Biasanya, saat membangun usaha tidak terlalu banyak pemikiran dicurahkan untuk membentuk identitas merek. Kebanyakan pemilik bisnis cenderung fokus kepada produk yang akan dijual, bukan kepada brand identity.
Memusatkan perhatian kepada detail-detail, seperti tujuan, masalah, dan gaya komunikasi memang terkesan lebih mudah. Namun, hal ini kurang efektif untuk jangka panjang.
Sebuah bisnis bisa saja memiliki designer atau tim sales terbaik, tetapi bila fondasinya tidak kuat, tetap saja akan dibutuhkan banyak biaya untuk melakukan perbaikan di kemudian hari. Karena itu, kamu perlu memperhatikan brand intellectual property.
Apa itu brand intellectual property?
Secara umum, intellectual property (IP) merupakan kreasi dari pikiran, sebut saja penemuan, karya tulis, musik, dan desain. Selain itu logo, nama, ataupun gambar yang digunakan dalam perdagangan juga masuk ke dalamnya.
Properti intelektual tersebut dilindungi oleh hukum, antara lain melalui paten, hak cipta, serta merek dagang. Tujuannya, agar seseorang memperoleh pengakuan dan keuntungan materi dari penemuan atau kreasinya.
Sekarang, mari kita membahas tentang brand intellectual property. Brand IP adalah kombinasi harmonis antara fondasi brand dan pesan dengan produk yang dijual.
Perlu diingat, fondasi brand melekat dengan diri pemilik karena bisnis atau perusahaan merupakan perpanjangan dari pemilik. Core value bisnis yang menghubungkan cerita pemilik dengan perusahaan yang mendatangkan keuntungan serta memberikan dampak bagi sekitar.
Persoalan akan muncul bila pemilik bisnis bisa membentuk produk dengan baik, tetapi fondasi brand yang dimilikinya kurang kuat. Padahal, kedua hal tersebut sama pentingnya.
Contoh yang sangat dekat, misalnya iPhone. Bayangkan bila iPhone tidak terhubung dengan Apple sebagai brand. Konsumen mungkin tidak akan merasa bangga atau berusaha sedemikian rupa untuk bisa terus memakai produk iPhone terbaru.
Tanpa fondasi brand, pemilik usaha bisa gagal, bahkan sebelum memulai bisnis. Pasalnya, sebuah fondasi brand yang solid lebih dari sekadar produk berkualitas, catchy tagline, dan logo keren.
Sebuah fondasi atau identitas brand yang kuat mampu mempertahankan berbagai produk selama produk tersebut berkontribusi dan menyampaikan pesan yang sama dari bisnis.
Kaitan antara merek dan produk
Pada akhirnya, merek berarti pesan yang membuat orang tertarik. Berbicara pesan, tidak ideal rasanya bila kita tidak membahas Nike, brand perlengkapan olahraga yang dikenal luas dengan branding yang kuat.
Siapa yang identik dengan nilai-nilai Nike? Siapa yang kira-kira ingin menjadi bagian dari misi mereka? Jawabannya tentu atlet yang bersemangat, termotivasi, dan sukses.
Mengapa demikian? Sebab Nike mengampanyekan agar seseorang bergerak saja dahulu dan momen-momen hebat akan menghampiri. Secara tidak langsung, Nike berjanji akan menginspirasi para atlet untuk menemukan momen hebat.
Jadi, saat seseorang membeli produk Nike, mereka bukan membeli sepatu atau celana lari. Konsumen membeli momen hebat yang dijanjikan Nike dengan memakai produk mereka.
Personal brand bisa menjadi winning brand
Kebanyakan pemilik usaha memperlakukan produk sebagai entitas terpisah antara satu dengan lainnya. Ketika produk berdiri sendiri, tidak ada yang melekatkannya dengan produk lain ataupun dengan merek.
Apabila produk tidak menjadi paket yang ada di bawah fondasi brand, setiap produk membutuhkan komunikasi dan pemasaran tersendiri. Bukankah sangat tidak efisien jika kamu harus membuat inisiatif marketing berbeda untuk masing-masing produk?
Sebab itu, fondasi brand dan pesan sebagai komponen penting dari brand IP perlu dibentuk sejak awal. Cara ini bukan hanya lebih efektif dari sisi biaya, melainkan memastikan brand dan produk dapat bertahan dalam waktu lama.
Pasalnya, jika pemilik usaha hanya fokus terhadap produk, konsumen akan membeli produk hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik, tanpa adanya kepuasan secara emosi. Hal ini akan memperpendek usia produk.
Mari kita kembali sejenak kepada Nike. Bila Nike hanya tentang perlengkapan olahraga, kemungkinan besar brand ini tidak akan bertahan. Mereka mungkin akan dikalahkan oleh brand perlengkapan olahraga lain yang sama-sama berkualitas dengan harga yang lebih ekonomis.
Akan tetapi, sebuah brand akan memiliki basis konsumen loyal bila menyasar kepuasan emosi pembeli. Ingat, Nike tidak menjual perlengkapan olahraga, tetapi menjual kemenangan.
Jadi, berkompetisi hanya dari sisi fungsi saja bukanlah strategi yang akan membuat merek bertahan dalam jangka panjang. Sebaliknya, berkompetisi pada level emosi, sekali kamu menang maka kamu memenangkan hati konsumen selamanya.
Menghadirkan produk yang mampu menyampaikan pesan brand akan membuat konsumen terus kembali untuk memperoleh kepuasan secara emosi.
Karena itu, kamu perlu membangun personal brand dan menyandingkannya dengan bisnis yang kamu miliki untuk menjadi winning brand.
Sebagai contoh, kamu memiliki brand dengan janji ‘menciptakan kemungkinan’. Pesan ini segera bisa diterima oleh konsumen karena langsung lebur dengan cerita pribadi kamu sebagai pemilik.
Misalnya, kamu berasal dari keluarga yang tidak memiliki banyak privilege sehingga harus menghadapi banyak hambatan dan mesti menciptakan kemungkinan demi kemungkinan supaya mimpimu terwujud.
Begitu kamu berhasil mengawinkan persona pribadi dengan pesan bisnis, keberhasilan brand hampir sudah pasti didapatkan.
Selanjutnya, inovasi produk dapat dilakukan dengan mudah, konten mengalir secara natural, dan komunitas konsumen yang loyal pun bisa dibentuk. Inilah keuntungan terbaik dari membangun brand IP yang kuat.