Rumus Harga Jual: Inilah 5 Cara Menentukan Harga Jual Produk

Ditulis oleh Nisa Destiana

article thumbnail

 Harga akhir yang dibayarkan oleh konsumen disebut harga jual.

Penetapan harga jual adalah salah satu keputusan penting yang perlu dibuat oleh pemilik usaha. Pasalnya, harga jual akan memengaruhi berbagai aspek dalam bisnis. Karena itu, pemilik usaha perlu mengetahui cara menentukan harga jual.

Harga jual sangat krusial sebab akan menentukan banyak hal, mulai dari cash flow, profit, hingga biaya yang sanggup ditanggung oleh bisnis. Lebih dari itu, harga jual juga memberikan dampak pada konsumen.

Price sensitivity merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan harga jual. Kini konsumen selalu memiliki banyak informasi terkait produk atau jasa yang akan digunakannya dan mereka menginginkan manfaat maksimal atas uang serta waktu yang mereka keluarkan.

Bahkan, terdapat studi yang menunjukkan bahwa selisih sedikit saja pada harga jual dapat meningkatkan atau menurunkan profit sekitar 20%-50%. Maka dari itu, kamu perlu mempunyai strategi penentuan harga dan menghitungnya dengan tepat.

Nah, sebelum kita mempelajari rumus harga jual, sebaiknya kita pahami terlebih dahulu apa itu harga jual serta komponen-komponen yang memengaruhinya.

Apa yang dimaksud dengan harga jual?

Harga jual adalah nominal harga akhir dari penjual atau jumlah yang perlu dibayar oleh konsumen. Harga tersebut biasanya ditukar dengan produk atau jasa dalam jumlah, berat, atau ukuran tertentu.

Pemilik usaha perlu menetapkan harga yang tepat agar penjualan dapat mendatangkan keuntungan. Selain itu, pebisnis juga perlu memperhatikan harga jual untuk mengamankan posisinya di pasar.

Ada banyak faktor yang bisa disertakan dalam perhitungan harga jual, misalnya musim, daerah, permintaan, serta situasi pasar. Bahkan, pemilik usaha dapat menentukan harga jual dengan mempertimbangkan strategi pricing kompetitor.

Perlu diingat, harga jual berbeda dengan cost price atau biaya pembelian. Cost price adalah harga yang dibayarkan sebuah perusahaan ke supplier untuk membeli produk setengah jadi, komponen, atau bahan mentah yang dibutuhkan dalam proses produksi.

Baca juga: Supplier atau Pemasok: Pengertian, Jenis, dan Contohnya 

Tentu saja dalam upaya menciptakan keuntungan, harga jual dan biaya pembelian sama-sama penting. Harga jual yang ditetapkan di bawah cost price jelas akan membuat perusahaan rugi.

Maka dari itu, mari kita cermati komponen-komponen penting yang memengaruhi sebuah harga sebelum membahas cara menentukan harga jual.

Komponen penting dalam penentuan harga jual

Setidaknya, ada tiga komponen penting yang perlu diperhatikan jika kamu akan menentukan harga jual produk, yaitu biaya tetap, biaya variabel, serta margin profit. Kenali karakteristik setiap komponen tersebut, yuk!

Biaya tetap atau fixed cost

Sesuai namanya, terlepas dari besar atau kecilnya produksi angka dari biaya yang satu ini selalu tetap. Sebagai contoh, biaya sewa gedung, pajak, dan sebagainya.

Pemilik usaha biasanya berlomba-lomba menjual sebanyak mungkin produk, salah satunya untuk menyelesaikan pengeluaran biaya tetap.

Baca juga: Pahami! Perbedaan Biaya (Cost) dan Beban (Expense)

Supaya bisnis mampu membayar biaya-biaya tetap, tidak ada cara lain selain menaikkan margin profit. Pasalnya, tidak ada cara khusus untuk mengalkulasi biaya tetap atau fixed cost ini.

Mengingat biaya tetap ini angkanya sering kali cukup besar, pemilik usaha sebaiknya sudah mempunyai alokasi khusus untuk menyelesaikan biaya ini dalam setiap transaksi penjualan.

Sebagai contoh, bila persentase keuntungan setiap produk adalah 40%, idealnya sisihkan 10%-20% untuk alokasi biaya tetap.

Biaya variabel atau variable cost

Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel merupakan jenis biaya yang bisa berubah-ubah tergantung jumlah produksi. Jadi, makin banyak produksi, makin besar pula biaya variabel yang harus dikeluarkan.

Biaya variabel perlu dihitung sebagai angka rujukan yang menggambarkan modal produksi suatu produk. Bila kamu menjual produk yang diproduksi oleh bisnis lain, kamu bisa menghitung biaya pembelian produk, biaya transportasi, biaya pengiriman, dan lain-lain.

Akan tetapi, jika kamu memproduksi produk sendiri, kamu perlu menghitung biaya-biaya yang tergolong ke dalam biaya variabel, antara lain:

  • Biaya bahan baku
  • Biaya tenaga kerja
  • Biaya perlengkapan produksi
  • Insentif tim penjualan

Penentuan harga jual tidak lepas dari komponen biaya produksi.

Sebagai contoh, kamu menjual croffle yang belakangan ini tengah hits. Ilustrasi biaya variabel untuk memproduksi satu porsi yang terdiri dari tiga buah croffle adalah sebagai berikut ini.

Baca Juga: Mari Berkenalan dengan Fixed Cost dan Variable Cost!

Biaya variabel

Rincian

Nominal

Bahan baku

Tepung, mentega, dll.

Rp10.000

Waktu produksi

10 menit per porsi

Rp1.000

Kemasan

Box makanan, plastik

Rp3.000

Materi promosi

Cetak stiker di kemasan

Rp1.000

Biaya peralatan

Listrik, mesin waffle, dll.

Rp5.000

TOTAL

Rp20.000

Dari ilustrasi di atas, biaya variabel yang dikeluarkan untuk satu porsi croffle adalah Rp20.000. Tentu saja perhitungan ini hanyalah contoh dan tidak dapat mewakilkan perhitungan sebenarnya. Namun, paling tidak kamu memperoleh gambaran tentang cara menghitung biaya variabel.

Margin profit

Setiap pemilik usaha melakukan penjualan produk tentu karena menginginkan laba atau profit. Jika biaya variabel sudah diketahui, kamu bisa mulai menambahkan margin profit atau selisih keuntungan yang diinginkan untuk setiap produk.

Angka margin profit ini akan membantumu menghitung total keuntungan serta menentukan harga jual produk di pasaran. Berikut ini rumus harga jual yang terkait dengan komponen margin profit serta biaya variabel.

Harga jual = Biaya Variabel/(1-Desimal margin profit yang diinginkan)

Contoh:

Dalam penjualan croffle, kamu ingin mengambil laba sebesar 40% di setiap porsi. Cara menentukan harga jual produk croffle tersebut adalah sebagai berikut ini.

Harga jual = Biaya Variabel/(1-Desimal margin profit yang diinginkan)

Harga jual = Rp20.000/(1-0,4)

          = Rp20.000/0,6

          = Rp33.333

Jadi, jika kamu menjual satu porsi croffle dengan harga Rp33.333, profit yang akan kamu peroleh sebesar Rp13.333 atau 40%.

Namun, perhitungan tersebut merupakan salah satu cara paling dasar dalam penentuan harga jual. Selanjutnya, kita akan menyimak berbagai cara menentukan harga jual yang bisa kamu pilih sesuai dengan situasi bisnis.

Baca juga: Menilik Cost of Goods Sold serta Komponen Biayanya

Inilah cara menentukan harga jual 

Apabila kamu mendalami teori pricing, kamu akan menemukan banyak cara menentukan harga jual. Kali ini kami telah merangkum lima cara yang dianggap bisa menentukan harga jual secara proporsional.

Dengan kata lain, laba yang akan kamu peroleh masih cukup tinggi dan kamu masih bisa bersaing dengan kompetitor. Untuk mengetahui rumus harga jual mana yang paling sesuai untuk bisnismu, mari simak ulasannya di bawah ini.

Margin pricing

Perhitungan yang satu ini digunakan untuk menentukan seberapa besar persentase profit setiap produk. Melalui perhitungan margin pricing, kamu dapat mengetahui apakah nominal laba yang diambil terlalu besar atau tidak?

Kamu juga dapat melihat perbandingan dengan harga kompetitor dan mengetahui apakah harga yang ditentukan terlalu tinggi atau tidak?

Biasanya, dalam penetapan margin pricing, pemilik usaha sudah mengetahui harga jual yang diinginkan, maka perhitungannya menjadi seperti di bawah ini.

Margin = (Harga jual - Harga modal) : Harga jual

Sebut saja, kamu menjual satu porsi croffle seharga Rp35.000. Sementara itu, modal yang kamu keluarkan adalah Rp25.000. Perhitungan margin dari penjualan tersebut, yaitu:

Margin = ((Harga jual - Harga modal) : Harga jual) x 100%

     = ((Rp35.000 - Rp25.000) : Rp35.000) x 100%

     = (Rp10.000 : Rp35.000) x 100%

     = 0,29 x 100%

     = 29%

Jadi, kamu akan memperoleh laba 29% dari setiap porsi croffle yang terjual. Persentase keuntungan tersebut bisa dikatakan masih ada di dalam batas wajar. Namun, kamu masih memiliki ruang untuk menaikkan margin. Umumnya, batas wajar profit yang ideal adalah 50% dari harga modal.

Markup pricing

Sebaliknya, bila kamu sudah mengetahui persentase margin yang ingin diambil, kamu bisa memilih markup pricing sebagai cara menentukan harga jual. Kamu cukup menambahkan persentase margin pada harga jual.

Bisa dibilang, perhitungan ini merupakan metode paling lazim yang dipilih oleh pemilik usaha, baik produsen barang, dropshipper, maupun reseller.

Baca juga: Kenali Apa Itu Reseller serta Cara Menjadi Reseller

Rumus harga jual yang satu ini tidak rumit, yakni:

Harga jual = Modal + (Modal x Persentase Margin)

Sebagai contoh, kamu mengeluarkan modal sebesar Rp25.000 untuk seporsi croffle. Lalu, kamu ingin mengambil keuntungan sebanyak 50%, maka perhitungannya adalah seperti berikut ini.

Harga jual = Modal + (Modal x Persentase Margin)

          = Rp25.000 + (Rp25.000 x 50%)

          = Rp25.000 + Rp12.500

          = Rp37.500

Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa kamu perlu menjual croffle seharga Rp27.500 setiap porsinya bila kamu menginginkan keuntungan 50%.

Keystone pricing

Cara ini hampir mirip dengan markup pricing, hanya saja margin yang ditambahkan adalah 100%. Dengan kata lain, dalam metode keystone pricing, harga jual ditetapkan dua kali lipat harga modal.

Metode yang satu ini tergolong sangat konvensional sebab telah digunakan sejak teknologi belum berkembang, belum ada alat hitung seperti kalkulator atau komputer.

Umumnya, cara ini dipakai untuk produk yang tidak habis pakai dan mempunyai usia tren, misalnya sepatu, pakaian, dan produk fesyen lainnya. Metode ini juga lazim digunakan untuk produk-produk yang dijual di department store.

Alasannya, produk yang dijual di department store memiliki biaya operasional stock opname yang juga besar. Nah, untuk menutup biaya tersebut, digunakanlah keystone pricing.

Manufactured retail price

Harga jugal yang satu ini adalah harga yang direkomendasikan oleh produsen. Tujuannya, untuk menjaga kestabilan harga produk di pasaran.

Jadi, para reseller tidak mematok harga yang terlalu jauh dari harga yang telah ditentukan oleh produsen. Dengan begitu, konsumen dapat membeli produk dengan harga wajar.

Umumnya, cara menentukan harga jual yang satu ini digunakan oleh perusahaan ritel yang melakukan produksi dalam skala besar, misalnya obat-obatan, skincare dan makeup, kendaraan bermotor, dan sebagainya.

Value-based pricing

Sesuai namanya, penentuan harga jual yang satu ini didasarkan pada nilai yang diperoleh konsumen. Jadi, konsumen akan membayar harga yang sepadan dengan nilai produk.

Kebanyakan pemilik usaha menerapkan metode ini untuk produk yang kualitasnya tinggi, banyak dicari, atau bersifat limited edition. Sebagai contoh, tas branded yang sudah tidak diproduksi lagi atau sepatu edisi tertentu.

Untuk menetapkan harga, kamu perlu melakukan riset pasar terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa besar permintaan atas produk tersebut serta seberapa tinggi konsumen bersedia membayar produk yang bersangkutan.

Nah, sekarang kamu sudah mengetahui berbagai rumus harga jual yang dapat kamu terapkan dalam bisnismu. Cara menentukan harga jual memang esensial, tetapi kamu juga tidak boleh lupa memastikan proses transaksi penjualan harus berjalan seamless.

Karena itu, pastikan bisnismu sudah menggunakan aplikasi POS majoo yang mumpuni agar transaksi penjualan bisa berjalan efisien! 

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo