Sebagai seorang pelaku usaha, pengertian laporan keuangan tentu sudah kamu hapal dengan benar. Namun, untuk jenis-jenis laporan keuangan itu sendiri, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, mungkin tidak semuanya sempat kamu pelajari. Terlebih menentukan mana yang paling sesuai digunakan untuk bisnis yang sedang kamu geluti.
Apa, sih, yang dimaksud dengan laporan keuangan?
Secara umum, laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan yang dimiliki oleh suatu bisnis atau perusahaan dalam sebuah periode akuntansi. Tak hanya menjadi catatan informasi, laporan keuangan juga kerap digunakan untuk menggambarkan bagaimana performa yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau bisnis.
Bisa dibilang, laporan keuangan adalah sesuatu yang penting dan perlu disusun dengan rapi serta seakurat mungkin.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dimiliki oleh sebuah usaha umumnya tidak hanya terdiri dari satu jenis laporan keuangan saja, tetapi merupakan gabungan dari tiga hingga lima macam laporan keuangan berbeda yang disusun menjadi satu informasi yang lengkap.
Ada pun secara garis besar, jenis-jenis laporan keuangan dapat dibedakan menjadi lima:
1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan jenis laporan keuangan yang secara umum melaporkan tiga informasi keuangan utama sebuah bisnis dalam periode waktu tertentu. Tiga informasi yang dimaksud di sini meliputi informasi terkait pendapatan usaha, pengeluaran usaha, serta penghitungan laba rugi.
Meski pembagian kategori informasi utama dalam laporan laba rugi bisa dibilang cukup besar, tetapi tetap ada batasan yang harus dipatuhi agar laporan laba rugi yang disusun benar-benar dapat menjelaskan informasi penghitungan laba rugi yang dialami oleh bisnismu.
Misalnya saja, untuk kategori pendapatan usaha, tidak semua jenis penerimaan bisnis yang diterima oleh usahamu dapat dimasukkan dalam kategori ini. Hanya pendapatan yang didapatkan dari hasil penjualan tunai serta hasil penjualan kredit saja yang tercakup dalam laporan laba rugi. Pengembangan aset yang sudah ada atau pendapatan yang diperoleh dalam rentang periode yang berbeda sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam laporan laba rugi yang tengah dibuat.
Begitu juga dengan kategori pengeluaran usaha. Umumnya pengeluaran yang dicatat dalam laporan laba rugi didasarkan pada fungsi atau sifatnya. Pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud dalam kategori ini meliputi beban operasional penjalanan bisnis hingga biaya pajak maupun bunga.
Dari pencatatan pendapatan usaha serta pengeluaran yang dilakukan, laporan laba rugi dapat disusun dengan menghitung selisih keduanya dalam sebuah periode. Jika seluruh pendapatan yang diterima dalam periode tersebut lebih besar dibanding pengeluaran yang dilakukan pada periode yang sama, bisnis dapat dikatakan mengalami keuntungan.
Nah, sebaliknya, jika pendapatan yang diterima lebih kecil dari nominal pengeluaran dalam periode yang dihitung, bisnis dikatakan mengalami kerugian.
2. Neraca Keuangan
Jika jenis laporan keuangan laba rugi dapat menunjukkan keuntungan atau kerugian yang dialami oleh suatu bisnis, neraca keuangan dapat menunjukkan posisi keuangan dari bisnis tersebut. Dalam jenis laporan keuangan yang satu ini, kamu perlu lebih runut lagi melakukan pencatatan karena sifatnya yang juga lebih kompleks.
Neraca keuangan dalam laporan keuangan adalah penghitungan ekuitas suatu bisnis. Ekuitas ini sendiri didapatkan dari selisih antara aktiva dan liabilitas bisnis.
Untuk memahami jenis laporan keuangan neraca, kamu perlu mempelajari terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan aktiva, liabilitas, serta ekuitas.
Aktiva merupakan segala jenis aset yang secara sah dimiliki oleh suatu bisnis. Aset yang dapat dihitung sebagai aktiva bisa berupa segala bentuk sumber daya yang dapat dikonversi serta dikonsumsi dalam rentang 12 bulan sejak tanggal pelaporan, hingga beragam aset berwujud maupun tak berwujud yang diperkirakan dapat dikonversi atau dikonsumsi lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
Sebagai contoh, aktiva dapat berupa uang tunai, bahan baku, tanah, bangunan kantor, atau investasi jangka panjang.
Berbeda dengan aktiva, liabilitas merupakan kewajiban atau utang bisnis yang harus dilunasi, baik dalam tempo dua belas bulan sejak tanggal pelaporan hingga setelahnya. Kredit, pinjaman bank baik jangka panjang maupun pendek, bunga dari utang, atau bahkan pajak yang tertunggak dapat dikategorikan sebagai liabilitas yang perlu dihitung dalam penyusunan neraca keuangan.
Dengan mengurangi nilai aktiva yang dimiliki dengan nilai liabilitas yang ada, kamu akan menemukan ekuitas. Karena ekuitas dihitung dari selisih antara aktiva dan juga liabilitas, setiap perubahan nilai pada aktiva serta liabilitas yang kamu miliki pun akan memengaruhi nilai bersih ekuitas dalam neraca keuangan.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Di antara macam-macam laporan keuangan yang ada, laporan perubahan ekuitas bisa dibilang sebagai jenis laporan keuangan yang paling kompleks untuk disusun. Bagaimana tidak, jika macam laporan keuangan sebelumnya hanya memiliki sejumlah variabel yang perlu dihitung, perhitungan laporan perubahan ekuitas justru dihitung dari laporan laba rugi serta neraca keuangan.
Karena kompleksitas yang dimilikinya, laporan perubahan ekuitas dapat menjelaskan beragam hal mulai dari pergerakan ekuitas, saldo ekuitas di akhir periode akuntansi, hingga kontribusi para investor maupun pemegang saham dalam bisnis yang kamu jalankan. Meski demikian, penyusunan laporan perubahan ekuitas sesungguhnya tidak sekompleks yang ada dalam bayangan.
Untuk memastikan laporan perubahan ekuitas dibuat dengan benar dan akurat, kamu tak perlu melakukan tindakan preventif yang mungkin terasa merepotkan atau menghabiskan banyak biaya. Sebaliknya, kamu cukup memberikan perhatian lebih untuk memastikan laporan laba rugi serta neraca keuangan yang kamu hitung sudah seakurat mungkin.
Karena laporan perubahan ekuitas didapatkan dari perhitungan laporan laba rugi serta neraca keuangan, jenis laporan keuangan yang satu ini dapat dijaga keakuratannya dengan memastikan keakuratan laporan laba rugi dan neraca keuangan yang menjadi fondasinya.
Hal yang sebaliknya tentu juga berlaku dalam hal ini. Jika kamu asal-asalan saat menyusun laporan laba rugi atau neraca keuangan bisnismu, misalnya dengan mengabaikan cakupan batasan yang dimiliki maupun dengan menafikan satu atau dua pos pengeluaran yang menurutmu tidak terlalu penting untuk dicatat, hasil laporan perubahan ekuitasmu pun akan ikut terdampak dan tak dapat lagi dipastikan keakuratannya.
4. Jenis Laporan Keuangan berupa Arus Kas
Selain laporan laba rugi, neraca keuangan, serta laporan perubahan ekuitas, masih ada dua jenis dan macam laporan keuangan lagi yang tak kalah penting. Salah satunya adalah laporan arus kas.
Di antara macam laporan keuangan sebelumnya, arus kas bisa dibilang yang paling umum digunakan oleh setiap pelaku usaha. Selain karena dapat memberikan gambaran riil terkait keuangan bisnis, menyusun arus kas sebagai sebuah laporan keuangan adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan.
Namun, laporan arus kas sesungguhnya tak sesederhana yang diketahui oleh banyak orang karena secara sifat dan peruntukan, laporan arus kas dapat dibedakan menjadi laporan arus kas operasional, investasi, maupun aktivitas pendanaan.
Sesuai peruntukannya yang berbeda, pencatatan yang dilakukan untuk setiap arus kas juga dapat akan berbeda. Arus kas operasional, sebagai contohnya, akan lebih terfokus pada pencatatan keluar masuk modal yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional harian bisnis.
Dari pencatatan tersebut, pelaku usaha dapat mengukur seberapa banyak pendapatan yang diterima serta pengeluaran dari sisi operasional bisnis. Arus kas investasi dan aktivitas pendanaan pun akan memiliki input serta outputnya masing-masing.
Baca Juga : Fungsi Manajemen Keuangan untuk Meningkatkan Pendapatan
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan terakhir yang perlu kamu ketahui adalah pencatatan atas laporan keuangan itu sendiri. Meski terdengar sepele, tetapi catatan atas laporan keuangan adalah elemen yang penting untuk diperhatikan agar setiap macam maupun jenis laporan keuangan bisnis yang ingin kamu buat dapat disusun secara jelas.
Catatan atas laporan keuangan umumnya menjadi dokumen pendukung untuk setiap jenis laporan keuangan yang disusun.
Baik laporan laba rugi, neraca keuangan, laporan perpindahan ekuitas, maupun laporan arus kas mungkin tidak secara detail menjelaskan jumlah nominal untuk setiap aktivitas. Catatan atas laporan keuangan, lah, yang akan melengkapi penjelasan tersebut.
Catatan ini pula yang akan dijadikan rujukan saat menyusun atau menganalisis laporan keuangan agar dapat memperoleh proyeksi maupun situasi riil yang dihadapi oleh bisnismu.
Pembuatan catatan atas laporan keuangan juga tergolong lebih mudah karena setiap transaksi bisnis yang terjadi akan tersimpan dalam catatan ini. Meski demikian, catatan atas laporan keuangan tidak mencakup pencatatan aset serta perubahannya.
Memahami Setiap Pengertian Laporan Keuangan
Setelah mengetahui macam-macam laporan keuangan, kamu perlu memahami dengan benar setiap pengertian yang dimilikinya untuk memastikan pengembangan serta operasional bisnismu dapat terus berjalan dengan lancar dan semakin maju.
Dengan memahami pengertian laporan keuangan serta jenis-jenisnya di atas, kamu bisa menentukan prioritas laporan keuangan bisnis yang perlu disusun.
Misalnya saja, jika bisnismu tergolong sebagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, membuat laporan keuangan berbentuk arus kas operasional tentu akan memberikan efek yang maksimal bagi penjalanan bisnismu.
Namun, jika kamu bermaksud untuk melebarkan sayap ke berbagai lini atau model bisnis lainnya, arus kas investasi akan membantumu merancang strategi bisnis yang tepat dan dapat digunakan dengan laporan perubahan ekuitas untuk meyakinkan penyuntik dana baru.
Di samping itu, keberadaan laporan keuangan dalam sebuah bisnis juga penting karena fungsi-fungsi yang dimilikinya, misalnya saja:
1. Laporan keuangan sebagai alat ukur kondisi bisnis
Karena penyusunan laporan keuangan kerap dilakukan dengan mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan bisnismu dalam rentang waktu tertentu. Hasil dari penyusunan laporan keuangan adalah laporan dari sehat atau tidaknya bisnismu itu sendiri.
Sebagai contoh, jika dalam rentang satu bulan pengeluaran operasionalmu jauh lebih besar dibanding dengan pendapatan yang kamu terima. Besar kemungkinan bisnis yang kamu jalankan tidak sehat secara operasional atau bahkan sejak fase perencanaan bisnis di awal.
Asumsi diatas diperoleh dengan mempertimbangkan bahwa operasional harian yang sehat, didukung dengan perencanaan yang matang, akan menghindarkan adanya pengeluaran berlebih untuk kegiatan operasional di luar kemampuan pendapatan.
2. Laporan keuangan sebagai bahan evaluasi
Berkaitan dengan fungsinya yang pertama, laporan keuangan yang secara runut mencatat setiap aktivitas bisnis yang dilakukan dapat dimanfaatkan juga sebagai bahan evaluasi.
Secara makro, kamu dapat mengukur keberhasilan strategi bisnis yang kamu jalankan, dan bahkan bisa dirinci hingga poin terkecil kesalahan yang sepatutnya diperbaiki. Dengan berkaca pada laporan keuangan yang sudah disusun secara akurat, kamu dapat menilai apakah sebuah keputusan bisnis dapat memberikan hasil riil yang sesuai dengan harapan.
3. Laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban bisnis
Penting bagi kamu yang menjalankan bisnis bersama pihak lain atau mendapatkan suntikan dana dari investor, laporan keuangan yang menjabarkan seluruh proses arus kas, laba rugi, ekuitas serta perubahannya, dan catatan atas laporan keuangan dapat dijadikan sebagai bentuk pertanggungjawaban pada pihak lain. Dengan laporan keuangan, kamu bisa menunjukkan pertumbuhan yang dialami oleh bisnismu.
Tiga fungsi utama laporan keuangan yang telah dijabarkan di atas tentunya tak bisa dinafikan begitu saja. Ayo, gunakan aplikasi majoo dengan aplikasi pencatatan keuangan yang otomatis untuk membantumu menyusun laporan keuangan. Gunakan sekarang agar kamu dapat mengembangkan bisnismu semakin maju.