Alat pembayaran tunai merupakan alat transaksi yang sudah digunakan oleh banyak orang sejak dulu. Bisa dibilang hampir semua transaksi keuangan yang terjadi sehari-hari menerapkan prinsip pembayaran tunai.
Semua orang mengenal alat pembayaran tunai yang sah adalah uang. Tapi apakah hanya uang yang bisa digunakan untuk membayar tunai? Lantas, seperti apa sejarahnya uang sebagai alat pembayaran?
Apa Itu Alat Pembayaran Tunai?
Alat pembayaran adalah segala bentuk atau jenis instrumen yang digunakan untuk melakukan transaksi pembelian atau pembayaran atas barang dan jasa. Alat pembayaran dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu untuk pembayaran tunai dan non tunai.
Apa itu alat pembayaran tunai? Alat pembayaran tunai adalah salah satu instrumen yang diperlukan untuk melakukan transaksi keuangan secara langsung. Prosesnya mudah, pihak pembeli cukup memberikan jumlah uang yang sesuai dengan nilai barang atau jasa yang dibeli.
Dalam sistem pembayaran tunai, uang cash atau tunai adalah satu-satunya alat sah yang digunakan. Uang yang digunakan adalah mata uang yang berlaku di wilayah masing-masing. Misalnya, rupiah untuk Indonesia, dolar, euro, yen, dan masih banyak lagi.
Metode ini merupakan salah satu bentuk transaksi paling sederhana karena tidak melibatkan perantara teknologi atau pihak ketiga antara penjual dan pembeli. Selain itu, metode pembayaran tunai ini merupakan tradisi yang telah ada sejak lama.
Baca Juga: Yuk, Pahami Alur Transaksi Penjualan Tunai untuk Bisnismu!
Contoh Alat Pembayaran Tunai
Terdapat dua jenis alat pembayaran tunai, yaitu uang kertas dan uang logam. Di Indonesia, contoh alat pembayaran tunai adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Uang kertas memiliki keuntungan yaitu penggunaan yang mudah dan bisa dipecah dalam berbagai denominasi, mulai dari Rp1.000 hingga Rp100.000. Sementara uang logam, terbuat dari aluminium dan nikel, dinilai lebih kuat, tahan lama, dan sulit dipalsukan.
Secara lebih detail, berikut adalah contoh alat pembayaran tunai dalam bentuk pecahan uang di Indonesia.
Rp100
Rp200
Rp500
Rp1.000
Sementara itu, uang kertas di Indonesia juga memiliki berbagai denominasi yang beragam, yaitu:
Rp1.000
Rp2.000
Rp5.000
Rp10.000
Rp20.000
Rp50.000
Rp75.000
Rp100.000
Siapa yang Mengeluarkan Alat Pembayaran Tunai?
Tadi disebutkan bahwa di Indonesia uang sebagai alat pembayaran dikeluarkan secara resmi oleh Bank Indonesia (BI). Sebenarnya, siapa yang mengeluarkan alat pembayaran tunai dengan wewenang resminya?
Alat pembayaran tunai adalah instrumen yang dikeluarkan oleh otoritas moneter atau bank sentral suatu negara. Bank sentral memiliki tanggung jawab untuk mencetak dan mengedarkan uang tunai untuk memfasilitasi kegiatan ekonomi dan transaksi di negara tersebut.
Berikut adalah beberapa contoh bank sentral yang bertanggung jawab mengeluarkan alat pembayaran tunai di beberapa negara:
Bank Indonesia (BI) di Indonesia
Federal Reserve (Fed) di Amerika Serikat
Bank Sentral Eropa di negara-negara anggota Eurozone
Bank of England (BoE) di Inggris atau Britania Raya
Bank sentral memiliki kontrol penuh atas pencetakan uang dan kebijakan moneter untuk memastikan stabilitas ekonomi dan keuangan di negara mereka. Selain itu, mereka juga berperan dalam mengatur suku bunga dan melakukan intervensi mata uang untuk menjaga kestabilan nilai tukar.
Baca Juga: 5 Kelemahan Pembayaran Tunai, Pemilik Bisnis Harus Paham!
Sejarah Alat Pembayaran Tunai
Sejarah alat pembayaran tunai dapat dilacak sejauh ke masa prasejarah, ketika manusia pertama kali mulai menggunakan sistem barter untuk memperdagangkan barang dan jasa. Sistem barter adalah pertukaran barang tanpa melibatkan uang sebagai perantara.
Contohnya, menukar sekarung beras dengan sekarung kacang. Namun, sistem ini dianggap usang ketika nilai tukar tidak disetujui, dan masalah sepadan komoditas muncul. Sistem barter dianggap memiliki keterbatasan karena sulit menemukan pertukaran yang saling menguntungkan.
Sistem barter kemudian digantikan oleh currency komoditas, yaitu pertukaran menggunakan komoditas umum seperti emas. Pada saat itu, emas digunakan sebagai alat transaksi dan juga sebagai koleksi atau dekorasi.
Seiring meningkatnya kebutuhan, sistem ini juga dianggap kurang efisien dan mendorong munculnya uang sebagai alat transaksi baru. Inilah awal dimulainya sejarah alat pembayaran tunai.
Uang berkembang dari bentuk uang kartal (uang kertas dan koin), yang dikenal sebagai uang tunai, Hingga akhirnya sekarang muncul uang elektronik untuk transaksi nontunai.
Abad ke-20 dan ke-21 terjadi transformasi besar-besaran dengan pengembangan teknologi keuangan elektronik. Kartu kredit, debit, dan pembayaran digital menjadi semakin umum.
Apa Kelebihan Alat Pembayaran Tunai?
Alat pembayaran tunai memiliki beberapa kelebihan, meskipun perkembangan teknologi telah membawa inovasi ke dalam dunia keuangan. Berikut adalah beberapa kelebihan alat pembayaran tunai bila digunakan dalam transaksi keuangan.
1. Sederhana dan Mudah Dipahami
Pembayaran tunai merupakan metode yang sederhana dan mudah dipahami. Tidak perlu membuka akun atau menggunakan perangkat teknologi khusus. Siapa saja dapat dengan cepat memahami cara menggunakan uang tunai.
2. Tidak Bergantung pada Teknologi
Alat pembayaran tunai tidak memerlukan infrastruktur teknologi yang rumit atau koneksi internet. Oleh karena itu, metode ini dapat digunakan di tempat-tempat yang mungkin tidak memiliki akses teknologi yang canggih.
3. Tidak Ada Biaya Transaksi Tambahan
Dalam transaksi tunai, tidak ada biaya tambahan yang terkait dengan penggunaan kartu kredit atau pembayaran elektronik. Ini dapat menguntungkan terutama bagi orang-orang atau pemilik bisnis yang ingin mengurangi beban biaya transaksi.
4. Menghindari Risiko Keamanan Elektronik
Pembayaran tunai dapat mengurangi risiko terkait dengan keamanan elektronik, seperti pencurian identitas atau penipuan kartu kredit. Uang tunai tidak terhubung dengan data pribadi dan tidak dapat diakses secara daring.
5. Diterima secara Universal
Uang tunai diterima di hampir semua tempat. Tidak perlu tergantung pada kebijakan atau teknologi tertentu yang mungkin berbeda di berbagai tempat.
6. Kontrol Pengeluaran
Menggunakan uang tunai dapat membantu orang-orang untuk lebih sadar terhadap pengeluaran mereka. Seseorang dapat lebih mudah memantau berapa banyak uang yang telah dihabiskan ketika menggunakan uang tunai.
7. Tidak Memerlukan Rekening Bank
Kelebihan alat pembayaran tunai berikutnya adalah transaksi bisa dilakukan tanpa memerlukan rekening bank. Pembayaran tunai dapat digunakan oleh mereka yang tidak memiliki rekening bank atau akses perbankan. Jadi, memang sangat memungkinkan untuk digunakan oleh masyarakat dari semua golongan.
Kekurangan Alat Pembayaran Tunai
Meskipun alat pembayaran tunai memiliki keunggulan-keunggulan tersebut, metode ini juga memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Beberapa hal yang bisa menjadi kekurangan atau kelemahan alat pembayaran tunai adalah:
1. Kurang Praktis
Metode pembayaran tunai dianggap kurang praktis, terutama untuk transaksi dengan jumlah besar. Selain merepotkan karena harus dibawa secara fisik, metode ini kurang efisien untuk transaksi jarak jauh atau belanja online.
Bukan itu saja, catatan transaksi juga harus dicatat secara manual. Artinya proses ini dapat memakan waktu dan cukup menyulitkan pemeriksaan pengeluaran.
2. Mudah Hilang
Karena ukurannya kecil, alat pembayaran tunai mudah hilang jika tidak disimpan dengan baik. Baik uang kertas maupun logam dapat dengan mudah tertimbun di dalam lipatan atau celah barang lain, sulit untuk ditemukan.
3. Risiko Kriminalitas Lebih Tinggi
Kelemahan lain dari metode pembayaran tunai adalah tingginya risiko kriminalitas seperti pencurian, pemalsuan, dan pencucian uang. Karena transaksi tunai tidak meninggalkan jejak digital, pelacakan sulit dilakukan, terutama untuk identifikasi pemiliknya.
Kesimpulan
Alat pembayaran tunai adalah instrumen yang diperlukan untuk melakukan transaksi keuangan secara langsung. Alat sah yang digunakan adalah uang cash atau tunai. Proses transaksinya pun mudah, pihak pembeli cukup memberikan jumlah uang yang sesuai dengan nilai barang atau jasa yang dibeli.
Kendati perkembangan teknologi terus maju, penggunaan pembayaran tunai tetap menjadi pilihan bagi sebagian orang. Alasannya jelas karena efisiensi uang sebagai alat pembayaran dan risiko utang yang lebih kecil.
Meski demikian, perlu diakui bahwa alat pembayaran tunai juga memiliki kekurangan. Seperti kurangnya kepraktisan untuk transaksi besar, risiko kehilangan, dan potensi kriminalitas. Dengan begitu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk terus memahami dinamika alat pembayaran dan mempertimbangkan berbagai opsi pembayaran yang tersedia sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Pemilihan alat pembayaran yang tepat sangatlah penting, khususnya bila kamu menjalankan bisnis. Solusi yang bisa kamu pilih adalah dengan menggunakan aplikasi kasir online dari majoo.
Ada banyak kemudahan terkait transaksi dan sistem pembayaran yang bisa kamu dapatkan. Jadi, bisa meminimalisir berbagai risiko dalam transaksi keuangan terkait sistem pembayaran. Pastikan bisnismu pakai majoo, ya!
Sumber:
https://www.ocbc.id/id/article/2023/10/27/alat-pembayaran-tunai