Dengan adanya pandemi COVID-19 serta imbauan pembatasan sosial berskala besar yang mengikutinya beberapa waktu lalu, pemasaran digital kemudian digadang sebagai salah satu alternatif yang bisa dilakukan para pelaku usaha agar dapat tetap menjalankan bisnisnya sekalipun pelanggan tidak pergi keluar rumah. Tak heran jika saat ini banyak bisnis pasca PSBB yang lebih banyak berfokus pada model pemasaran yang dilakukan secara digital, sembari tetap memberi perhatian pada toko-toko fisik yang sudah mulai dibuka kembali. Jika kamu juga bermaksud untuk mulai memasukkan media digital dalam strategi pemasaranmu, beberapa tren berikut bisa menjadi inspirasi yang menarik:
Bisnis fesyen yang membangun interaksi digital
Dengan dicabutnya aturan pembatasan sosial berskala besar di sejumlah daerah, banyak orang yang mulai kembali beraktivitas di luar rumah. Bisnis pakaian juga mengalami kenaikan untuk mengimbangi kebutuhan sandang masyarakat. Namun, mempertimbangkan besarnya keuntungan bisnis digital yang diperoleh pada saat aturan PSBB diberlakukan, banyak pelaku usaha dalam industri pakaian yang tetap mempertahankan pemasaran secara digital, sekalipun periode PSBB di sejumlah tempat sudah berakhir. Alexander McQueen, perancang busana ternama asal Inggris, sebagai contoh, terus menelurkan ide-ide kreatif guna meningkatkan interaksi digital antara brand miliknya dengan pelanggannya di media sosial.
Baca Juga: Kenali Strategi Digital Marketing yang Bisa Diterapkan UMKM
Pasar swalayan dengan layanan belanja dari rumah
Tak bisa dipungkiri, pasar swalayan merupakan salah satu bisnis yang sangat terdampak oleh pandemi COVID-19. Tak hanya di dalam negeri saja, penjualan bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari di luar negeri juga merosot tajam. Melakukan pemasaran secara online atau digital, pada saat itu, menjadi cara terbaik untuk menghindari bisnis gulung tikar. Oleh karena itu, bukan sesuatu yang aneh jika model bisnis pasca PSBB yang dipilih oleh para pelaku usaha terasa tak jauh berbeda. Meski beberapa pasar swalayan sudah beroperasi normal untuk menyediakan berbagai bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari, layanan belanja online pun tetap disediakan untuk menjangkau pelanggan-pelanggan yang masih melakukan swakarantina di rumah.
Bisnis pasca PSBB dengan e-Commerce
Berbeda dengan digital marketplace yang mempertemukan calon pembeli dengan banyak penjual, sebuah situs e-Commerce umumnya hanya menyediakan produk dari satu penjual saja. Salah satu brand yang cukup fokus menggarap situs e-Commerce untuk menjaga arus pendapatan selama pandemi ini berlangsung adalah ACE Hardware. Merek retailer asal Amerika Serikat ini mengisi situs e-Commerce yang dijalankannya dengan beragam post yang dapat meningkatkan interaksi digital dengan pelanggan. Dalam situs e-Commerce ini, pelanggan tidak hanya bisa menemukan katalog digital, tetapi juga tersedia pilihan untuk belanja dengan aplikasi perpesanan WhatsApp sehingga pelanggan tidak perlu keluar rumah untuk berbelanja.
Baca Juga: Ekosistem digital untuk bisnis tumbuh berkembang
Beragam model bisnis pasca PSBB yang interaktif terus diupayakan oleh setiap pelaku usaha. Meski pembatasan sosial berskala besar ini memang dibutuhkan untuk menekan angka penyebaran pandemi COVID-19, tetapi dampaknya terhadap bisnis pun tak dapat disepelekan. Menggenjot pemasaran digital sebagai cara untuk mempertahankan bisnis setelah PSBB berakhir menjadi alternatif menarik yang bisa dicoba. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, mulai dari pemasaran tak langsung dengan meningkatkan interaksi digital hingga pemasaran langsung melalui platform-platform digital. Gunakan juga aplikasi majoo yang kini dapat mempermudah pengelolaan bisnis di sejumlah marketplace digital besar di Indonesia.