Jenis, Fungsi, dan Contoh Point of Purchase

Penulis Andiana Moedasir
11 March 2022

article thumbnail

Display angka diskon atau potongan harga yang mencolok adalah tujuan point of purchase agar bisa menarik perhatian konsumen.

Setiap kali kamu pergi ke pusat perbelanjaan atau minimal ke kios gawai terdekat dari rumahmu, pasti sering melihat display promosi produk yang mencolok dan menarik minat untuk diperhatikan lebih lama. Itu salah satu bentuk point of purchase. 

Ketika kamu menulis perencanaan belanja terdapat 10 item yang akan dibeli. Namun pada saat membayar di kasir, ternyata bertambah menjadi 14 item. 

Salah satu penyebab bertambahnya belanjaan kamu seperti itu karena kecanggihan salah satu perangkat marketing bertajuk POP (Point of Purchase) atau jika diterjemahkan langsung berarti titik-titik penjualan. 

POP adalah salah satu jurus yang digunakan saat berjualan langsung berbentuk iklan dengan memanfaatkan display produk dan titik ruangan dalam toko swalayan yang dapat menarik perhatian dan menggugah semangat pengunjung untuk melakukan pembelian produk. 

Point of Purchase atau POP adalah display yang dipajang untuk menarik perhatian konsumen agar mencari tahu lebih lanjut tentang sebuah merek atau produk. 

Banyak bentuk display promosi diletakkan di lokasi strategis yang memang dimaksudkan untuk menjadi momen seorang konsumen atau pelanggan bertemu dengan produk atau brand. 

Display POP atau point of purchase ini ditujukan menjadi alat yang menunjukkan proses transaksi antara konsumen dan pebisnis. 

Proses transaksi ini dimulai dari konsumen yang mencari tahu tentang sebuah produk hingga membeli produk tersebut. 

Mari lanjutkan membaca artikel tentang point of purchase ini agar kamu mengetahui lebih jauh tentang marketing material ini, Majoopreneurs. 

Point of Purchase Menurut Para Ahli

Menurut Terence A Shimp dalam Komunikasi Pemasaran (2007), Point of Purchase (POP) adalah elemen promosi seperti pajangan, poster, petunjuk/tanda, dan berbagai materi promosi lainnya dalam toko yang dirancang untuk memengaruhi pilihan pelanggan pada momen pembelian. 

Menurut Buchari Alma, “Menjadi salah satu bentuk aktivitas sales promotion, display dapat berfungsi menjadi alat dalam mengkomunikasikan suatu produk dengan cara memanjang beragam produk yang akan dijual lewat penyajian menarik.” (2002:189)

Menurut Fill dalam Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra dan Dedi Adriana (2008), tujuan utama Point of Purchase adalah mengarahkan perhatian konsumen dan menstimulasi mereka agar membeli produk tertentu. 

Tujuan ini mencakup peningkatan trials dan penjualan melalui usaha menarik perhatian konsumen pada produk dan merek tertentu di dalam toko dan mendidik konsumen mengenai seluk-beluk produk.

Seberapa penting point of purchase? “Promosi penjualan merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai oleh pemasar. Karena menjadi salah satu elemen bauran promosi, promosi penjualan merupakan unsur penting dalam kegiatan promosi produk” (Sutisna, 2003:229). 

Jenis Point of Purchase Display

Berdasarkan durasi penggunaannya, ada beberapa jenis POP display, yaitu:

Temporary

Jenis POP display yang dibuat untuk penggunaan jangka pendek, bahkan biasanya hanya untuk 2 bulan. 

Umumnya, promo yang ditampilkan dalam temporary POP display berupa promo yang bersifat sementara atau musiman, seperti diskon hari besar keagamaan atau diskon akhir tahun.

Display jenis temporer ini biasanya dibentuk dari bahan-bahan yang tidak terlalu mahal dengan bentuk yang tidak terlalu rumit.

Semi-Permanent

Penggunaan pajangan semi-permanent ini biasanya berlangsung tidak lebih dari satu tahun. Selain itu, semi-permanent display juga dikenal dengan istilah off-shelf atau secondary display, dengan desain dan tema display yang lebih menarik.

Permanent

Untuk POP display yang permanen ini bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama, hingga bertahun-tahun. 

Namun lebih jarang digunakan untuk brand besar karena mereka lebih sering melakukan promosi dengan jangka waktu yang relatif singkat.

Baca Juga: Fungsi serta Manfaat dan Tujuan Budgeting dalam Bisnis 

Store Atmosphere/Suasana Toko

Penciptaan suasana (atmospherics) di toko berarti desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, audio (musik atau bunyi-bunyian), dan wangi-wangian untuk merangsang respons emosional dan persepsi pelanggan dan untuk memengaruhi pelanggan dalam membeli barang.

Sebuah pajangan point of purchase bisa dilengkapi oleh unsur-unsur pencahayaan, warna, audio, dan wewangian tersebut.

Menurut Utami (2010), penciptaan suasana untuk menimbulkan impulse buying konsumen dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

Komunikasi Visual 

Komunikasi visual yang terdiri atas grafik, papan tanda, dan efek panggung membantu meningkatkan penjualan dengan memberikan informasi tentang produk dan menyarankan pembeli barang.

Pencahayaan 

Pencahayaan toko bukan merupakan hal yang sederhana. Pencahayaan terutama digunakan untuk memberikan sorotan (highlight) pada barang dagangan. 

Pencahayaan toko yang baik akan memengaruhi keinginan pelanggan untuk berbelanja.

Warna

Penggunaan warna yang kreatif pada point of purchase bisa meningkatkan kesan baik bagi peritel dan membantu menciptakan suasana hati lebih nyaman ketika berbelanja.

Musik 

Banyak keputusan membeli setelah mendengar jingle iklan yang menggugah seseorang saat melakukan transaksi di sebuah toko

Wewangian

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh emosi dan wewangian memiliki dampak yang besar pada emosi konsumen. 

Penciuman, lebih dari indera yang lainnya, adalah penentu perasaan gembira, kelaparan, jijik, dan nostalgia. 

Penelitian menunjukkan bahwa wewangian memiliki dampak positif pada pembelian dan kepuasan pelanggan.

 Salah satu cara menarik pembeli adalah memajang diskon besar-besaran menjadi taktik point of purchase.

Discount/Potongan Harga

Discount atau potongan harga sangat penting ditampilkan dalam membuat point of purchase karena dapat memberi pesan ketertarikan pada konsumen. 

Menurut Kotler dan Amstrong (2015), diskon yaitu pengurangan harga yang diberikan kepada konsumen untuk pembayaran cepat atau atas promosi yang dilakukan oleh provider itu sendiri. 

Menurut Sutisna (2002:302), potongan harga adalah pengurangan harga produk dari harga normal dalam periode tertentu.

Masih menurut Sutisna (2002:303), tujuan pemberian potongan harga (discount) adalah:

  • Mendorong pembelian dalam jumlah besar.
  • Mendorong agar pembelian dapat dilakukan dengan kontan atau waktu yang lebih pendek.
  • Mengikat pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain.

Fungsi Point of Purchasing

POP memanfaatkan setiap sudut dari toko semaksimal mungkin untuk mengalihkan perhatian pembeli. Itu sebabnya POP merupakan bagian penting dari space management sebuah pasar swalayan.

Jadi apa, sih, fungsi point of purchasing? Di bawah ini ada penjelasan singkatnya, Majoopreneurs: 

1. Informing 

Pemberian informasi berfungsi penting dan menjadi hal yang paling dasar ketika mengeksekusi point of purchasing

Dalam POP terdapat tanda-tanda, poster atau pajangan yang mampu memberikan informasi “Lihat ke sini!” atau “Hei, ada aku di sini!” alias menunjukkan pada konsumen bahwa brand kamu hadir di tengah keramaian. 

2. Reminding 

Kehadirannya akan mengingatkan konsumen atau bahkan memanggil kembali informasi (recalling) dari hal yang mereka pelajari dari media lain seperti TV, media sosial, media cetak, dan media iklan lainnya. 

3. Encouraging 

Kamu pasti pernah atau bahkan sering ke pasar swalayan. Bagaimana kamu melihat pajangan atau rak-rak yang ada di sana?

Kamu akan mencari barang yang sesuai dengan list belanja yang sudah disiapkan sebelum tiba di pasar swalayan tersebut.

Namuni ketika ada sesuatu yang beda dan menarik perhatian atau memberikan kesan di antara yang tidak berkesan di pasar swalayan, kamu pasti akan mendekatinya. Minimal, kamu akan melirik benda yang terlihat berbeda tersebut. 

Bisa jadi perhatian kamu karena jingle lagunya atau display dari sebuah brand. Fungsinya adalah menyemangati konsumen saat memilih barang dari brand tersebut. 

4. Merchandising 

Merchandising adalah perencanaan program penjualan termasuk pengemasan, periklanan, dan promosi lainnya untuk menciptakan permintaan yang besar terhadap suatu produk. 

Bisa saja retailer memanfaatkan lahan di tokonya dengan point of purchase dengan tujuan memudahkan konsumen dalam menyeleksi produk pilihannya. 

Contoh Point of Purchase

Bentuk medium point of purchase cukup bervariasi dan bisa menjadi ajang kreativitas tim pemasaran. Contoh-contoh point of purchase yang sering dijumpai di berbagai lokasi penjualan bisa dilihat di bawah ini:

Shelf Talker

(sumber: pinterest)

Shelf talker adalah papan promosi yang dipasang berdekatan rak produk yang diiklankan. Misalnya shelf strip, shelf blades or shelf divider, dan parasite display.

Hanging Mobile/ Hanging Banner 

(sumber: uprint.id)

Display berbentuk plastik atau karton yang dipasang pada plafon toko. Biasanya bisa berputar bila tertiup angin. Tempatnya yang mudah terjangkau pandangan mata disertai tampilan eye catching membuatnya mudah memancing perhatian pengunjung.

Flag Chain


(sumber: bucketmind.com)

Flag chain adalah bendera-bendera kecil yang dipajang untuk menyemarakkan toko. Bendera ini juga menampilkan brand atau iklan produk-produk tertentu yang sedang dipromosikan.

Standing Display 


(sumber: westminsterwire.com)

Display dari bahan khusus yang dipajang di atas rak atau lantai berisi gambar yang cukup provokatif untuk menarik minat pembeli. Misalnya gambar model berpakaian trendy berbahan tripleks setinggi manusia yang dipajang dekat divisi penjualan gawai.

Tinplate 

(sumber: 77advertising.com)

Tinplate adalah cetakan yang dipajang pada papan plat. Biasanya dipajang pada pintu masuk toko.

Floor Graphics Sticker 

(sumber: sunrisehitek.com)

Floor graphics sticker adalah media promosi yang menempel di lantai dengan bahan laminating tebal dan membuatnya lebih tahan goresan. Dapat menempel dengan baik di marmer, keramik, kayu parket, dan plester halus.

Tent Card 

(sumber: solusiprinting.com)

Tent Card adalah display sederhana yang dibuat dari bahan kertas tebal. Kertas tersebut ditekuk dan dilipat sedemikian rupa hingga menjadi bentuk segitiga. Diperlukan kertas yang tebal supaya mampu berdiri kokoh dan biasanya ditaruh di atas meja.

Tripod Banner 

(sumber: supaonlineprint.com)

Tripod display digunakan untuk memajang banner yang dapat digunakan mempromosikan bisnis atau untuk meletakkan foto, dengan ukuran yang fleksibel, mudah dipasang, dan bisa ditarik naik atau turun sesuai ukuran yg dibutuhkan.

Human Standee 

(sumber: theodmgroup.com)

Human standee adalah media promosi berupa display yang biasanya menampilkan gambar sosok orang. Human standee biasanya menampilkan sosok brand ambassador atau bintang iklan dari produk yang kamu promosikan.

Baca Juga: Wajib Tahu! Cara Mendapatkan Bantuan UMKM untuk Usahamu 

Kesimpulan

Point of purchase biasanya merujuk kepada teknik pemasaran di tempat yang strategis dan memiliki lalu-lalang orang yang banyak. 

Strategi pemasaran POP harus direncanakan dengan baik agar pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan terlihat menarik oleh pembeli potensial.

Kamu ingin menggunakan POP yang mana, Majoopreneurs? Apa pun bentuk point of purchase yang kamu pilih, pastikan sudah direncanakan dan ditargetkan agar bisa mendongkrak penjualan produkmu. 

Untuk pilihan artikel tentang bisnis UMKM lainnya, kamu bisa terus membaca aneka solusi yang majoo tawarkan kepadamu di sini.

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo