“Sebaiknya ganti font tulisan, deh! Udah ketinggalan zaman, nih!”
“Warna logo kita udah nggak menarik generasi sekarang. Gimana kalo kita rebranding, bos?”
“Tampilan brand pesaing kita keliatan fresh banget, tuh! Kapan giliran brand kita, Pak?”
Dalam persaingan bisnis yang ketat, segala upaya akan dilakukan dalam rangka mempertahankan eksistensi perusahaan, termasuk dengan melakukan rebranding.
Tunggu sebentar. Kamu tahu apa itu rebranding? Sederhananya, rebranding adalah strategi memperkenalkan ulang produk dengan citra yang berbeda sesuai target niche market.
Rebranding dapat dilakukan dengan menerapkan desain, simbol, atau nama baru untuk suatu merek. Lalu kapan rebranding harus dilakukan? Apa manfaat dari rebranding?
Kita bahas tentang rebranding pada artikel ini, yuk!
Baca juga: Free Gift untuk Customer sebagai Bentuk Marketing? Why Not?!
Apa Itu Rebranding?
Kita mulai dari pengertian rebranding, ya. Rebranding adalah proses mengubah citra perusahaan. Hal ini termasuk dari strategi pasar dengan memberikan nama baru, simbol, atau perubahan desain untuk merek yang sudah mapan.
Tentu saja ide di balik rebranding adalah untuk menciptakan sebuah identitas berbeda untuk satu merek dari pesaingnya di pasar.
Pastinya ada beberapa alasan perusahaan melakukan rebranding, kan? Salah satu faktor utama adalah terkoneksi dengan pelanggan. Rebranding memang bagus untuk bisnis, tetapi pada saat yang sama bisa berisiko. Selalu ada kemungkinan konsumen tidak menyukai merek baru.
Branding merupakan suatu usaha komunikasi yang disusun dan direncanakan dengan baik oleh perusahaan untuk membangun dan membesarkan brand.
Brand dapat berupa nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan keempatnya, untuk mengidentifikasi produk agar berbeda dengan produk lainnya.
Sementara rebranding yaitu usaha untuk mengubah citra brand kembali ke tujuan semula agar lebih sukses.
Kamu perlu tahu, ada dua jenis rebranding, yaitu proactive rebranding dan reactive rebranding.
Rebranding proaktif dilakukan ketika sebuah perusahaan menyadari bahwa ada peluang untuk tumbuh, berinovasi, memasuki bisnis atau pelanggan baru, dan dapat terhubung kembali dengan penggunanya.
Rebranding reaktif dilakukan dalam situasi ketika merek yang sudah ada sudah tidak dilanjutkan atau diubah. Ada beberapa alasan yang mungkin mengemuka untuk tindakan semacam itu, misalnya karena merger & akuisisi, masalah hukum, pemberitaan negatif seperti penipuan, yang bertujuan untuk mengalahkan persaingan, atau membuat ceruk pasar kamu sendiri.
Meskipun rebranding terdengar menarik dan sangat menjanjikan bagi perusahaan, tetap saja kamu harus berhati-hati dalam menerapkannya. Alasannya, dilansir dari The Economic Times, ada kemungkinan konsumen justru tidak suka dengan tampilan baru dari bisnismu.
Jangan sampai para konsumen setia ini meninggalkan bisnismu dan beralih kepada perusahaan lain. Untuk mencegah kepergian mereka, rebranding harus dilakukan dengan cerdas serta berdasarkan riset yang telah dilakukan.
Faktor Rebranding
Ada beberapa faktor penting yang bisa menyebabkan suatu perusahaan melakukan rebranding, seperti munculnya tekanan dari pesaing yang tidak mampu dihadapi atau akibat dari desakan konsumen yang terpengaruh terhadap perubahan teknologi.
Ditambah lagi dengan adanya perubahan tujuan perusahaan juga bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perusahaan perlu melakukan proses ini.
Jadi, kapan rebranding dilakukan? Waktu terbaik untuk melakukan rebranding adalah saat suatu produk yang ditawarkan mulai tidak dikenal konsumen dan sudah terlalu banyak kompetitor pada ceruk pasar yang sama.
Ada beberapa faktor rebranding yang menjadi alasan kuat dan perlu kamu ketahui, majoopreneurs. Simak penjelasannya di bawah ini:
- Misi perusahaan telah berubah. Hal pertama yang bisa menjadi alasan kuat bagimu harus melakukan proses ini adalah karena misi perusahaan telah berubah hingga membuatmu harus. melakukan pergantian atau perubahan. Catatan pentingnya adalah misi yang baru akan lebih susah untuk disosialisasikan jika rebranding tidak dilakukan.
- Target market yang lama sudah tua. Berikutnya adalah konsumen dan pelanggan kamu kini bertambah tua seiring berjalannya waktu. Meskipun pelanggan yang lama mungkin masih loyal, tapi kamu harus mulai memikirkan potensi target market yang baru. Target market, sih, tidak perlu berubah. Kamu hanya perlu melakukan rebranding dengan sigap. Saat kamu telat untuk menyadari perubahan umur dan taste dari target market ini, kamu justru semakin kesulitan untuk melakukan rebranding.
- Adanya keinginan meluncurkan produk baru. Alasan lain kamu harus melakukan rebranding adalah karena kamu mau meluncurkan produk baru yang benar-benar berbeda dari semua produkmu sebelumnya.
- Kehadiran kompetitor yang lebih unggul. Ketika merasa bahwa kamu terancam dengan kekalahan berulang kali dari kompetitor, berarti inilah saatnya kamu perlu melakukan rebranding.
Kelebihan dan Kekurangan Rebranding
Sudah pasti, setiap keputusan yang diambil oleh perusahaan terkait masa depan bisnis akan berhadapan dengan kelebihan dan kekurangannya.
Di bawah ini adalah kelebihan dan kekurangan rebranding.
Kelebihan Rebranding
- Rebranding memberi ciri khas dan pembeda yang tidak dimiliki kompetitor.
- Rebranding adalah sarana membangun cerita dengan konsumen. Konsumen yang merasa menjadi saksi dari perjalanan produk tersebut akan merasa makin dekat dengan produk.
- Rebranding produk adalah usaha untuk menghilangkan citra buruk dari merek lama.
Kekurangan Rebranding
- Risiko kerugian bisa muncul ketika rebranding produk kurang mendapat tanggapan positif dari pasar.
- Kehilangan konsumen adalah salah satu risiko dari rebranding karena bisa jadi pelanggan hanya loyal pada merek pertama yang telah mereka kenal.
- Membutuhkan biaya tidak sedikit.
Manfaat dan Tujuan Rebranding Bagi Bisnis
Sekarang kita lanjutkan pembahasan dari sisi tujuan dan manfaat rebranding untuk kelangsungan bisnismu.
1. Terhubung dengan Audiens Baru
Manfaat sekaligus keuntungan terbesar untuk menyegarkan tampilan dan nuansa merek kamu adalah kemampuannya dalam menjangkau pelanggan baru. Bayangkan ketika kamu fokus dengan hal baru dari bisnismu, ternyata masyarakat dan pelanggan lamamu memperhatikannya. “Eh, ada yang baru!” terdengar exciting, bukan?
2. Menjadi Pembeda dengan Pesaing Bisnismu
Ketika kamu mengembangkan bisnis, insting dan kemampuan bersaingmu terhadap para pesaingmu akan langsung bekerja demi memenangkan persaingan, bukan? Perubahan merek dapat menjadi cara paling efektif untuk membedakan penawaran dari perusahaan kamu demi melakukan pendekatan kepada target market.
Perbedaan dari perubahan merek kamu menunjukkan kepada calon klien bahwa layanan kamu unik, menarik, lebih bermanfaat, dan kamu adalah ahlinya. Rebranding perusahaan kamu jika ingin pemenang dengan memiliki suara, tampilan, dan nuansa berbeda untuk membantu membangun bisnis kamu sebagai pemimpin industri dengan kepribadian yang menarik bagi audiens kamu.
3. Tetap Up to Date
Tujuan rebranding sebenarnya sederhana, yaitu menjaga brand kamu tetap up to date. Tren desain memainkan peran utama dalam menjadikan pelanggan potensial dan target market melirik dan menyadari kehadiran perusahaan kamu dan semua yang ditawarkannya.
Tujuan rebranding adalah memastikan bahwa penampilan produk dan jasamu selalu segar dan menarik. Kamu harus menunjukkan kepada pelanggan kamu bahwa kamu memperhatikan tren dalam industri yang ada.
4. Mencerminkan Tujuan, Produk, Penawaran, atau Nilai Baru
Tentunya akan merepotkanmu dan perusahaan menunjukkan identitas perusahaan yang berkembang jika brand kamu tidak memperlihatkannya dengan baik. Jika kamu sudah siap untuk menawarkan produk baru, semua teknologi yang kamu punya untuk meningkatkan pelayanan pun sudah sempurna, atau sudah menetapkan tujuan baru, maka rebranding adalah cara yang bagus untuk menunjukkan bahwa bisnis kamu telah berkembang.
5. Meningkatkan Keuntungan pada Bisnis
Manfaat rebranding tidak hanya akan memengaruhi strategi pemasaran Anda secara keseluruhan, tetapi juga akan membuat perusahaan kamu lebih menguntungkan.
Tujuan rebranding kamu tentunya menjangkau calon klien baru, menonjol dan berbeda dari pesaing, dan memperluas pengaruh serta jangkauan produk dan layanan kamu, bukan? Nah! Rebranding adalah cara yang efektif untuk meningkatkan keuntungan perusahaan hanya dengan memberikan merek dan tampilan barunya.
Contoh Perusahaan yang Berhasil Rebranding
Setelah mengetahui kelebihan, kekurangan, manfaat, dan tujuan rebranding, majoo uraikan beberapa contoh rebranding yang dilakukan merek besar di bawah ini.
-
Firefox
(sumber: blog.mozilla.org)
Pada tahun 2019, Firefox yang dikenal sebagai produk browser yang dikembangkan oleh Mozilla mengumumkan penggantian logo. Penggantian logo ini tak hanya pada logo utamanya, tetapi juga serangkaian ikon, mulai dari “Send”, “Monitor”, “Lockwise”, serta “Browser”. Dalam logo baru ini, Firefox menghilangkan ikon rubah yang selama ini sudah identik dengan merek dagang perusahaan.
Pihak Firefox sendiri mengatakan dengan desain baru peramban Firefox ini menggambarkan semangat dan optimisme tinggi terhadap masa depan internet lebih baik untuk dunia yang lebih terbuka dan transparan terhadap perspektif global serta didukung semangat kuat untuk mengubah sudut pandang terkait peramban.
Tambahan lainnya, Firefox juga menyebut desain logo baru bukan sekadar identitas, tapi sekaligus mewakili produk dan pengalaman mengakses internet yang lebih baik bagi pengguna. More than just a browser! Tak cuma perubahan logo dan visi, Firefox: Fast for Good menjadi tagline baru Firefox yang menawarkan janji kecepatan berselancar dengan jaminan keamanan pribadi.
-
TVRI
(sumber: sangdes.com)
Mari kita melihat TVRI, stasiun TV keempat di Indonesia. Secara filosofis, logo TVRI yang baru terdapat bulatan besar yang menggambarkan dunia dengan tulisan RI di dalamnya yang menggambarkan Indonesia. Perubahan ini sebagai bagian dari langkah TVRI memasuki era digital.
Akhir Maret 2019, logo lawas TVRI yang berhias bumerang di atasnya, diganti lebih sederhana. Huruf kapital tegak dengan lingkaran di huruf "RI", beserta warna biru-putih, membuat stasiun televisi tertua di Indonesia ini terlihat kembali remaja.
Selain itu, dengan perubahan ini juga diharapkan mampu mengubah budaya organisasi dan budaya kerja menjadi semakin baik. Menurut Sumbo Tinarbuko, Pemerhati Komunikasi Visual sekaligus Dosen Komunikasi Visual ISI Yogyakarta, rebranding TVRI dihadirkan untuk merepresentasikan kualitas nilai yang memberikan unsur pembeda secara signifikan antara brand milik lembaga penyiaran yang satu dengan lainnya.
-
McDonald’s
(sumber: dewaweb.com)
Siapa yang tidak mengenal gerai makanan siap saji dari Amerika Serikat ini? McDonalds telah menjadi pemimpin dalam industri makanan cepat saji selama beberapa dekade, tapi nyatanya citra mereka tidak selalu positif.
Pada awal tahun 2000-an, McDonald’s secara luas dipandang sebagai pilihan makanan cepat saji paling rendah dan tidak sehat dari sekian banyak hingga membuat banyak orang sampai memboikotnya.
Peluncuran film dokumenter populer “Super Size Me” pada tahun 2004 memainkan sebagian besar masalah ini, terlebih secara eksplisit memanfaatkan McDonald’s untuk membuktikan bahwa makanan cepat saji sangat buruk bagi kesehatan masyarakat.
Tentunya McDonald’s tidak tinggal diam setelah mendapat ‘serangan’ semacam itu. Mereka memperhatikan stigma negatif tersebut dan mengambil tindakan pada tahun 2006. Mereka mengubah menu mereka untuk memberikan pilihan yang lebih sehat dan berkualitas lebih tinggi untuk menarik orang yang sadar kesehatan.
Salad, dan sandwich “signature crafted” memulai debutnya di antara sekian banyak menu tradisional mereka. Mereka juga menambahkan fokus baru pada minuman kopi, memberi mereka keunggulan yang tidak dimiliki pesaing mereka.
Sebagai senjata pamungkas untuk menghalau serangan sekaligus membedakan mereka dengan para pesaing, McDonald’s mengerjakan ulang bangunan dan desain interior mereka menjadi lebih seperti tempat minum kopi favorit keluarga dan bukan seperti kafetaria pada umumnya. Citra baru mereka memberi hasil cukup signifikan, loh! Pendapatan McDonald’s meningkat 58% sejak rebranding.
Baca juga: Jalankan Usaha dengan Strategi Bisnis Model Canvas
Kesimpulan
Salah satu tujuan dilakukannya rebranding adalah agar terlihat lebih menonjol dari kompetitor. Oleh karena itu, jangan lupa untuk melakukan riset kompetitor. Temukan kelebihan dan kelemahan produknya, cara mereka memasarkannya, dan target pasarnya. Dengan begitu, kamu dapat menemukan celah untuk masuk ke dalam pasar pesaing bisnismu dan mengalahkannya saat rebranding.
Risiko penolakan terhadap merek, logo, atau produk baru pasti ada. Kamu perlu mengembangkan rencana untuk mengatasi penolakan dengan menjelaskan bagaimana jasa atau produk yang telah melalui proses rebranding akan lebih baik daripada sebelumnya.
Ayo, pelajari strategi pengembangan pasar, produk, dan bisnis kamu bersama majoo! Kamu bisa hubungi majoo kapan pun untuk bertanya dan berkonsultasi seputar bisnis UMKM, loh!