Berapa Besar Gaji Pelayan Restoran yang Layak?!

Hanya karena kita sering beranggapan bahwa menjadi pelayan restoran merupakan perkara yang mudah, mungkin banyak dari kita yang beranggapan pula bahwa gaji pelayan restoran pasti kecil sekali nilainya.

Tidak juga, lho! Pasalnya, selain regulasi terkait upah minimum regional, sebenarnya tidak ada standar yang baku untuk penghitungan gaji di tempat-tempat usaha secara spesifik seperti restoran maupun tempat makan lain pada umumnya. Setiap pelaku usaha memiliki keleluasaan untuk menetapkan standar penggajian di tempat usahanya masing-masing.

Dengan situasi tersebut, sebenarnya mungkin saja, lho, gaji yang diterima oleh pelayan restoran setiap bulannya bisa jauh lebih besar atau bahkan jauh lebih kecil dibandingkan pendapatan yang kita peroleh. Tak perlu bingung, langsung saja kita bahas bersama-sama, yuk!

Menjadikan Patokan Gaji Pelayan Restoran untuk Performa

Bukan sesuatu yang aneh untuk menjadikan gaji karyawan yang bekerja di suatu tempat usaha sebagai patokan untuk mengukur performa bisnis tempat usaha tersebut. Semakin baik performa bisnis yang ditunjukkan, tentu akan semakin besar pula besarnya gaji yang diterima pelayan serta staf lainnya yang bekerja di tempat usaha tersebut.

Tak jarang, kita melihat selisih yang cukup besar antara gaji pelayan restoran terkenal dengan, misalnya saja, restoran yang masih belum memiliki nama. Perbedaan gaji yang cukup kentara ini mungkin sekali terjadi karena restoran yang sudah terkenal, tentu menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi pula, dengan demikian kemampuan restoran tersebut untuk membayarkan gaji karyawan pun bisa lebih besar.

Sebaliknya, untuk restoran yang masih belum memiliki nama, pelanggan yang datang pun mungkin juga masih sedikit. Dengan demikian, perhatian pemilik usaha pun akan lebih cenderung terfokus pada penekanan biaya operasional, termasuk gaji karyawan. Sehingga gaji pelayan yang bekerja di sana pun akan lebih rendah.

Baca Juga: Apa Itu Salary? dan Apa Saja Jenis Salary?

Membuat Standar Gaji Waiter Restoran

Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, setiap pelaku usaha memiliki standar gaji waiter restoran yang berbeda satu sama lain. Tentu saja, standar yang dibuat dan diterapkan di sebuah restoran mungkin tidak bisa langsung diterapkan begitu saja di restoran yang lain.

Nah, sebenarnya faktor apa saja, sih, yang membuat adanya perbedaan standar penggajian tersebut? Mengapa waiter atau pramusaji di suatu restoran memiliki gaji yang lebih besar atau lebih kecil jika dibandingkan dengan waiter yang bekerja di restoran lainnya? Perbedaan standar penggajian yang ditetapkan bisa memengaruhi perbedaan tersebut.

Salah satu faktor yang cukup memengaruhi adalah aturan terkait upah minimum yang berlaku di suatu daerah. Bagi yang belum tahu, besarnya upah minimum yang harus diberikan oleh pemilik usaha kepada setiap karyawannya berbeda-beda di setiap daerah, sesuai dengan kebutuhan hidup di daerah tersebut.

Selain itu, seperti yang sudah dibahas, performa bisnis dari suatu restoran juga memengaruhi pertimbangan pelaku usaha dalam membuat standar gaji waiter restoran. Besarnya biaya operasional yang harus ditanggung oleh restoran juga menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh, lho!

Baca Juga: Apa Itu Helper Gudang? Ketahui Pengertian, Tugas, & Gajinya

• Memperhitungkan Komponen Gaji di Restoran

Umumnya, besarnya gaji di restoran ditetapkan agar tidak lebih dari 30% omzet penjualan restoran tersebut. Untuk batas bawahnya, persentase yang ideal untuk komponen gaji karyawan bisa diusahakan agar tak lebih rendah dari 20%, tetapi tak jarang pula pelaku usaha yang menekan komponen biaya ini hingga nilainya tak lebih dari 15% omzet restoran.

Jika kita mengambil persentase ideal sebesar 30%, artinya jika dalam sebulan omzet restoran tersebut adalah Rp100.000.000, pelaku usaha bisa menyisihkan pendapatan sebesar Rp30.000.000 setiap bulannya untuk menggaji seluruh karyawan yang dimilikinya.

Penghitungan gaji di restoran tersebut pun bisa dibagi sesuai dengan kontribusi dari setiap karyawan yang dimiliki. Misalnya 50% dibagi untuk koki dan asisten koki, 20% untuk seorang karyawan kasir, dan sisa 30% untuk dua orang waiter yang dipekerjakan. Dengan kata lain, dengan omzet sebesar Rp100.000.000, setiap waiter bisa mengantongi upah sebesar Rp4.500.000, sudah termasuk bonus.

Agak rumit, memang, tapi sebenarnya menghitung dengan komponen gaji seperti ini bisa sangat membantu untuk menentukan besarnya gaji yang sesuai dengan kontribusi serta performa bisnis.

• Berapa Gaji Server Restoran yang Layak

Tentunya, karena tidak ada aturan baku, gaji server restoran sebenarnya sudah bisa dikatakan layak apabila sudah memenuhi ketetapan untuk upah minimum di daerah lokasi restoran tersebut beroperasi.

Namun, perlu diingat bahwa aturan semacam ini umumnya tak mencakup besarnya bonus yang bisa diberikan kepada karyawan. Oleh karena itu, perlu ada penghitungan yang terpisah sehingga karyawan yang dipekerjakan di restoran tersebut bisa tetap merasa diapresiasi hasil kerjanya melalui pemberian bonus.

Sebagai bayangan, rata-rata gaji server restoran berkisar antara Rp2.300.000 hingga Rp3.200.000 per bulannya. Pun demikian, pelaku usaha juga bisa memutuskan untuk memberikan bonus yang besarnya disesuaikan dengan omzet penjualan restoran di bulan tersebut.

Dengan adanya bonus ini, karyawan pun terpacu untuk melayani pelanggan dengan lebih baik agar performa bisnis restoran meningkat dan mereka bisa memperoleh bonus yang lebih besar.

Baca Juga: Mengenal Admin Toko: Tugas, Cara Kerja, dan Gajinya

Membuat Contoh Slip Gaji Restoran

Tak perlu bingung saat ingin membuat slip gaji untuk karyawan karena ada banyak sekali contoh slip gaji restoran yang bisa digunakan. Umumnya, setiap restoran memiliki standarnya sendiri dalam membuat slip gaji, meski tak jarang pula ada restoran yang langsung mencairkan gaji karyawannya tanpa disertai slip gaji.

Format slip gaji yang digunakan sebenarnya bisa berbeda, tetapi umumnya ada beberapa komponen yang perlu dicantumkan dalam slip gaji tersebut, mulai dari identitas karyawan yang menerima gaji, banyak jam kerja yang dicatatkan karyawan tersebut di bulan terkait, dan besarnya gaji yang diterima sesuai dengan penghitungan jam kerjanya.

Tak jarang slip gaji juga mencantumkan pengurangan nilai upah, baik untuk membayar pajak penghasilan karyawan maupun untuk pemberian tunjangan serta asuransi. Selain pengurangan, dalam contoh slip gaji restoran kita juga bisa menemukan penambahan upah, misalnya saja dalam bentuk tunjangan maupun bonus kinerja.

Apa yang Perlu Dilihat dalam Menetapkan Standar Gaji?

Sebagai kompensasi atas hasil kerjanya, gaji pelayan restoran yang baik dan benar-benar sesuai dengan kontribusinya bisa menjadi motivasi yang tepat untuk meningkatkan efektivitas kerja. Oleh karena itu, penetapan standar penggajian sebaiknya tidak dibuat secara asal, tetapi harus melalui perhitungan yang benar.

Dalam penetapan standar gaji tersebut, penghitungan terhadap omzet restoran menjadi sesuatu yang sangat krusial, karena toh besarnya komponen gaji baru bisa diketahui apabila kita memiliki proyeksi omzet yang baik. Pun jika omzet yang dihasilkan bisa jauh lebih besar, pelaku usaha dapat menjadikannya bonus yang akan mendorong kinerja karyawan, kan?

Agar omzet dapat diketahui dengan mudah, manfaatkan fitur keuangan aplikasi majoo untuk mencatat seluruh transaksi secara tepat, akurat, dan otomatis. Laporan penjualan yang dihasilkan oleh aplikasi majoo pun bisa menjadi bahan pertimbangan yang baik dalam menentukan komponen gaji pelayan restoran. Di samping itu, ada banyak sekali fitur unggulan lainnya dari aplikasi majoo yang bisa melancarkan operasional harian restoran.

Mudah sekali, kan? Jadi, tunggu apa lagi? Gunakan aplikasi majoo sekarang juga, yuk!

Sumber Data:

https://glints.com/id/lowongan/waiter-adalah