Mengenal Pentingnya Rasio Likuiditas Bagi Bisnis

Penulis Nisa Destiana
22 April 2021

article thumbnail

Meskipun dianggap rumit oleh kebanyakan pemilik usaha, tetapi memahami finansial merupakan hal yang krusial dalam bisnis. Salah satu yang perlu dimengerti oleh setiap pebisnis adalah rasio likuiditas.

 

Sebagian dari kamu mungkin sudah memahami pengertian rasio likuiditas. Namun, tidak sedikit juga yang merasa istilah tersebut masih cukup asing. Karena itu, mari kita kupas lebih dalam  tentang apa itu rasio likuiditas.


Baca Juga: Kebijakan Diskonto: Definisi, Contoh, serta Dampaknya

Memahami rasio likuiditas

Rasio likuiditas adalah kelas metrik keuangan penting yang digunakan untuk menentukan kemampuan peminjam untuk melunasi kewajiban utang lancar tanpa harus meningkatkan modal eksternal. Apakah terdengar membingungkan?

 

Jadi, liquidity ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban utang dan margin keselamatannya dihitung melalui current ratio, quick ratio, serta rasio arus kas.

 

Dengan kata lain, likuiditas merupakan kemampuan mengubah aset menjadi uang tunai dengan cepat dan ekonomis. Biasanya, liquidity ratio paling bermanfaat bila digunakan dalam bentuk komparatif, baik internal maupun eksternal.

 

Sebagai contoh, analisis internal liquidity ratio menggunakan melibatkan penggunaan beberapa periode akuntansi yang dilaporkan dengan metode yang sama. Membandingkan periode sebelumnya dengan operasi saat ini memungkinkan terlacaknya perubahan dalam bisnis.

 

Misalnya, hasil analisis tersebut menunjukkan liquidity ratio yang tinggi. Artinya, perusahaan cukup likuid dan memiliki cakupan utang yang cukup baik.

 

Alternatif lainnya, kamu juga bisa melakukan analisis eksternal yaitu membandingkan rasio likuiditas perusahaan dengan perusahaan lain atau industri secara keseluruhan.  

 

Informasi tersebut berguna untuk melihat posisi strategis perusahaan dibandingkan pesaing. Akan tetapi, analisis ini kurang efektif jika perbandingan dilakukan antara bisnis yang skalanya tidak sama atau terletak di daerah geografis yang berbeda.

 

Pentingnya rasio likuiditas

Sebelumnya kita telah membicarakan tentang pengertian rasio likuiditas. Beberapa dari kamu mungkin masih bertanya, lalu apa pentingnya rasio tersebut bagi bisnis? Mari simak penjelasannya di bawah ini!

 

1. Menentukan kemampuan bisnis membayar utang jangka pendek

Umumnya, investor atau pemberi pinjaman sangat mengamati liquidity ratio. Pasalnya, rasio tersebut menunjukkan sejauh mana perusahaan dapat membayar kewajiban jangka pendeknya.

 

Rasio tersebut memang fokus pada berbagai kewajiban jangka pendek atau saat ini karena likuiditas mencakup pendapatan dan beban biaya harian. Dan perbandingan tersebut menjadi penting sekali sebab sebuah bisnis yang menguntungkan tidak akan bertahan lama bila tidak bisa menanggung beban biaya hariannya.

 

Perusahaan dengan angka liquidity ratio 1 masih lebih baik daripada di bawah 1. Namun, investor atau kreditur biasanya perlu melihat rasio yang lebih tinggi yaitu sekitar 2 atau 3.

 

Makin tinggi angka liquidity ratio berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar tagihan jangka pendek. Sementara itu, angka rasio kurang dari 1 menunjukkan perusahaan sedang mengalami modal kapital negatif yang berpotensi menuju krisis likuiditas.

 

2. Menentukan kelayakan kredit

Pemberi pinjaman akan melihat rasio likuiditas saat memutuskan pemberian kredit kepada perusahaan akan diperpanjang atau tidak. Tentunya, pihak pemberi pinjaman perlu merasa yakin bahwa perusahaan yang dipinjami dana mampu membayar utangnya.

 

Sebab itu, tanda apa pun yang mengindikasikan kondisi keuangan perusahaan tidak stabil dapat menghambat kemungkinan bisnismu memperoleh pinjaman.

 

Kamu bisa tenang bila angka rasio likuiditas bisnismu lebih dari satu.

 

3.  Penentu kelayakan investasi

Bagi investor, liquidity ratio merupakan tolak ukur untuk melihat kondisi keuangan suatu bisnis memang sehat dan layak menerima investasi. Adanya masalah modal kerja sangat krusial karena akan menghambat aspek tertentu dari bisnis.

 

Karena itu, perusahaan perlu memiliki kelonggaran dana untuk menyelesaikan tagihan-tagihan jangka pendek. Sehubungan dengan itu, rendahnya liquidity ratio akan memunculkan red flag.

 

Meskipun begitu, angka rasio yang terlalu tinggi juga tidak selalu baik. Investor tetap akan bertanya alasan sangat tingginya angka liquidity ratio dari bisnis milikmu.

 

Memang benar, tingginya angka liquidity ratio membuat bisnis dapat menyelesaikan tagihan jangka pendek dengan mudah. Akan tetapi, investor mungkin memandang hal tersebut berlebihan.

 

Misalnya, bisnismu memiliki angka rasio likuiditas sebesar 8,5. Di satu sisi, kamu tidak menghadapi masalah dalam membayar tagihan jangka pada. Namun, hal tersebut berarti bisnis memiliki aset likuid dalam jumlah besar.

 

Dengan kata lain, perusahaan memiliki uang cash yang terlalu besar. Uang mengendap tersebut tidak menghasilkan apa pun selain bunga bank. Idealnya, perusahaan mengalokasikan dana tersebut supaya diperoleh pengembalian yang lebih tinggi.

 

Melalui liquidity ratio, kamu bisa menari keseimbangan antara kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajibannya dan alokasi modal yang kurang tepat. Biar bagaimanapun modal perlu dialokasikan dengan baik agar nilai perusahaan meningkat bagi pemegang saham.

 

Cara menghitung rasio likuiditas

Setelah memahami pentingnya rasio likuiditas tentu pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara menghitung rasio likuiditas? Di bawah ini beberapa langkah untuk menghitungnya.

 

1. Rasio lancar atau current ratio

Dibandingkan cara lainnya, perhitungan rasio lancar terbilang sederhana. Perhitungan ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar.

 

Adapun yang dimaksud dengan aktiva lancar adalah jenis aktiva yang dapat ditukarkan dengan kas dalam kurun waktu satu tahun. Rumus perhitungannya cukup mudah yaitu aktiva lancar dibagi dengan utang lancar.

 

Contohnya, bisnismu memiliki aktiva lancar sebesar Rp15 juta dan utang lancar sejumlah Rp7,5 juta. Dengan demikian, perhitungan rasio lancar untuk bisnis tersebut adalah sebagai berikut:

 

Aktiva lancar : Utang lancar = Rasio lancar

15.000.000 : 7.500.000 = 2

 

Diketahui angka rasio lancar di atas satu, maka bisnismu memiliki kemampuan yang baik dalam membayar kewajiban jangka pendek. Sebaliknya, jika dari perhitungan tersebut diperoleh angka kurang dari satu, perusahaan perlu waspada karena kemungkinan akan kesulitan melunasi kewajibannya.

 

2. Rasio cepat atau quick ratio

Sedikit berbeda dengan rasio lancar, rasio cepat hanya memasukkan variabel aktiva lancar yang paling likuid untuk dibandingkan dengan utang lancar. Dengan begitu, inventaris tidak termasuk dalam perhitungan sebab tidak mudah ditukar menjadi kas.

 

Sebagai contoh, kamu memiliki bisnis yang memproduksi sneaker dengan merek Jalan Santai. Saat ini, aktiva lancar yang dimiliki oleh Jalan Santai senilai Rp40 juta. Sementara itu, inventaris serta utang lancarnya adalah Rp2 juta dan Rp6 juta. Jadi, perhitungan rasio cepat untuk bisnis Jalan Santai adalah sebagai berikut:

 

Rasio cepat = (Aktiva lancar – Inventaris/Persediaan) : Utang lancar

Rasio cepat = (40.000.000 – 4.000.000) : 6.000.000

Rasio cepat = 3

 

Angka tersebut menunjukkan perusahaan mampu menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan baik. Namun, bila perolehan angka di atas tiga, kamu perlu waspada sebab mungkin perusahaan memegang terlalu banyak kas yang seharusnya dialokasikan.

 

3. Rasio kas atau cash ratio

Terakhir, kita dapat mengukur likuiditas dengan perhitungan rasio kas. Sesuai namanya, perhitungan ini melibatkan kas perusahaan sebagai parameter kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya.

 

Kali ini kita melihat jumlah kas bisnis Jalan Santai. Misalnya, Jalan Santai mempunyai kas sebesar Rp10 juta, surat berharga senilai Rp3 juta, dan utang lancar sejumlah Rp10 juta.

 

Menghitung rasio likuiditas melalui perhitungan cash ratio bisa dilakukan dengan cara berikut ini.

 

Rasio kas = (Kas + Surat berharga) : Utang lancar

Rasio kas = (10.000.000 + 3.000.000) : 10.000.000

Rasio kas = 1,3

 

Dilihat dari angka tersebut, Jalan Santai tetap mampu memenuhi kewajiban jangka pendek. Meskipun begitu, rasio kas jarang digunakan karena dianggap kurang realistis dan angkanya sulit dipertahankan. Adanya kas berlebih kerap dinilai sebagai kas tidak produktif yang semestinya dimanfaatkan dengan lebih baik.

  

Jadi, sebaiknya kamu memilih kedua cara menghitung rasio likuiditas sebelumnya yaitu rasio cepat atau rasio lancar. Semoga likuiditas bisnismu dalam keadaan baik dan terus bergerak lebih maju, ya!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo