Dalam menjalankan bisnis, seringkali fokus pelaku bisnis tertuju pada biaya produksi yang terkait langsung dengan barang atau jasa yang dihasilkan. Padahal sebenarnya ada biaya yang terkadang terlupakan namun memiliki dampak besar dalam kelangsungan bisnis, yaitu biaya non produksi. Biaya non produksi adalah segala hal di luar biaya langsung yang terkait dengan proses produksi barang atau jasa.
Sebagai pebisnis sangat penting memahami konsep biaya non produksi ini dengan baik. Meskipun tidak terlihat langsung dalam neraca keuangan, biaya ini bisa menjadi beban besar bagi bisnis atau perusahaan dan menggerus profitabilitasnya secara perlahan namun pasti.
Baca Juga: Biaya Overhead Pabrik: Pengertian dan Cara Menghitungnya
Pengertian Biaya Non Produksi
Jadi, sebenarnya apa yang dimaksud biaya non produksi? Biaya non produksi adalah biaya yang tidak langsung terkait dengan proses produksi barang atau jasa, namun tetap diperlukan untuk menjalankan bisnis dengan lancar.
Biaya ini bisa termasuk dalam berbagai aspek operasional dan manajerial dari sebuah perusahaan. Meskipun tidak secara langsung berkaitan dengan proses produksi, biaya ini tetaplah penting karena tanpanya, bisnis atau perusahaan yang kamu jalankan mungkin tidak dapat beroperasi secara efisien atau bahkan tidak dapat beroperasi sama sekali.
Bisa dibilang bahwa dalam era persaingan bisnis yang semakin ketat, memahami dan mengelola biaya non produksi merupakan keharusan. Dengan mengidentifikasi sumber-sumber biaya non produksi dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya, kamu dapat meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta mengoptimalkan profitabilitas bisnis.
Baca Juga: Biaya Komersial Adalah Biaya Penting dalam Bisnis, Apa Itu?
Contoh Biaya Non Produksi
Tadi sudah diuraikan bahwa biaya non produksi adalah jenis biaya yang tidak berkaitan dengan proses produksi suatu produk. Jadi, akan lebih mudah dalam menggolongkan apa sajakah yang termasuk biaya non produksi.
Beberapa contoh biaya non produksi antara lain:
1. Biaya Persediaan
Termasuk biaya penyimpanan barang jadi atau bahan baku yang belum diproses. Biaya penyimpanan meliputi penyewaan gudang, biaya asuransi, depresiasi fasilitas penyimpanan, dan lain sebagainya.
2. Biaya Kualitas
Biaya kualitas adalah jenis biaya yang timbul akibat cacat atau kegagalan dalam produk atau layanan. Termasuk biaya inspeksi, pengujian, pemrosesan ulang, dan klaim garansi.
3. Biaya Overhead
Termasuk biaya-biaya seperti sewa gedung, utilitas (listrik, air, gas), dan biaya pemeliharaan bangunan. Meskipun tidak terkait langsung dengan produksi barang atau jasa, biaya overhead diperlukan untuk menjaga fasilitas dan lingkungan kerja yang sesuai.
4. Biaya Administrasi
Meliputi gaji staf administrasi, biaya perlengkapan kantor, perangkat lunak, dan biaya keuangan seperti pembayaran bunga pinjaman. Biaya administrasi biasanya diperlukan untuk menjalankan fungsi administratif dan manajerial perusahaan.
5. Biaya Pemasaran dan Penjualan
Biaya untuk promosi, iklan, serta gaji dan komisi tenaga penjualan termasuk dalam contoh biaya non produksi. Meskipun tidak langsung terkait dengan produksi, upaya pemasaran dan penjualan sangat penting untuk memasarkan produk atau jasa kepada konsumen.
6. Biaya Penelitian dan Pengembangan
Meliputi biaya pengeluaran untuk riset produk baru, pengembangan teknologi, dan inovasi. Meskipun tidak menghasilkan produk secara langsung, investasi dalam penelitian dan pengembangan penting untuk menjaga daya saing dan relevansi bisnis di pasar.
7. Biaya Penyusutan
Ini adalah alokasi biaya aset tetap seperti peralatan, mesin, dan kendaraan selama masa manfaatnya. Biaya penyusutan membantu menyeimbangkan pengeluaran perusahaan selama jangka waktu tertentu dan memperhitungkan depresiasi nilai aset.
Baca Juga: Biaya Produksi: Pengertian, Jenis, Rumus, dan Unsur
Bagaimana Biaya Non Produksi Memengaruhi Penentuan Harga?
Meskipun biaya non produksi tidak secara langsung terkait dengan produksi barang atau jasa, mereka masih berperan penting dalam menentukan harga akhir produk atau jasa. Dalam menentukan harga, bisnis atau perusahaan perlu memperhitungkan semua biaya operasional, termasuk biaya non produksi. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa harga jual mencakup semua pengeluaran dan masih menghasilkan keuntungan yang diinginkan.
Misalnya, ketika menetapkan harga, perusahaan harus memperhitungkan biaya overhead, biaya pemasaran, dan biaya administrasi untuk menentukan margin keuntungan yang diinginkan. Jika biaya non produksi meningkat, kamu sebagai pemilik bisnis mungkin perlu menyesuaikan harga jual agar tetap menguntungkan.
Inilah beberapa penjelasan singkat pengaruh biaya non produksi untuk menentukan harga:
1. Penentuan Marginal Cost
Biaya non produksi, seperti biaya distribusi atau biaya layanan pelanggan, dapat ditambahkan ke biaya produksi untuk menghitung biaya total (termasuk biaya non produksi) yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk tambahan.
Dengan begitu, kamu dapat menentukan harga jual minimal yang akan menutupi semua biaya produksi dan non produksi. Selain itu juga akan memberikan keuntungan yang diinginkan.
2. Peningkatan Kualitas dan Layanan
Biaya non produksi yang terkait dengan peningkatan kualitas atau layanan, seperti biaya pengujian produk tambahan atau biaya pelatihan karyawan untuk meningkatkan layanan pelanggan, dapat meningkatkan nilai produk dalam persepsi konsumen. Sehingga dapat menetapkan harga yang lebih tinggi untuk produk atau layanan, sesuai dengan nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan.
3. Dampak Reputasi
Biaya non produksi yang berhubungan dengan layanan pelanggan atau keterlambatan pengiriman dapat memiliki dampak langsung pada reputasi bisnis di mata pelanggan. Keterlambatan memenuhi kebutuhan pelanggan atau masalah kualitas dapat mengakibatkan kerugian reputasi yang dapat berdampak negatif pada penjualan dan loyalitas pelanggan.
4. Strategi Kompetitif
Pengaruh biaya non produksi untuk menentukan harga juga akan berdampak pada strategi harga yang diadopsi oleh bisnis dalam konteks persaingan. Jika suatu bisnis dapat mengelola biaya non produksi secara lebih efisien daripada pesaingnya, besar kemungkinan dapat menetapkan harga yang lebih rendah untuk produk atau layanan yang diberikan. Secara otomatis akan memberikan mereka keunggulan kompetitif.
Contoh Anggaran Biaya Non Produksi
Membuat anggaran untuk biaya non produksi adalah langkah penting dalam pengelolaan keuangan bisnis. Dengan mengalokasikan dana yang cukup untuk setiap aspek biaya non produksi, kamu dapat memastikan bahwa operasional bisnis berjalan lancar tanpa kekurangan dana.
Berikut adalah contoh anggaran biaya non produksi yang diterapkan dalam bisnis:
1. Biaya Persediaan:
Biaya penyimpanan gudang: Rp5.000.000/bulan
Biaya asuransi persediaan: Rp2.500.000/bulan
Biaya depresiasi fasilitas penyimpanan: Rp1.500.000/bulan
Total biaya persediaan: Rp9.000.000/bulan
2. Biaya Kualitas:
Biaya pengujian produk: Rp7.000.000/bulan
Biaya pemrosesan ulang produk cacat: Rp4.500.000/bulan
Total biaya kualitas: Rp11.500.000/bulan
3. Biaya Waktu Tidak Produktif:
Biaya waktu down time mesin: Rp3.600.000/bulan
Biaya waktu tunggu antar proses produksi: Rp2.400.000/bulan
Total biaya waktu tidak produktif: Rp6.000.000/bulan
4. Biaya Distribusi dan Pengiriman:
Biaya pengemasan: Rp1.200.000/bulan
Biaya pengiriman: Rp4.000.000/bulan
Total biaya distribusi dan pengiriman: Rp5.200.000/bulan
5. Biaya Layanan Pelanggan:
Biaya pusat panggilan (call center): Rp3.500.000/bulan
Biaya klaim garansi: Rp2.000.000/bulan
Total biaya layanan pelanggan: Rp5.500.000/bulan
6. Biaya Pengembalian Barang:
Biaya restocking: Rp1.800.000/bulan
Biaya penggantian produk: Rp1.000.000/bulan
Total biaya pengembalian barang: Rp2.800.000/bulan
Dari contoh anggaran biaya non produksi tersebut, bisa kamu lihat bahwa total biaya non produksi adalah Rp 39.000.000 per bulan untuk bisnis menengah. Dengan memahami dan mengelola dengan efisien biaya non produksi ini, kamu dapat meningkatkan profitabilitas dan mengoptimalkan kinerja operasional bisnis.
Kesimpulan
Biaya non produksi adalah salah satu aspek keuangan bisnis yang mungkin terkadang terabaikan. Padahal mereka memainkan peran yang sangat penting dalam kelangsungan bisnis.
Dari biaya overhead hingga biaya pemasaran, pengeluaran ini diperlukan untuk menjalankan operasi perusahaan dengan lancar. Dengan memahami, mengidentifikasi, dan mengelola biaya non produksi dengan baik, pemilik bisnis dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka dan memastikan kelangsungan bisnis jangka panjang.
Penggunaan aplikasi keuangan dapat menjadi solusi yang efektif dalam mengelola biaya non produksi. Aplikasi keuangan majoo menawarkan berbagai fitur yang dapat membantu kamu dalam mengidentifikasi, melacak, dan menganalisis berbagai jenis biaya non produksi.
Dengan menggunakan aplikasi keuangan majoo, kamu dapat dengan mudah memantau anggaran biaya non produksi. Termasuk mengidentifikasi sumber-sumber pemborosan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengurangi biaya-biaya tersebut.
Jadi, penggunaan aplikasi keuangan tidak hanya membantu bisnis dalam mengelola biaya non produksi saat ini. Tetapi juga mempersiapkan untuk menghadapi tantangan di masa depan dan mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Kamu ingin perhitungan biaya non produksi bisnismu selalu akurat dan real time? Berarti sudah waktunya pakai majoo! Daftar sekarang!
Sumber:
https://hargakatalog.id/biaya-non-produksi
https://scaleocean.com/blog/industri/contoh-biaya-non-produksi