Mengetahui Pengertian dan Contoh Cash and Carry

Ditulis oleh Nisa Destiana

article thumbnail

Dalam sistem cash and carry tradisional, konsumen benar-benar harus menyelesaikan transaksi dengan uang tunai.

Cash and carry bukanlah sistem yang asing dalam dunia perdagangan. Baik sebagai pemilik usaha maupun konsumen, kamu tentu pernah mendengar istilah yang satu ini.

Istilah cash and carry sendiri sudah muncul sejak tahun 1900-an. Kemunculan siistem ini bermula dari pemikiran penjual yang ingin para pelanggannya membayar barang yang mereka beli secara tunai, lalu membawanya pulang. 

Jadi, apa pengertiannya? Mari kita bahas lebih lanjut dalam ulasan di bawah ini!

Cash and Carry Adalah

Cash and carry adalah sistem jual beli yang dalam praktiknya konsumen harus membayar lunas terlebih dahulu, baru dapat memperoleh barang yang mereka inginkan.

Dalam praktik tradisional, bisnis yang menerapkan metode cash and carry artinya hanya menerima pembayaran berupa uang tunai atau cash dari konsumen. Namun, tentu hal ini berlaku pada masa lalu sebelum teknologi pembayaran secara cashless hadir. 

Baca juga: Mari Tinggalkan Uang Tunai dan Jadilah Generasi Cashless!

Pada era modern ini, merchant mungkin menerapkan sistem cash and carry, tetapi menerima pembayaran secara nontunai, misalnya pembayaran dengan menggunakan kartu debit atau kartu kredit.

Hal tersebut terutama berlaku untuk kondisi-kondisi tertentu seperti pelanggan membeli barang dalam jumlah sangat banyak sehingga nominal pembayaran pun menjadi sangat besar.

Tentu konsumen merasa tidak aman dan kesulitan jika harus membawa banyak uang dalam bentuk tunai. Maka dari itu, kini sudah banyak pemilik usaha yang menerima pembayaran secara nontunai.

Lebih dari itu, model pembayaran nontunai pun kini sudah makin berkembang. Konsumen memiliki opsi alat pembayaran bukan hanya dengan kartu debit atau kartu kredit saja, melainkan e-Wallet atau QRIS.

Baca juga: Yuk! Berkenalan dengan QRIS

Sejarah Cash and Carry di Dunia Perdagangan

Berbicara transaksi nontunai, praktik ini relatif sudah cukup lazim dilakukan. Sebagai contoh, penggunaan kartu kredit di Amerika Serikat sudah jauh lebih lama dibandingkan dengan di Indonesia.

Dengan begitu, konsumen bisa melakukan transaksi dengan mudah di mana saja, tanpa harus menyediakan uang tunai. Bahkan, konsumen bisa melakukan transaksi nontunai di toko kecil sekalipun.

Akan tetapi, sebelum adanya teknologi cashless, pembayaran dengan uang tunai merupakan metode transaksi paling unggul setelah barter atau metode pertukaran barang.

Baca juga: Barter adalah Pertukaran Barang, Masihkah Eksis?

Walaupun sudah dianggap sedikit ketinggalan zaman, hampir semua negara di dunia masih menggunakan mata uang tunai. Tak hanya itu, masih banyak juga transaksi yang hanya bisa dilakukan dengan mata uang tunai.

Sebelum aneka metode pembayaran nontunai ditemukan, semua transaksi perdagangan dan pembayaran diselesaikan menggunakan uang tunai. Kemudian kemajuan teknologi di bidang keuangan makin menurunkan popularitas sistem cash and carry dalam makna sebenarnya.

Meskipun begitu, masih banyak bisnis yang menerapkan sistem ini. Namun, seperti yang telah dibahas sebelumnya, kini bisnis telah menerapkan beberapa adaptasi dengan menerapkan sistem pembayaran modern seperti mengizinkan pembayaran dengan menggunakan kartu dan transaksi tetap dilakukan di tempat.

Transaksi Kredit dalam Cash and Carry

Pada dasarnya, pembayaran dengan kartu kredit dalam model bisnis cash and carry tetap menguntungkan bagi pihak penjual.

Pihak bank penyedia kartu kredit akan membayar di muka transaksi yang dilakukan oleh seorang pengguna kepada pihak merchant. Dengan demikian, pihak penjual tidak ikut menanggung risiko apabila terdapat kendala pada pembayaran cicilan kartu kredit dari pengguna.

Jadi, meskipun pembayaran dilakukan dengan kartu kredit, pemilik usaha tetap menerima pembayarannya secara ‘tunai’.

Bisa dikatakan, sistem cash and carry tidak banyak berpengaruh pada kebiasaan finansial konsumen, tetapi penggunaan kartu kredit yang justru merupakan perubahan di sisi keuangan konsumen. 

Bertransaksi menggunakan kartu kredit dalam cash and carry artinya memungkinkan konsumen untuk mengalihkan pinjaman mereka kepada pihak ketiga yaitu bank atau lembaga keuangan lainnya.

Baca juga: Perlu Pinjaman Tanpa Agunan? Ketahui Dahulu Seluk-Beluknya!

Dari sisi konsumen, penggunaan kartu kredit perlu dilakukan dengan cermat. Pasalnya, pembayaran dengan kartu kredit akan menjadi tidak efektif jika bank atau lembaga keuangan yang mengeluarkan kartu kredit memberlakukan batasan waktu yang ketat, suku bunga yang kurang menguntungkan, serta kriteria lain yang relatif menyulitkan. 

 Cash and carry artinya konsumen baru bisa membawa barang yang diinginkannya setelah pembayaran diselesaikan.

Pasar kredit merupakan pasar yang terus bergerak dan berubah sebagai respons atas kejadian dan semua permasalahan dalam skala makroekonomi serta perkembangan teknologi.

Opsi berbelanja secara kredit kini bahkan tidak hanya dengan menggunakan kartu kredit, tetapi juga dengan berbagai fasilitas pinjaman dari perusahaan fintech atau financial technology, contohnya paylater.

Baca juga: Apa Itu Paylater? Pengertian, Aplikasi, dan Cara Membayarnya

Sistem cash and carry dan metode pembayaran kredit harus saling mendukung satu sama lain agar tercipta pasar yang lebih kondusif. Sebagai contoh, jika makin banyak perusahaan atau bisnis yang mengaplikasikan sistem cash and carry, tetapi bank justru makin memperketat regulasi mereka terkait kartu kredit, hal tersebut akan memengaruhi kebiasaan belanja masyarakat.

Konsumen akan lebih berhemat dan berpikir dua kali untuk melakukan transaksi, lebih memilih untuk menabung, serta menunggu selama beberapa bulan terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian dalam jumlah yang besar.

Akan tetapi, bila bank atau lembaga keuangan menerapkan peraturan yang relatif fleksibel terkait kartu kredit atau pinjaman tanpa agunan lainnya, konsumen pun akan lebih mudah melakukan transaksi. 

Sebagai catatan, dari sisi konsumen, keputusan berbelanja secara kredit perlu dipertimbangkan dengan matang agar tidak terjadi kesulitan menyelesaikan pembayaran di kemudian hari.

Contoh Cash and Carry

Contoh cash and carry yang paling dekat dengan kehidupan kita ialah supermarket atau minimarket. Pasar swalayan menerapkan sistem ini untuk semua transaksi dengan pelanggan.

Dilihat dari sisi keuangan personal, cash and carry adalah metode yang berdampak positif bagi individu karena membuat mereka lebih bijak dalam mengeluarkan uangnya. 

Namun, dampaknya bagi perekonomian bisa negatif sebab berisiko menyebabkan penurunan daya beli masyarakat sehingga menurunkan angka produk domestik bruto (PDB) suatu negara.

Ketika transaksi yang dilakukan konsumen kecil, pendapatan bisnis di berbagai industri akan menurun. Akibatnya, angka pengangguran dapat meningkat secara signifikan.

Kabar baiknya, kini bisnis tidak lagi menerapkan sistem jual beli tersebut secara harfiah alias harus dibayar dengan uang tunai. Sebut saja supermarket atau minimarket yang kini menerima berbagai bentuk pembayaran nontunai, termasuk dengan kartu kredit.

Contoh lainnya ialah pembelanjaan secara online. Meskipun transaksi dilakukan secara online dan pembeli tidak benar-benar membawa atau ‘carry’ produk, sistem yang mengharuskan konsumen membayar terlebih dahulu, baru bisa memperoleh barang yang diinginkan tetap termasuk contoh cash and carry.

Kecuali jika transaksi online tersebut dilakukan dengan fitur cash on delivery. Pada sistem cash on delivery (COD), konsumen baru akan membayar barang secara tunai saat menerima barang tersebut di tempat yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli.

Toko atau retailer yang menggunakan sistem cash and carry biasanya tidak menyediakan layanan delivery atau pengiriman karena mereka ingin menerima pembayaran atas barang yang dibeli dengan tunai.

Namun, lagi-lagi hal ini telah berubah. Restoran sebagai salah satu gerai yang selalu menerapkan sistem tersebut, kini banyak yang sudah membuka layanan delivery.

Alasannya dengan kemajuan teknologi yang memungkinkan konsumen membayar melalui dompet digital, layanan delivery pun tetap memungkinkan penjual menerima pembayaran secara langsung.

Kesimpulan

Cash and carry adalah sebuah sistem perdagangan yang terbilang tradisional, tetapi masih diterapkan oleh banyak bisnis sampai hari ini. 

Wajar saja cash and carry banyak dipilih oleh bisnis sebab dengan sistem ini bisnis bisa menerima pembayaran secara langsung. Dengan begitu, tidak ada pendapatan tertahan di luar atau piutang yang memperkecil arus kas bisnis.

Dahulu, cash and carry artinya benar-benar konsumen membayar secara tunai, baru diperbolehkan membawa barang yang mereka inginkan. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi pembayaran nontunai, kini transaksi cash and carry tidak harus selalu dibayarkan dengan uang tunai.

Bahkan, banyak gerai yang menerima pembayaran dengan kartu kredit. Walaupun disebut transaksi kredit, penjual tetap menerima langsung pembayaran dari pihak bank atau lembaga keuangan kok.

Beragam opsi pembayaran tersebut ternyata cukup penting dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Konsumen menyukai gerai yang memberikan berbagai opsi pembayaran. 

Karena itu, pastikan gerai milikmu pun demikian dengan menggunakan aplikasi kasir online yang dapat terhubung dengan aneka opsi pembayaran nontunai, ya!

 

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Frequently Asked Question

Cash and carry adalah sistem jual beli yang dalam praktiknya konsumen harus membayar lunas terlebih dahulu, baru dapat memperoleh barang yang mereka inginkan.
Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
Selamat datang di majoo 👋 Hubungi konsultan kami untuk pertanyaan dan info penawaran menarik
whatsapp logo