Mengenal Pentingnya Internal Rate of Return Bagi Bisnis

Ditulis oleh Akidna Rahma

article thumbnail

 

Internal rate of return menghitung pengembalian uang dari suatu investasi.

 

Umumnya, perusahaan menggunakan berbagai informasi keuangan dan alat analisis untuk membuat keputusan terkait operasional dan investasi. Salah satu tools yang lazim digunakan adalah Internal Rate of Return atau IRR.

 

IRR mengukur seberapa optimal performa proyek, modal, serta investasi dari waktu ke waktu. Sehubungan dengan itu, IRR mempunyai banyak manfaat bagi perusahaan.

 

Melalui perhitungan IRR, kamu bisa membandingkan satu investasi dengan investasi lainnya atau mengidentifikasi apakah suatu proyek akan bertahan atau tidak. Sebelum lebih jauh berbicara tentang peranan IRR, ada baiknya kita tilik tools yang satu ini dari awal yaitu dimulai dengan definisinya.

 

Pengertian Internal Rate of Return

 

IRR adalah metrik yang digunakan dalam analisis keuangan untuk memperkirakan profitabilitas suatu investasi yang dianggap potensial. IRR juga yang menjadikan Net Present Value (NPV) dari semua arus kas sama dengan nol dalam analisis arus kas yang didiskontokan*.

 

Perhitungan IRR mengandalkan rumus yang seperti NPV. Akan tetapi, perlu diingat bahwa IRR bukanlah nilai uang sebenarnya dari suatu proyek. Angka ini merupakan pengembalian tahunan yang membuat nilai NPV sama dengan nol.

 

Secara umum, makin tinggi Internal Rate of Return, makin layak sebuah investasi untuk dilakukan. IRR berlaku seragam untuk berbagai jenis investasi sehingga dapat digunakan untuk menentukan peringkat beberapa investasi atau proyek prospektif dengan dasar yang relatif sama.

 

Secara umum, ketika membandingkan opsi investasi dengan karakteristik serupa lainnya, investasi dengan IRR tertinggi bisa dianggap yang terbaik. 

 

Tujuan akhir dari IRR adalah untuk mengidentifikasi tingkat diskonto yang membuat nilai sekarang dari jumlah nominal tahunan arus kas masuk sama dengan pengeluaran kas bersih awal untuk investasi.

 

Kamu dapat menggunakan metode lain untuk mengidentifikasi pengembalian yang diharapkan, tetapi IRR sering kali merupakan alat analisis ideal.

 

IRR juga bisa dianggap sebagai tingkat pertumbuhan yang diharapkan  dari investasi setiap tahun. Dengan demikian, ini bisa sangat mirip dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR).

 

Sebuah investasi tidak akan memiliki tingkat pengembalian yang sama setiap tahunnya. Biasanya, tingkat pengembalian aktual yang dihasilkan oleh investasi tertentu akan berbeda dari perkiraan IRR-nya.

Kegunaan IRR

 

Dalam perencanaan modal, salah satu penggunaan IRR yang populer ditujukan untuk membandingkan profitabilitas mendirikan proyek baru dengan memperluas proyek yang ada.

 

Misalnya, sebuah bisnis restoran dapat menggunakan IRR dalam memutuskan apakah akan membuka brand baru atau memperbaiki dan memperluas merek yang ada.

 

Kedua proyek tersebut dapat menambah nilai bagi perusahaan, tetapi kemungkinan besar salah satunya akan menjadi keputusan yang lebih logis seperti yang ditentukan oleh IRR.

 

Hal yang perlu menjadi perhatikan, IRR tidak memperhitungkan perubahan tingkat diskonto. Karena itu, sering kali perhitungannya kurang memadai untuk proyek jangka panjang dengan tingkat diskonto yang bervariasi.

 

IRR juga berguna bagi perusahaan dalam mengevaluasi program pembelian kembali saham. Jika sebuah perusahaan mengalokasikan dana yang cukup besar untuk membeli kembali sahamnya, tentu analisis harus menunjukkan bahwa saham perusahaan itu sendiri adalah investasi yang lebih baik.

 

Kamu dapat mengetahuinya dengan melihat nilai IRR. Investasi layak dilakukan apabila memiliki IRR yang lebih tinggi daripada penggunaan dana untuk investasi lainnya, seperti membuat gerai baru atau mengakuisisi perusahaan lain.

 

Tidak hanya bisnis, kamu sebagai Individu juga dapat menggunakan IRR saat membuat keputusan keuangan. Misalnya, saat mengevaluasi polis asuransi yang berbeda menggunakan premi dan manfaatnya. Menurut konsensus umum, polis yang memiliki premi relatif ekonomis dengan IRR tinggi, sebaiknya menjadi pilihan.

 

 Dengan menghitung IRR, kamu bisa membandingkan profitabilitas antara dua buah proyek atau investasi.

Meskipun begitu, penggunaan IRR memang lebih lazim diterapkan dalam bisnis, terutama untuk menganalisis pengembalian investasi. Dalam kebanyakan kasus, pengembalian yang diiklankan akan mengasumsikan bahwa setiap pembayaran bunga atau dividen tunai diinvestasikan kembali ke dalam investasi.

 

Bagaimana jika Anda tidak ingin menginvestasikan kembali dividen tetapi membutuhkannya sebagai pendapatan? Dan jika dividen tidak diasumsikan untuk diinvestasikan kembali, apakah dividen tersebut dibayarkan atau dibiarkan dalam bentuk tunai? IRR dan asumsi lainnya sangat penting pada instrumen seperti anuitas, di mana arus kas bisa menjadi kompleks.

 

Dengan kata lain, IRR adalah perhitungan yang digunakan untuk memprediksi tingkat pengembalian uang dari suatu investasi. Angka ini membantu menentukan tingkat pengembalian yang diperlukan bila memulai dengan jumlah investasi awal tertentu sambil memperhitungkan semua perubahan arus kas selama periode investasi, termasuk hasil penjualan.

Rumus IRR dan cara menghitungnya

 

Untuk menghitung IRR, kamu bisa memanfaatkan Microsoft Excel. Kamu cukup menggunakan fungsi IRR dan Microsoft Excel akan menyelesaikan perhitungannya.

 

Selain itu, tentu kamu juga selalu bisa menghitungnya secara manual. Untuk perhitungan manual, rumus IRR adalah sebagai berikut:

 

Ct         : Arus kas masuk bersih selama periode t

C0   : Total biaya investasi awal

IRR  : Internal rate of return

t           : Jumlah periode waktu

 

Sebelum memulai simulasi perhitungan IRR, terdapat beberapa catatan penting yang perlu kamu perhatikan, antara lain:

  • Dengan menggunakan rumus tersebut, kamu akan menetapkan NPV sama dengan nol dan menyelesaikan discount rate yaitu IRR.
  • Nilai investasi awal akan selalu bernilai negatif sebab merupakan arus kas keluar.
  • Setiap arus kas berikutnya bisa bernilai positif atau negatif, tergantung pada estimasi hasil proyek atau adanya kebutuhan suntikan modal di masa depan.
  • Karena sifat rumusnya, IRR tidak dapat dihitung secara analitis dengan mudah, tetapi perlu dihitung secara iteratif melalui trial and error.

Contoh perhitungan IRR

 

Asumsikan sebuah perusahaan sedang meninjau dua proyek. Manajemen harus memutuskan apakah akan bergerak maju dengan salah satu, keduanya, atau tidak keduanya. Biaya modalnya adalah 10%. Pola arus kas untuk masing-masing adalah sebagai berikut:

 

 

 

Proyek A

Proyek B

Pengeluaran awal

Rp50.000.000

Rp20.000.000

Tahun pertama

Rp17.000.000

Rp4.000.000

Tahun kedua

Rp19.000.000

Rp7.000.000

Tahun ketiga

Rp16.000.000

Rp5.000.000

Tahun keempat

Rp15.000.000

Rp4.000.000

Tahun kelima

Rp7.000.000

Rp3.000.000

 

 

Perusahaan harus menghitung IRR untuk setiap proyek. Pengeluaran awal (periode = 0) akan negatif. Pemecahan untuk IRR adalah proses iteratif menggunakan persamaan berikut ini.

 

Rp0 = ƩCFt÷(1+IRR)t

 

IRR Proyek A:

Rp0 = (-Rp50.000.000) + Rp17.000.000÷(1+IRR)1 + Rp19.000.000÷(1+IRR)2 +

Rp16.000.000÷(1+IRR)3 + Rp15.000.000÷(1+IRR)4 + Rp7.000.000÷(1+IRR)5

 

IRR Proyek A = 16,61%

 

IRR Proyek B:

Rp0 = (-Rp20.000.000) + Rp4.000.000÷(1+IRR)1 + Rp7.000.000÷(1+IRR)2 +

Rp5.000.000÷(1+IRR)3 + Rp4.000.000÷(1+IRR)4 + Rp3.000.000÷(1+IRR)5

 

IRR Proyek B = 5,23%

 

Mengingat bahwa biaya modal perusahaan adalah 10%, manajemen harus melanjutkan Proyek A dan menolak Proyek B.

 

Berdasarkan pembahasan serta contoh perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pengembalian internal atau IRR adalah pedoman untuk mengevaluasi apakah akan melanjutkan proyek atau investasi.

 

Aturan IRR menyatakan bahwa jika IRR pada suatu proyek atau investasi lebih besar dari RRR minimum, biasanya biaya modal, maka proyek atau investasi tersebut dapat dilanjutkan.

 

Sebaliknya, jika IRR pada suatu proyek atau investasi lebih rendah dari biaya modal, tindakan terbaik adalah menolaknya. Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa keterbatasan pada IRR, carar ini merupakan standar industri untuk menganalisis proyek penganggaran modal.

 

Karena itu, bila kamu ingin memastikan keputusan terkait investasi yang dilakukan bisnis tepat atau tidak, pastikan kamu menghitung IRR dari rencana investasi tersebut terlebih dahulu.

 

Berdasarkan pembahasan serta contoh perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa tingkat pengembalian internal atau IRR adalah pedoman untuk mengevaluasi apakah akan melanjutkan proyek atau investasi.

 

Aturan IRR menyatakan bahwa jika IRR pada suatu proyek atau investasi lebih besar dari RRR minimum, biasanya biaya modal, maka proyek atau investasi tersebut dapat dilanjutkan.

 

Sebaliknya, jika IRR pada suatu proyek atau investasi lebih rendah dari biaya modal, tindakan terbaik adalah menolaknya. Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa keterbatasan pada IRR, cara ini merupakan standar industri untuk menganalisis proyek penganggaran modal. Karena itu, bila kamu ingin memastikan keputusan terkait investasi yang dilakukan bisnis tepat atau tidak, pastikan kamu menghitung IRR.

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo