Karena itu, rekapitulasi perlu dilakukan sesuai dengan ketentuan. Kalau kamu masih awam dengan proses rekapitulasi jurnal, pastikan kamu membaca artikel ini sampai selesai. Mari simak penjelasan lengkapnya!
Pengertian Rekapitulasi Jurnal
Sebelum membahas pengertian rekapitulasi jurnal, kamu perlu mengetahui rekapitulasi terlebih dahulu. Secara singkat, rekapitulasi adalah ringkasan atau ikhtisar pada akhir laporan atau akhir hitungan.
Nah, dalam dunia akuntansi, rekapitulasi jurnal adalah penjumlahan secara keseluruhan masing-masing kolom debit dan kredit dari jurnal transaksi yang telah dibuat sebelumnya.
Jadi, rekapitulasi tersebut dilakukan setelah membuat jurnal dan sebelum posting ke buku besar. Mengapa rekapitulasi perlu dilakukan pada waktu tersebut?
Dengan melakukan rekapitulasi, kamu bisa menghindari kesalahan dalam proses posting ke buku besar. Tentunya, posting yang tepat dari jurnal ke buku besar akan mempermudah proses berikutnya dalam siklus akuntansi. Namun, kamu bisa melihat fungsi rekapitulasi jurnal secara rinci dalam pembahasan berikut ini.
Fungsi Rekapitulasi Jurnal
Terdapat beberapa manfaat atau fungsi rekapitulasi jurnal, salah satunya mempermudah staf keuangan atau akuntan saat akan posting isi jurnal ke buku besar.
Lalu, apa saja fungsi lainnya dari proses rekap jurnal? Berikut ini pembahasannya.
-
Memberi Informasi Keseimbangan Saldo
Saat merekap jurnal, terdapat beberapa keseimbangan saldo yang perlu kamu hitung. Apabila saldo jurnal tidak seimbang, kemungkinan ada kesalahan dalam keuangan perusahaan.
Sebaliknya, jika rasio keseimbangan sama, cukup aman untuk memiliki asumsi bahwa rekapitulasi jurnal berhasil dan sudah dilakukan dengan benar. Setelah kamu memastikan tak ada kesalahan, hasil rekap jurnal bisa dimasukkan ke dalam buku besar.
Namun, bila hasil rekap jurnal belum seimbang, kamu perlu mencari tahu titik kesalahannya dan melakukan koreksi pada laporan keuangan.
Baca juga: Elemen-Elemen Laporan Keuangan yang Perlu Kamu Ketahui
-
Mengidentifikasi Bukti Transfer
Seperti yang sudah diketahui, bukti transfer merupakan tanda yang penting sebab tanpanya suatu transaksi tak bisa dianggap sah atau benar-benar terjadi. Nah, dalam proses rekap jurnal, kamu bisa mengidentifikasi bukti transfer.
Pasalnya, terdapat beberapa bukti transfer yang masuk dalam proses rekap jurnal, misalnya kuitansi, faktur, memo, dan lain-lain. Sebelum memasukkan transaksi ke dalam buku besar, kamu tentu perlu memastikan setiap transaksi benar-benar terjadi dengan mengidentifikasi buktinya.
Sesudah menerima bukti transfer umumnya perusahaan mengelompokkan transaksi ke dalam kategori tertentu, seperti dibagi berdasarkan jenis aktiva, utang, modal, dan lain-lain.
Selama proses rekap, kamu atau staf yang bertugas dapat menentukan keabsahan suatu transaksi berdasarkan bukti transfer yang tersedia. Jika terdapat kejanggalan, kamu dapat segera melakukan penelusuran terhadap transaksi terkait.
-
Mempermudah Posting ke Buku Besar
Perlu diketahui, saat posting ke buku besar, ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan, yaitu:
- Mencatat waktu dan jumlah transaksi sesuai data, baik debit maupun kredit.
- Mengisi kolom referensi dengan nomor halaman pada jurnal.
- Kolom referensi lain diisi dengan data pada akun rekap.
Dengan melakukan rekap jurnal terlebih dahulu, kolom debit dan kredit sudah pasti jumlahnya seimbang. Jadi, lebih gampang jika kamu perlu mengecek atau melacak transaksi.
Maka dari itu, kamu dapat melakukan pemindahan ke buku besar dengan lebih cepat dan minim kesalahan.
-
Memperoleh Laporan yang Lebih Lengkap
Rekapitulasi jurnal bukanlah langkah wajib di perusahaan. Namun, bila kamu melakukannya, kamu bisa memiliki data laporan yang lebih lengkap. Hasil rekap jurnal dapat digunakan sebagai arsip atau dasar evaluasi rutin.
Melihat fungsi-fungsi di atas, kita bisa mengetahui bahwa tujuan rekapitulasi jurnal yang utama ialah memastikan keseimbangan saldo dan memudahkanmu saat posting data ke buku besar. Setiap fungsi rekapitulasi jurnal akan bermuara pada kemudahan pemindahan data ke buku besar.
Cara Membuat Rekapitulasi Jurnal
Lalu, bagaimana cara membuat rekapitulasi jurnal? Kali ini, kami akan membagikan langkah-langkahnya untuk kamu yang masih kebingungan tentang hal tersebut.
Namun, sebelum membahas cara melakukan rekap jurnal, kita perlu menyamakan persepsi terlebih dahulu terkait jurnal itu sendiri.
Kita mengenal dua jenis jurnal dalam akuntansi, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum adalah suatu laporan keuangan yang digunakan untuk mencatat seluruh bukti transaksi pada satu periode keuangan.
Baca juga: Mengenal Beragam Contoh Jurnal Umum dalam Dunia Bisnis
Sementara itu, jurnal khusus adalah jurnal untuk mencatat transaksi sejenis dan terjadi berulang kali.
Pembuatan rekapitulasi dapat dilakukan baik untuk jurnal umum maupun jurnal khusus. Akan tetapi, rekapitulasi lebih lazim dilakukan pada jurnal khusus. Adapun jurnal khusus yang dimaksud, yaitu:
- Jurnal pembelian: Catatan semua transaksi pembelian barang atau jasa secara kredit.
- Jurnal penjualan: Catatan seluruh transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit.
- Jurnal pengeluaran kas: Catatan semua transaksi pengeluaran kas atau pembayaran, seperti pembayaran gaji, pembayaran utang, dan lain-lain.
- Jurnal penerimaan kas: Catatan semua transaksi penerimaan uang atau transaksi yang membuat kas bertambah, misalnya penjualan tunai, pendapatan bunga, dan lain-lain.
- Jurnal memorial: Catatan transaksi yang tidak dapat dimasukkan ke dalam jurnal khusus lain, contohnya retur penjualan, retur pembelian, dan sebagainya.
Adapun pembuatan rekap jurnal sebetulnya tidak rumit. Kamu dapat membuatnya dalam empat langkah mudah seperti di bawah ini.
-
Mempersiapkan Jurnal
Saat akan merekap jurnal, hal pertama yang perlu kamu lakukan ialah menyiapkan jurnal yang akan direkap. Supaya proses rekapitulasi berjalan lebih efektif dan efisien, sebaiknya kamu mengelompokkan jurnal sesuai jenisnya.
Sebagai contoh, jurnal pembelian dikelompokkan dengan jurnal pembelian lainnya. Pasalnya, rekapitulasi juga perlu dilakukan jenis per jenis untuk setiap jurnal.
-
Membuat Tabel
Selanjutnya, kamu perlu membuat tabel sesuai format dan urutan transaksi dengan nomor akun di bagian paling atas.
-
Mencatat Nomor Akun serta Besar Transaksi
Setelah tabel dengan format yang berurutan siap, kamu perlu mencatat nomor akun serta besaran transaksinya. Lalu, besaran transaksi tersebut dijumlahkan atau dihitung nominal totalnya di akhir tabel.
-
Memastikan Keseimbangan Saldo
Seperti telah dibahas sebelumnya, salah satu fungsi rekapitulasi jurnal ialah memastikan tercapainya keseimbangan saldo. Jadi, di akhir pembuatan rekap jurnal, kamu perlu memastikan saldo total kredit sama dengan saldo total debit atau balance. Jika ada perbedaan jumlah, kamu perlu mengulang rekapitulasi.
Contoh Rekapitulasi Jurnal
Setelah membaca cara membuat rekapitulasi jurnal di atas, apakah kamu sudah siap melakukan proses rekap jurnal? Agar kamu memperoleh gambaran yang lebih jelas, mari simak contoh rekapitulasi jurnal di bawah ini!
Contoh Rekapitulasi Jurnal Penjualan
Jurnal Penjualan
Rekapitulasi Jurnal Penjualan
Contoh Rekapitulasi Jurnal Pembelian
Jurnal Pembelian
Rekapitulasi Jurnal Penjualan
Setelah membaca penjelasan dan melihat contoh rekapitulasi jurnal di atas, semoga kamu lebih memahami proses rekap jurnal. Jika kamu melakukan rekap jurnal secara rutin, tentu kamu tak akan kesulitan saat posting data ke buku besar.
Semoga artikel ini bermanfaat untukmu, ya. Sebagai apilikasi yang berkomitmen mendukung kemajuan UMKM, majoo memang tak hanya menyediakan aplikasi POS lengkap, tetapi juga beragam materi yang menunjang pengelolaan bisnis.
Apabila kamu mau mempelajari artikel bisnis dan keuangan lainnya, klik tautan berikut ini!