Hadapi New Normal, Siapkan Strategi Bisnis yang Tak Biasa

Penulis Nisa Destiana
22 July 2020

article thumbnail

Pertama-tama, kamu perlu memetakan ulang kerangka operasional bisnis yang akan dijalankan pasca pandemi.

 

Perekonomian dan aktivitas bisnis sudah terlihat mulai bergerak kembali. Meski keadaan belum dapat benar-benar kembali seperti sebelum adanya pandemi dan kita berhadapan dengan situasi new normal.

 

Hal ini memang masih menjadi kontroversi, khususnya di Indonesia, bahwa kita belum seharusnya memasuki fase kelumrahan baru. Tapi, secara esensi fase ini memang akan kita hadapi. Para pebisnis akan menghadapi tantangan untuk kembali bangkit setelah dihantam oleh pandemi COVID-19.

 

Banyaknya faktor yang perlu dipertimbangkan, membuat para pemilik bisnis harus mampu muncul dengan strategi bisnis yang benar-benar tidak biasa. Perlu memastikan kesehatan karyawan, misalnya. Dulu, faktor kesehatan karyawan mungkin tidak benar-benar menjadi perhatian dalam aktivitas bisnis sehari-hari, namun kondisi saat ini sungguh sebuah pengecualian.

 

Masih ditambah lagi dengan perkiraan kembalinya permintaan pasar seperti sebelum era COVID-19, bagaimana kondisi pasca pandemi akan mengubah operasional bisnis, hingga perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja. Faktor-faktor tersebut perlu dikalkulasikan dengan cermat oleh para pemilik bisnis.


Baca Juga: Hal Penting Dalam Menyiapkan Rencana Bisnis untuk New Normal 

Strategi bisnis untuk menjawab tantangan pasca pandemi

Beberapa strategi bisnis di bawah ini dapat diterapkan untuk memastikan keamanan dan kesuksesan proses pemulihan bisnis di era new normal.

 

1. Buatlah ‘peta’

Pandemi telah menghancurkan banyak sekali prediksi dan sarana yang diandalkan oleh para pemilik bisnis dalam pengambilan keputusan. Untuk memulai kembali operasional, para pemilik bisnis perlu memiliki kerangka yang solid, di tengah situasi yang serba tidak menentu.

 

Caranya, pemilik bisnis perlu memiliki ‘peta’ proses pemulihan bisnis secara rinci. Peta tersebut yang menjadi acuan terkait proses produksi, rantai pasokan, strategi pemasaran, hingga jangka waktu pemulihan yang dibutuhkan.

 

Peta ini juga akan menjadi acuan bagi pemilik untuk meninjau kembali rencana investasi atau melakukan relokasi bujet. Sebagai contoh, menunda rencana membuka cabang dan menggunakan dana tersebut sebagai buffer budget selama krisis berlangsung.

 

Memastikan keamanan konsumen harus selalu menjadi bagian dari strategi bisnis.

  

2. Selalu meyakinkan konsumen bahwa mereka aman

Setelah pandemi berakhir, rasa aman akan tetap menjadi bagian dari kebutuhan konsumen. Maka, menjamin konsumen merasa aman saat mengakses produk atau jasa yang ditawarkan oleh bisnismu harus selalu menjadi bagian dari strategi. 

 

Maskapai Emirates menyediakan thermal screening bagi seluruh penumpang, sementara Accor Group membuat protokol dan label sanitasi serta kebersihan yang baru. Intinya, kamu berpartisipasi aktif dalam menjamin kesehatan dan keselamatan konsumen. Pastikan pula konsumen mengetahui inisiatif tersebut, agar kepercayaan konsumen tetap terjaga.

 

3. Menghidupkan kembali permintaan pasar

Sebagian besar penurunan pendapatan bisnis berasal dari merosotnya permintaan pasar. Oleh sebab itu, bisnis perlu terhubung kembali dengan basis pelanggannya dan mendorong munculnya permintaan dari pasar.

 

Para pemilik bisnis perlu mengidentifikasi potensi keuntungan, menyesuaikan harga tapi bukan berarti merusak harga pasar, menjaga loyalitas pelanggan dengan berbagai kemudahan, memastikan strategi pemasaran mencerminkan realita baru yang tengah kita hadapi, serta mengoptimalkan berbagai kanal digital untuk pemasaran dan penjualan.

 

4. Menata ulang operasional bisnis

Banyak sekali bisnis yang ingin kembali pada kapasitas operasional sebelum hantaman COVID-19. Akan tetapi, di era new normal, hal tersebut sebaiknya tidak menjadi target utama.

 

Dalam situasi yang serba tidak pasti ini, operasional bisnis sebaiknya dibuat lebih fleksibel dan sediakan waktu lebih pendek untuk meninjau ulang setiap keputusan bisnis.

 

5. Digitalisasi secara optimal

Kebutuhan terhadap kanal digital meningkat pesat, baik bagi konsumen, pemasok, serta berbagai pihak yang terlibat dalam aktivitas bisnis secara umum. Hal ini perlu direspons dengan optimal oleh bisnis.

 

Transformasi ke kanal digital harus mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan karyawan, di saat yang bersamaan. Sebagai contoh, kamu menyediakan platform yang sangat mudah untuk konsumen berbelanja dari rumah. Untuk mengimbanginya, kamu juga mungkin perlu memberikan pelatihan terkait teknologi yang digunakan kepada karyawan, dalam rangka mengoptimalkan proses kerja dan pelayanan konsumen. 

 

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo