Mengetahui rumus laba dan cara menghitung laba dengan benar merupakan hal yang penting bagi seorang pebisnis seperti kamu. Kenapa dianggap penting? Karena dengan mengetahui perhitungan laba yang benar dan akurat akan terlihat jumlah keuntungan yang kamu peroleh.
Selain itu juga bisa membantu kamu dalam melakukan analisis terhadap bisnis yang sedang dijalankan. Dari analisis yang kamu lakukan, nantinya akan terlihat tahap pertumbuhan dan perkembangan bisnis tersebut.
Dalam ilmu dan teori ekonomi pengertian laba berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam ilmu akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997).
Mendapatkan laba atau keuntungan adalah tujuan utama yang ingin dicapai dalam berbisnis. Keuntungan ini didapatkan sebagai hasil yang diperoleh dari aktivitas bisnis. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa jenis laba bisa dibagi menjadi dua, yaitu laba kotor dan laba bersih. Tentu saja rumus laba dan cara menghitung laba kotor dan laba bersih pun berbeda.
Laba kotor adalah pendapatan murni yang kamu peroleh dari harga jual produk atau barang sebelum dikurangi dengan berbagai biaya dan beban yang perlu dibayar dalam bisnis. Sedangkan, laba bersih adalah laba kotor yang sudah dikurangi dengan beragam biaya, seperti biaya operasional, biaya produksi, sewa gedung, gaji karyawan, dan lain-lain.
Baca Juga: Memahami Pengertian dan Cara Perhitungan Omset
Berbagai Rumus Laba
Dua jenis laba yang ada dalam bisnis, yaitu laba kotor dan laba bersih memiliki pengertian dan rumus laba yang berbeda. Rumus berikut ini juga bisa digunakan sebagai rumus laba usaha atau rumus laba perusahaan, karena memang prinsip perhitungannya sama.
Agar kamu lebih mudah memahaminya, berikut penjelasan mengenai laba dan cara menghitung laba dengan benar dan akurat.
Laba Kotor
Pengertian secara umum laba kotor atau gross profit adalah seluruh pendapatan dari penjualan sebelum dikurangi gaji pegawai, pembayaran bunga, overhead, dan pajak.
Artinya, di dalam pendapatan kotor terdapat keuntungan dan biaya produksi maupun biaya penyediaan jasa, sehingga masih belum dapat disebut sebagai keuntungan murni penjualan.
Dari pengertian tersebut, bisa disimpulkan bahwa selama biaya produksi jasa dan produk telah dipertanggungjawabkan, maka pendapatan sudah dapat digolongkan sebagai laba kotor. Sementara untuk gaji, suku bunga, dan pajak tidak termasuk dalam pendapatan ini.
Rumus Laba Kotor
Cara menghitung laba kotor yaitu dengan menggunakan rumus laba kotor sederhana berupa pendapatan dikurangi HPP (Harga Pokok Penjualan). Pendapatan ialah hasil penjualan, sementara HPP ialah biaya produksi untuk produk dan jasa.
Laba kotor = Pendapatan - HPP
Contoh:
Usaha dagang dan produsen jaket dan tas kulit memiliki rincian informasi Laporan Laba Rugi sebagai berikut:
Penjualan bersih : Rp50.000.000
HPP : Rp20.000.000
Biaya pemasaran : Rp5.000.000
Biaya kebutuhan administrasi : Rp5.000.000
Pajak : Rp2.500.000
Berdasarkan rincian informasi dan data di atas, maka perhitungan laba kotornya adalah sebagai berikut:
Laba kotor = Pendapatan - HPP
= Rp50.000.000 - Rp20.000.000
= Rp30.000.000
Jenis biaya apa pun yang tercantum dalam data tidak akan berpengaruh pada cara menghitung laba kotor.
Faktor yang Memengaruhi Laba Kotor
Perhitungan dengan rumus laba kotor bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
- Harga jual produk. Semakin tinggi harga jualnya, maka semakin besar pula laba kotor yang diterima.
- Jumlah produk. Semakin banyak jumlah produk yang dijual, maka peluang laba yang didapatkan akan semakin tinggi.
- Harga pokok penjualan (HPP). Jika HPP tetap serta seimbang dengan harga jual produk, maka laba yang dihasilkan pun semakin besar.
Laba Bersih
Kamu mungkin juga mengenal istilah laba bersih dengan sebutan bottom line, ini disebabkan posisinya yang berada di sisi bawah laporan laba dan rugi bisnis. Pendapatan bersih biasanya didapatkan dengan mengurangi pengeluaran dari berbagai pendapatan, seperti:
- Pajak penghasilan
- Biaya operasional
- Bunga atas pinjaman
- Penyusutan, yaitu alokasi biaya aset tetap yang meliputi peralatan selama masa manfaat
Pendapatan bersih atau net income juga bisa berupa sumber pendapatan tambahan. Contohnya investasi uang secara jangka pendek atau hasil penjualan aset, overhead atau penjualan, administrasi, dan beban umum
Baca Juga: Bagaimana Cara Menentukan Biaya Overhead Pabrik?
Rumus Laba Bersih
Rumus laba bersih digunakan dalam cara menghitung laba bersih. Dalam perhitungan ini, kamu hanya perlu mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap karena harus menghitung total pendapatan setelah dikurangi dengan seluruh pengeluaran dalam bisnis..
Rumus laba bersih adalah:
Laba bersih = Total Pendapatan - Total Pengeluaran
Atau bisa juga menggunakan rumus di bawah ini:
Laba bersih = Laba kotor - Beban
Dalam perhitungan rumus laba usaha atau rumus laba perusahaan, biasanya juga terdapat perhitungan margin. Margin adalah selisih antara satu bidang dengan bidang lainnya yang biasa digunakan untuk menjelaskan keuntungan dalam bentuk persentase yang dihitung berdasarkan angka penjualan dan produksi.
Istilah margin juga biasanya digabungkan dengan profit sebagai Profit Margin atau selisih keuntungan. Profit margin adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualannya yang dicapai.
Baca Juga: Margin adalah: Pengertian, Fungsi, dan Jenis Margin
Rumus untuk menghitung margin pendapatan bersih adalah sebagai berikut:
Margin Laba Bersih = (Laba bersih/Total pendapatan) x 100
Contoh:
Bisnis yang kamu jalankan memiliki margin pendapatan bersih sebesar 10% dengan pendapatan sebesar Rp50.000.000. Maka rumus laba usaha atau rumus laba perusahaan yang bisa digunakan untuk menghitung adalah:
Laba bersih = margin bersih x pendapatan
= 10% x Rp50.000.000
= Rp5.000.000
Di samping itu, ada juga beberapa cara menghitung laba bersih lainnya, yaitu:
- Beban Usaha = Beban Operasional + Beban Non-Operasional
- Laba Sebelum Pajak, Bunga, Penyusutan Amortisasi (EBITDA) = Beban Bunga – Biaya Operasional
- Laba Sebelum Pajak dan Bunga (EBIT) = EBITDA - Biaya Penyusutan dan Amortisasi
- Laba Sebelum Pajak (EBT) = Beban Bunga + Pendapatan Bunga - EBIT
Faktor yang Memengaruhi Laba Bersih
- Jumlah produk yang diproduksi dan dijual.
- Penyusutan peralatan yang dipakai untuk menciptakan produk dan utilitas ruangan tempat produksi produk.
- Pengeluaran variabel, yaitu jumlah yang harus dibayar untuk membeli produk yang dijual.
- Biaya tetap yang lebih stabil, mencakup upah pegawai yang tidak membuat produk, pajak, dan pengeluaran kantor.
- Uang sewa, biaya pemasaran, dan biaya tunjangan pegawai.
Manfaat Mengetahui Cara Menghitung Laba
Sebagai pebisnis, mengetahui dengan baik cara menghitung laba beserta dengan berbagai rumus laba pastinya akan mendatangkan manfaat dalam bisnis yang kamu jalankan. Manfaat-manfaat tersebut tentunya juga saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya.
- Membantu menentukan kestabilan keuangan perusahaan.
- Bisa dimanfaatkan sebagai indikator untuk para investor bila ingin menanamkan investasinya
- Sebagai acuan dari kreditur untuk memberikan pinjaman bisnis
- Membantu memahami perkembangan perusahaan.
- Sebagai bahan evaluasi model dan strategi bisnis jika pendapatan yang didapat masih belum atau hanya cukup menguntungkan.
- Membantu perencanaan jangka panjang jika memang ternyata laba yang didapatkan dalam jumlah besar. Misalnya, untuk mengembangkan bisnis, meningkatkan anggaran pemasaran, mempekerjakan lebih banyak pegawai, atau berinvestasi pada peluang baru.
Baca Juga: Manfaat Membuat Strategi Pemasaran dengan Analisis Laba Rugi
Setelah mengetahui rumus laba dan cara menghitung laba bersih dan laba kotor tadi, pastinya kamu memahami bahwa perhitungan laba atau keuntungan ini memang memiliki peranan penting dalam akuntansi bisnis.
Bisnis dalam skala kecil atau besar memerlukan perhitungan laba yang benar, tepat, dan akurat. Hal ini berguna agar kamu bisa melihat seberapa jauh bisnismu mengalami perkembangan.
Perhitungan laba memerlukan data transaksi yang detail dan akurat, itulah kenapa dibutuhkan adanya aplikasi kasir seperti fitur yang disediakan oleh majoo. Fitur ini akan memberikan kemudahan perhitungan dan mengurangi risiko terjadinya kesalahan catat transaksi. Lantaran itulah, sebaiknya kamu segera berlangganan majoo mulai sekarang karena manfaat yang akan didapatkan sangatlah banyak.