Pasca Pandemi: Strategi Pemasaran Tepat, Penjualan Meningkat

Penulis Nisa Destiana
27 June 2022

article thumbnail
Sudah lebih dari dua tahun sejak kasus pertama COVID-19 diumumkan di Indonesia. Kita menyadari bahwa situasi yang ada kini ialah pascapandemi, yang artinya kita tidak akan kembali ke situasi 'normal' yang kita kenal sebelumnya. Jadi, para pemilik bisnis atau tim marketing perlu beradaptasi dengan strategi pemasaran baru.

Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu bisnis tumbuh lebih cepat? Bagaimana pemasaran didefinisikan ulang pada era COVID-19? Bagaimana contoh strategi pemasaran yang bisa mendorong peningkatan penjualan?

Baca juga: Inilah Strategi Pemasaran Digital Jitu untuk Usaha Kecil!

Mengajukan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas sangat penting untuk kesuksesan pemasaran pada bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang. 

Biar bagaimanapun, pandemi telah menantang kebenaran kritis terkait marketing strategy. Karena itu, berikut ini kami merangkum beberapa cara yang diharapkan bisa membantu bisnis bergerak maju setelah pandemi mereda.

Brand Perlu Berdiri di balik Value yang Baik

Kita semua percaya, brand harus ada di belakang produk berkualitas. Tentu saja hal ini tidak keliru. Namun, pandemi telah menantang brand loyalty sedemikian rupa. Fakta menunjukkan bahwa produk berkualitas saja tidak cukup membuat konsumen tetap loyal, mereka tetap bisa beralih ke merek lain.

Kualitas produk, kenyamanan berbelanja, dan harga tentu masih menjadi faktor penting yang dipertimbangkan konsumen. Akan tetapi, sustainability, trust, sumber bahan baku yang etis, dan tanggung jawab sosial makin menjadi faktor yang dijadikan dasar oleh konsumen dalam pemilihan produk atau layanan.

Mungkin kamu masih ingat, beberapa merek memperoleh dukungan besar dan penjualannya meningkat selama pandemi karena menunjukkan solidaritas sosial kepada merek lain. Maka dari itu, value yang diusung sebuah brand kini menjadi sangat penting.

 Berhubung perilaku konsumen berubah, strategi pemasaran pun perlu mengalami penyesuaian.

Konsumen Harus Menjadi Fokus dalam Customer Journey

Kita semua mungkin pernah menghubungi call center dan mendapati informasi yang mereka miliki tidak sinkron dengan informasi di gerai. 

Peristiwa tersebut hanya contoh kecil saja bahwa konsep customer centric yang dibangun di internal perusahaan bisa tidak tersampaikan pada konsumen. Lalu, Bagaimana cara memperbaikinya?

Perlu diingat, pemasaran sering kali hanyalah awal dari hubungan dengan pelanggan. 

Kamu melibatkan konsumen melalui strategi pemasaran, mengubahnya menjadi penjualan secara langsung atau tidak langsung, dan kemudian diharapkan mempertahankan konsumen sehingga mereka menjadi pelanggan loyal, bahkan advokat sehingga mendorong peningkatan penjualan dan cross sell

Nah, pemasaran harus dilihat dalam konteks perjalanan menyeluruh dari ujung ke ujung dan kamu bekerja untuk menghubungkan titik-titik tersebut. Pusat dari titik ini ialah konsumen. 

Bergeraklah dengan selalu menempatkan konsumen menjadi fokus utama yang terlihat dari seluruh fungsi dalam bisnis memiliki informasi yang sama tentang konsumen, meminimalkan kesulitan konsumen dalam customer journey, dan memberikan layanan lebih tanpa konsumen meminta sebab kamu 'mengenal' mereka dengan baik.

Baca juga: Inovasi yang Bisa Membantu Usaha Kecil Melewati Pandemi

Kenali Segmen Pasarmu

Peristiwa pandemi COVID-19 telah memecah situasi konsumen menjadi sangat berbeda satu sama lain. Karena itu, pesan pemasaran harus relevan secara pribadi serta selaras dengan situasi dan nilai individu. Bukan semata sesuai secara demografi seperti berdasarkan usia atau jenis kelamin. 

Menciptakan sentuhan personal dan manusiawi dalam setiap pesan komersial memerlukan pendefinisian segmen konsumen menurut berbagai dimensi yang memengaruhi perilaku pembelian mereka, mulai dari psikografis hingga karakteristik sikap.

Berikut ini beberapa pengelompokkan yang perlu kamu ketahui berdasarkan hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen.

  • Mengutamakan affordability: Hidup dalam kemampuan dan anggaran mereka, kurang fokus pada merek, dan lebih fokus pada fungsi produk.
  • Mengutamakan kesehatan: Melindungi kesehatan diri dan keluarga mereka sehingga cenderung memilih produk yang mereka percaya aman dan minim risiko.
  • Mengutamakan lingkungan: Mencoba meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan dan membeli merek yang mencerminkan value serupa.
  • Mengutamakan masyarakat: Bekerja sama untuk kebaikan yang lebih besar, maka konsumen ini membeli dari bisnis yang mereka anggap jujur ​​dan transparan.
  • Mengutamakan pengalaman: Berprinsip hidup pada saat ini sehingga sering kali mereka terbuka terhadap produk, merek, dan pengalaman baru.

Memanfaatkan segmentasi dan persona pelanggan dapat memberikan insight yang lebih dalam terhadap pendekatan pemasaran kreatif. Lebih dari itu, insight ini dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan dengan cara mengirimkan pesan pemasaran yang selaras dengan hal penting bagi konsumen.

Terlebih, COVID-19 juga telah mendorong transformasi digital secara masif sehingga ekspektasi konsumen terkait pengalaman digital pun meningkat. Jadi, pastikan kamu juga meningkatkan penjualan dengan kampanye digital yang tepat.

Tidak perlu khawatir bila kamu belum paham kampanye digital yang efektif sebab ada aplikasi majoo yang siap membantumu!

majoo adalah aplikasi Point of Sale (POS) yang tidak hanya membantu mempermudah pengelolaan operasional bisnis melalui fitur kasir online, inventory, dan manajemen karyawan, tetapi juga membantumu meningkatkan penjualan dengan adanya fitur majoo digiAds.

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo πŸ‘‹ Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo