Dalam tiga tahun terakhir, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat serbuan investor baru yang mayoritas berusia di bawah 25 tahun. Bahkan, jumlah investor berusia di bawah 40 tahun mencapai 70% dari total investor di pasar modal. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia mulai melek investasi sebagai bagian dari pengelolaan keuangan pribadi yang baik.
Bahkan, mengutip data dari BEI juga, jumlah investor di Indonesia pada tahun 2021 naik dua kali lipat jika dibandingkan tahun 2020. Dari catatan itu, disebutkan bahwa jumlah investor di Indonesia per tanggal 31 Agustus 2021 meningkat hingga 2.219.712.
Apabila diakumulasikan, artinya jumlah investor di Indonesia saat ini adalah sebesar 6.100.525. Pandemi Covid-19 disinyalir menjadi salah satu penyebab jumlah kenaikan investor. Karena pembatasan mobilitas, masyarakat akhirnya mencoba belajar banyak hal, termasuk cara berinvestasi dan menjadi investor.
Baca juga: Investasi adalah: Pengertian, Biaya, dan Manfaat
Pengertian Investor
“I am an investor!” ujar Hyun Bin, seorang aktor kenamaan Korea Selatan Hyun Bin dalam sebuah iklan komersial aplikasi investasi bernama SimInvest. Kalimat itu diharapkan bisa memotivasi banyak orang untuk menjadi seorang investor.
Tapi, apa itu investor?
Investor adalah individu, sekelompok orang, atau perusahaan yang melakukan penanaman sejumlah modal. Aktivitas menanamkan modal tersebut dinamakan investasi. Mereka mengharapkan keuntungan atau imbal hasil dari aktivitas investasi yang sudah dilakukan.
Dalam aktivitas investasi di pasar modal, investor berbeda dengan trader. Seorang investor adalah mereka yang berorientasi pada aktivitas pendanaan atau investasi dalam periode panjang. Sedangkan jika berfokus pada investasi jangka pendek, mereka disebut sebagai trader.
Tujuan dari penanam modal atau investor adalah mencapai tujuan keuangan dan meningkatkan jumlah imbal hasil. Secara umum, beberapa tujuan keuangan yang ingin dicapai para investor adalah mempersiapkan tabungan pensiun, menambah pundi-pundi kekayaan, atau mempersiapkan dana pendidikan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, investor sangat bergantung dengan instrumen keuangan yang berbeda-beda. Jenis instrumen investasi sangat beraneka ragam, mulai dari saham, reksadana, komoditas, valuta asing, properti, obligasi, logam mulia, dan lain-lain.
Dalam melakukan kegiatan investasi, seorang investor sepatutnya sudah memahami bahwa semakin kecil risiko sebuah instrumen investasi, semakin kecil pula keuntungan yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin besar risiko investasi, semakin besar pula keuntungannya.
Baca Juga:
Apa Itu Joint Venture dan Mengapa Membentuknya?
Venture Capital? Apa, sih, Fungsinya dalam Bisnis?
Memahami Pengertian dan Manfaat Modal Ventura Bisnis
Tujuan Investor
Banyaknya orang yang ingin terjun ke dunia investasi tentunya memiliki tujuan. Berikut ini beberapa tujuan dari investor adalah:
1. Untuk Mendapatkan Keuntungan
Salah satu hal yang memutuskan seseorang menjadi investor adalah untuk mendapatkan keuntungan atau profit. Karena memang itulah yang menjadi daya tarik dari produk-produk investasi. Dengan menyetorkan dana berupa uang sebagai modal awal investasi, kamu akan memperoleh keuntungan pada saat perusahaan mendapatkan profit.
2. Untuk Meningkatkan Kekayaan dan Menambah Aset
Tujuan selanjutnya menjadi seorang investor adalah untuk mengembangkan harta kekayaan yang dimiliki. Untuk mencapai tujuan ini, maka kamu harus melakukan analisis mendalam hingga dapat menentukan dan memilih investasi yang tepat sesuai dengan profil risiko.
Baca juga: Pasar Modal adalah …? Wah, Kenapa Kita Harus Tahu, ya?
3. Untuk Memenuhi Kebutuhan di Masa Depan
Tujuan ketiga menjadi investor adalah untuk menjamin pemenuhan kebutuhan hidup di masa depan. Karena apa yang terjadi di masa depan tidak bisa diprediksi, untuk itu kamu perlu mempersiapkan cara untuk bisa memenuhi kebutuhan di masa depan. Salah satunya adalah dengan berinvestasi.
4. Untuk Menghindari Inflasi
Tujuan keempat menjadi investor adalah untuk menghindari inflasi. Inflasi terjadi hampir setiap tahun sehingga nilai mata uang akan mengalami penurunan. Tingkat suku bunga bank juga tergolong rendah dibanding persentase inflasi. Sehingga, kamu perlu melakukan manajemen investasi yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan uang.
Baca Juga: Bursa Efek adalah Tempat Keramat Bagi Investor. Kok Bisa?
Jenis-Jenis Investor
Ada berbagai macam jenis investor yang terbagi sesuai bidang dan profil risikonya, antara lain:
1. Investor Ritel
Investor ritel atau investor individu adalah perorangan yang melakukan investasi. Mereka melakukan investasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan pendanaan dari akun milik pribadi pula. Untuk bisa berinvestasi, investor ritel biasanya melakukan penjualan dan pembelian dengan perantara broker-dealer.
Dalam praktiknya, investor ritel dibagi lagi menjadi tiga berdasarkan pemilihan metode investasinya. Berikut penjelasannya:
- Investor pertumbuhan, yaitu investor yang fokus pada perkembangan nilai suatu perusahaan dalam jangka waktu panjang.
- Investor pendapatan, yaitu investor yang memilih saham berdasarkan perusahaan yang paling sering membagikan dividen.
- Investor nilai, yaitu investor yang memilih saham dengan nilai intrinsik tinggi jika dibandingkan dengan nilai kapitalisasinya.
2. Investor Moderat
Investor moderat adalah investor yang sudah memahami dan mengetahui produk-produk investasi, tetapi masih belum berani untuk melakukan pendanaan dalam jumlah besar. Selain itu, investor moderat biasanya pengetahuannya tentang investasi belum begitu banyak. Karena masih ‘main aman’, investor moderat biasanya hanya menanamkan modalnya pada sektor yang memiliki return sekitar lima persen hingga 10% per tahunnya.
3. Investor Agresif
Investor agresif adalah mereka yang sudah memiliki banyak pemahaman tentang produk-produk investasi. Selain itu, dilihat juga dari usianya, para investor agresif rata-rata masih muda dan memiliki tujuan keuangan dalam jangka panjang. Biasanya, mereka mencari investasi yang bisa menghasilkan return sekitar 10% hingga 15% per tahunnya.
4. Investor Konservatif
Dengan profil risiko yang rendah, investor konservatif adalah investor yang belum begitu memahami produk penanaman modal. Mereka bermain aman dengan melakukan aktivitas investasi konvensional. Investor jenis ini mengharapkan aktivitas investasi yang dilakukannya bisa menghasilkan return tiga hingga lima persen per tahun.
5. Investor Intuisi
Investor intuisi adalah pemilik modal yang mengatasnamakan sebuah perusahaan saat menginvestasikan uangnya ke suatu instrumen pendanaan. Pada umumnya, uang yang dikumpulkan ini berasal dari perorangan yang memiliki modal untuk berinvestasi. Mereka yang disebut investasi institusi biasanya adalah para manajer pendanaan, perusahaan pengelola dana pensiun, dan perusahaan lain yang bergerak di bidang penanaman modal.
Peran Investor
Hampir semua usaha, baik skala menengah maupun besar sangat membutuhkan investor karena mereka memiliki peranan penting. Beberapa peran investor adalah:
- Mengawasi pihak-pihak yang melakukan penawaran umum.
- Bisa berfungsi sebagai perusahaan investasi.
- Memantau proses pembayaran bunga serta pokok pada obligasi.
- Melakukan evaluasi pada aset penerbit sekuritas.
- Sebagai perantara pembelian serta penjualan sekuritas.
- Menganalisis kemampuan pihak yang melakukan penawaran umum.
- Membuat susunan daftar pemegang saham.
- Menjadi penanggung atau penjamin.
- Menyiapkan urusan korespondensi dari penerbit untuk pemegang saham.
- Membuat laporan-laporan yang diperlukan.
Baca juga: Intip Format Laporan Keuangan Lengkap dan Sederhana di Sini!
Tugas Investor
Berikut ini beberapa tugas utama sebagai investor, antara lain:
1. Mencari Peluang Investasi
Seorang investor harus piawai dalam melihat situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Sebab, seorang investor harus paham menempatkan dana ke produk investasi yang benar. Investor yang handal bisa menghasilkan keuntungan berkali-kali lipat dengan modal yang kecil.
2. Menghitung Return dan Risiko
Investor sejati pasti hampir setiap harinya akan disibukkan dengan mengkalkulasi return dan risiko dari peluang investasi yang ingin dipilihnya. Kemampuan memprediksi return dan risiko dari peluang investasi harus dimiliki oleh investor. Tujuannya adalah ekspektasi pengembalian dan risiko sesuai dengan harapan.
3. Menjalankan Rencana Investasi
Setelah melakukan riset dan mengkalkulasi potensi return serta risiko dari peluang investasi, seorang investor bisa memulai menjalankan kegiatan investasi telah direncanakan.
4. Evaluasi Hasil Investasi
Mengevaluasi kegiatan investasi secara periodic wajib dilakukan oleh investor. Tujuannya adalah untuk melihat kinerja investasi yang sedang dijalankan.
Contoh Investor
Berikut tiga contoh investor yang majoo kumpulkan dari berbagai sumber:
1. Hyundai Bangun Pabrik Mobil di Cikarang
Perusahaan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai membangun pabrik mobil di Cikarang dengan investasi senilai USD 1,55 miliar. Realisasi investasinya akan dilakukan dalam dua tahapan.
Pada tahap pertama yakni hingga 2021, Hyundai akan berfokus pada investasi pabrik pembuatan mobil Hyundai di Cikarang. Setidaknya 50% dari total produksi di Indonesia akan diekspor.
Kemudian pada tahap kedua mulai 2020 hingga 2030, Hyundai akan fokus pada pengembangan pabrik pembuatan mobil listrik, pabrik transmisi, pusat penelitian dan pengembangan (litbang), serta pusat pelatihan.
2. East Ventures Investasi di Beberapa Perusahaan Rintisan di Indonesia
East Ventures sangat terkenal dalam pendanaan beberapa perusahaan rintisan (start-up) besar di Indonesia. Tercatat, East Ventures telah berpartisipasi menyokong dana untuk 192 bisnis rintisan di tanah air.
Beberapa di antaranya ialah Tokopedia. Tokopedia pada awal-awal berdiri mendapatkan pendanaan sebesar US$1,1 miliar. Kemudian ada juga Traveloka yang mendapatkan investasi sebesar US$350 juta.
Baca juga: Kemitraan adalah: Pengertian, Pola, dan Prinsipnya
3. Warren Buffett, Investor Kelas Dunia
Siapa yang tidak kenal salah satu orang terkaya di dunia itu. Ia adalah investor legendaris di dunia. Berdasarkan Billionaires Forbes, Warren memiliki kekayaan bersih sebesar US$123,5 miliar. Perusahaan miliknya Berkshire Hathaway, memegang saham di perusahaan terkemuka dunia seperti Apple, Coca Cola, American Express, dan Bank of America.
Kesimpulan
Demikian penjelasan mengenai apa itu investor dan jenis-jenis investor yang bisa menjadi bahan inspirasi. Jangan lupa untuk selalu berhati-hati dan penuh pertimbangan ketika berinvestasi.
Selain memiliki modal, seorang investor adalah seseorang yang telaten dalam mengelola laporan keuangan, memiliki kemampuan presentasi yang menarik, serta kemampuan untuk menjelaskan kerugian dan keuntungan di masa depan.
Untuk mencapai hal itu, gunakan aplikasi keuangan majoo yang super lengkap. Satu aplikasi untuk segala solusi semua jenis usaha. Satu aplikasi banyak fungsi, satu harga untuk semua kebutuhan wirausaha. Terdiri dari aplikasi kasir online, aplikasi inventori, aplikasi keuangan dan akunting, aplikasi absensi dan karyawan, aplikasi CRM, serta aplikasi analisa bisnis.
Yuk, bergabung dengan majoo sekarang juga!