Bagaimana Cara Memulai Bisnis yang Maju?

Penulis Daniel Prasatyo
27 January 2020

article thumbnail

Meskipun menjadi pengusaha adalah impian bagi banyak orang, tidak banyak yang berani mengambil risiko dan mewujudkan impian ini. Kebanyakan merasa ragu, kurang percaya diri, atau memutuskan untuk mengubur impian ini sebelum mencobanya karena lebih memilih penghasilan yang tetap dan pasti.

Memulai suatu usaha, khususnya usaha pertama, memang bisa menggentarkan. Banyak hal baru yang harus dipelajari dan dikuasai. Ketidakpastian menghantui. Di ujung sana, kesuksesan menggoda, tetapi kegagalan juga mengintai. Namun kamu tidak perlu mengurungkan niatmu. Kamu hanya perlu memperhatikan 9 hal berikut.

1. Tentukan Bidang dan Jenis Usaha yang Tepat

Terkadang, ide bisnis yang kamu miliki sudah sangat spesifik. Misalnya, kamu memutuskan ingin membuka usaha barbershop. Atau karena kamu sudah punya pengalaman sebagai barista, kamu ingin membuka kafemu sendiri. Ini berarti kamu sudah memulai langkah pertama. Namun, ada kemungkinan kamu masih belum tahu ingin membuka usaha apa.

Ada tiga pendekatan yang bisa kamu lakukan dalam menentukan bidang dan jenis usaha yang akan kamu jalankan: pendekatan passion, pasar, dan pasokan.

Misalnya, seperti contoh di atas, karena kamu punya pengalaman sebagai barista, kamu ingin membuka kafe. Kamu bisa menggunakan ketiga pendekatan tadi untuk menguji apakah pilihanmu membuka kafe adalah pilihan yang tepat.

Kamu bisa menanyakan kepada dirimu sendiri apakah perkopian ini memang passionmu? Apakah kamu tahu pasar yang kamu bidik menjadi pelangganmu, dan punya akses menembus pasar itu? Apakah kamu memiliki jaringan untuk pasokan kopi, maupun pasokan barista yang kamu butuhkan nanti di kafemu? Kalau jawaban ketiga pertanyaan itu adalah “Ya”, berarti jenis usaha ini yang paling tepat untukmu.

Bagaimana kalau kamu belum tahu mau membuka usaha di bidang apa? Gunakan ketiga pendekatan yang sama, dengan cara yang agak berbeda.

Pertama, tanyakan pada dirimu sendiri, apa passionmu. Bidang usaha apa, atau aktivitas apa yang sangat kamu sukai, yang bukannya membuatmu lelah dan jenuh, malah membuatmu selalu bersemangat dan bertenaga? Yang meski kamu harus melakukan hal yang sama setiap hari tidak akan membuatmu bosan?

Kalau kamu sudah menemukan jenis usaha yang sesuai passionmu, kamu tinggal mengujinya dengan pendekatan kedua dan ketiga. Apakah kamu punya pasarnya? Apakah kamu memiliki jaringan pasokannya?

Kadang, mengetahui passion tidaklah mudah. Tidak perlu cemas kalau kamu tidak bisa menjawab pertanyaan pertama. Beralihlah ke pendekatan kedua. Perhatikan barang atau jasa apa yang sedang laku keras. Ambil sampel dari network yang kamu punya. Apa yang diminati oleh teman-teman kampusmu? Apa yang diminati anggota komunitasmu? Apa yang diminati tetangga, keluarga, dan kerabatmu?

Misalnya, kamu mendapati bahwa karena di sekitaran kampusmu tidak ada fotokopian, para mahasiswa harus pergi ke tempat fotokopian yang agak jauh dari kampus. Ini artinya kamu sudah menemukan pasar untuk usaha fotokopian. Meskipun bukan passionmu, kamu tahu bahwa usaha ini sudah punya calon pelanggan.

Kalau kamu juga belum bisa mendapatkan jawaban untuk pendekatan kedua, segera beralih ke pendekatan ketiga. Barang atau jasa apa yang kamu tahu persis pemasoknya? Misalnya, salah satu pamanmu adalah pengrajin sepatu kulit rumahan. Ini potensi pasokan yang bagus. Langkah berikutnya hanya tinggal mencari pasarnya.

2. Amati – Tiru – Modifikasi

Sesudah menemukan jenis usaha yang kamu minati, jangan buru-buru mengeksekusinya. Sebelum kamu terjun ke medan perang, kamu harus mempelajari petanya terlebih dahulu. Lakukan langkah amati-tiru-modifikasi.

Amatilah bisnis yang serupa dengan bisnis yang kamu rencanakan akan kamu lakukan. Pelajari cara mereka menjalankan usahanya. Pasar yang mana yang mereka bidik? Akankah kamu berkompetisi di pasar yang sama atau berbeda? Bisakah kamu berkompetisi dengan mereka? Bagaimana cara mereka memasarkan produk atau jasa mereka?

Kamu pun kemudian bisa mulai meniru. Prinsipnya sederhana: kalau bisnis mereka bisa berjalan dengan cara seperti itu, dengan target pasar seperti itu, dengan strategi marketing seperti itu, maka sudah bisa dipastikan cara dan pasar mereka itu menjanjikan. Kamu tidak perlu membuat strategi marketing dari nol. Tiru saja.

Tapi jangan lupa modifikasi. Ya, garis besarnya bisa kamu tiru, tapi kamu tidak mau hanya jadi peniru. Kamu harus modifikasi sedemikian rupa supaya bisa bersaing dengan mereka. Kalau bisa, merebut pangsa pasar mereka.  

3. Susun Rencana Bisnis

Kalau sudah, kamu bisa mulai membuat business plan. Ada banyak panduan membuat business plan yang bisa kamu temukan di internet. Yang terpenting dari business plan ini adalah:

  • Visi, misi, dan target usahamu

  • Proyeksi kebutuhan modal usaha

  • Proyeksi pendapatan dan pengeluaran

  • Strategi pemasaran

Tidak sedikit pengusaha yang mengabaikan langkah ini, yang akibatnya cukup fatal. Alokasi modal membengkak, misalnya. Ada juga yang tidak kunjung mencapai break even point. Beberapa bisnis malah kemudian mulai kehilangan arah karena tidak ada visi, misi, dan target yang tertulis.

Jangan lupa juga untuk merencanakan gambaran operasional bisnismu nanti. Pertimbangkan untuk memanfaatkan teknologi untuk mempermudah prosesnya, misalnya dengan menggunakan aplikasi wirausaha yang akan membantumu mengelola transaksi kasir dengan POS, membuat laporan keuangan, hingga mengawasi kehadiran karyawan.

4. Konsultasi

Setelah kamu menyelesaikan rencana bisnismu, jangan sungkan berkonsultasi. Tentunya, kamu harus memilih orang yang tepat sebagai konsultan. Pilihlah sahabatmu yang paham neraca keuangan, misalnya, untuk membantumu melakukan analisis terhadap proyeksi finansialmu. Tanyai rekan-rekanmu sebagai calon pelanggan, apa yang mereka inginkan yang tidak didapatkan dari kompetitormu.

Mungkin kamu juga bisa meminta masukan dari orang tua atau keluargamu. Jangan kecil hati kalau mereka memberi pendapat yang negatif. Mungkin mereka berkomentar, “Mahal banget, kopi secangkir harganya 40 ribu!” Kamu tidak perlu defensif. Yang harus kamu lakukan hanyalah mencatat “Cek pasar – apakah 40.000 terlalu mahal.”

Tujuan utama dari tahap konsultasi ini ada dua. Yang pertama, untuk membuat rencana bisnismu ini lebih mendekati kenyataan. Yang kedua, mencari pendapat dari devil’s advocate, alias hal-hal yang mungkin luput kamu perhatikan atau pertimbangkan. Tidak bisa dimungkiri, ketika kita sangat bersemangat dalam menyusun rencana bisnis ini, kita sering hanya memikirkan best-case scenario. Devil’s advocate akan membantu kita melihat sisi lainnya, melihat worst-case scenario.

5. Pengadaan Modal

Hal yang harus kamu perhatikan juga adalah pengadaan modal. Dari jumlah modal yang kamu butuhkan, berapa yang sudah kamu punyai? Dari mana kamu akan mengadakan sisanya?

Kalau kamu akan melakukan bisnis ini bersama beberapa temanmu, dan masing-masingnya sudah berkomitmen menyertakan modal, kamu harus membuat perjanjian kerja sama dan menyepakati pembagian tanggung jawab dan keuntungan. Pertimbangkan bentuk badan hukum yang sesuai.

Kalau kamu memutuskan untuk mencari pemodal, tentunya kamu harus menyiapkan diri untuk melakukan presentasi di depan calon pemodalmu – siapa pun itu. Beri juga mereka jaminan keamanan dengan membuat surat perjanjian, atau sertakan mereka dalam akta badan hukummu sebagai pemodal.

6. Petakan Organisasi Usahamu

Salah satu kesalahan yang sering terjadi dalam bisnis adalah tidak adanya organisasi yang jelas. Buatlah struktur organisasi dan alur koordinasi yang jelas. Siapa yang bertanggung jawab atas apa, kepada siapa informasi tentang sesuatu diberikan, kepada siapa pertanyaan tentang sesuatu dipertanyakan?

Tanpa organisasi yang jelas, tumpang tindih tanggung jawab bisa menimbulkan masalah. Yang menimbulkan masalah yang lebih besar adalah kalau ada hal yang tidak ada penanggung jawabnya.

7. Rekrut Tim Inti

Dengan struktur organisasi yang sudah kamu buat, kamu mulai bisa mengisinya dengan orang-orang yang tepat. Penanggung jawab keuangan harus memiliki pengetahuan dan kemampuan mengendalikan dan mengelola keuangan, misalnya. Rekrut orang yang berpembawaan ramah dan punya passion bekerja di bidang hospitality untuk mengisi posisi waiter atau kasir.

Tim pertamamu ini, perlakukan sebagai tim inti. Setelah nanti bisnismu mulai maju, mereka bisa mentraining dan mendampingi staf baru. Pertahankan tim intimu dengan kompensasi yang layak.

8. Komunikasikan Target

Pada waktu kamu menyusun rencana bisnismu, pastikan kamu sudah menentukan target jangka panjang, menengah, dan pendek. Uraikan target jangka pendekmu menjadi target bulanan, mingguan dan harian, dan komunikasikan kepada semua stafmu.

Lakukan evaluasi secara berkala. Bisa jadi, targetmu tercapai lebih cepat dari rencanamu. Kalau ini yang terjadi, kamu harus segera menyesuaikan target berikutnya. Atau, targetmu tidak tercapai sesuai waktu yang direncanakan. Segera temukan masalahnya dan cari solusinya. Libatkan stafmu dalam evaluasi ini.

9. Sekarang adalah Waktu yang Tepat

Tidak ada waktu yang lebih tepat untuk memulai bisnismu selain sekarang, saat ini juga. Seunik apa pun idemu, pasti ada setidaknya satu orang dari 260 juta penduduk Indonesia yang memiliki ide yang nyaris sama. Kalau tidak segera kamu eksekusi, orang lain itu yang akan mengeksekusinya.

Lagipula, andai kita pukul rata semua bisnis baru akan mulai menangguk keuntungan setelah tahun pertama, semakin kamu tunda, semakin lama waktu yang kamu butuhkan untuk mulai menikmati hasil usahamu.

Tunggu apa lagi?

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo