Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah rumus yang digunakan untuk menghitung total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi atau pembelian barang yang dijual dalam suatu periode tertentu.
HPP digunakan untuk menentukan harga jual sebuah produk atau jasa. HPP merupakan elemen penting dalam laporan keuangan. Penghitungan ini juga memudahkan kalian untuk memperhitungkan biaya produksi
baca juga: Rumus Persentase, Cara Menghitung Beserta Contoh Penggunaanya
Apa Itu Rumus Harga Pokok Penjualan?
Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah rumus yang digunakan untuk menghitung total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi sebuah produk. Perhitungan ini menjadi elemen penting karena digunakan untuk menentukan harga jual produk.
Menurut Philip Kotler, harga jual dapat dihitung dengan rumus:
HargaJual=BiayaProduksi+MarginKeuntunganHarga Jual = Biaya Produksi + Margin KeuntunganHargaJual=BiayaProduksi+MarginKeuntungan
Di mana:
Biaya Produksi = Total biaya untuk membuat atau membeli produk.
Margin Keuntungan = Persentase keuntungan yang diinginkan.
Sedangkan menurut M. Hanafiah dan R. Saefullah, dalam bisnis dagang, harga jual dihitung dengan menambahkan persentase keuntungan ke harga pokok penjualan (HPP):
HargaJual=HPP+(HPP×PersentaseKeuntungan)Harga Jual = HPP + (HPP \times Persentase Keuntungan)HargaJual=HPP+(HPP×PersentaseKeuntungan)
Misalnya, jika HPP Rp100.000 dan margin keuntungan 20%, maka:
HargaJual=100.000+(100.000×20%)=120.000Harga Jual = 100.000 + (100.000 \times 20\%) = 120.000HargaJual=100.000+(100.000×20%)=120.000.
Metode Harga Pokok Penjualan
Metode harga pokok penjualan merupakan cara menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP). Pemilihan metode ini akan sangat bergantung kepada jenis bisnis dan kebijakan perusahaan. Berikut adalah metode yang umum digunakan:
1. Metode FIFO (First In, First Out)
Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli akan dijual terlebih dahulu.
Ciri-ciri:
Cocok untuk barang yang memiliki masa kadaluarsa seperti makanan dan obat.
Saat harga barang meningkat, metode ini menghasilkan HPP lebih rendah dan laba lebih tinggi.
Contoh:
Jika perusahaan membeli stok sebagai berikut:
100 unit @ Rp10.000
200 unit @ Rp12.000
Jika menjual 150 unit, maka perhitungannya:
100 unit dari stok pertama (Rp10.000) → Rp1.000.000
50 unit dari stok kedua (Rp12.000) → Rp600.000
Total HPP = Rp1.600.000
2. Metode LIFO (Last In, First Out)
Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang terakhir dibeli akan dijual terlebih dahulu.
Ciri-ciri:
Cocok untuk industri yang menghadapi inflasi karena menghasilkan HPP lebih tinggi dan laba lebih rendah.
Jarang digunakan karena tidak sesuai dengan praktik bisnis nyata.
Contoh:
Dari data pembelian yang sama di atas, jika menjual 150 unit:
150 unit dari stok terakhir (Rp12.000) → Rp1.800.000
Total HPP = Rp1.800.000
3. Metode Average Cost (Rata-rata Tertimbang)
Metode ini menghitung rata-rata biaya per unit barang untuk menentukan HPP.
Rumus:
BiayaRata−rata=(TotalPersediaanAwal+Pembelian)TotalUnitBiaya Rata-rata = \frac{(Total Persediaan Awal + Pembelian)}{Total Unit}
Contoh:
100 unit @ Rp10.000 = Rp1.000.000
200 unit @ Rp12.000 = Rp2.400.000
Total unit = 300 unit
Rata-rata harga per unit = (1.000.000 + 2.400.000) ÷ 300 = Rp11.333
Jika menjual 150 unit:
HPP=150×11.333=Rp1.699.950HPP = 150 \times 11.333 = Rp1.699.950
4. Metode Identifikasi Khusus
Metode ini menghitung HPP berdasarkan harga sebenarnya dari setiap unit barang yang dijual.
Ciri-ciri:
Cocok untuk barang yang memiliki harga jual tinggi seperti mobil, perhiasan, atau alat berat.
Tidak efisien untuk bisnis dengan volume tinggi karena harus mencatat setiap transaksi secara detail.
Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah total biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau memproduksi barang yang dijual dalam suatu periode tertentu.
Untuk menghitungnya agar tepat, berikut langkah-langkah dan cara menghitung harga pokok penjualan yang efektif:
1. Rumus Dasar HPP
HPP=PersediaanAwal+PembelianBersih−PersediaanAkhirHPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir
Di mana:
Persediaan Awal = Stok barang yang tersedia di awal periode.
Pembelian Bersih = Total pembelian barang selama periode berjalan dikurangi retur dan diskon pembelian.
Persediaan Akhir = Stok barang yang masih tersisa di akhir periode.
2. Cara Menghitung HPP (Perusahaan Manufaktur)
Untuk perusahaan yang memproduksi barang sendiri, rumusnya lebih kompleks:
HPP=(PersediaanAwalBahanBaku+PembelianBahanBaku−PersediaanAkhirBahanBaku)+BiayaTenagaKerjaLangsung+BiayaOverheadPabrik+(PersediaanAwalBarangJadi−PersediaanAkhirBarangJadi)HPP = (Persediaan Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku - Persediaan Akhir Bahan Baku) + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik + (Persediaan Awal Barang Jadi - Persediaan Akhir Barang Jadi).
Contoh Hitungan Harga Pokok Penjualan
Jika membutuhkan hal yang lebih jelas, berikut contoh hitungan harga pokok penjualan yang bisa dijadikan referensi:
1. Contoh Perhitungan HPP (Perusahaan Dagang)
Misalkan sebuah toko memiliki data berikut untuk bulan Januari:
Persediaan Awal = Rp50.000.000
Pembelian Barang = Rp100.000.000
Retur Pembelian & Diskon = Rp10.000.000
Persediaan Akhir = Rp40.000.000
Langkah 1: Hitung Pembelian Bersih
PembelianBersih=Pembelian−(ReturPembelian+Diskon)Pembelian Bersih = Pembelian - (Retur Pembelian + Diskon) =100.000.000−10.000.000=90.000.000= 100.000.000 - 10.000.000 = 90.000.000
Langkah 2: Hitung HPP
HPP=PersediaanAwal+PembelianBersih−PersediaanAkhirHPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir =50.000.000+90.000.000−40.000.000= 50.000.000 + 90.000.000 - 40.000.000 =100.000.000= 100.000.000
Jadi, HPP = Rp100.000.000
2. Contoh Menghitung HPP (Perusahaan Manufaktur)
Persediaan Awal Bahan Baku = Rp20.000.000
Pembelian Bahan Baku = Rp50.000.000
Persediaan Akhir Bahan Baku = Rp10.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp30.000.000
Biaya Overhead Pabrik = Rp40.000.000
Persediaan Awal Barang Jadi = Rp25.000.000
Persediaan Akhir Barang Jadi = Rp15.000.000
Langkah 1: Hitung Total Biaya Produksi
TotalBiayaProduksi=(20.000.000+50.000.000−10.000.000)+30.000.000+40.000.000Total Biaya Produksi = (20.000.000 + 50.000.000 - 10.000.000) + 30.000.000 + 40.000.000 =(60.000.000)+30.000.000+40.000.000= (60.000.000) + 30.000.000 + 40.000.000 =130.000.000= 130.000.000
Langkah 2: Hitung HPP
HPP=130.000.000+(25.000.000−15.000.000)HPP = 130.000.000 + (25.000.000 - 15.000.000) =130.000.000+10.000.000= 130.000.000 + 10.000.000 =140.000.000= 140.000.000
Jadi, HPP = Rp140.000.000
Kesimpulan
Sebagai penutup, Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah rumus yang digunakan untuk menghitung total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi atau pembelian barang yang dijual dalam suatu periode tertentu.
Hal ini adalah elemen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Untuk lebih memudahkan lagi dalam bagian pencatatan laporan dari transaksi jasa yang dilakukan, aplikasi keuangan seperti majoo juga bisa menjadi solusi. Aplikasi ini membantu pelaku bisnis dalam mencatat pengeluaran, memantau arus kas, dan merencanakan anggaran dengan lebih efisien.
Dengan menggunakan majoo, kalian bisa fokus mengembangkan usaha tanpa khawatir bingung dalam mengelola keuangan. Yuk mulai mengelola keuangan atau bisnis kalian dengan majoo.