Dalam kegiatan bisnis, terdapat lima jenis biaya yang berhubungan dengan proses produksi, yaitu fixed cost (biaya tetap), variable cost (biaya variabel), total cost (biaya total), average cost (biaya rata-rata), dan marginal cost (biaya marginal).
Masing-masing dari jenis biaya tersebut memiliki arti, fungsi dan perhitungan yang berbeda. Di antara semuanya, biaya marginal adalah jenis biaya yang paling penting untuk dipahami untuk memaksimalkan keuntungan. Kali ini kita akan membahas secara lengkap mengenai pengertian biaya marginal, cara menghitung, rumus, dan contohnya.
Pengertian Biaya Marginal
Pengertian biaya marginal adalah biaya yang kamu bayarkan untuk menghasilkan layanan atau unit produk lain di luar yang ingin kamu hasilkan. Contoh sederhananya, kalau kamu berencana untuk memproduksi 10 baju, biaya yang kamu keluarkan untuk memproduksi baju ke-11 adalah biaya marginal.
Dalam dunia bisnis, biaya produksi marjinal biasanya digunakan untuk menentukan tingkat produksi yang optimal. Setelah bisnis kamu memenuhi tingkat produksi tertentu, manfaat dari pembuatan unit tambahan (dan pendapatan yang diperoleh dari item tersebut) akan menurunkan biaya keseluruhan untuk memproduksi lini produk.
Jika biaya produksi tetap dan tidak berubah dengan tambahan biaya, artinya biaya marginal akan menjadi sebuah gambaran tentang perubahan biaya variabel. Biaya marginal biasanya mencakup lebih dari sekedar biaya bahan.
Biaya marginal merupakan hal yang sangat penting terkait dengan tindakan untuk mengambil keputusan bisnis, saat pihak manajemen perusahaan harus dapat memberikan keputusan tentang pengalokasian sumber daya dalam proses produksinya.
Namun, perlu kamu pahami bahwa biaya marginal tidak sama dengan mark up yang biasa diterapkan pada produk. Mark up adalah besaran harga jual kamu yang lebih tinggi daripada jumlah biaya barang yang kamu produksi.
Baca juga: Mark Up adalah Peningkatan Harga. Apa Saja Contoh Mark Up?
Karakteristik Biaya Marginal
Biaya marginal memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan jenis biaya lainnya, yakni:
- Sifatnya tidak tetap.
- Berkaitan erat dengan biaya variabel.
- Biaya marginal bisa berbanding terbalik dengan volume produksi. Bergantung pada situasi.
Fungsi Biaya Marginal
Mengapa pemilik bisnis atau perusahaan perlu melakukan perhitungan biaya marginal? Alasannya adalah karena biaya marginal memiliki beberapa fungsi seperti berikut.
- Sebagai aspek pertimbangan saat mengambil keputusan bisnis yang berhubungan dengan pengalokasian dana dan sumber daya dalam proses produksi.
- Sebagai faktor pendukung dalam penentuan biaya tetap dan biaya variabel.
- Sebagai unsur dalam melakukan analisis kegiatan produksi perusahaan.
Manfaat Biaya Marginal
Dengan melakukan analisis biaya marginal, perusahaan dapat menentukan dan mempertimbangkan berbagai hal dalam kegiatan bisnis produksi perusahaan dengan lebih baik dan matang. Beberapa manfaat lainnya yang bisa diperoleh saat sudah melakukan analisis dan perhitungan biaya marginal adalah:
- Perusahaan mampu menentukan titik pencapaian skala ekonomi perusahaannya. Tujuannya agar perusahaan mampu melakukan proses produksi secara maksimal.
- Memberi gambaran pada perusahaan mengenai kemampuan perusahaan dalam hal peningkatan kuantitas barang atau jasa yang akan diproduksi.
- Membantu perusahaan menilai kinerja dan efisiensi kegiatan operasional yang dilakukan.
Jenis Komponen Biaya Marginal
Jenis komponen biaya marginal adalah semua data yang berkaitan dengan biaya produksi, termasuk dana tetap dan variabel. Dana atau anggaran tetap tidak akan mengalami perubahan seiring dengan penambahan jumlah produk atau peningkatan proses produksi, sementara pengeluaran variabel berada pada kondisi yang berkebalikan dengan biaya tetap.
Jenis biaya ini adalah jumlah tetap dari setiap unit yang dibuat oleh perusahaan. Jadi, bisa dikatakan bahwa saat jumlah produksi mengalami peningkatan, anggaran variabel juga akan meningkat. Sementara, anggaran tetap merupakan biaya yang dikeluarkan dalam jumlah tetap, tidak bergantung pada jumlah atau keluaran.
Contoh Biaya Marginal
Pada dasarnya, contoh biaya marginal tentu tidak sama antara perusahaan satu dan perusahaan lainnya. Biaya marginal berkaitan erat dengan biaya variabel, sehingga contohnya pun tidak jauh berbeda. Berikut beberapa contoh biaya marginal.
- Biaya Bahan Baku. Biaya ini tergolong dalam biaya marginal karena dapat mengalami penurunan meskipun jumlah produksi sedang meningkat.
Biaya Tenaga Kerja. Biaya tenaga kerja juga dapat meningkat atau menurun saat terjadi peningkatan dan penurunan operasional. - Biaya Mesin Produksi. Ketika terjadi peningkatan produksi, ada kalanya biaya untuk mesin malah menurun. Selisih inilah yang akan menjadi perhitungan biaya marginal.
Rumus Biaya Marginal
Sebelum kamu mengetahui cara menghitung biaya marginal, kamu perlu tahu lebih dulu rumus biaya marginal. Menghitung biaya marginal dapat dilakukan dengan:
Rumus biaya marginal:
Biaya marginal = perubahan total biaya / perubahan kuantitas output
atau
MC = ∆TC / ∆Q
Bagaimana Cara Menghitung Biaya Marginal?
Setelah itu, barulah kamu perlu mengetahui bahwa ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk dapat menentukan biaya marginal. Langkah-langkah dan cara menghitung biaya marginal adalah:
Perubahan Kuantitas
Perubahan kuantitas adalah perbedaan antara jumlah unit yang diproduksi di antara proses produksi. Perubahan kuantitas dapat berupa penambahan atau pengurangan.
Untuk menentukan perubahan kuantitas, caranya adalah:
Perubahan Kuantitas = Unit produksi realistis – Produksi perencanaan
Perlu diingat bahwa biaya tetap harus sama dalam semua analisis biaya. Untuk alasan ini, langkah pertama dalam cara menghitung biaya marginal adalah menentukan kapan biaya tetap akan berubah.
Menentukan Perubahan Biaya
Berapa perubahan biaya yang kamu butuhkan untuk persamaan biaya marginal? Setiap tingkat produksi dapat mengalami peningkatan atau penurunan selama periode waktu tertentu. Ini dapat terjadi ketika kamu perlu menghasilkan volume produk lebih banyak atau malah lebih sedikit. Kenaikan atau penurunan biaya produksi selama periode waktu tertentu itulah yang disebut dengan perubahan biaya.
Untuk menghitung total perubahan biaya, caranya adalah:
Perubahan Biaya = Biaya Produksi Batch B – Biaya Produksi Batch A
Harga Biaya Marginal
Penetapan harga biaya marginal adalah kondisi saat perusahaan penjual mengurangi harga barangnya menjadi biaya marginal yang sama. Artinya, biaya marginal dapat diambil untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan biaya yang diperlukan untuk setiap tambahan output.
Untuk dapat melakukan cara menghitung biaya marginal, kamu bisa melakukannya dengan membagi perubahan biaya produksi dengan perubahan jumlah output, dengan kata lain, bisa melakukannya dengan menggunakan rumus biaya marginal yang tadi sudah diberikan.
Baca juga: Benarkah Produksi adalah Faktor Utama dalam Bisnis?
Contoh Soal Cara Menghitung Biaya Marginal
Berikut contoh soal cara menghitung biaya marginal beserta dengan penjelasannya, agar kamu lebih mudah memahami perhitungan dan analisisnya.
Contoh Soal:
Perusahaan PT. Bahagia Sejahtera mengeluarkan biaya sebanyak Rp400 juta untuk menghasilkan 1000 unit meja. Pada saat jumlah produksi sudah mencapai 2000 unit, perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp600 juta untuk memproduksinya. Berapakah jumlah biaya marginal pada produksi meja tersebut?
Jawaban:
Diketahui:
∆TC = Rp. 600 juta – Rp. 400 juta
∆TC = Rp. 200 juta
∆Q = 2000 unit – 1000 unit
∆Q = 1000 unit
Penyelesaian:
MC = ∆TC / ∆Q
MC = Rp. 200.000.000 / 1000 unit
MC = Rp. 200.000 per unit
Jadi, didapatkan biaya marginal produksi meja tersebut sebesar Rp200.000. Artinya adalah total biaya meningkat sebesar Rp200.000 dengan produksi satu unit meja.
Contoh Tabel Biaya Marginal
Berikut salah satu contoh tabel biaya marginal dalam perhitungannya.
Contoh Kurva Biaya Marginal
Selain dicatat dengan tabel, biaya marginal juga biasanya ditampilkan melalui kurva. Kurva biaya marginal (marginal cost curve) merupakan representasi grafis dari biaya marjinal yang dialami oleh produsen pada tingkat produksi yang berbeda. Kurva biaya marginal biasanya berbentuk U.
Inilah salah satu contoh kurva biaya marginal.
Mengapa Biaya Marginal Sangat Penting dalam Bisnis?
Biaya marginal penting dalam bisnis karena dapat membantu memaksimalkan keuntungan. Ketika biaya marginal sama dengan pendapatan marginal, kita memiliki yang dikenal sebagai ‘maksimalisasi keuntungan’.
Di sinilah, biaya untuk menghasilkan barang tambahan, persis sama dengan apa yang diperoleh perusahaan dari menjualnya. Dengan kata lain, pada saat itu, perusahaan tidak lagi menghasilkan uang.
Biaya marginal penting bagi bisnis ketika mereka melakukan analisis keuangan karena beberapa alasan berikut:
- Dapat membantu memusatkan sumber daya, saat kelebihan pendapatan marginal atas biaya marginal berada pada titik tertinggi
- Memungkinkan adanya peningkatan dan penurunan biaya produksi.
- Bisa membantu perusahaan melakukan evaluasi besaran biaya yang mereka bayarkan untuk memproduksi lebih banyak barang
- Membantu menentukan waktu yang tepat bagi perusahaan untuk dapat mencapai keunggulan biaya, melalui produksi yang lebih efisien untuk mengoptimalkan operasi secara keseluruhan
- Dapat mengurangi biaya keseluruhan pembuatan lini produk
- Dapat dijadikan indikator yang menunjukkan apakah perusahaan harus melanjutkan produksi tambahan atau menaikkan harga tergantung pada kerugian yang terjadi
Dengan adanya perhitungan dan analisis biaya marginal, secara otomatis bisa membantu pihak manajemen perusahaan untuk membuat keputusan terbaik bagi perusahaan, bisa juga memanfaatkan sumber dayanya dengan cara yang lebih baik dan menguntungkan seperti peningkatan kuantitas laba jika harganya lebih tinggi dari biaya ini.
Baca juga: Biaya Operasional adalah: Pengertian, Jenis, Cara Menghitung
Perbandingan Pendapatan Marginal dan Biaya Marginal
Saat kamu melakukan penyesuaian pendapatan marginal, secara otomatis biayanya juga dapat berubah, yang dapat memengaruhi tingkat produksi optimal. Sebagai pebisnis, kamu perlu tahu perbandingan pendapatan marginal dan biaya marginal. Kenapa? Karena dengan begitu, kamu akan sangat terbantu dalam kaitannya dua perhitungan tersebut.
Perbandingan pendapatan marginal dan biaya marginal adalah:
- Jika biaya marginal dan pendapatan marjinal sama, artinya bisnis yang kamu jalankan telah mencapai tingkat produksi yang optimal. Pada tingkat ini, efisiensi telah mencapai puncaknya, dan kamu juga telah memaksimalkan keuntungan.
- Jika ternyata pendapatan marginal lebih tinggi dari biaya marginal, artinya perusahaan atau bisnis yang kamu jalankan harus menaikkan tingkat produksi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan menghasilkan lebih banyak keuntungan secara keseluruhan.
- Jika biaya marginal lebih tinggi dari pendapatan marginal, bisnis yang kamu jalankan harus menurunkan tingkat produksi untuk mengurangi kerugian laba.
Kesimpulan
Biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan untuk dapat memproduksi setiap unit produk komersial yang dapat diproduksinya. Cara menghitung biaya marginal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus biaya marginal, yaitu perubahan biaya dibagi perubahan kuantitas.
Biaya marginal dapat membantu pemilik bisnis dalam menemukan tingkat produksi yang ideal untuk bisnis yang sedang dijalankan. Kamu juga dapat menggunakannya untuk menemukan keseimbangan antara seberapa cepat kamu harus berproduksi dan berapa banyak produksi yang terlalu rendah untuk membantu pertumbuhan.
Jika ternyata kamu adalah seorang pemilik bisnis atau perusahaan yang masih bingung dan mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan dan pencatatan biaya marginal dalam bisnis secara manual, kamu bisa menggunakan aplikasi keuangan seperti majoo yang disertai dengan berbagai fitur bisnis lengkap. Percayalah, kebingunganmu akan sirna dengan bantuan operasional bisnis dari majoo! Ingin bisnis maju, ya pakai majoo!