5 Strategi Pemasaran: Tujuan, Contoh, Jenis Strategi

Penulis Andiana Moedasir
28 January 2022

article thumbnail

 Jika kamu sedang memulai bisnis, pahami dulu strategi pemasaran yang akan dilakukan.

Anggaplah kamu merupakan pemain baru di kancah persaingan UMKM. Setelah siap dengan segala rancang produk, kamu kemudian akan bertanya: produk ini harus diapakan? Mana yang kamu dahulukan: Merencanakan cara atau menentukan strategi pemasaran? 

Bagaimana? Lho, memang ada bedanya? Yuk, majoo akan ajak kamu membaca tentang strategi pemasaran pada artikel ini. 

Pahami Dulu Bedanya

Sering kali orang mencampuradukkan istilah “perencanaan pemasaran (marketing plan)” dengan strategi pemasaran (marketing strategy). Ya, keduanya memang terdengar mirip. Tapi ada perbedaan signifikan jika kamu mau memahaminya.

Strategi pemasaranmarketing strategy: rincian detail mengenai SASARAN dan TARGET seperti apa yang ingin dicapai oleh usaha kamu. Jadi strategi pemasaran menyoal tentang “apa” yang sedang kamu inginkan untuk diraih.

Sederhananya, jika kamu membuat strategi pemasaran, artinya kamu sedang merancang tujuan dari peta jalan bisnis yang sedang akan dijalankan. Mau mencapai apa, dan sebesar apa, singkatnya begitu.

Rencana pemasaran marketing plan: merupakan CARA yang kamu ambil untuk mencapai target atau sasaran pemasaran. Ini letak perbedaannya dengan strategi pemasaran. Rencana pemasaran adalah soal “bagaimana” kamu mencapai tujuan.

Sederhananya, jika kamu merancang rencana pemasaran, artinya kamu sedang menentukan akan melalui jalan seperti apa agar sampai ke tujuan di peta bisnismu. Mau lewat mana, naik apa, dan kapan perginya? Singkatnya begitu.

Memangnya apa, sih, pentingnya mengetahui perbedaan kedua istilah tersebut? Begini, banyak orang berusaha untuk mencapai “bagaimana” tanpa terlebih dahulu mengetahui “apa.” Hal itu berbahaya.

Tahukah kamu, hal yang demikian bisa mengakibatkan kamu membuang sumber daya perusahaan lebih banyak dari yang seharusnya. Baik dalam segi uang, maupun waktu.

Jadi, ketika bicara mengenai pemasaran, maka begini alurnya:

Strategi pemasaran (menuju apa--pemikiran) —-> Rencana pemasaran (bagaimana caranya—tindakan) —> Implementasi (kapan mulai dan evaluasi) = Sukses

Contohnya, seperti ini:

Tujuan: Pengenalan produk skincare ABC.

Strategi Pemasaran: Membangun awareness (kesadaran) konsumen akan adanya merek skincare ABC di pasaran.

Rencana Pemasaran: Mengaktifkan dan menyediakan kanal digital marketing, menggunakan jasa endorsement, membayar iklan. 

Selanjutnya, artikel ini ditujukan untuk membahas mengenai strategi pemasaran lebih dalam. Betul, mengenai APA TUJUAN dari bisnismu. 

Baca Juga: Apa itu Entrepreneur: Mari Mengenal Lebih Dekat! 

Apa Kata Ahli Tentang Strategi Pemasaran

Ada baiknya, kita memulai bahasan strategi pemasaran dari definisinya. Dengan demikian, kamu bisa lebih spesifik memahami ruang lingkupnya di dalam dunia pemasaran yang sangat luas.

William J. Stanton

Sebagai seorang analis ekonomi dan dosen, Stanton seperti di dalam bukunya “Prinsip-prinsip Ekonomi” mendefinisikan strategi pemasaran melingkupi semua sistem yang memiliki hubungan dengan tujuan usaha yang dapat memuaskan konsumen.

Philip Kotler

Kotler adalah seorang konsultan, penulis buku, sekaligus profesor asal Amerika yang mendefinisikan strategi pemasaran sebagai sebuah pola pikir yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran. 

Di dalamnya terdapat strategi yang rinci dan detail mengenai sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran, dan budget untuk pemasaran.

Fandy Tjiptono

Beliau merupakan dosen senior di School of Business, Monash University yang mendefinisikan strategi marketing sebagai alat fundamental yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan.

Alat yang mengembangkan keunggulan daya saing yang berkesinambungan dalam pasar dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar target tersebut.

Kotler dan Amstrong

Bersama Kotler, Amstrong adalah penulis buku, konsultan dan profesor di bidang pemasaran asal Amerika Serikat.

Dalam bukunya “Prinsip-prinsip Pemasaran” menyatakan bahwa strategi pemasaran sebagai logika pemasaran. Di mana unit-unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan memperoleh keuntungan dari hubungannya dengan konsumen.

Louis E. Kurt

Berkolaborasi dengan Boone dan David, dalam bukunya “Pengantar Bisnis Kontemporer” menyatakan bahwa strategi pemasaran sebagai keseluruhan program perusahaan dalam menentukan target pasar.

Serta program untuk memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari marketing mix, yakni produk, distribusi, promosi, dan harga.

Baca Juga: Strategi Pemasaran 4P dan Contohnya dalam Dunia Bisnis

Tujuan Strategi Pemasaran

Bisa dibayangkan, dunia kini merupakan ruang pasar yang super besar, dinamis, dan sarat akan persaingan. Apalah artinya produk atau jasa yang super keren jika melempem dalam memperkenalkannya pada pasar.

Karena itulah kamu membutuhkan strategi pemasaran agar bisnismu bertambah besar. Seperti yang disebutkan di awal, sederhananya tujuan strategi pemasaran dirumuskan sebagai fokus pandangan pelaku bisnis.

Mari kita coba urai lebih detail mengenai manfaat strategi pemasaran bagi usahamu.

Memperjelas langkah. Manfaat strategi pemasaran ini membuat sebuah usaha memiliki hal utama yang ingin dicapai. Ini menjadi kunci karena tanpa tujuan, sebuah bisnis mudah tumbang dan kehilangan semangat.

Strategi pemasaran dapat dijadikan acuan utama oleh para tenaga pemasaran untuk terjun ke lapangan. Strategi jitu yang dirumuskan dengan rinci dan tegas akan menciptakan hasil kerja para sales yang cukup memuaskan.

Sebagai kompas perusahaan. Ya, tujuan strategi pemasaran dibuat salah satunya sebagai alat bantu. Ini merupakan metode yang memudahkan kamu untuk tetap fokus pada tujuan perusahaan, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.

Tak jarang, pelaku usaha menjadi bergeser tujuan pemasarannya di tengah jalan. Kita tahu bahwa persaingan yang sengit bisa membelokkan tujuan awal. 

Dengan adanya strategi marketing, seakan mengingatkan seluruh tim dalam perusahaan untuk tetap berada pada jalur menuju kesuksesan yang sudah disepakati dari awal.

Cambuk yang melecutkan semangat. Dengan strategi pemasaran yang tajam, mudah dipahami, dan logis untuk dicapai, maka tim yang berada di dalamnya akan terus termotivasi.

Tujuan yang jelas, membuat langkah tim yang sesekali ‘lelah’ dalam menjalankan bisnis menjadi selalu tersegarkan kembali.

Standar penilaian kerja rapi. Strategi pemasaran mampu mewujud menjadi standar penilaian prestasi kerja tiap anggota tim dalam perusahaan. 

Melalui fasilitas ini, kualitas kerja jadi mudah dinilai dan diperbaiki. Selain itu, ritme dan dinamika kerja tim menjadi lebih efektif.

Langkah antisipasi. Strategi pemasaran mengeset pada pelaku usaha untuk mampu memprediksi ekosistem bisnis di masa yang akan datang. Hal ini menjadi penting karena dunia bisnis penuh ‘kejutan’.

Strategi pemasaran ini membuat seluruh tim dalam perusahaan mampu membuat langkah-langkah alternatif jika terjadi perubahan.

Bantu koordinasi sumber daya. Untuk mengatur jalannya bisnis, diperlukan langkah dengan derap yang sama dan padu dari tiap anggota tim dari sebuah bagian. Atau pun kekompakan dari tiap divisi atau bagian.

Dengan adanya strategi pemasaran, koordinasi tim bisa berjalan lebih efektif, minim konflik, dan sesuai dengan hasil yang ingin dicapai. 

Tak cuma itu, koordinasi secara vertikal atau horizontal pun akan terjalin dengan rapi, sehingga efektivitas pemasaran pun akan terjamin.

Permudah pengambilan keputusan. Banyak hal yang akan dihadapi di lapangan termasuk kendala pemasaran ataupun bahkan kesempatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Hal ini membutuhkan keputusan yang tepat, tentu agar tidak salah langkah.

Perumusan strategi pemasaran akan memudahkan setiap tim mengambil keputusan dalam membuat perencanaan pemasaran. Tujuan jelas, tindakan yang diambil jadi tepat sasaran.

Instrumen evaluasi. Strategi pemasaran yang telah ditetapkan di awal saat akan melaksanakan aktivitas pemasaran, dapat dijadikan instrumen dalam evaluasi hasil pemasaran pada akhir periode pemasaran.

Instrumen tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan atau kegagalan. Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan bahan dalam pembuatan strategi pemasaran yang lebih baik pada periode pemasaran selanjutnya.

Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Pemasaran Beserta Contohnya

Jenis Strategi Pemasaran

Setiap detiknya, pasar kita diserbu oleh banyak sekali produk atau jasa baru yang ditawarkan. Dengan segala kelebihan, keunikan, kehebatan, dan juga kelemahannya.

Pasar yang sudah penuh sesak ini tak menyurutkan para pengusaha, start-up, pelaku UMKM untuk tetap bergeliat dan menumbuhkan ‘cuan’ bersama-sama.

Bahkan untuk produk/jasa yang persis sama, selalu ada pihak yang ingin rebranding atau repackaging untuk tetap mampu meraup untung di ceruk pasar mereka.

Namun demikian, dari sekian banyak produk, hanya segelintir saja yang bertahan beberapa waktu. Lainnya, hanya viral sejenak saja, lalu hilang namanya tanpa jejak.

Untuk menghindari nasib yang sama terjadi pada kamu, mari kita pelajari dasar-dasar strategi pemasaran. Sebagai pengingat, artikel ini ditujukan untuk membahas mengenai strategi pemasaran lebih dalam. 

Betul, mengenai APA TUJUAN dari bisnismu. Bukan CARA yang merupakan ranah perencanaan pemasaran. Ayo, baca sampai habis, ya!

#1 SEGMENTASI

Semua pelaku usaha pasti menginginkan kesuksesan. Namun kebanyakan dari mereka langsung melangkah ke pertanyaan, “Harus jual berapa agar untung?”

Padahal kesuksesan sebuah produk/jasa, ditentukan dari kemampuanmu untuk membaca dan memetakan pasar serta melakukan identifikasi segmen pasar dengan benar.

Segmentasi merupakan proses mengategorisasikan, mengklasifikasikan, dan menggolongkan semua target potensial produk/jasa yang akan dipasarkan. Sederhananya, strategi ini diwakili dengan pertanyaan: “Akan aku jual ke siapa?”

Segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan oleh pesaing.

Ada beberapa variabel yang bisa kamu gunakan dari strategi ini:

  • Demografis, yaitu segmentasi berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, geografis.
  • Psikografis, yaitu segmentasi berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan lain sebagainya.
  • Perilaku, yaitu segmentasi berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara konsumen menggunakan barang atau situasi pemakaian, dan loyalitas merek.

#2 TARGETING

Walau banyak yang menyamakan, strategi targeting berbeda dengan segmentasi. Segmentasi lebih sebagai strategi untuk memetakan pelanggan yang ingin dibidik, sedangkan targeting adalah sasaran yang jauh lebih spesifik yang dibidik oleh pelaku usaha.

Kunci utama dari strategi ini adalah keinginan pemilik usaha untuk memberikan kepuasan yang sifatnya custom, atau sentuhannya lebih personal.

Oleh sebab itu, strategi targeting ini membuat produk seakan benar-benar mewakili konsumen. 

Misalnya sebuah merek memilih segmentasi strategi bisnis untuk menekuni bisnis baju kantoran khusus untuk wanita. Targeting merek ini adalah khusus untuk wanita yang berukuran tubuh besar alias plus size.

#3 POSITIONING

Strategi ini dicanangkan oleh pemilik usaha yang mengedepankan pada positifnya citra, persepsi dan kesan produk yang ditanamkan ke benak konsumen yang jadi target.

Hal tersebut menjadi fokus dari strategi pemasaran ini adalah cara konsumen mempersepsi suatu produk. Tentu pada akhirnya akan berpengaruh pada sikapnya terhadap produk, yang otomatis berhubungan dengan loyalitas terhadap produk.

Merek sebuah produk yang tidak memiliki keunggulan dan keunikan, sering kali menjadi alasan konsumen untuk malas memilihnya.

Sebagai contoh adalah AQUA, yang sebenarnya adalah sebuah air minum yang bersifat generik. Karena semua air minum dalam kemasan (AMDK) memiliki sifat dan standar yang sama.

Tapi AQUA dengan cerdik mampu mengomunikasikan sebagai air minum yang disaring dengan lapisan tahapan. Diolah dengan mesin yang modern secara higienis. Citra merek AQUA akhirnya diklaim sebagai AMDK yang sehat dan menyehatkan.

#4 PRICING

Ada banyak cara dalam menjalani strategi pricing alias menentukan harga yang menggiurkan tapi tetap menguntungkan. Harga juga mencerminkan perceived value atau nilai yang dipersepsi oleh konsumen, yaitu nilai yang bisa diterima oleh konsumen.

Sebelum menentukan harga, pelajari dahulu ceiling price (harga tertinggi yang bisa diterima konsumen) dan floor price (harga terendah) dari suatu produk. Sebuah produk akan dipersepsi mahal jika harga tersebut melebihi ceiling price-nya.

Kesalahan yang sering terjadi dari seorang pemasar adalah jika menentukan harga, murni dengan menghitung biaya yang ditimbulkan oleh produk tersebut, seperti biaya produksi, biaya distribusi, biaya promosi dan seterusnya.

Misalnya kamu membuat desain kemasan produk yang baik namun ekonomis untuk meningkatkan kesan harga lebih tinggi, padahal sebenarnya harganya terjangkau. Hal ini akan menimbulkan persepsi, “Wah, barang bagus harganya bisa semurah ini.”

#5 DISTRIBUSI

Sebuah produk hanya akan berguna jika produk tersebut bisa sampai ke tangan konsumen. Agar pada akhirnya konsumen bisa mendapatkan manfaat dari produk tersebut, baik secara fungsional maupun emosional.

Distribusi dikatakan baik, jika produk bisa sampai ke tangan konsumen. Untuk sampai ke tangan konsumen, produk harus berada di tempat yang konsumen bisa capai atau konsumen bisa mendapatkannya pada waktu yang tepat.

Namun ada strategi pemasaran yang mengaplikasikan strategi distribusi namun melawan kebiasaan. Biasanya jika produk diluncurkan, maka produk didistribusikan secara masif. Hal ini dilakukan sebaliknya oleh produk es krim Magnum.

Di saat launching, Magnum malah justru tak selalu tersedia. Rupanya kelangkaan produk merangsang kondisi psikologi konsumen untuk berburu dengan lebih ‘rakus’ hingga mendongkrak penjualan.

Strategi marketing akan meningkatkan penjualan produkmu.

Kisah Sukses Strategi Pemasaran

Spotify: Platform yang Mengerti Selera Musik Pendengarnya

Ini merupakan kisah sukses dari pengaplikasian strategi marketing segmentasi. Spotify yang merupakan platform streaming music besutan Swedia ini membantu pengguna menemukan konten musik baru.

Misalnya, selain saringan khas berdasarkan genre, Spotify juga memungkinkan pengguna untuk memilih musik berdasarkan suasana hati mereka.

Ini membantu pengguna menemukan lagu yang tidak pernah terpikir oleh mereka dan pada gilirannya, memperkuat hubungan mereka dengan merek. 

Mereka juga menjadi yang terdepan dalam menggunakan kecerdasan buatan untuk menyusun daftar putar secara khusus berdasarkan kebiasaan pengguna mereka, seperti Release Radar dan Discover Weekly.

GoPro: Berbagi Konten, Panen Kepercayaan dari Konsumen

Strategi pemasaran terbaik kamera mungil nan tangguh ini adalah memudahkan pelanggan mereka untuk berbagi konten buatan pengguna.

Semua jadi simpel. Konsumen mengambil gambar lalu menambahkan teks. Alat ini akan menganalisis teks dan kemudian mulai memprogram ulang. Sehingga setiap pengguna bisa unggah hasil bidikannya tanpa takut tersandung plagiarisme.

Program pengeditan GoPro membuat video dengan bingkai yang menampilkan logo dan merek GoPro pun cukup berhasil. Karena pengguna punya ‘pride’ ketika diunggah ke media sosial.

Didukung kecerdasan buatan yang mumpuni konten yang diunggah pengguna menjadi lebih menarik. 

Hal ini penting karena kamera GoPro biasa digunakan para petualang, pecandu adrenalin, dan atlet karena mereka berhasil merekam konten yang hampir tidak mungkin direkam menggunakan kamera biasa. Hasilnya, ya memang luar biasa.

Nike: Menyentuh Hati dengan Cerita

Keberhasilan Nike adalah dengan sukses menanamkan slogan “Just Do It” dalam tiap pemasarannya. Mengedepankan storytelling marketing, merek kelas dunia ini tak hanya sekadar menjual produk. Melainkan juga berbagi nilai, berbagi kisah positif, berbagi momen.

Menjadikan merek ini terasa menjadi bagian dari kehidupan konsumen. Walau dilihat dari harganya segmentasi yang dipilih adalah kelas menengah ke atas.

WWF: Kreatif Kunci Keberhasilan Kampanye

Walaupun nama World Wildlife Foundation (WWF) yang identik dengan panda sebagai logonya sudah dikenal, WWF terus menggenjot kreativitas dalam menggelar kampanye-kampanyenya.

Misalnya saja saat kampanye Earth Hour, di mana semua penghuni planet bumi diajak untuk serentak mematikan lampu di jam yang sudah ditentukan. WWF membuat banner yang disebar dan bisa diakses via ponsel. Ketika banner tersebut disentuh maka otomatis ponsel menjadi berlayar hitam.

Hal ini sukses menarik perhatian sampai 1 juta lebih tayangan. Dan strategi marketing ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak.

IKEA: Waktumu Kubeli

Perusahaan furniture asal Swedia ini tergolong jagonya dalam menjalankan strategi marketing yang unik. Sebagai contoh, pada 2019 IKEA meluncurkan kampanye Buy With Time untuk menjawab kesulitan konsumen yang membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke gerai IKEA. 

Kita tahu bahwa gerai IKEA selalu berada di pinggir kota. Kampanye ini membuat orang lebih bergairah untuk menyambangi gerai IKEA walaupun jauh.

Pasalnya, setiap 1 jam waktu yang ditempuh untuk bisa sampai di gerai IKEA akan diganti dalam sejumlah uang. Dana yang bisa dipakai sebagai potongan ketika membeli produknya. 

Walau tak semua negara mengaplikasikan kampanye ini, namun kreativitasnya membuat dunia kagum.

Canva: Banyak Memberi Gratisan, Siapa yang Menolak?

Produk Canva memungkinkan pelaku usaha untuk membuat desain profesional dengan menggunakan infografis, bagan, dan gambar blog secara gratis. 

Canva menghasilkan uang dengan menawarkan ikon premium. Tetapi masih ada banyak fitur gratis untuk membuat desain yang bisa dimanfaatkan pengguna. 

Strategi pemasaran yang dijalankan Canva ini cukup unik, karena mengandalkan konten yang dibuat pengguna. 

Selain itu, Canva memanfaatkan peran influencer Guy Kawasaki. Ia merupakan spesialis pemasaran dan pemodal ventura. Ialah yang berada di balik pemasaran lini komputer Macintosh Apple pada 1984. 

Baca Juga: Intip Pengertian Startup dan Perbedaannya dengan Corporate! 

Kesimpulan

Memahami strategi pemasaran dengan baik memang menjadi modal yang kuat agar mampu membangun perencanaan pemasaran yang lebih tajam dan tepat sasaran.

Dalam situasi persaingan bisnis di pasar bebas sekarang ini, pemasaran tak melulu menyoal jualan produk/jasa. Konsep tradisional itu sudah lama ditinggalkan.

Kini, selain kualitas dan fungsi dasar, produk/jasa harus juga bisa memberi emotional value bagi konsumennya. Bahkan kadang ini malah terbukti jauh lebih penting daripada functional valuenya. Tapi bukan berarti produk boleh melupakan functional value–nya.

Pengalaman baik ketika menggunakan produk/jasa yang kamu tawarkan menjadi kuncinya. Apapun segmen pasarnya, berapapun harganya, dan sespesifik apapun targetmu.

Hal yang tak berubah adalah kebiasaan manusia sebagai pelaku bisnis. Karakternya yang senang hal baru dan inisiatifnya merekomendasikan sebuah pengalaman baik pada orang-orang disekitarnya adalah senjata utama dari pemasaran.

Itulah mengapa, membuat persona atau gambaran lengkap mengenai konsumen dari bisnis yang kamu bangun adalah penting.

Hal ini tentu selain memudahkanmu membuat gambaran strategi pemasarannya, juga perlu untuk melakukan improvisasi produk/jasa yang ditawarkan.

Membuat strategi pemasaran bukanlah langkah yang bisa dihapus begitu saja atau dibuat asal-asalan, Majoopreneurs. Bagaimana mungkin bisa membidik busur panah, jika papan sasarannya tak mampu dilihat, bukan?

Kamu mau meningkatkan penjualan dari produk UMKM yang sedang dikembangkan? Ayo, baca artikel lain di sini dan jadikan majoo sebagai sahabatmu menuju sukses!

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo