Hal ini menguntungkan pihak pembeli karena jika sampai terjadi retur, maka pihak pemasok bisa langsung mengganti pengembalian barang dengan uang tunai yang tadinya sudah dibayarkan. Selain itu, pembeli juga tidak akan dikenakan biaya tanggungan kredit. 

Berikutnya adalah retur pembelian dengan cara kredit. Dalam hal ini, pembeli melakukan pembelian dengan harga beli yang belum dibayar sepenuhnya. Mereka membeli dengan cara kredit, sehingga nantinya akan muncul utang dagang pada pencatatan akuntansi. 

Jika sampai terjadi adanya barang retur, maka pemasok akan langsung memotong biaya pelunasan barang dari jumlah nominal barang yang diretur. Singkatnya, penjual hanya perlu melunasi harga pembelian barang yang telah dikurangi biaya kerugian akibat adanya retur. 

Proses retur inilah yang nantinya akan dicatat dalam laporan keuangan pada akun jurnal retur pembelian. Pencatatan ini bisa digunakan sebagai data jumlah atau stok barang yang ada. Ini terjadi karena proses keluar atau kembali barang akan berpengaruh pada jumlah stok persediaan barang

Jurnal retur pembelian adalah akun khusus dalam laporan keuangan yang isinya berupa catatan retur pembelian secara lengkap dan detail. Pada jurnal keuangan, jurnal retur pembelian ini dimasukkan dalam bagian kredit, sementara pada akun utang dagang akan dicatat dalam bagian debit. 

Salah satu syarat barang retur adalah adanya bukti transaksi atas pembelian yang sudah dilakukan tersebut. Dalam jurnal retur pembelian, bukti transaksi tersebut dikenal dengan nama nota debit. Nota debit adalah sebuah dokumen sebagai bukti adanya transaksi atas pengembalian barang dagang yang dibuat oleh penjual kepada pembeli. Nota debit biasanya akan dilampirkan pada barang yang akan dikembalikan.

Baca juga: Pentingnya Mengenal Pengertian Jurnal Penjualan dalam Bisnis

Retur biasa dicatat pada jurnal retur pembelian dan jurnal retur penjualan.

Jurnal Retur Penjualan

Menurut Soemarso, retur penjualan adalah barang dagang yang dijual yang kemudian dikembalikan oleh pelanggan karena kerusakan atau alasan-alasan lain, dengan pelanggan kemudian diberikan potongan harga (sales allowance).

Pengertian retur penjualan adalah penerimaan barang yang terjadi setelah adanya proses pengiriman oleh pihak penjual, dan barang tersebut dikembalikan oleh pihak pembeli. Pengembalian terjadi ketika barang yang dikirim pihak penjual tidak sesuai atau tidak lengkap dengan yang diinginkan oleh pembeli bahkan bisa mengalami kerusakan.

Dalam dunia bisnis perdagangan atau jual beli, retur penjualan merupakan sebuah indikasi adanya penambahan jumlah barang, namun menimbulkan kerugian. 

Pengembalian barang retur adalah suatu hal yang menyebabkan penjual harus menutup biaya produksi barang tersebut. Penjual memiliki dua pilihan cara mengganti barang yang rusak tersebut, yaitu dengan mengganti dalam bentuk uang tunai atau barang yang baru. 

Sama seperti yang sudah diulas di awal artikel, bahwasanya proses retur penjualan tergantung pada kesepakatan antara penjual dan pembeli. Saat terjadi adanya retur penjualan, penjual perlu memiliki bukti adanya barang yang diretur. Bukti ini disebut nota kredit. 

Baca Juga: Memahami Perbedaan antara Bon, Invoice, Kuitansi, dan Nota

Nota kredit merupakan sebuah bukti berkurangnya piutang usaha penjual kepada pembeli. Nota kredit umumnya akan dibuat dua rangkap. Lembar nota asli dibuat dan disimpan sendiri oleh penjual sebagai dokumen penyusunan jurnal retur penjualan pada laporan keuangan, sementara salinan notanya akan dikirimkan kepada pembeli untuk digunakan sebagai arsip. 

Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam jurnal retur penjualan, antara lain:

  • JIka akun penjualan dilakukan pendebetan, berarti pendapatan perusahaan berkurang, dan selanjutnya, itu akan berdampak pada margin kotor perusahaan juga.
  • Harga pokok penjualan akan disesuaikan karena retur penjualan akan meningkatkan persediaan. 
  • Margin kotor perlu diperhatikan apakah itu dalam biaya atau penjualan. Jika dalam penjualan, dapat langsung mengurangi jumlah penjualan dengan margin itu, tetapi jika terkait biaya, perlu menyesuaikan besar biayanya. 
  • Harga pokok penjualan dan persediaan disesuaikan dengan margin karena retur penjualan belum menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, dan karenanya laba juga harus dibalik.

Baca juga: Jurnal Pembalik: Intip Pengertian, Fungsi, serta Contohnya

Retur penjualan dapat digolongkan menjadi 3 kategori, yakni:

  • Retur penjualan yang mengurangi piutang pihak pembeli.
  • Retur penjualan yang mengembalikan pembayaran pembeli.
  • Retur penjualan yang membutuhkan penggantian barang rusak dari pihak penjual. Dapat juga disebut sebagai klaim.

Pada jurnal retur penjualan, catatan akuntansi yang digunakan adalah sebagai berikut:

  1. Jurnal Umum atau Jurnal Retur Penjualan

    Pendapatan penjualan dan piutang dagang yang berkurang akibat adanya  transaksi retur penjualan dicatat oleh fungsi akuntansi dalam jurnal umum, atau jika perusahaan menggunakan jurnal khusus, dicatat dalam jurnal retur penjualan.

  2. Kartu Gudang

    Kartu gudang merupakan buku pembantu stok ketersediaan barang yang digunakan untuk mencatat bertambahnya jenis persediaan barang tertentu akibat dari transaksi retur penjualan.

  3. Kartu Persediaan

    Kartu persediaan adalah buku pembantu persediaan yang digunakan untuk mencatat bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari transaksi tersebut dalam jurnal retur penjualan.

  4. Kartu Piutang

    Kartu piutang merupakan buku pembantu piutang yang digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang kepada debitur akibat dari transaksi tersebut.

Kesimpulan

Secara singkat, retur adalah proses yang terjadi antara pihak pemasok (supplier) dengan penjual atau penjual dan pembeli. Proses tersebut berhubungan pengembalian barang yang sudah dibeli dikarenakan berbagai alasan. 

Alasan umum yang sering terjadi adalah karena pihak pembeli merasa  kurang puas akan barang tersebut. BIsa jadi karena barang yang datang tidak sesuai dengan yang dipesan, atau ternyata barang berada dalam kondisi rusak, patah, atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 

Retur pembelian dan penjualan akan dicatat dalam sebuah jurnal yang dinamakan jurnal retur pembelian dan jurnal retur penjualan. Keduanya merupakan unsur penting dalam laporan keuangan. Bedanya adalah, jurnal retur pembelian digunakan oleh pembeli untuk mengembalikan barang kepada pemasok, sedangkan jurnal retur penjualan digunakan oleh pembeli untuk ditujukan pada pihak penjual barang itu. 

Saat membuat jurnal retur penjualan atau pembelian, sebaiknya kamu juga meneliti setiap transaksi retur penjualan dan pembelian dengan nota kredit dan debitnya. Karena ada beberapa perbedaan juga dalam cara mencatat transaksi ini menurut ilmu akuntansi. 

Saat kamu menerima barang hasil retur atau malah mengirimkan pengembalian atau retur barang, usahakan jangan pernah lupa untuk selalu memeriksa kembali jumlah, kategori, dan spesifikasi barang dagang yang dikembalikan. Banyak orang yang tidak terlalu memedulikan hal ini padahal cukup penting untuk dilakukan dengan alasan untuk menghindari terjadinya kesalahan kedua kalinya. 

Jika kamu adalah seorang pelaku bisnis yang sedang menjalankan sebuah usaha jual beli, maka berlangganan aplikasi keuangan online seperti majoo akan memberikan kemudahan dalam pengelolaan barang retur dan pencatatannya pada jurnal. 

majoo hadir dengan fitur aplikasi kasir atau Point of Sales (POS) yang secara otomatis akan mencatat seluruh kegiatan penjualan bisnis kamu. Data tersebut akan aman tersimpan di dalam perangkat yang kamu gunakan pada bisnismu, dan bukan pada server remote, sehingga tidak akan ada lagi kepanikan takut datanya hilang saat jaringan internet terputus secara tiba-tiba. 

Dengan penyimpanan data konsumen yang lengkap, maka secara otomatis hal ini akan memudahkan kamu melacak sebuah transaksi jika memang ternyata terjadi proses retur barang dari konsumen. Jadi, tunggu apa lagi? Amankan data bisnismu mulai dari sekarang bersama majoo. 

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo