Di daerah-daerah yang mayoritas masyarakatnya menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan, jam operasional restoran atau bisnis kuliner lain kemungkinan besar akan berubah.
Pertanyaannya, bagaimana trik menentukan waktu operasional yang tepat, terutama bila bisnismu sebelumnya buka 24 jam?
Perhatikan aturan jam operasional setempat
Beberapa pemerintah daerah kadang menetapkan aturan khusus yang menentukan jam buka bagi bisnis kuliner selama bulan puasa. Sebagai contoh, pada 2021 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan aturan dine in sampai pukul 22.30.
Selama siang hari, restoran tetap diperbolehkan menerima dine in, tetapi pihak pemilik usaha wajib memasang tirai agar makanan tidak terlihat jelas dari luar. Lalu, rumah makan atau restoran diperbolehkan kembali menerima dine in pada pukul 02.00-04.30.
Nah, aturan pemerintah setempat seperti di atas perlu menjadi pertimbangan ketika kamu akan menetapkan jam operasional restoran selama puasa. Pasalnya, tak jarang kebijakan tersebut diikuti oleh sanksi bagi pelaku usaha yang tidak mau mengikuti aturan.
Akan tetapi, bila di wilayahmu tidak berlaku ketentuan khusus, kamu bisa langsung mempertimbangkan poin tips berikutnya.
Cermati target konsumen di sekitar lokasi
Restoran atau warung makan milikmu tentu memiliki target konsumen dan mereka perlu menjadi pertimbangan saat kamu akan menentukan waktu operasional.
Apabila pelanggan di sekitar tempat usahamu menjalankan ibadah puasa, beroperasi di siang hari mungkin tidak akan memberikan pendapatan yang optimal.
Baca juga: Strategi Jitu Bisnis Food and Beverages di Momen Ramadan
Jadi, restoran atau warung makan yang biasanya buka 24 jam perlu menghitung ulang potensi penghasilan dan biaya yang dikeluarkan jika bertahan dengan waktu operasional tersebut.
Sementara itu, mengubah sedikit waktu operasional menjadi buka sore sampai dini hari, yaitu dari waktu berbuka hingga waktu sahur, mungkin justru mampu mendatangkan keuntungan yang lebih besar.
Pertimbangkan kesediaan karyawan
Memang benar, pemilik usaha berhak mengeluarkan kebijakan yang terbaik bagi bisnisnya. Namun, sebagai pemilik usaha yang baik, kamu juga perlu mempertimbangkan kesediaan karyawan.
Sebagai contoh, perubahan shift dari semula pukul 09.00-17.00 WIB menjadi 17.00-02.00 WIB tentu bukanlah hal mudah bagi karyawan. Selain itu, pasti ada faktor-faktor tambahan yang menjadi pertimbangan karena perubahan tersebut, misalnya akses transportasi saat pulang kerja.
Maka dari itu, ajaklah karyawan berdiskusi sebelum menetapkan waktu operasional baru untuk bulan Ramadan. Berdiskusi dengan karyawan juga bisa memberikan insight tersendiri, lho.
Baca juga: Inspirasi Bisnis Musiman yang Laku Keras di Bulan Puasa
Di samping itu, para karyawan pun mungkin ada yang menjalankan ibadah puasa sehingga tentu kamu perlu memastikan mereka tetap bisa beribadah dengan baik sambil tetap menjalankan tanggung jawab pekerjaannya.
Periksa data penjualan bulan Ramadan tahun sebelumnya
Jika usaha warung makan, restoran, atau kafe yang kamu jalankan bukan usaha baru, tentu kamu mempunyai histori penjualan. Nah, data penjualan tersebut juga dapat menjadi acuan sebelum kamu memutuskan waktu operasional terbaik di bulan puasa tahun ini.
Namun, hal tersebut sangat menyita waktu sebab kamu harus membongkar catatan-catan penjualan dari tahun-tahun sebelumnya?
Kalau begitu, sudah saatnya kamu menggunakan aplikasi POS yang bisa mendokumentasikan seluruh data penjualan sekaligus memberikan laporan penjualan lengkap.
Melalui sistem POS tersebut, setiap detail transaksi penjualan akan tercatat. Lalu, sistem juga bisa menunjukkan waktu-waktu bisnismu paling banyak pengunjung. Kamu juga bisa melihat komposisi penjualan paling banyak tercipta dari transaksi dine in, take away, atau layanan pemesanan makanan online.
Informasi-informasi tersebut tentu bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat terkait jam operasional. Mungkin kamu tetap buka 24 jam untuk take away dan layanan pemesanan makanan online, tetapi dine in hanya pada jam buka puasa atau sahur saja.
Mungkin kamu benar-benar mengubah waktu operasional, tidak buka 24 jam selama puasa dan menentukan jam buka berdasarkan peak hour. Keputusannya tentu dapat sangat berbeda bagi setiap bisnis tergantung data histori masing-masing.
Namun, poin pentingnya ialah waktu operasional ditentukan berdasarkan potensi perolehan pendapatan paling optimal. Dengan demikian, harapannya bisnis tidak mengalami kerugian, meskipun ada perubahan atau pengurangan waktu operasional.