Kenali Apa Itu Reseller serta Cara Menjadi Reseller

Ditulis oleh Akidna Rahma

article thumbnail

Reseller membeli produk dari produsen dengan tujuan menjualnya kembali.

Kini toko online kian menjadi pilihan, baik oleh konsumen maupun para pemilik usaha. Tidak heran sebab bisnis online dapat kamu jalankan secara fleksibel dari rumah, dengan catatan tersedia jaringan internet.

Toko online tersedia di berbagai platform seperti website atau aplikasi. Namun, sekarang cukup banyak orang yang memanfaatkan media sosial untuk memasarkan toko online. Tidak sedikit pula yang memilih tidak mempunyai toko sendiri, tetapi menjadi reseller.

Sebagian dari kamu mungkin sudah akrab dengan sistem tersebut. Sementara itu, beberapa di antara kamu mungkin masih bertanya-tanya, apa itu reseller? Yuk, kita amat lebih dalam terkait sistem penjualan yang satu ini!

Apa Itu Reseller?

Seperti yang sudah diketahui, istilah reseller berasal dari bahasa Inggris. ‘Re-’ diterjemahkan sebagai ‘kembali’ atau ‘berulang’, sedangkan ‘seller’ merupakan penjual. Jadi, secara sederhana reseller adalah penjual yang menjual kembali produk dari produsen atau supplier.

Namun, secara rinci reseller merupakan sebuah unit usaha atau seseorang yang membeli produk dari produsen untuk dijual kembali kepada konsumen. Bisnis ritel termasuk sektor yang cukup sering memanfaatkan sistem reseller.

Dalam rangkaian proses penjualan kembali ini, terjadi kenaikan harga dalam setiap levelnya. Sebut saja, harga akan di-mark up mulai dari produsen, pedagang grosir, pedagang eceran, hingga konsumen akhir. Pasalnya, setiap orang terlibat di dalam rantai penjualan ini perlu memperoleh keuntungan.

Eits, tapi jangan terburu-buru mendefinisikan seluruh penjual yang menjual kembali produk dari pemasok sebagai reseller, ya, saat menerima pertanyaan apa itu reseller? Untuk beberapa lini bisnis, istilah yang satu ini bisa saja memiliki pengertian yang sedikit berbeda, lho! Agar lebih jelas, kita lanjutkan pembahasannya, yuk!

Mengenal contoh reseller dan bedanya dengan pengecer?

Dalam praktiknya, tidak semua reseller bisa disamakan dengan pengecer atau dropshipper, walaupun yang dikerjakan mungkin sama-sama menjualkan ulang produk yang dimiliki oleh pemasok.

Perbedaan yang paling kentara terdapat pada harga beli barang. Pengecer umumnya akan membeli suatu barang dengan harga beli yang sama seperti harga jual yang dipatok oleh pemasok, kemudian memperoleh keuntungan dengan menentukan harga jual ecerannya sendiri.

Berbeda dengan itu, reseller umumnya membeli dengan harga beli di bawah harga jual yang dipatok oleh pemasok, kemudian memasang harga jual kembali yang sama dengan harga jual dari pemasok. Dengan demikian, reseller memperoleh keuntungan berdasarkan selisih potongan harga yang diperoleh saat melakukan pembelian.

Dengan karakter yang demikian, tidak sulit untuk mencari contoh reseller dan membedakannya dengan pengecer biasa. Jika harga yang ditawarkan sama seperti harga pasar yang dipatok langsung oleh pemasok, umumnya yang kita hadapi adalah reseller. Oleh karena itu, sistem MLM umumnya bisa dijadikan contoh reseller juga sekalipun dengan sistem yang berbeda.

Baca juga: Apa itu Wirausaha dan Pengertian Kewirausahaan dalam Bisnis


Biasanya, reseller menjual produk ke konsumen langsung.

Cara Menjadi Reseller

Setelah mengetahui apa itu reseller, kamu tentu sudah mengerti cara kerja model bisnis ini. Sistem bisnis ini bisa dipilih oleh kamu yang ingin merintis usaha sendiri karena kamu dapat mengambil produk dari mana saja, baik dari produsen maupun reseller lain.

Jadi, cara menjadi reseller sebetulnya tidak terlalu rumit, selama kamu memiliki modal untuk membeli stok produk, kamu bisa menjadi reseller. Jika sudah memiliki stok produk, kamu bisa mulai mempromosikannya.

Berbicara toko online, berarti kamu dapat mempromosikan produk dengan memotretnya, lalu membagikan informasi terkait produk di kanal media sosial. Saat ini media sosial memang dianggap sebagai platform yang paling efektif untuk berbisnis reseller

Meskipun begitu, kamu selalu bisa memanfaatkan kanal-kanal lain, seperti blog, aplikasi khusus berjualan online, dan lain-lain.

Nah, untuk menjadi reseller resmi suatu produk, coba hubungi terlebih dahulu sales dari produk yang dimaksud. Umumnya, setiap produk memiliki skema reseller yang berbeda-beda, tetapi dengan melakukan ini, bukan tidak mungkin pemasok atau pemilik produk akan memberikan potongan harga khusus untuk reseller yang akan memperbesar peroleh keuntungan, lho!

Perbedaan Reseller dan Dropshipper

Orang cukup sering sulit membedakan antara sistem dropship dan reseller. Sebenarnya, apa sih perbedaan reseller dan dropshipper? Mari simak tabel berikut ini.

 

Reseller

Dropshipper

Perlu modal cukup besar untuk membeli stok, tidak mungkin reseller tanpa modal.

Dapat dimulai dengan modal kecil, bahkan tanpa modal.

Membutuhkan sistem inventori serta penyimpanan produk yang memadai.

Tidak perlu mempersiapkan sistem inventori barang.

Operasional relatif lebih rumit sebab perlu mengurus setiap tahap dalam customer journey.

Operasional relatif lebih praktis karena proses teknis pelayanan konsumen dilakukan oleh produsen atau supplier.

Produk yang ditawarkan relatif lebih terbatas sesuai dengan niche serta kemampuan menyediakan stok produk.

Mungkin menawarkan produk yang lebih beragam.

Risikonya relatif lebih tinggi dibandingkan dropshipper

Risikonya cenderung minimal.

 

Jadi, apa saja yang dilakukan reseller? Apa yang membuatnya berbeda dengan dropshipper?

Dari tabel di atas, sebenarnya kita bisa mengambil kesimpulan sederhana. Seorang reseller pertama-tama harus membeli terlebih dahulu produk yang ingin dijualnya kembali. Tak jarang, berkomunikasi secara langsung dengan pemilik produk atau pemasok juga diperlukan untuk mendapatkan potongan harga khusus.

Selanjutnya, reseller perlu menyiapkan ruang penyimpanan produk-produk yang sudah dibelinya, kemudian perlu memikirkan pula setiap kegiatan pemasaran serta penjualan yang dibutuhkan untuk memastikan barang yang sudah dibeli dapat terjual habis.

Baca juga: Apa Itu Dropshipper dan Bagaimana Cara Menjadi Dropshipper?

Keuntungan Menjadi Reseller

Salah satu keuntungan menjalankan bisnis ini adalah tidak perlu kesulitan memikirkan proses produksi. Berikutnya, tentu kamu leluasa menentukan harga sehingga leluasa memperoleh laba yang diinginkan.

Belum lagi, potensi adanya potongan harga dari produsen atau supplier ketika berbelanja banyak stok. Dengan demikian, laba yang kamu peroleh makin tinggi.

Secara rinci, berikut ini beberapa keuntungan menjadi reseller.

Bisa menjual banyak produk

Kalau kamu menjadi reseller, kamu mungkin menjual berbagai produk. Sebagai contoh, reseller pakaian mungkin saja menambah produk yang dijualnya, seperti menjual sepatu, aksesoris, dan tas.

Lebih cepat meluncurkan bisnis

Berbeda dengan bisnis yang mungkin perlu memproduksi barang, menyewa toko, dan merekrut karyawan sebelum bisnis dimulai, bisnis reseller tidak demikian. 

Baca juga: Mengelola Beberapa Platform Toko Online Bersamaan!

Begitu kamu menyadari tren yang tengah diminati konsumen, kamu dapat segera mencari produk yang tepat. Lalu, kamu bisa segera membeli dan menjual kembali produk tersebut. Dengan kata lain, saat itu juga kamu dapat meluncurkan bisnis.

Lebih mudah memperluas bisnis ke niche lain

Menjadi reseller berarti bisnis kamu tidak terbatas pada kategori produk tertentu. Reseller kerap kali dapat mencoba memasarkan produk di niche baru tanpa harus menambah inventaris. 

Tidak menyita banyak waktu

Karena sebagian besar proses berlangsung pada tahap produksi yang dilakukan oleh produsen, memiliki banyak waktu bukanlah syarat menjadi reseller.

Sebaliknya, sistem bisnis ini cenderung tidak menyita waktu terlalu banyak. Kamu pun memiliki waktu untuk melakukan hal lain.

Risiko finansial relatif lebih rendah

Reseller adalah pilihan model bisnis untuk pebisnis pemula yang menginginkan usaha dengan risiko relatif rendah. Kamu tidak perlu menyetok produk terlalu banyak, bahkan kamu bisa mulai membeli stok ketika sudah ada pesanan.

Karena tidak membeli stok secara massal, biaya pengiriman barang pun relatif rendah. Hal ini jelas menekan biaya operasional sehingga memperkecil risiko dari sisi finansial.

Kesimpulan

Karena daftar jadi reseller online shop gratis, tampaknya banyak orang tertarik menjadi reseller. Antusiasme ini sebetulnya wajar sekali sebab syarat menjadi reseller pun memang tidak rumit sehingga siapa pun dapat menjalankan bisnis ini.

Reseller adalah sistem bisnis di mana kamu membeli produk dari produsen atau supplier untuk dijual kembali kepada konsumen. Cara menjadi reseller mudah saja, kamu hanya perlu membeli stok produk, lalu menjualnya kembali dengan harga yang telah kamu tentukan ulang.

Berhubung sistem ini melibatkan pembelian stok produk, agak sulit bila kamu ingin menjadi reseller tanpa modal. Meskipun begitu, kamu mungkin menjalankan bisnis ini dengan modal yang tidak terlalu besar.

Perlu diingat, dalam menjalankan bisnis ini kamu masih perlu meluangkan waktu dan tenaga untuk mengurusi detail operasional. Pasalnya bisnis ini tidak sama dengan dropshipper.

Perbedaan reseller dan dropshipper yang utama terletak pada penyediaan stok produk serta pelayanan pesanan. Pada bisnis dropshipper, pesanan dilayani oleh pihak produsen atau supplier. Namun, reseller menangani langsung pesanan dengan kelebihan dapat menentukan sendiri keuntungan yang ingin diperoleh. Jadi, apakah kamu tertarik menjadi reseller?

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo