Equity Crowdfunding adalah alternatif baru bagi UMKM dalam mencari modal untuk memulai atau mengembangkan bisnisnya. Sudah banyak bisnis yang mendapatkan modal yang mereka butuhkan melalui equity crowdfunding. Mungkin bisnismu juga perlu tambahan modal, tapi masih kesulitan mendapatkannya?
Yuk, kita bahas secara mendetail apa itu equity crowdfunding, caranya, dan contoh equity crowdfunding!
Crowdfunding adalah Gotong Royong Finansial
Sebenarnya, apa sih crowdfunding itu? Crowdfunding adalah konsep pendanaan (funding) dari sekelompok orang (crowd). Mudahnya, crowdfunding merupakan bentuk gotong royong secara finansial.
Bayangkan begini: karena sesuatu hal, rumah orang tuamu harus direnovasi dengan biaya sekitar 10 juta rupiah. Orang tuamu hanya punya dana 2 juta rupiah. Tentunya dana ini tidak cukup untuk keseluruhan renovasi, kan?
Kamu, kakakmu, dan adikmu pun akhirnya memutuskan untuk ikut membantu pembiayaannya. Kamu dan kakakmu menyediakan masing-masing 3 juta rupiah, sehingga adikmu hanya perlu menambahkan 2 juta rupiah. Renovasi bisa segera dimulai dengan pembiayaan gotong royong.
Nah, crowdfunding sebenarnya merupakan konsep yang sama namun dengan skala jangkauan yang jauh lebih luas. Salah satu contoh crowdfunding yang sudah kita kenal adalah kitabisa.com. Orang-orang yang membutuhkan bantuan dana bisa mendaftarkan diri ke kitabisa.com dan siapa pun bisa membantu pendanaan semampu mereka.
Mengumpulkan Modal lewat Crowdfunding?
Modal sering menjadi batu sandungan bagi wirausahawan. Ide bisnis sudah ada, produk andalan sudah siap diproduksi, pangsa pasar sudah menanti, namun semuanya belum bisa berjalan sebelum ada modal yang cukup.
Bank dan lembaga pembiayaan lainnya memang memberikan fasilitas pinjaman modal. Sayangnya, demi keamanan dan kepastian pinjaman tersebut dikembalikan, pebisnis harus memenuhi sejumlah persyaratan termasuk menyerahkan aset mereka sebagai agunan.
Tidak heran bila banyak calon pebisnis akhirnya harus mencari alternatif permodalan, misalnya dengan mengumpulkan modal dari keluarga dan teman. Cara ini merupakan cara yang paling sering dilakukan oleh pebisnis khususnya UMKM. Salah satu kekurangan cara ini adalah jumlah modal yang berhasil dikumpulkan seringnya tidak benar-benar mencukupi kebutuhan modal yang ada.
Kemudian, muncullah platform-platform crowdfunding yang bisa menjangkau lebih banyak orang. Kickstarter dan Gofundme menjadi platform crowdfunding teratas untuk permodalan pada zamannya.
Kekurangan Platform Crowdfunding untuk Permodalan
Meskipun Kickstarter dan Gofundme cukup banyak membantu calon pebisnis untuk memodali usahanya, tentunya masih ada sejumlah kekurangan. Kekurangan yang pertama adalah pendanaan tersebut lebih bersifat donasi alih-alih investasi.
Artinya, pemberi dana tidak secara otomatis mendapatkan imbal balik ketika bisnis yang didukungnya mulai beroperasi dan bahkan berkembang pesat di kemudian hari. Ini bisa berdampak negatif bagi kedua belah pihak, pemberi dan penerima dana.
Pemberi dana menjadi lebih selektif dalam membiayai bisnis yang membutuhkan dana. Mereka tentunya akan membatasi pilihan mereka, hanya akan memberi dana pada bisnis yang konsep dan visi misinya sejalan dengan mereka.
Di sisi lain, penerima dana akan mengalami tambahan tantangan dalam mempresentasikan rencana bisnis mereka, serta mengalami kesulitan ketika dana yang mereka butuhkan cukup besar.
Di luar itu semua, penerima dana tidak memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan dana yang digunakan, platform penyelenggara juga tidak memberikan jaminan apa-apa selain proses verifikasi.
Equity Crowdfunding adalah Alternatif Terbaik
Equity crowdfunding adalah alternatif terbaik untuk permodalan yang memberi keuntungan bagi kedua belah pihak. Tapi, tunggu dulu. Apa perbedaan antara equity crowdfunding dan crowdfunding?
Equity crowdfunding adalah konsep permodalan dengan menjual saham. Prinsipnya sama dengan pasar saham. Usaha yang membutuhkan modal menawarkan saham kepemilikan sebagai pengganti dana yang diperoleh.
Perbedaan dengan pasar saham adalah skala ukuran usaha dan perusahaannya. Equity crowdfunding dikhususkan untuk UMKM atau PT perorangan yang membutuhkan modal di bawah 30 miliar rupiah. Mudahnya, pasar saham skala kecil.
Nah, lain halnya dengan crowdfunding pada umumnya, pemberi dana akan mendapatkan saham kepemilikan sesuai dengan dana yang diberikannya. Dengan demikian, pemberi dana berhak menerima dividen dari keuntungan yang diperoleh bisnis yang dibiayainya tersebut.
Baca Juga: Perbedaan Funding Bank dan StartUp
Keuntungan dan Kerugian Equity Crowdfunding bagi Pemberi Dana
Seperti yang sudah disinggung di atas, salah satu keuntungan bagi pemberi dana lewat equity crowdfunding adalah adanya keuntungan investasi dalam bentuk dividen. Secara umum keuntungan-keuntungannya adalah sebagai berikut:
Dana yang Diberikan Berbentuk Investasi
Alih-alih berdonasi, pemberi dana membeli saham kepemilikan usaha. Artinya, ini merupakan bentuk investasi dengan jaminan keuntungan berbentuk dividen berdasarkan besarnya jumlah saham.
Platform Equity Crowdfunding Diawasi oleh OJK
Platform penyelenggara equity crowdfunding seperti Santara dan Bizhare telah terdaftar dan berada di bawah pengawasan OJK. Dengan demikian, kamu bisa berinvestasi dengan aman dan legal.
Pencari Modal telah Melalui Proses Verifikasi
Platform penyelenggara equity crowdfunding memiliki proses verifikasi tersendiri yang menjamin kebenaran data dan fakta.
Secara Langsung Mendukung Usaha Kecil
Dengan berinvestasi melalui platform penyelenggara equity crowdfunding, kamu secara langsung mendukung usaha kecil dan menengah. Kamu ikut menggerakkan roda perekonomian di lapisan yang paling dekat dengan masyarakat.
Sementara itu, berikut ini adalah kerugian-kerugian yang mungkin terjadi:
Potensi Investasi Gagal
Sama halnya dengan bentuk investasi lainnya, investasi melalui equity crowdfunding pun memiliki potensi kegagalan. Tentunya ada banyak faktor yang memengaruhi kegagalan ini. Kamu perlu sangat berhati-hati dalam memilih bisnis yang akan kamu modali.
Nilai Imbal Balik yang Tidak Besar
Salah satu perbedaan mendasar dari bisnis besar dan kecil adalah margin keuntungan. Usaha kecil dan menengah seringnya memiliki margin yang tipis, sehingga mereka tidak bisa menjanjikan pembagian keuntungan yang besar.
Baca Juga: Investor adalah: Pengertian, Tujuan, dan Jenis-Jenisnya
Keuntungan dan Kerugian Equity Crowdfunding bagi Pemilik Usaha
Bagi pemilik usaha yang tengah mencari modal untuk usahanya, equity crowdfunding dapat memberikan banyak keuntungan, meski tentu ada beberapa kerugiannya juga.
Keuntungan equity crowdfunding bagi Pemilik Usaha adalah sebagai berikut:
Jangkauan yang Lebih Luas
Mengumpulkan modal dari keluarga tentunya memiliki banyak keterbatasan. Pertama, terbatasnya jumlah anggota keluargamu yang memiliki dana berlebih. Kedua, terbatasnya jumlah dana yang bisa mereka pinjamkan sebagai modalmu. Dengan menggunakan platform equity crowdfunding, jangkauan pemodalmu akan semakin luas sehingga memungkinkan kebutuhan modalmu terpenuhi dalam waktu yang singkat.
Persyaratan yang Mudah
Dibandingkan dengan pinjaman modal dari bank atau lembaga keuangan lainnya, persyaratan yang harus kamu penuhi untuk bisa mendapatkan modal dari platform equity crowdfunding bisa dibilang jauh lebih mudah. Umumnya, bisnismu harus berbentuk PT perorangan dan sudah berjalan setidaknya selama satu tahun.
Cara Alternatif untuk Pengembangan Bisnis
Menggunakan platform equity crowdfunding sangat bermanfaat ketika kamu berniat untuk mengembangkan bisnismu. Dengan menjual sebagian kepemilikan perusahaanmu, kamu bisa mendapatkan dana yang kamu butuhkan untuk mengembangkan bisnismu menjadi lebih besar dan menguntungkan.
Sementara itu, ada beberapa kerugian yang mungkin dialami:
Tidak Fleksibel
Para pemodal memutuskan untuk mendanai kebutuhan modalmu berdasarkan rencana bisnis yang kamu unggah di platform penyelenggara equity crowdfunding. Artinya, kamu tidak bisa dengan mudah melakukan perubahan rencana bisnis tersebut ketika kamu sudah mendapatkan modal.
Potongan dari Platform
Tentu saja, platform penyelenggara equity crowdfunding perlu mendapatkan penghasilan juga. Mereka akan melakukan pemotongan dari modal yang kamu peroleh. Ini tentunya wajar dan tidak bisa dihindarkan. Kamu harus membandingkan besarnya potongan dari masing-masing penyelenggara sebelum memutuskan memilih yang mana.
Kewajiban Memberikan Dividen
Karena kamu menjual saham kepemilikan perusahaanmu, pemberi modal menjadi pemilik dari perusahaanmu juga. Oleh karena itu, kamu wajib memberikan dividen berdasarkan keuntungan yang diperoleh usahamu.
Contoh Equity Crowdfunding yang Berizin OJK
Setidaknya, sampai saat ini, sudah ada lima platform penyelenggara equity crowdfunding yang sudah mengantongi izin dari OJK. Kelima platform tersebut adalah:
PT Investasi Digital Nusantara (Bizhare)
PT Crowddana Teknologi Indonusa (Crowddana)
PT Dana Saham Bersama (Danasaham)
PT Numex Teknologi Indonesia (LandX)
PT Santara Daya Inspiratama (Santara).
Cara Mendapatkan Modal lewat Equity Crowdfunding
Untuk bisa mendapatkan modal lewat equity crowdfunding, kamu bisa mengunjungi salah satu dari kelima platform penyelenggara equity crowdfunding di atas. Kamu bisa mengakses mereka lewat web atau lewat aplikasi di telepon pintarmu.
Setelah itu, mulailah dengan mempelajari persyaratan yang diperlukan untuk mendaftarkan usahamu di sana. Persyaratan umumnya adalah bisnismu harus berbentuk PT Perorangan dengan modal di bawah 30 miliar rupiah. Masing-masing platform penyelenggara akan memiliki persyaratan yang berbeda.
Cara Investasi Modal lewat Equity Crowdfunding
Kamu tertarik untuk berinvestasi lewat equity crowdfunding? Caranya sangat mudah. Kamu bisa unduh aplikasi dari platform penyelenggara equity crowdfunding tersebut dan mulai berinvestasi.
Tentunya kamu perlu mempelajari terlebih dahulu tentang potensi keuntungan dan kerugian dari masing-masing investasi yang ditawarkan di sana. Pastikan bahwa bisnis yang membutuhkan modal sejalan dengan visi dan misimu. Telaah juga business plan mereka, apakah sustainable untuk jangka panjang atau apakah terlalu optimis sehingga nyaris too good to be true?
Beberapa aplikasi equity crowdfunding bahkan mengizinkan investasi mulai dari Rp50.000, jadi, sebenarnya tidak perlu menunda-nunda lagi bila kamu memang berminat.
Tentunya, ada beberapa alternatif lain untuk mendapatkan modal bagi bisnis kecilmu. Apabila bisnismu belum berbentuk PT perorangan, misalnya, kamu mungkin bisa mencoba majoo Capital, salah satu layanan yang disediakan oleh majoo.id.
majoo Capital adalah bentuk kepedulian majoo dalam mendukung permodalan UMKM. Kalau kamu masih ragu atau penasaran tentang majooCapital, langsung saja hubungi majoo dan tanyakan pertanyaanmu di sini!