Produktivitas kerja merupakan hal yang sangat penting dalam berbagai bidang usaha, khususnya bagi kamu yang bergerak di bidang bisnis. Karena bagaimanapun, dalam dunia bisnis, produktivitas memiliki kaitan yang linear dengan keuntungan yang bisa dihasilkan oleh bisnis tersebut.
Semakin produktif seorang pelaku usaha dalam mengelola bisnisnya, semakin mudah pula pengembangan bisnis yang ingin dilakukan, dan sebagai tujuan akhirnya tentu saja pendapatan yang diterima pun dapat lebih ditingkatkan.
Namun, sebenarnya apa, sih, pengertian produktivitas kerja itu? Mengapa seorang pelaku usaha perlu memahami segala hal yang berkaitan dengan produktivitas kerja ini?
Pengertian Produktivitas Kerja Secara Umum
Secara umum, produktivitas kerja adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui selisih antara kualitas dan kuantitas dari seorang tenaga kerja yang dihitung dalam satuan waktu tertentu dalam mencapai hasil atau menorehkan prestasi kerja secara efektif serta efisien melalui pemanfaatan berbagai sumber daya yang digunakan.
Dengan kata lain, produktivitas kerja adalah sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dengan menggunakan berbagai indikator yang diperlukan. Hasil perhitungan ini umumnya mencakup ukuran kerja seseorang dalam periode waktu tertentu dengan mempertimbangkan pula pengeluaran yang dilakukan oleh orang tersebut untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.
Semakin efektif atau efisien seseorang dalam memanfaatkan sumber daya yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaannya, maka nilai produktivitas kerja yang dimilikinya pun akan semakin positif.
Berdasarkan pengertian produktivitas kerja di atas, semakin buruk efektivitas serta efisiensi seseorang dalam bekerja, misalnya saja dengan menghabiskan sumber daya yang lebih banyak dari yang seharusnya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan produktif, sekalipun mungkin kuantitas kerjanya tergolong positif. Ingat, produktivitas kerja tidak hanya dihitung secara kuantitas saja, tetapi juga kualitas pekerjaan yang telah diselesaikan.
Pengertian produktivitas kerja yang sudah dijabarkan di atas dapat dibagi menjadi dua elemen fokus yang sama-sama perlu diperhatikan: efektivitas dan juga efisiensi.
Efektivitas Kerja
Produktivitas kerja dapat dikatakan efektif ketika seseorang memiliki capaian kerja yang maksimal. Untuk menghitung apakah seseorang sudah maksimal atau belum terkait efektivitas kerjanya, pelaku usaha dapat menghitung kesesuaian kerjanya dengan capaian sejumlah target: kualitas, kuantitas, dan waktu.
Penghitungan ini tentunya baru dapat dilakukan jika target-target tersebut sudah ditentukan dengan benar sebelum pekerjaan dimulai.
Misalnya saja, apakah seseorang dapat memberikan hasil kerja dengan kualitas yang diinginkan? Apakah secara kuantitas, capaian kerjanya sudah sesuai dengan yang ditentukan di awal? Apakah orang tersebut mampu menyelesaikan pekerjaannya sebelum waktu yang diminta berakhir?
Jika seluruh target di atas berhasil dipenuhi, tenaga kerja terkait dapat dikatakan telah bekerja secara efektif.
Efisiensi Kerja
Jika efektivitas kerja dihitung dari target yang telah ditentukan, efisiensi kerja dapat dihitung dari perbandingan antara sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan hasil yang berhasil dicapai.
Suatu pekerjaan dapat dikatakan telah diselesaikan dengan efisien ketika sumber daya yang digunakan untuk memenuhi permintaan yang masuk dapat ditekan dengan seminimal mungkin. Semakin banyak sumber daya yang dibutuhkan, semakin tidak efisien pula pekerjaan yang dilakukan.
Terlebih jika sumber daya yang dibutuhkan ternyata jauh lebih besar dari yang tersedia, maka pekerjaan tersebut dapat dikatakan tidak dilakukan dengan efisien.
Penentuan efisiensi kerja tentu sangat berpengaruh dengan kesesuaian antara input serta output kerja. Jika memang suatu pekerjaan membutuhkan sejumlah sumber daya agar dapat diselesaikan, tenaga kerja yang mengerjakan tugas tersebut tidak bisa disebut tidak efisien ketika menghabiskan sumber daya yang persis sama dengan proyeksi.
Namun, jika pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan sumber daya yang lebih sedikit, maka pekerjaan yang dilakukan bisa dikatakan selesai secara efisien.
Baik efisiensi serta efektivitas kerja seseorang dapat menjadi acuan untuk menentukan apakah pekerjaan serupa di lain waktu dapat digolongkan sebagai cara kerja yang efektif dan efisien.
Apa Saja Faktor yang Memengaruhi Produktivitas Kerja?
Jangan terburu-buru terpaku pada pengertian produktivitas kerja yang telah dijabarkan. Bagaimanapun, ada beragam aspek dan faktor yang dapat memengaruhi suatu pekerjaan. Beberapa faktor yang dimaksud tersebut, antara lain adalah:
1. Pengetahuan
Pengetahuan seorang tenaga kerja, baik yang didapatkannya dari pendidikan formal maupun informal, dapat memengaruhi produktivitas kerja yang dimilikinya. Dengan demikian, tak heran jika antara tenaga kerja yang satu dengan tenaga kerja lain memiliki tingkat produktivitas kerja yang berbeda karena pengetahuan yang diterimanya sebelum ini pun berbeda.
Tak elok jika membandingkan produktivitas kerja dua tenaga kerja dengan dasar pengetahuan yang berbeda. Sebaliknya, faktor ini justru dapat dijadikan pegangan bagi pelaku usaha untuk membangun kapasitas yang dimiliki oleh tenaga kerjanya.
Sebagai contoh, tak jarang sebuah perusahaan memberikan pelatihan atau bahkan menyekolahkan pegawainya demi mencapai produktivitas kerja yang ditargetkan. Tentunya, dalam dunia bisnis praktik ini akan sedikit berbeda. Namun, poin yang harus diperhatikan di sini terkait produktivitas kerja adalah: pengetahuan dapat terus ditambah seiring waktu.
Lakukan perbandingan produktivitas kerja di antara karyawan yang dimiliki, dan cari tahu seberapa jauh perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga-tenaga kerja yang tengah dievaluasi.
Jika perbandingan yang dilakukan menunjukkan angka yang sangat signifikan, tak ada salahnya untuk memberikan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menutup perbedaan tersebut.
Sesi transfer knowledge menjadi sesuatu yang wajar dilakukan untuk memastikan setiap tenaga kerja memiliki kapasitas pengetahuan yang sama terkait pekerjaan yang harus dilakukan; dengan aktivitas-aktivitas semacam ini, diharapkan produktivitas kerja pun dapat ditingkatkan untuk seluruh tenaga kerja yang terlibat.
2. Keterampilan
Keterampilan dapat diperoleh dengan banyak berlatih serta belajar terkait bidang pekerjaan yang dilakukan. Dalam dunia bisnis, keterampilan menjadi sesuatu yang sangat penting karena dapat memengaruhi produktivitas kerja yang dimiliki oleh seseorang, khususnya jika memperhatikan elemen efisiensi kerja.
Mereka yang memiliki keterampilan lebih, besar kemungkinan akan membutuhkan sumber daya yang lebih sedikit dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan jika dibandingkan dengan tenaga kerja yang belum menguasai keterampilan di bidang pekerjaan tersebut.
Produktivitas kerja adalah sesuatu yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap tenaga kerja, tetapi dengan adanya perbedaan penguasaan keterampilan yang dibutuhkan, hasil dari produktivitas kerja ini dapat berbeda antara satu tenaga kerja dengan tenaga kerja yang lain.
Untungnya, sama seperti pengetahuan, keterampilan juga merupakan sesuatu yang dapat diasah dan terus ditambah. Hanya saja, perhatikan agar seorang tenaga kerja memang mendapatkan tambahan keterampilan yang sesuai dengan minat serta bakatnya.
Peningkatan keterampilan yang tidak dibarengi dengan minat serta bakat hanya akan menjadikan seorang tenaga kerja bekerja seperti robot sekalipun dengan tambahan keterampilan yang dimilikinya.
Padahal, tujuan utama dari produktivitas kerja adalah peningkatan hasil kerja dari sisi efektivitas serta efisiensinya. Keterampilan yang memang diminati oleh seseorang akan sangat membantunya dalam menemukan cara kerja yang lebih efisien, sesuatu yang tidak mungkin dicapai dengan cara kerja yang seperti robot.
3. Kemampuan
Kemampuan dibentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh tenaga kerja. Lagi-lagi, faktor yang satu ini terkadang tidak merata antara satu tenaga kerja dengan tenaga kerja yang lain, sehingga dapat membuat produktivitas kerja juga menjadi berjarak.
Karena disusun dari sejumlah kompetensi, kemampuan seorang tenaga kerja terkait produktivitas kerja yang dimilikinya dapat ditingkatkan dengan penambahan kapasitas berupa pengetahuan serta keterampilannya.
Secara seimbang memenuhi kebutuhan pengembangan kapasitas merupakan hal penting yang patut diperhatikan oleh pelaku usaha untuk memastikan setiap tenaga kerja yang dimilikinya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan operasional bisnis; dan lebih lanjut meningkatkan pula produktivitas kerjanya.
4. Sikap
Sikap dibentuk dari pola kebiasaan yang dimiliki oleh setiap pegawai kerja. Mereka yang terbiasa menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien akan memiliki tingkat produktivitas kerja yang lebih tinggi dibanding tenaga kerja yang tidak terbiasa untuk bekerja secara efektif dan efisien.
Faktor yang satu ini bisa dibilang yang paling sering ditemukan memengaruhi produktivitas kerja seseorang di dunia bisnis. Sebagai contoh, karyawan yang selalu tertarik untuk belajar hal baru tidak akan segan untuk bertanya dan bereksperimen dengan pekerjaan yang harus diselesaikannya, sehingga kerap menemukan cara yang lebih cepat dan tepat untuk menyelesaikan pekerjaan. Hasil kerjanya pun dapat lebih efektif dan efisien.
Sebaliknya, karyawan yang tidak menunjukkan sikap yang positif, misalnya saja karyawan yang malas-malasan, akan memilih untuk menyelesaikan pekerjaan yang diminta persis sama dengan yang diminta, atau bahkan dengan waktu yang melebihi tenggat, meski sebenarnya karyawan tersebut dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan rentang waktu yang lebih cepat.
Sikap yang positif, misalnya saja disiplin dengan datang kerja tepat waktu, akan menumbuhkan pola kebiasaan yang lebih baik dan mencegah munculnya masalah yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Untuk memastikan produktivitas kerja tetap tinggi, setiap pelaku usaha perlu dengan hati-hati memperhatikan sikap yang ditunjukkan oleh karyawannya dari berbagai aspek dan sumber informasi. Bagaimanapun, sikap yang buruk akan menular dari satu tenaga kerja ke tenaga kerja lainnya jika tidak ditangani dengan serius, dan sebagai dampaknya, produktivitas kerja pun akan terus merosot tajam dari waktu ke waktu.
5. Perilaku
Sama seperti kemampuan yang dapat dibangun dari pengetahuan dan keterampilan, perilaku juga bukanlah faktor yang berdiri sendiri karena faktor ini dibangun pula dari faktor lain: sikap dan pola kebiasaan.
Dalam mengukur produktivitas kerja, sikap dan perilaku akan menunjukkan hubungan yang linear. Semakin positif sikap yang dimiliki oleh seorang karyawan, akan semakin positif pula perilaku kerja yang ditunjukkannya.
Ketika sikap yang negatif telah menjadi sebuah kebiasaan dan berubah menjadi perilaku, pelaku usaha akan kesulitan untuk mengubahnya karena sudah terbentuk resistensi. Akan sulit untuk membangun produktivitas kerja yang tinggi dari karyawan yang dalam kesehariannya terus saja menunjukkan perilaku yang negatif.
Pekerjaan yang diberikan pun akan dilakukan dengan apa adanya, sehingga efektivitas serta efisiensi yang membentuk produktivitas kerja tidak akan mudah untuk dicapai.
Memperhatikan setiap faktor yang memengaruhi produktivitas kerja adalah langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mengetahui masalah apa saja yang bisa dan perlu diperbaiki dari setiap proses operasional bisnis. Tentunya faktor yang berbeda akan membutuhkan penyelesaian masalahnya masing-masing.
Kurangnya pengetahuan, misalnya saja, dapat diselesaikan dengan menambah informasi terkait pekerjaan yang dilakukan, tetapi tidak dapat dilakukan untuk memperbaiki perilaku yang ditunjukkan di tempat kerja.
Pelaku usaha perlu mengukur dan melakukan perbandingan produktivitas kerja untuk menemukan titik yang tepat dalam meningkatkan efektivitas serta efisiensi kerja. Ingat, pekerjaan yang efektif dan efisien dapat memangkas pengeluaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, dan sebagai tujuan akhirnya dapat memperbesar margin pendapatan yang akan dihasilkan oleh bisnis terkait.
Jadi, mengapa tidak mulai untuk membangun pola kerja yang seproduktif mungkin untuk memastikan tujuan ini dapat dicapai?
Gunakan berbagai macam alat yang dibutuhkan untuk menentukan tingkat produktivitas kerja saat ini, mencari tahu tantangan yang menghambat peningkatan produktivitas kerja, dan berikan solusi secara tepat dan akurat untuk memastikan pekerjaan berikutnya dapat diselesaikan dengan efektif serta efisien.
Gunakan aplikasi majoo yang memungkinkan pelaku usaha untuk melakukan monitoring operasional bisnis kapan pun dan dari mana pun untuk mengidentifikasi tingkat produktivitas kerja dari bisnis yang dijalankan! Lakukan penyesuaian sesuai keperluan, dan kembangkan usaha untuk mendapatkan penghasilan bisnis yang lebih besar!