Jika kamu bekerja di bagian manajemen dan keuangan, capital structure tentu tidak menjadi istilah yang asing di telinga. Ya, capital structure atau struktur modal adalah jumlah utang dan atau ekuitas yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai aktivitas operasional dan pembelian aset perusahaan. Dengan kata lain, capital structure digunakan sebagai alat bagi manajemen dalam mempertimbangkan dan menentukan pendanaan jangka panjang perusahaan.
Dengan demikian, tidak heran jika capital structure memiliki pengaruh langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Pengaturan modal yang baik dapat membantu perusahaan mengembangkan bisnisnya. Nah, sebelum melangkah lebih jauh, tidak ada salahnya untuk mengingat kembali pengertian capital structure, analisis capital structure, dan contoh capital structure. Selain itu, temukan pula jawaban dari pertanyaan “capital structure terdiri dari apa saja?” selengkapnya pada pembahasan di bawah ini.
Apa yang Dimaksud dengan Capital Structure?
Menurut ahli keuangan I. M. Pandey, capital structure atau struktur modal mengacu pada campuran sumber dana jangka panjang, seperti surat utang, utang jangka panjang, modal saham preferensi dan modal saham ekuitas termasuk cadangan dan surplus. Sementara itu, ahli keuangan John J. Hampton menyatakan bahwa capital structure adalah kombinasi dari efek utang dan ekuitas yang terdiri dari pembiayaan aset perusahaan. Pengertian lainnya, capital structure adalah perimbangan atau perbandingan antara modal sendiri dengan modal asing.
Dalam pengertian ini, modal sendiri adalah ditahan dan kepemilikan perusahaan, sedangkan modal asing berupa utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
Pengelolaan capital structure bertujuan untuk memadukan sumber-sumber dana permanen yang digunakan untuk kegiatan operasional, yang akan memaksimalkan nilai perusahaan. Tidak hanya itu, pengaturan modal ini memiliki fungsi untuk perusahaan antara lain sebagai berikut:
-
Memaksimalkan Pengembalian
Pengaturan moal yang dirancang dengan baik memberikan ruang lingkup untuk meningkatkan laba per saham sehingga dapat memaksimalkan pengembalian bagi pemegang saham ekuitas dan memulihkan biaya pinjaman.
-
Mengurangi Risiko Finansial
Struktur yang benar dapat menyeimbangkan utang dan ekuitas bisnis. Dengan demikian, dapat membantu perusahaan untuk mengelola dan mengurangi risiko keuangan.
-
Meminimalkan Biaya Modal
Capital structure dapat menyediakan perencanaan modal utang jangka panjang untuk perusahaan secara strategis. Dengan demikian, dapat membantu meminimalkan biaya modal.
-
Mengoptimalkan Pemanfaatan Dana
Pengaturan modal yang baik dan tersusun secara sistematis membantu perusahaan dalam menghasilkan output yang optimal dari dana yang tersedia.
-
Membantu Perencanaan Pajak Perusahaan
Bagi perusahaan yang memilih dana utang, pengaturan modal yang baik dapat membantu pengurangan pajak manfaat dan tabungan sehingga mengurangi biaya pinjaman.
-
Fleksibilitas
Capital structure yang baik dapat memfasilitasi ekspansi atau kontraksi modal utang agar sesuai dengan strategi dan kondisi perusahaan.
-
Solvabilitas
Pengelolaan struktur yang baik dapat membantu menjaga likuiditas perusahaan karena modal utang yang tidak direncanakan dapat menyebabkan beban pembayaran bunga, yang dapat mengurangi kas perusahaan.
-
Meningkatkan Nilai Perusahaan
Capital structure yang sehat dapat menarik perhatian investor untuk menanamkan saham di suatu perusahaan. Dengan demikian, dapat meningkatkan nilai pasar dari saham dan sekuritas perusahaan.
Selain capital structure atau struktur modal, terdapat pula istilah struktur keuangan dan struktur aset. Perlu diketahui bahwa ketiganya memiliki pengertian yang berbeda. Menurut Sartono (2004:238), struktur keuangan adalah cara perusahaan membiayai aktivanya, yaitu dengan utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan modal pemegang saham sehingga seluruh sisi kanan neraca memperlihatkan struktur keuangan.
Struktur keuangan mengacu pada kekayaan bersih atau ekuitas pemilik dan semua kewajiban, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sementara itu, capital structure mengacu pada proporsi utang jangka panjang dan ekuitas dalam total capital structure. Di sisi lain, struktur aset atau struktur kekayaan adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif, antara aktiva lancar dengan aktiva tetap (Riyanto, 2011).
Baca juga: Capex adalah: Definisi, Fungsi, dan Contohnya
Capital Structure Terdiri dari Apa Saja?
Terdapat beberapa beberapa faktor yang memengaruhi capital structure yang perlu diketahui antara lain sebagai berikut:
-
Struktur Aktiva (Tangibility)
Menurut Weston dan Brigham, struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. Lalu, ada pula menurut Syamsudin bahwa struktur aktiva adalah penentuan besar alokasi dana untuk tiap-tiap komponen aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar. Umumnya, perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan modal dari modal permanen yang berarti modal sendiri. Sedangkan utang adalah bersifat pelengkap. Perusahaan dengan aktiva yang semakin besar, terutama aktiva lancar, akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.
-
Growth Opportunity
Growth opportunity adalah peluang perusahaan tumbuh di masa depan. Namun menurut Kartini dan Arianto (2008), growth opportunity adalah perubahan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan.
-
Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Perusahaan besar cenderung melakukan diversifikasi atau keanekaragaman produk, serta menentukan lokasi untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Karena itu, perusahaan akan lebih siap menghadapi krisis karena ukurannya yang besar. Sementara perusahaan kecil sulit untuk melakukan hal ini sehingga menyebabkannya lebih rentan bangkrut.
-
Profitabilitas
Perusahaan dengan profit yang tinggi umumnya memiliki dana internal lebih banyak. Artinya, perusahaan memiliki utang lebih rendah karena dana internal yang cukup. Hal ini dapat memengaruhi penataan modal.
-
Risiko Bisnis
Faktor ini dapat menjadi salah satu alasan perusahaan mengalami kesulitan untuk pendanaan eksternal, yang akan memberikan pengaruh negatif kepada penggunaan aset atau dana perusahaan.
Baca juga: Net Income adalah: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Cara Menemukan Capital Structure yang Optimal
Untuk menemukan capital structure yang optimal, secara umum manajer menggunakan formulasi biaya modal rata-rata tertimbang. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang atau Weighted Average Cost of Capital (WACC) adalah formulasi yang umum dikenal dalam manajemen keuangan. Jika dijelaskan secara singkat, WACC dihasilkan dari proporsi penyesuaian tingkat utang dan modal dengan pertimbangan risiko keuangan seminimal mungkin. Namun dalam praktek riilnya, WACC bukan satu-satunya formulasi yang digunakan oleh manajemen dalam menentukan keputusan capital structure yang optimal.
Manajemen terkadang menggunakan strategi atau teori lain yang didasarkan pada insting mereka dalam menentukan optimalnya. Dalam menentukan capital structure, secara umum manajer menggunakan dua istilah berikut ini:
-
Low Leverage
Proporsi utang lebih rendah daripada proporsi ekuitas dalam capital structure. Sebagai contoh jika perusahaan memiliki total aset Rp1.000.000, manajer akan mengatur jumlah utang sejumlah Rp300.000 dan ekuitas sejumlah Rp700.000.
-
High Leverage
Sebaliknya, proporsi utang lebih tinggi daripada proporsi ekuitas dalam capital structure. Dengan contoh yang sama, mungkin manajer akan mengatur jumlah utang sebesar Rp800.000 dan ekuitas sejumlah Rp200.000.
Baca juga: Gross Merchandise Value (GMV) adalah: Contoh, Rumus, Manfaat
Contoh Capital Structure Secara Umum
Penerapan capital structure dapat bervariasi dan bersifat dinamis sesuai masing-masing jenis industri. Sebagai contoh industri pertambangan sering tidak cocok dengan capital structures high leverage. Hal Ini disebabkan oleh profil arus kas yang tidak dapat diprediksi dan ada terlalu banyak ketidakpastian mengenai kemampuan untuk membayar utang, sedangkan kreditur cenderung tidak mau mengambil risiko tinggi ketika hendak meminjamkan uangnya kepada perusahaan.
Sebaliknya, jenis industri seperti perbankan dan asuransi menggunakan capital structure high leverage, sebab model bisnis mereka memang membutuhkan banyak pendanaan berupa utang dari para nasabah. Butuh riset mendalam dalam menentukan capital structure yang optimal pada setiap jenis perusahaan.
Bagaimanapun perusahaan harus menemukan suatu struktur yang tidak merugikan baik pihak investor, kreditur, dan perusahaan itu sendiri. Manajer harus mengetahui faktor-faktor internal maupun eksternal yang dapat memengaruhi keputusan. Profitabilitas, ukuran perusahaan, tangibilitas aset, dan rasio-rasio terkait arus kas menjadi faktor penting dalam menentukan capital structure.
Penutup
Capital structure atau struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal ditahan dan kepemilikan perusahaan dengan modal asing yang berupa utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Pengelolaan capital structure bertujuan untuk memadukan sumber-sumber dana permanen yang digunakan untuk kegiatan operasional, yang akan memaksimalkan nilai perusahaan.
Dengan kata lain, pengelolaan capital structure yang baik menandakan perusahaan berada dalam pengelolaan keuangan yang baik. Kondisi finansial terjaga aman sehingga perusahaan terhindar dari kerugian yang dapat mendatangkan masalah. Untuk memudahkan pengelolaan struktur modal, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan proses bisnis dengan menggunakan aplikasi seperti majoo yang siap menjadi pilihan yang tepat.
Dengan berlangganan majoo, kamu bisa memanfaatkan fitur yang ditawarkan untuk mendukung kemajuan bisnismu. Tidak perlu khawatir, majoo selalu setia menemani langkahmu dalam bekerja dan membangun bisnis, terutama untuk urusan partner pembayaran. Tunggu apa lagi? Saatnya berlangganan sekarang!