Model bisnis terbaik bagi pelaku usaha yang satu tentu berbeda dengan pilihan pelaku usaha lainnya. Setiap model bisnis memiliki kelebihan dan kerugian tersendiri, selain itu juga sangat bergantung dengan produk maupun jasa yang ingin dipasarkan. Keuntungan suatu model bisnis, misalnya saja, bisa jadi kelemahan besar jika diterapkan pada produk maupun jasa yang tidak sesuai. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan pertimbangan bisnis yang matang sebelum benar-benar menjalankan usaha yang ingin diterjuni. Agar lebih mudah, mari kita golongkan model-model bisnis yang ada menjadi model bisnis offline dan online.
1. Model Bisnis Offline
Model bisnis ini lebih cocok bagi pelaku usaha yang ingin fokus pada bisnis penyediaan barang dan jasa. Dalam model bisnis offline, pelaku usaha dapat memilih untuk mengambil posisi di bidang manufaktur, produsen, mitra, maupun merchant atau pedagang. Karena sifatnya yang membutuhkan pemasaran langsung, pertimbangan bisnis yang diperlukan adalah seberapa banyak modal yang bisa dikumpulkan untuk menyiapkan produk yang nantinya akan dipasarkan. Selain itu, pengetahuan yang luas terkait bisnis yang akan digeluti juga sangat diperlukan dalam bisnis yang satu ini.
Dengan bergerak di bidang manufaktur, misalnya, seorang pelaku usaha perlu memiliki pengetahuan yang bagus terkait penyuplai bahan baku agar bisa memperbesar margin biaya produksi. Selain memilih penyuplai bahan baku, mereka yang bergerak di industri manufaktur juga membutuhkan rantai distribusi untuk menyalurkan produk yang sudah diproduksi. Tak jauh berbeda, pelaku usaha yang mengambil posisi pedagang juga perlu pengetahuan yang baik untuk menemukan distributor untuk penyediaan produk berkualitas. Margin keuntungan bisa semakin besar jika pedagang dapat langsung menggandeng pihak manufaktur. Ketelitian dan kepekaan bisnis sangat diperlukan bagi mereka yang ingin menekuni model bisnis ini.
2. Model Bisnis Online
Jika modal dan kepekaan bisnis menjadi faktor penting dalam model bisnis offline, model bisnis online justru menuntut kreativitas serta koneksi yang kuat dari setiap pelaku usaha yang ingin bergerak di bisnis ini. Ada beberapa posisi yang bisa diambil dalam model bisnis online. Mulai dari bidang periklanan dan pembuatan konten, perantara, atau market relation.
Model bisnis online kerap dihubungkan dengan bentuk pemasaran tak langsung, sehingga dibutuhkan kreativitas yang tinggi untuk membuat pelanggan potensial tertarik untuk membeli produk yang dipasarkan. Koneksi yang kuat juga menjadi faktor penting yang harus dimasukkan dalam pertimbangan bisnis karena dapat mempermudahmu menghubungkan rantai distribusi antara produsen dengan konsumen. Berbeda dengan model bisnis offline yang lebih membutuhkan modal materi untuk memastikan barang dan jasa selalu tersedia kapan pun pelanggan menginginkannya.
Baik model bisnis offline maupun online memang dapat dipertukarkan. Misalnya saja pedagang yang menjajakan produknya di marketplace digital atau bisnis periklanan konvensional. Namun, ini berarti ada dua model kerja yang perlu dilakukan. Penjual di marketplace digital, sebagai contoh, tidak hanya membutuhkan modal untuk pengadaan barang, tetapi juga membutuhkan kreativitas untuk mengemas produknya agar lebih menonjol dan menarik di antara penjual lainnya dalam marketplace tersebut. Faktor ini tentunya juga patut dimasukkan dalam pertimbanganmu, apakah sanggup membagi fokus usaha atau tidak?
Membagi fokus pada model bisnis terbaik pilihanmu bisa menjadi solusi yang menarik. Kamu bisa menggunakan aplikasi majoo untuk mengelola bisnis, mencatat setiap transaksi baik yang dilakukan secara offline maupun di dalam marketplace, mengumpulkan data pelanggan, dan membuat laporan keuangan yang akurat secara otomatis. Dengan demikian, kamu bisa lebih fokus dalam menangani sisi kreatif pemasaran dan memanfaatkan data yang dihasilkan untuk menyusun strategi yang dapat mendorong angka penjualan bisnismu!