Pengertian dan Rumus Laporan Perubahan Modal

Penulis Akidna Rahma
17 November 2021

article thumbnail


Laporan perubahan modal adalah salah satu laporan keuangan yang penting bagi pengembangan bisnis.

Dibanding banyak jenis laporan keuangan lainnya, laporan perubahan modal merupakan salah satu bentuk laporan keuangan yang perlu disiapkan paling akhir untuk memastikan adanya pencatatan keuangan bisnis yang benar-benar efisien.

Pasalnya, laporan keuangan yang satu ini umumnya disusun berdasarkan laporan-laporan keuangan lainnya, sehingga apabila dibuat di awal, tentu petugas bagian keuangan yang menangani keuangan bisnismu harus bekerja dua kali untuk menyiapkan seluruh dokumen keuangan bisnis secara lengkap.

Sebenarnya, apa pengertian laporan perubahan modal dan bagaimana cara terbaik untuk membuat jenis laporan keuangan ini agar operasional bisnis dapat berjalan dengan lancar?

Pengertian Laporan Perubahan Modal

Secara garis besar, laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang mampu menunjukkan peningkatan maupun penurunan aktiva bersih yang dimiliki oleh suatu bisnis.

Karena sifatnya yang cukup fleksibel tersebut, umumnya laporan keuangan yang satu ini dibuat dalam periode tertentu untuk mengukur adanya perubahan aktiva serta kekayaan bisnis selama periode tersebut saja. Untuk periode-periode selanjutnya, tentu pelaku usaha perlu menyusun laporan tersendiri dan laporan yang sudah dibuat di periode sebelumnya tidak akan digunakan kembali.

Mengapa jenis laporan keuangan ini disebut memiliki sifat yang fleksibel? Sederhananya, karena laporan ini digunakan untuk menghitung adanya peningkatan atau penurunan aktiva, berarti penyusunan laporannya perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi aktiva bersih dari suatu bisnis. Faktor-faktor inilah yang kemudian membuat sifatnya menjadi fleksibel sekaligus menambah kompleksitas dalam penyusunannya.

Laporan perubahan modal adalah salah satu jenis laporan keuangan yang banyak digunakan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan modal yang terjadi di akhir periode dibanding dengan ketika modal ditanamkan di awal periode. Karenanya, laporan ini berisi banyak sekali informasi terkait modal yang dimiliki oleh suatu bisnis dan setiap transaksi yang memengaruhi adanya perubahan pada modal tersebut.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perubahan Modal

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan perubahan atau pergeseran nilai modal yang ditanamkan di awal periode. Karena dapat memengaruhi nilai akhir dari modal suatu bisnis ketika periode pencatatan keuangan selesai, maka sebagai seorang pelaku usaha perlu memahami terlebih dahulu faktor-faktor tersebut sebelum mulai menyusun laporan keuangannya di akhir periode.

Apa saja faktor-faktor yang dapat memengaruhi perubahan modal suatu bisnis?

  1. Pembiayaan Kebutuhan Pribadi dari Keuangan Bisnis

Kerap terjadi pada usaha mikro, kecil, dan menengah, umumnya modal yang digunakan untuk menjalankan suatu bisnis bersumber dari keuangan pribadi pemilik usaha. Dalam situasi ini, sama sekali tidak aneh apabila keuangan bisnis tercampur dengan keuangan pribadi dari pelaku usaha tersebut.

Sebenarnya, hal ini dapat dihindari dengan melakukan pengelolaan keuangan yang baik. Misalnya saja dengan memisahkan mana rekening yang digunakan untuk mengatur keuangan bisnis, dan mana rekening yang digunakan secara pribadi. Namun, tidak jarang juga pengelolaan keuangan semacam ini tidak digunakan karena berbagai alasan.

Ketika seorang pelaku usaha memutuskan untuk menggunakan keuangan bisnis guna memenuhi kebutuhan pribadinya, pos pengeluaran yang digunakan akan secara langsung mengurangi modal usaha.

  1. Bisnis Perlu Menutup Kerugian

Ketika suatu bisnis mengalami kerugian, baik yang yang memang sudah diperkirakan sebagai bagian dari implementasi strategi bisnis maupun yang terjadi secara tidak sengaja, modal kerja akan terpotong untuk menutup kerugian tersebut.

Tergantung dari besarnya kerugian yang perlu ditutup oleh keuangan bisnis, belum tentu di akhir periode bisnis tersebut nilai pendapatan yang dimiliki berada pada posisi minus atau benar-benar mengalami kerugian. Karenanya, laporan perubahan modal umumnya diperlukan agar dapat digunakan untuk mengukur situasi tersebut.

Pelaku usaha tidak perlu merasa khawatir atau kecewa dengan kerugian-kerugian yang mungkin muncul dalam operasional bisnis, karena tergantung dari strategi bisnis yang coba diimplementasikan, bisa saja kerugian tersebut dapat ditanggulangi secara cepat dan ditutup. Meski demikian, setiap kerugian yang tercatat mau tidak mau akan mengurangi nilai modal kerja yang sudah ditetapkan di awal periode pencatatan keuangan.

  1. Bisnis Perlu Menambah Aset

Dalam menjalankan operasional bisnis, tak jarang pelaku usaha perlu menambah aset bisnis yang dimilikinya. Penambahan aset ini umumnya tercatat sebagai penambahan aktiva tetap yang pembayarannya dihitung dari modal kerja.

Karena aset bisnis merupakan sesuatu yang memang dibutuhkan dalam aktivitas operasional dan memiliki tujuan akhir untuk mencapai peningkatan pendapatan, pembelian setiap aset atau aktiva tetap ini dilakukan dengan mengurangi modal bisnis yang dimiliki.

Secara keuangan riil, sebenarnya tak banyak yang berubah karena baik modal yang dimiliki serta aset yang dibeli dengan modal tersebut memiliki status kepemilikan yang sama, yaitu berada di bawah cakupan pelaku usaha. Namun, dalam pencatatannya, aktivitas penambahan aset ini akan memengaruhi banyak sekali faktor dalam penyusunan laporan keuangan.

Setiap kali pelaku usaha menambah asetnya, pos modal akan dikurangi sebanyak dana yang dibutuhkan untuk membeli aset tersebut, dan pos aktiva tetap akan bertambah.

  1. Adanya Penambahan Utang

Dalam menjalankan suatu bisnis, tak selamanya pelaku usaha bisa memenuhi setiap kebutuhan operasional bisnisnya dari uang atau modal yang dimilikinya saja, tetapi juga harus melakukan pinjaman.

Tak jarang pula seorang pelaku usaha mengajukan pinjaman untuk keperluan yang sebenarnya bisa ditutup dari keuangan bisnisnya. Biasanya, situasi ini terjadi ketika ada kebutuhan yang harus segera dipenuhi, tetapi akan mengganggu arus kas bisnis yang dimiliki apabila secara kontak ditanggung dari modal yang dimilikinya.

Dalam situasi semacam itu, kebutuhan dapat tetap dipenuhi dan arus kas bisnis pun tidak terganggu dan dapat terus diputarkan dengan melakukan pinjaman. Secara otomatis, baik pos utang, aktiva lancar, dan modal akan bertambah sebesar dengan nilai pinjaman yang dilakukan.

Tentu saja ketika jatuh tenggat, nilai pinjaman tersebut perlu dikembalikan dan akan mengurangi pendapatan bisnis. Namun, ketika hal tersebut dilakukan di pertengahan periode, pinjaman tersebut akan dimasukkan dalam pos utang yang menambah modal kerja, sehingga kondisi ini dapat menjadi salah satu faktor yang mengubah modal kerja dengan menambahnya.

Laporan perubahan modal juga dapat digunakan untuk meyakinkan investor

  1. Adanya Pengurangan Nilai Aktiva Tetap

Dalam bisnis, tidak jarang juga aktiva tetap akan berubah nilainya; baik yang terjadi akibat adanya pembelian maupun adanya proses depresiasi atau penggunaan aktiva tetap.

Situasi ini menjadi salah satu faktor yang memengaruhi penyusunan laporan perubahan modal karena adanya penggunaan aktiva tetap atau penyusutan nilai. Melalui proses ini, modal kerja yang dimiliki oleh suatu usaha dapat berubah berdasarkan adanya perubahan nilai yang terjadi.

Karena adanya prinsip pencocokan yang digunakan dalam setiap aktivitas ekonomi, depresiasi yang menurunkan nilai aktiva tetap dalam suatu bisnis pada dasarnya akan menambah nilai lain; terlebih apabila pengurangan nilai ini terjadi akibat adanya penggunaan aktiva tetap yang pasti akan mengubah keuangan bisnis secara total.

Memperhatikan Rumus Laporan Perubahan Modal

Setelah mengetahui pengertian dan juga faktor-faktor yang dapat memengaruhi penyusunan laporan perubahan modal, tentu pelaku usaha akan lebih mudah saat harus menyusun laporan keuangan yang satu ini di akhir periode. Meski demikian, bukan berarti penyusunan laporan tersebut dapat dilakukan secara serampangan.

Ada beberapa komponen serta rumus laporan perubahan modal yang harus diperhatikan dengan benar agar hasil penyusunan yang dilakukan dapat secara jelas menggambarkan posisi modal kerja yang dimiliki di akhir periode pencatatan.

Berdasarkan hal tersebut, kita perlu mengetahui pula komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam membuat laporan keuangan yang satu ini.

  1. Laba di Luar Dividen

Beberapa orang mungkin masih bertanya-tanya tentang bagaimana seorang pemegang saham atau investor bisa memperoleh keuntungan apabila mereka harus terus-menerus mengeluarkan uang untuk melakukan investasi atau membeli saham suatu bisnis, bukan? Jawabannya adalah dividen atau pembagian laba.

Namun demikian, dalam laporan perubahan modal, dividen ini perlu dikeluarkan terlebih dahulu karena bagaimanapun juga, sisa modal yang tidak habis di suatu periode akan menjadi bakal modal untuk periode bisnis berikutnya. Oleh karena itu, dalam rumus penghitungan perubahan modal, pelaku usaha perlu memisahkan terlebih dahulu laba yang nantinya akan menjadi bakal modal dengan yang akan dibagikan sebagai dividen.

Dalam proses bisnis, penentuan laba yang akan disimpan dan juga laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai bagian dari dividen dilakukan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham. Dengan kata lain, penyusunan laporan keuangan berbentuk perubahan modal biasanya hanya dapat dilakukan setelahnya.

  1. Laba Bersih

Sama seperti pada proses penjualan sendiri di mana ada yang disebut dengan penjualan kotor dan juga penjualan bersih, pada saat penghitungan laporan perubahan modal, laba yang akan dimasukkan sebagai komponen penghitungan juga perlu dibedakan.

Dalam laporan keuangan yang satu ini, laba yang dapat dihitung sebagai variabel penghitungan hanyalah laba bersih saja. Dengan kata lain, keuntungan yang sudah final atau tidak akan dipotong lagi baik oleh pengeluaran yang termasuk dalam biaya produksi maupun pajak penghasilan yang akan dikenakan kepada laba tersebut.

Penghitungan laba bersih sesungguhnya memiliki rumusnya sendiri untuk mengetahui besarnya nilai laba yang memang benar-benar memengaruhi perubahan modal. Penghitungan ini tidak hanya mencakup laba bersih yang didapatkan dari proses produksi saja, tetapi juga laba bersih yang didapatkan melalui proses-proses nonproduksi.

Karena rumus laporan perubahan modal hanya menghitung perubahan modal yang terjadi dalam suatu periode, ingat selalu untuk mengikutkan akumulasi keuntungan bisnis yang diperoleh dari beberapa periode ke dalam penghitungan, tetapi hanya melakukan penghitungan terhadap keuntungan bisnis yang didapatkan selama periode itu saja.

  1. Dividen

Seperti yang sempat dijelaskan di awal, dalam menghitung seberapa banyak modal berubah sejak awal periode hingga dihitung di akhir periode, keuntungan-keuntungan bisnis yang diperoleh perlu dipisahkan antara laba di luar dividen dengan laba yang akan dijadikan dividen. Namun, bukan berarti dividen menjadi keluar dari komponen penghitungan.

Pada dasarnya, pembagian dividen merupakan tujuan akhir dari suatu upaya perjalanan bisnis. Oleh karena itu, dividen juga tidak bisa dilepaskan dari rumus laporan perubahan modal karena penghitungan dividen ini nantinya juga akan memengaruhi bagaimana laporan keuangan yang didapatkan dari hasil penghitungan tersebut digunakan untuk menarik modal yang baru.

Penentuan dividen umumnya dilakukan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Namun, hasil dari dividen yang telah ditetapkan pada rapat tersebut tidak akan dapat digunakan sebagai bakal modal untuk diputar kembali pada periode keuangan yang berikutnya karena dividen ini akan dibagikan kepada setiap pemegang saham sebagai keuntungan yang diperolehnya dari periode keuangan tersebut.

Kembali kepada laporan perubahan modal, penghitungan dividen menjadi penting karena dengan mengurangkan dividen dari keuntungan bisnis yang diperoleh, pelaku usaha dapat memperoleh nilai modal yang akan digunakan sebagai kas bisnis, bukan?

Dalam laporan keuangan yang satu ini, pelaku usaha umumnya perlu membandingkan antara besarnya kas yang dimiliki di awal periode dengan akhir periode setelah laporan keuangan berhasil disusun. Selisih yang nampak pada perbandingan inilah yang nantinya dijadikan patokan atas perubahan modal yang dimiliki.

Tujuan Menyusun Laporan Perubahan Modal

Melihat kembali penjelasan yang telah diberikan secara lengkap di atas, tak heran jika muncul pertanyaan mengapa seorang pelaku usaha perlu melakukan penyusunan laporan perubahan modal yang sangat kompleks dan dependen terhadap berbagai faktor ini, bukan?

Memegang prinsip ekonomi untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya dengan upaya yang sekecil mungkin, jelas segala sesuatu yang terjadi dalam proses bisnis tidak dibuat tanpa adanya alasan yang jelas. Prinsip yang sama pun berlaku pada penyusunan setiap laporan keuangan, termasuk dalam penghitungan perubahan modal.

Dilihat dari proses penyusunannya sendiri, sudah jelas bahwa laporan perubahan modal adalah salah satu alat yang bisa digunakan oleh pelaku usaha untuk mendokumentasikan setiap aktivitas keuangan yang dilakukan dalam suatu periode yang mungkin dapat memengaruhi modal yang dimilikinya.

Dengan adanya dokumentasi yang baik, pelaku usaha dapat dengan mudah membuat proyeksi bisnis yang tidak hanya menjadi patokan dalam mengimplementasikan strategi bisnis, tetapi juga bisa dijadikan daya tawar untuk meyakinkan investor potensial agar mau menanamkan modalnya.

Meski tidak selalu pasti, keberadaan modal umumnya berbanding lurus dengan kesuksesan operasional bisnis. Di mana bisnis dengan modal yang lebih besar akan memiliki kesempatan yang lebih besar pula untuk mengembangkan bisnis yang dijalankannya. Dengan bisnis yang semakin berkembang, peningkatan pendapatan juga bukanlah sesuatu yang mustahil didapatkan.

Berkaca pada situasi tersebut, masuknya investor baru yang ingin menanamkan modal menjadi salah satu komponen yang krusial dalam memastikan keberhasilan operasional bisnis. Karenanya, laporan perubahan modal pun memegang peranan yang tak kalah pentingnya karena dapat secara pasti menunjukkan arah serta proyeksi pengembangan bisnis.

Melalui hasil analisis bisnis yang dilakukan berdasarkan laporan keuangan yang satu ini, calon investor dapat mengetahui seberapa sehat bisnis yang akan ditunjuk sebagai target investasi melalui data yang tepat dan akurat; terlebih apabila data tersebut mampu menunjukkan perubahan modal yang positif dengan peningkatan besarnya dividen dari periode ke periode.

Pelaku usaha yang memang berniat untuk secara serius mengembangkan bisnisnya tentu tak akan melewatkan kesempatan untuk melakukan pelaporan perubahan modal. Mengingat laporan keuangan yang satu ini disusun berdasarkan laporan-laporan keuangan lain yang sebelumnya sudah sempat disusun selama periode penghitungan, pencatatan transaksi dari hari ke hari pun menjadi langkah pertama yang patut diperhatikan dengan saksama.

Tak perlu takut atau bingung, manfaatkan saja fitur keuangan serta akuntansi yang ditawarkan oleh aplikasi majoo untuk memastikan setiap transaksi yang dilakukan di setiap periodenya selalu tercatat secara tepat, akurat, dan otomatis!


Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo