Perkembangan internet dan teknologi yang mendorong lahirnya marketplace telah menjadi disrupsi bagi industri serta cara mengelola bisnis. Perkembangan ini tidak hanya membuat ekonomi global lebih efisien, tetapi juga memberikan dampak positif bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kini bisnis-bisnis rintisan berkesempatan menjangkau pasar yang lebih luas berkat adanya online marketplace. Kamu mungkin sudah familier dengan nama-nama besar, seperti Amazon, eBay, Rakuten, AliExpress, atau Shopee yang dijadikan platform oleh banyak bisnis untuk memperlebar usahanya.
Nah, marketplace Indonesia pun turut memegang peranan yang tidak kecil dalam mendukung perkembangan UMKM. Mau tahu apa saja marketplace karya anak bangsa tersebut? Yuk, simak daftarnya di bawah ini!
Tokopedia
Tokopedia adalah e-commerce yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada 2009. Sejak awal kemunculannya, Tokopedia sudah menjadi perusahaan yang perkembangannya terbilang pesat.
Dari waktu ke waktu, Tokopedia berusaha menghadirkan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, baik konsumen ataupun para pemilik usaha.
Pada 2016, Tokopedia menghadirkan fitur financial technology, mulai dari dompet digital, investasi terjangkau, hingga kredit modal bisnis. E-commerce ini juga ingin memastikan konsumen memperoleh penawaran terbaik melalui fitur ‘deals’ yang diluncurkan pada 2017.
Selanjutnya, pada 2019, Tokopedia meluncurkan Gudang Pintar yang dikenal dengan sebutan TokoCabang di beberapa kota dalam rangka mendukung para pemilik toko online dalam memenuhi pesanannya.
Baca juga: Menentukan Target Audience Terbaik untuk Toko Online
Melihat beragam upaya yang dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, tidak heran bila pada 2021 Tokopedia menjadi marketplace Indonesia yang paling banyak dikunjungi.
Menurut data SimilarWeb tahun 2021, ada sekitar 129,1 juta kunjungan setiap bulannya ke Tokopedia. Sekarang, langkah e-commerce ini makin lebar sebab per Agustus 2021, Tokopedia resmi merger dengan Gojek.
Bukalapak
Bukalapak yang didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid ini awalnya merupakan e-commerce yang memungkinkan pelaku UMKM merambah dunia maya.
Sekitar satu tahun sejak pendiriannya, Bukalapak menerima pendanaan dari Batavia Incubator. Tahun berikutnya, e-commerce ini kembali memperoleh pendanaan. Kali ini dari GREE Ventures.
Baca juga: Memahami Pengertian dan Manfaat Modal Ventura Bisnis
Saat ini Bukalapk sudah ekspansi ke berbagai sektor, salah satunya membantu meningkatkan penjualan warung-warung tradisional melalui layanan Mitra Bukalapak. Tak hanya itu, e-commerce ini juga telah menjadi salah satu unicorn start up asal Indonesia.
blibli
Berbicara dukungan marketplace karya anak bangsa, kita tidak bisa melewatkan blibli. Sejak awal, e-commerce yang menjadi bagian anak perusahaan PT Djarum ini hadir untuk menjawab tantangan logistik yang dihadapi para pelaku usaha dalam upaya menjangkau pasar yang lebih luas.
Dukungan blibli terlihat dari kerja samanya yang tidak hanya dilakukan dengan merek-merek ternama, tetapi juga bisnis rintisan yang andal. Bahkan, di tengah krisis akibat COVID-19 ini, blibli menyatakan siap memberikan pendampingan bagi para pelaku usaha.
Sebagai contoh, blibli memberikan pendampingan supaya UMKM lebih melek strategi digital. Kemudian, terdapat juga fasilitas titip di gudang blibli dan program gratis modal promosi agar usaha tersebut mendapatkan exposure yang tinggi.
Jadi, tidak berlebihan bila e-commerce ini disebut sebagai salah satu platform yang berperan mendukung pertumbuhan usaha kecil.
Hijup
Berbeda dari ketiga marketplace di atas, Hijup adalah islamic fashion e-commerce. Sudah bisa ditebak dong dari namanya, marketplace ini khusus menghadirkan produk-produk fesyen muslim atau muslimah.
Nah, pasar Hijup memang terbilang cukup niche dan unik. Menariknya lagi, Hijup bukan hanya menjadi islamic fashion e-commerce yang pertama di Indonesia, melainkan di dunia.
Di platform Hijup, kamu bisa menemukan aneka produk fesyen, mulai dari busana muslim, hijab, mukena, hingga tas atau sepatu.
Hijup memosisikan diri sebagai perantara antara desainer dengan calon pembeli di seluruh dunia. Tujuannya meningkatkan simbiosis mutualisme, desainer yang notabene wirausaha bisa memperoleh keuntungan optimal. Di sisi lain, masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya dengan lebih mudah.
Sampai hari ini, Diajeng Lestari sebagai pendiri Hijup masih konsisten untuk terus berupaya menampilkan brand-brand fesyen lokal di pasar dunia.
Tentunya keberhasilan usaha kecil atau brand lokal di pasar digital tidak lepas dari keseluruhan pengalaman konsumen yang menyenangkan. Dengan kata lain, pengalaman konsumen saat berbelanja offline harus terasa sama menyenangkannya dengan bertransaksi secara online.
Karena itu, bisnis perlu menggunakan aplikasi POS yang bisa mengelola berbagai kanal pemasaran dengan mudah seperti majoo.