Setiap perusahaan tentu memiliki struktur organisasi. Karena itu, kita mengenal beragam jabatan dalam sebuah perusahaan, salah satunya adalah CEO. Chief Executive Officer atau CEO adalah jabatan eksekutif dengan peringkat paling tinggi di suatu perusahaan.
Selain CEO, kamu juga mungkin familier dengan istilah direktur perusahaan. Direktur adalah pejabat operasional senior atau manajer suatu organisasi ataupun perusahaan.
Akan tetapi, istilah direktur lebih banyak ditemukan dalam organisasi nirlaba. Untuk memahami peran kedua posisi leader ini, mari kita simak penjelasan di bawah ini.
Kamu dapat mencermati ulasan, mulai dari arti CEO hingga perbedaan CEO dan direktur.
Baca Juga: 4 Langkah Analisis Peluang Pasar untuk Bisnis Baru
Apa itu CEO dan Direktur Utama?
Peran CEO sangat bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini tergantung pada besarnya perusahaan, kultur, serta struktur organisasi di dalam perusahaan itu sendiri.
Di perusahaan yang sudah mapan, CEO umumnya hanya mengurus keputusan strategis yang sifatnya sangat high level serta yang berkaitan dengan pertumbuhan perusahaan secara umum.
Sebagai contoh, CEO bekerja merencanakan strategi dan membangun organisasi serta kulturnya. Secara khusus, CEO mengawasi alokasi dana di dalam perusahaan dan memikirkan cara untuk mendorong timnya menuju kesuksesan.
Tidak heran jika CEO menghabiskan lebih dari 70% waktunya untuk menghadiri meeting sebab memang ada banyak hal yang perlu diawasi serta dipastikan keberhasilannya.
Meskipun demikian, di perusahaan yang skalanya lebih kecil, CEO sering kali lebih terlibat dalam operasional bisnis harian.
Sepintas, tugas direktur memang terlihat serupa dengan CEO. Sebut saja, membuat perencanaan strategis, bekerja dengan Board of Directors (BoD), dan mengoperasikan perusahaan dengan dana yang telah dianggarkan.
Dari paparan di atas, terlihat bahwa berbeda dari CEO, direktur utama masih cukup banyak terlibat dalam manajemen operasional harian sebuah organisasi atau perusahaan.
Biasanya, tanggung jawab operasional ini dikerjakan dengan kolaborasi erat bersama Chief Operating Officer (COO).
Adapun di organisasi nonprofit, direktur biasanya terlibat pula dalam penggalangan dana serta promosi organisasi dalam rangka meningkatkan awareness publik dan menambah jumlah anggota.
Direktur dapat diangkat atau ditunjuk langsung oleh BoD. Dalam beberapa kasus, pengangkatan direktur dilakukan melalui proses voting. Dibutuhkan sejumlah persentase suara dari anggota board untuk menentukan seseorang sebagai direktur.
Mengenal Tugas Direktur dan CEO
Sebagai pimpinan perusahaan atau organisasi, baik profit maupun nonprofit, CEO dan direktur tentu memiliki tugas tersendiri. Penjelasan berikut ini semoga makin memperjelas gambaran tentang kedua posisi business leader tersebut.
Tugas dan Kepanjangan CEO
Seperti yang sudah diketahui, kepanjangan CEO adalah Chief Executive Officer yang merupakan jabatan tertinggi dalam sebuah organisasi profit atau perusahaan.
Seseorang yang menempati posisi CEO umumnya direkrut oleh BoD atau dewan direksi dan bertanggung jawab langsung kepada BoD tersebut.
Sementara itu, seluruh staf di perusahaan mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada CEO, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Nantinya, dewan direksi akan melaporkan situasi perusahaan kepada para pemegang saham. Nah, CEO perlu memberikan justifikasi terkait kelebihan ataupun kekurangan perusahaan melalui BoD.
Meskipun berperan dalam supervisi operasional harian, biasanya CEO tidak melakukan pengawasan secara langsung. Terdapat berbagai departemen dan jajaran manajer yang menjadi kepanjangan tangan CEO.
Jika perusahaan diibaratkan pohon-pohon di hutan, tugas CEO adalah memastikan pohon tersebut bertumbuh dan sehat.
Jadi, CEO mungkin tidak benar-benar mengetahui hal-hal teknis di middle-low management, tetapi ia benar-benar memahami dampaknya terhadap penjualan, retensi pelanggan, dan efektivitas pelayanan perusahaan.
Terdapat beragam tugas dan wewenang lain yang harus dijalankan seorang CEO, antara lain:
- Mampu memimpin perusahaan dengan baik;
- Menciptakan, mengomunikasikan, dan mengimplementasikan visi, misi, dan gambaran umum tujuan perusahaan kepada seluruh karyawan;
- Memimpin perkembangan dan pengimplementasikan strategi perusahaan;
- Berkomunikasi dengan board of director untuk memajukan perusahaan;
- Melihat potensi kerja sama dengan perusahaan lain yang memiliki kesamaan tujuan demi perkembangan operasional perusahaan;
- Menjadi perwakilan perusahaan karena CEO adalah wajah utama perusahaan. Oleh karena itu kehadirannya di mata publik berdampak besar pada persepsi publik terhadap produk atau perusahaan yang dipimpinnya;
- Menjalin hubungan dengan sesama CEO untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan, reputasi perusahaan, dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan;
- Seorang CEO berperan sebagai jembatan antara karyawan dengan direksi perusahaan;
- Mampu membangun lingkungan kerja yang nyaman agar terbentuk tim yang solid;
- CEO dan eksekutif lainnya bertugas menyiapkan anggaran rencana belanja perusahaan.
Baca juga: Kenali Apa Itu Customer dan Client Beserta Perbedaannya
Tugas Direktur Utama Perusahaan
Di sisi lain, direktur utama biasanya ditunjuk oleh dewan direksi atau boards of director (BoD). Bersama direksi, direktur perusahaan bekerja untuk menyiapkan rencana strategis untuk organisasi.
Sebagai pemimpin, direktur perlu menciptakan kultur di dalam organisasi atau perusahaan. Idealnya, direktur menjadi sumber inspirasi karyawan atau sukarelawan jika yang dipimpin adalah organisasi nonprofit.
Karena itu, seorang direktur perlu mendorong terciptanya budaya organisasi yang positif. Tidak hanya itu, direktur juga harus mengawasi seluruh alokasi dana serta inisiatif-inisiatif pemasaran.
Khusus di organisasi nonprofit, direktur perlu benar-benar peduli terhadap isu yang diperjuangkan supaya bisa menerjemahkan kebutuhan operasional dengan bujet minimal.
Alasannya, organisasi nonprofit umumnya memang beroperasi dengan bujet yang relatif terbatas. Dengan demikian, seluruh misi atau target perlu diupayakan sedemikian rupa agar tetap bisa terlaksana.
Tantangan tersebut hampir selalu dihadapi oleh seorang direktur utama dari organisasi nirlaba, harus bisa membuat rencana brilian dengan bujet terbatas dan staf yang berasal dari relawan.
Baca juga: Menentukan Target Bisnis dan Mengukur Performa Bisnis
Perbedaan CEO dan Direktur
Bukan rahasia lagi, setiap perusahaan sudah pasti memiliki kebutuhan berbeda. Maka dari itu peran dan tugas direktur serta CEO pun menjadi berbeda-beda menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, sepintas tanggung jawab CEO dan direktur memang terlihat sama. Padahal, kasusnya tidak selalu demikian.
Perbedaan CEO dan direktur yang paling utama adalah posisinya secara struktural. Secara umum, scope of work seorang direktur utama lebih sesuai dengan tugas COO atau Chief Operating Officer.
Dengan demikian, jika kita tilik dari sisi struktural, posisi CEO lebih tinggi dari direktur.
Telah dipaparkan sebelumnya, di organisasi nonprofit, posisi direktur yang lebih lazim ditemukan daripada CEO. Namun, beberapa organisasi nonprofit yang kian berkembang tidak jarang menaikkan direkturnya ke posisi CEO.
Perbedaan lainnya yang cukup mencolok, yaitu terkait gaji. Kamu pun pasti sudah mengetahui, rentang gaji seorang CEO luas sekali.
CEO sebuah bisnis kecil mungkin tidak mencapai dua digit, sedangkan CEO sebuah perusahaan multinasional dapat mencapai ratusan juta rupiah setiap bulannya. Di sisi lain, gaji seorang direktur utama umumnya relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan CEO.
Baca Juga: Benarkah Fungsi Karyawan adalah Ujung Tombak Sebuah Bisnis?
Tips Cara Menjadi CEO Perusahaan
Untuk menjadi CEO bukanlah hal yang mudah karena kamu akan dituntut untuk memahami permasalahan dan kebutuhan perusahaan dalam skala besar dan membuat suatu solusi yang efektif untuk mengatasinya.
Berikut tips cara menjadi CEO yang perlu kamu ketahui, antara lain:
1. Memiliki Latar Belakang Pendidikan yang Dibutuhkan
Latar belakang pendidikan merupakan unsur penting untuk menjadi CEO perusahaan, kecuali kamu berniat menjadi CEO dari usaha yang dibangun sendiri, ya.
Sebelum memimpin suatu perusahaan, kamu perlu menempuh pendidikan formal terlebih dulu. Lalu, langkah selanjutnya adalah meniti tangga karir hingga menembus posisi seorang CEO. Kejarlah setidaknya gelar sarjana dalam bidang yang bergelut erat dengan posisi CEO, seperti administrasi bisnis, ilmu ekonomi, akuntansi, teknologi informasi, dan lain sebagainya.
Walaupun sebenarnya tidak wajib, kamu juga bisa mempertimbangkan jenjang studi yang lebih tinggi setelah lulus sarjana ini.
2. Keterampilan Manajerial yang Baik
Dalam memimpin suatu perusahaan berarti kamu harus menjadi pimpinan dari semua karyawan. Seorang CEO harus memiliki keterampilan manajerial yang baik agar setiap operasional perusahaan bisa berjalan sesuai dengan visi dan misi perusahaan sehingga nantinya setiap karyawan dapat mencapai goals perusahaan melalui usaha bersama.
3. Memiliki Skill Komunikasi yang Kuat
Komunikasi berperan penting dalam tugas dan tanggung jawab sehari-hari seorang CEO karena bisa meminimalisasi kesalahpahaman dan memberikan faktor motivasi kepada karyawannya.
4. Mempunyai Kreativitas dan Inovasi
Seorang CEO harus memiliki pemikiran kreatif dan ide baru untuk membuat bisnis berkembang dalam jangka yang panjang. Hal ini karena dengan inovasi dapat membuat perusahaan lebih progresif untuk ke depannya.
5. Memiliki Keberanian
Dengan memiliki keberanian, seorang CEO bisa menanamkan kualitas pada karyawan sehingga berhadapan langsung dengan tantangan pekerjaan yang dijalaninya. Apabila tidak memiliki rasa keberanian, seorang CEO tidak bisa menemukan solusi yang kreatif dan menguntungkan perusahaan.
6. Memiliki Pola Pikir yang Berkembang
Skill ini sebenarnya berhubungan dengan kreativitas dan inovasi yaitu memiliki pola pikir yang berkembang. Apabila kamu seorang CEO dan memiliki skill ini, kamu bisa membantu karyawanmu untuk memiliki pemikiran yang baru dan positif terhadap perusahaan.
Kesimpulan CEO dan Direktur
Secara sederhana, arti CEO atau Chief Executive Officer adalah posisi atau jabatan paling tinggi yang ada dalam struktur sebuah organisasi bisnis atau perusahaan.
Mengingat posisinya merupakan yang paling tinggi di perusahaan, CEO umumnya hanya berurusan dengan keputusan-keputusan strategis yang sifatnya high level atau berdampak signifikan bagi maju atau mundurnya perusahaan.
Jarang sekali ada CEO yang terlibat langsung dalam operasional harian, kecuali jika bisnis yang dipimpin skalanya masih termasuk usaha kecil atau menengah.
Pada saat yang sama, sebuah perusahaan juga mungkin memiliki direktur utama yang bertanggung jawab mengawasi manajemen, mulai dari alokasi dana dalam perusahaan hingga supervisi operasional harian bisnis.
Untuk perusahaan yang sudah mapan dan memiliki posisi CEO, jabatan direktur perusahaan ini biasanya disebut juga sebagai Chief Operating Officer atau COO. Jadi, posisinya kedua paling tinggi setelah CEO.
Umumnya, perbedaan ini paling mudah dilihat di perusahaan multinasional. Perusahaan dalam skala global biasanya dipimpin oleh seorang CEO. Sementara itu, organisasi atau perusahaan di setiap cabang negara dipimpin oleh seorang direktur utama.
Para direktur inilah yang bertugas mengawasi jalannya operasional bisnis perusahaan di negara tersebut dan melaporkan pekerjaannya kepada CEO. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab seorang CEO lebih besar daripada tugas direktur.
Di samping posisi dalam struktur organisasi dan tanggung jawabnya, perbedaan CEO dan direktur juga terletak pada perolehan salary. Bisa dikatakan gaji direktur umumnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan CEO.
Rentang salary seorang CEO sendiri memang sangat luas. Sebagai contoh, CEO sebuah perusahaan multinasional mungkin mengantongi gaji sampai ratusan juta rupiah setiap bulannya.
Akan tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada CEO perusahaan kecil yang masih bertumbuh. Bahkan, beberapa bisnis kecil memberikan salary yang tidak mencapai nominal dua digit untuk CEO-nya.
Mengingat beban tanggung jawab yang besar dengan perolehan salary yang masih terbatas, seorang pimpinan bisnis kecil sebaiknya memanfaatkan sistem yang dapat mempermudah pengawasan aktivitas bisnis harian, misalnya menggunakan aplikasi POS yang andal.