Jika ada yang sangat khas dari generasi muda saat ini, bisa dipastikan mereka mengubah tradisi. Generasi milenial dan berikutnya adalah generasi yang tumbuh sepenuhnya di era Internet. Tidak seperti pendahulunya, orang dewasa muda ini nyaman dengan aplikasi, smartphone, media sosial, dan gadget lain.
Selain itu, generasi ini menerapkan cara-cara hidup yang sama sekali baru. Sebagai contoh, bekerja di kantor pemerintahan tidak lagi dianggap keren dan menyenangkan. Kini, banyak anak muda yang lebih suka bekerja di startup dari tempat kerja virtual atau sebagai freelancer.
Baca juga: Kenali Serba-Serbi Remote Working Lebih Dalam, Di Sini!
Dengan adanya pergeseran dari gaya hidup tradisional, sikap anak muda terhadap konsumerisme, pengusaha, dan kehidupan secara umum pun menjadi sangat berbeda.
Jika kamu ingin memasarkan produk atau jasa kepada generasi muda saat ini, kamu perlu menerapkan strategi pemasaran khusus. Berikut ini beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.
Mobile Marketing
Saat ini, sebagian besar orang dewasa muda memiliki smartphone. Tak heran bila penggunaan internet secara seluler melebihi penggunaan internet melalui desktop. Maka dari itu, pemilik usaha perlu mengoptimalkan mobile marketing untuk menjangkau orang dewasa muda.
Tak hanya itu, laman website juga perlu dioptimalkan untuk tampilan seluler, gambar harus bisa dimuat dengan cepat, dan elemen kunci seperti call to action harus jelas dan mudah dibaca di layar yang lebih kecil.
Strategi Pemasaran Berbasis Aplikasi
Tak sedikit pengguna internet yang menghabiskan waktunya untuk penggunaan aplikasi. Karena itu, kamu juga perlu menjalankan marketing strategy berbasis aplikasi.
Pemasaran berbasis aplikasi tidak selalu berarti membuat aplikasi milikmu sendiri. Sebagai gantinya, gunakan layanan yang membuat iklanmu muncul di aplikasi pihak ketiga.
Tak Hanya Targetkan Demografi Tradisional
Pada masa lalu, salah satu cara populer untuk memasarkan ialah menargetkan demografi berdasarkan usia atau pencapaian. Kategori tradisional mencakup jenjang pendidikan, status pernikahan, dan kepemilikan rumah.
Akan tetapi, pemasaran dengan kategori siklus hidup tradisional tidak cukup untuk menggaet generasi muda. Orang dewasa muda kini mempunyai pandangan berbeda tentang tradisi hidup. Mereka memilih hal-hal baru yang lebih beresonansi secara pribadi dengan mereka.
Dalam hal pernikahan dan kepemilikan rumah, 38% milenial menunda pernikahan dan memulai sebuah keluarga sehingga mereka dapat membangun karier dan membeli rumah terlebih dahulu.
Jadi, selain milestone tradisional, cari juga kategori lain untuk mengelompokkan target pasar. Banyak orang dewasa muda memiliki tujuan sosial yang sesuai dengan passion mereka.
Baca juga: Lebih Mengenal Segmentasi dan Target Pasar Bagi Bisnis Kamu
Sebagian lagi adalah pemilik usaha kecil atau pengusaha. Lalu, tak sedikit yang memilih gaya hidup kreatif dan menjadi freelancer. Pasarkan produk dengan menyasar preferensi dan behaviour yang sesuai dengan generasi saat ini.
Gunakan ‘Bahasa’ yang Digunakan Target Pasar
Sejalan dengan penargetan pada poin sebelumnya, kamu perlu berbicara dengan 'bahasa' yang digunakan oleh target pasar untuk beresonansi dengan mereka.
Setiap generasi memiliki istilah dan cirinya sendiri. Mereka akan tertarik dan nyaman ketika mereka mendengar percakapan yang familier.
Berbicara kepada konsumen muda dengan cara menyenangkan seperti menggunakan istilah-istilah yang biasa mereka gunakan, secara otomatis akan menarik perhatian target pasar. Berbicara dalam bahasa yang sesuai target pasar tentu tak bisa menggantikan kualitas produk atau layanan optimal. Namun, bahasa yang tepat membuka pintu komunikasi antara target pasar dengan brand.
Tak hanya itu, hadirlah dengan persona yang autentik, terutama di media sosial. Karakter brand yang autentik dianggap menarik oleh anak muda saat ini.
Permudah Akses Belanja Online
Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi muda menghabiskan lebih banyak uang secara online. Maka dari itu, kamu perlu mempermudah akses berbelanja online. Di bawah ini beberapa hal yang bisa kamu terapkan.
- Pastikan katalog online-mu selalu up to date, mudah dinavigasi, dan memiliki desain yang responsif.
- Beri pelanggan opsi untuk membayar online dengan berbagai bentuk pembayaran (eWallet, kartu kredit, dan lain-lain).
- Informasi tentang pengiriman, pajak, biaya tambahan, dan diskon harus benar-benar jelas sebelum proses check out.
- Berikan penawaran diskon.
Untuk akses belanja yang smooth kamu perlu mengelola berbagai aspek dengan optimal, mulai dari inventory hingga transaksi penjualan. Gunakan aplikasi point of sale dengan fitur omnichannel untuk mempermudah pengelolaan bisnismu!