Gestun Adalah: Pengertian, Cara Kerja, dan Ciri yang Bahaya

Penulis Nisa Destiana
19 October 2022

article thumbnail

Gestun adalah transaksi penarikan uang tunai menggunakan kartu kredit  di merchant.

Gestun adalah istilah yang cukup familier bagi sebagian kalangan, khususnya pemilik atau pengguna kartu kredit. Sepintas, transaksi gestun tidak terlihat berbahaya, tetapi risiko penipuan dalam transaksi ini cukup besar, lho.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan gestun? Lalu, apa saja ciri-ciri gestun yang berbahaya? Mari simak penjelasan di bawah ini untuk memahaminya! 

Apa yang Dimaksud dengan Gestun?

Gesek tunai atau disingkat gestun adalah transaksi yang dilakukan oleh nasabah di merchant tertentu seolah nasabah tersebut membeli suatu barang atau jasa. Namun, alih-alih menerima barang atau jasa, nasabah menerima uang tunai dengan fee tertentu yang dibebankan merchant kepada nasabah.

Saat ini, sebagian besar kartu kredit memang dapat dimanfaatkan untuk tarik tunai di mesin ATM. Sejumlah uang yang ditarik secara tunai tersebut akan diakumulasikan dengan tagihan kartu kredit lainnya dan dikenakan biaya tambahan.

Berbeda dengan fasilitas tarik tunai di mesin ATM yang memang menjadi fitur resmi kartu kredit, menarik uang tunai dengan berpura-pura berbelanja tergolong gestun, bukan tarik tunai.

Dengan demikian, bisnis gestun adalah bisnis yang dijalankan oleh merchant tertentu dengan cara memberikan uang tunai kepada konsumen yang seolah-olah berbelanja produk di merchant tersebut.

Cara Kerja Gestun

Dari pengertian di atas sudah jelas bahwa cara kerja gestun ialah nasabah menarik dana menggunakan kartu kredit di merchant yang menggunakan EDC dan menyediakan ‘layanan’ gesek tunai.

Jadi, nasabah atau konsumen bertransaksi di gerai tersebut, tetapi tidak menerima barang atau jasa yang seolah dibelinya. Konsumen tersebut justru menerima uang tunai dengan sejumlah potongan langsung.

Anggap saja, konsumen berniat gesek tunai sebesar Rp2.000.000. Merchant memberlakukan sejumlah potongan sebagai fee sehingga konsumen tersebut hanya menerima dana Rp1.900.000.

Akan tetapi, jumlah tagihan kartu kredit untuk nasabah tersebut tetap akan terhitung Rp2.000.000.

Pada poin sebelumnya telah disebutkan bahwa kini kartu kredit dapat digunakan untuk menarik uang tunai di mesin ATM. Jika kartu kredit dapat digunakan untuk tarik tunai, mengapa nasabah memilih gestun? Ada beberapa alasan, antara lain:

  • Biaya Penarikan Lebih Rendah

Umumnya, biaya penarikan uang tunai melalui mesin electronic data capture (EDC) kasir gerai biasanya lebih rendah dibandingkan dengan biaya tarik tunai di mesin ATM. 

Baca juga: EDC adalah Singkatan Electronic Data Capture, Apa Fungsinya?

Dengan gestun, biasanya nasabah dikenakan biaya tambahan sekitar 2-3%, sedangkan biaya tarik tunai di mesin ATM lebih besar dari jumlah tersebut.

  • Limit Lebih Besar

Jumlah tarik tunai dengan kartu kredit di mesin ATM terbatas. Nominal maksimal yang dapat ditarik biasanya tergantung pada limit kartu kredit dan kebijakan bank yang bersangkutan.

Di samping itu, batas pengambilan uang tunai menggunakan kartu kredit di mesin ATM dibatasi jumlahnya dalam satu kali penarikan. Jadi, nasabah harus menarik uang berkali-kali bila nominal yang ditarik melebihi batas maksimal satu kali penarikan tunai. 

Berbeda dengan gestun, nasabah bisa langsung menarik uang tunai sebanyak batas limit kartu dalam sekali waktu dan jumlah yang dapat ditarik adalah nominal total limit, bukan hanya limit tarik tunai saja.

  • Sistem Tagihan Fee

Baik tarik tunai di ATM maupun gestun di merchant, nasabah tetap akan dikenakan biaya. Akan tetapi, sistem tagihan fee untuk keduanya berbeda.

Fee atau biaya tambahan gestun melalui mesin EDC di merchant langsung dipotongkan pada uang tunai yang diterima nasabah. Jadi, nasabah akan menerima uang tunai lebih sedikit dari nominal yang yang sebenarnya ingin ditarik.

Sementara itu, biaya tarik tunai kartu kredit di mesin ATM diakumulasikan dengan tagihan nasabah.

  • Bunga Lebih Kecil

Bunga dari transaksi gestun lebih kecil karena dianggap sebagai transaksi ritel. Sebagai contoh, bank menerapkan bunga sekitar 2,95% untuk tarik tunai di mesin ATM. Dengan gestun, bunga yang ditetapkan bisa menjadi 2,25%.

Waspada risiko penipuan gestun, pastikan kamu mengenali ciri gestun yang berbahaya!

Ciri-Ciri Gestun yang Berbahaya

Sepintas mungkin praktik gestun terlihat tidak masalah. Namun, sebetulnya gestun bukanlah transaksi yang direkomendasikan dan cenderung rentan penipuan. Wajar saja bila gestun dilarang oleh Bank Indonesia.

Bank Indonesia mendorong pemberantasan gesek tunai agar industri kartu kredit tumbuh secara sehat dan aman sekaligus melindungi konsumen jasa sistem pembayaran. Di samping risiko penipuan, ada beberapa alasan yang membuat praktik gestun dilarang, yaitu:

  • Praktik gestun berisiko menjerat pemilik kartu kredit dalam pinjaman yang mungkin berakhir menjadi kredit bermasalah.
  • Selain merugikan konsumen, gestun juga berdampak pada peningkatan angka Non Performing Loans (NPL) bagi perbankan penerbit kartu kredit.
  • Gestun juga berisiko digunakan pihak-pihak tertentu sebagai cara pencucian uang.
  • Masyarakat bisa salah persepsi dengan kartu kredit yang merupakan alat pembayaran, tetapi justru digunakan untuk kredit uang tunai.

Baca juga: Kredit Macet: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Lalu, sebetulnya apa ciri-ciri gestun yang berbahaya dan perlu kamu waspadai? Berikut ini penjelasannya.

  • Iming-Iming Cashback Besar

Salah satu cara pelaku penipuan gestun menarik minat calon korbannya ialah memberikan iming-iming cashback atau diskon yang besar.

Tak jarang pelaku juga mengaku bekerja sama dengan perusahaan besar seperti penyedia tiket pesawat dan hotel. Jika menemui hal seperti ini, kamu perlu waspada.

  • Kredit Besar Tanpa Limit

Pelaku penipuan kerap menarik sasaran atau calon korbannya dengan menawarkan pembuatan kartu kredit tanpa limit secara cepat. Umumnya, pelaku menyasar orang yang sedang terdesak dan membutuhkan dana besar dalam waktu singkat.

Kondisi psikologi calon korban yang panik dan sulit berpikir jenih menjadi faktor yang dimanfaatkan pelaku. Tentunya, bila korban menyetujui pembuatan kartu kredit tipuan ini, korban akan makin kesulitan. 

  • Diproses Online

Kebanyakan bank, menerapkan kebijakan pemrosesan pembuatan kartu kredit dengan verifikasi yang tak mudah. Karena itu, pembuatan kartu kredit memerlukan waktu beberapa hari hingga minggu.

Biasanya, nasabah perlu melengkapi dokumen-dokumen tertentu agar pengajuan kartu kreditnya diterima.

Namun, pelaku memanfaatkan situasi tersebut dengan menawarkan pembuatan kartu kredit dengan proses cepat dan cukup melalui telepon. 

Memang saat ini sejumlah bank melayani pembuatan kartu kredit online, tetapi bank tetap menerapkan verifikasi, misalnya dengan cara melakukan video call. Ada juga bank yang memiliki aplikasi khusus untuk pengajuan kartu kredit atau pinjaman lainnya dan nasabah tetap perlu melampirkan foto-foto dokumen persyaratan.

  • Meminta Data Rahasia

Salah satu hal yang patut diwaspadai ialah bila kamu diminta data pribadi. Dalam penipuan gestun, kemungkinan besar pelaku akan menanyakan sejumlah data pribadi seperti data diri dan menanyakan kode OTP yang masuk ke ponsel. 

Supaya tidak terdengar mencurigakan, biasanya pelaku membalutnya dengan skenario cerita yang seolah-olah masuk akal supaya kamu mau memberikan data-data tersebut. Jika tiba-tiba ada orang yang melakukan hal tersebut, kamu perlu sangat berhati-hati.

  • Pamer Testimoni

Dalam teori pemasaran, testimoni dikenal sebagai strategi ampuh untuk menarik minat konsumen. Ternyata, testimoni juga menjadi bagian dari modus penipuan.

Penipuan gestun kadang menarik minat target atau calon korban dengan memamerkan testimoni dari orang-orang yang mendapatkan manfaat dan kemudahan. Padahal, orang-orang yang memberikan testimoni tersebut sebetulnya adalah bagian dari kelompok penipu.

Tips agar Tidak Menjadi Korban Penipuan Gestun

Setelah mengetahui ciri-ciri gestun yang berbahaya, kamu jadi tahu hal-hal yang perlu diwaspadai. Berikut ini beberapa tips agar tidak menjadi korban penipuan gestun.

  • Jangan mudah percaya iming-iming dari pihak tidak jelas yang menawarkan pembuatan kartu kredit. Konfirmasi ke call center bank terkait untuk memastikan kebenaran penawaran tersebut.
  • Gunakan kartu kredit untuk membeli barang dan jasa saja. Jika kamu memerlukan uang tunai, lakukan tarik tunai di ATM. Sebisa mungkin hindari gestun yang merupakan transaksi ilegal.
  • Jangan biarkan kartu kredit milikmu di-swipe tanpa pengawasanmu.
  • Jangan berikan nomor kartu kredit, PIN, tanggal kedaluwarsa, CVV, dan data rahasiamu kepada orang lain.
  • Gunakan notifikasi transaksi di ponsel sehingga kamu bisa segera mengetahui jika ada transaksi yang mencurigakan atau tidak kamu lakukan.
  • Jangan percayakan kartu kreditmu digunakan oleh orang lain.

Dari sisi pemilik gerai atau merchant, pastikan kamu mempunyai dokumentasi transaksi penjualan yang akurat. Jadi, bila ada konsumen yang menyatakan ada transaksi mencurigakan di geraimu, kamu dapat membuktikan kebenarannya dengan data transaksi yang jelas.

Maka dari itu, pastikan bisnismu sudah menggunakan aplikasi kasir yang bisa mendokumentasikan transaksi penjualan secara real time seperti majoo. Yuk, gunakan majoo sekarang dan pastikan transaksi di geraimu lebih aman!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo