Mengetahui cara menghitung marginal revenue merupakan salah satu kualitas yang perlu dimiliki oleh seorang pelaku usaha, terlebih jika mampu menerapkan hasil perhitungan tersebut ke dalam strategi bisnis yang tengah disusun. Namun, harus kita akui bahwa banyak pula pelaku usaha yang memang tidak berasal dari bidang keilmuan akuntansi.
Jika kamu termasuk salah satunya, tentunya istilah marginal revenue sendiri pun masih menjadi sesuatu yang tidak familier di telingamu, kan? Tenang saja, tidak perlu khawatir karena setelah ini kita akan langsung membahas serba-serbi seputar jenis pendapatan yang satu ini.
Mulai dari pengertiannya, perbedaannya dengan total revenue, contoh-contohnya, manfaatnya dan terutama tentu saja bagaimana cara menghitungnya, termasuk menerapkan rumus yang dibutuhkan untuk mengetahui nilai marginal revenue. Yuk, langsung saja simak penjabarannya berikut!
Baca Juga: Revenue Sharing adalah Kunci Kerja Sama Bisnis. Kok Bisa?
Apa yang Dimaksud dengan Marginal Revenue
Dapat diterjemahkan secara bebas menjadi pendapatan marjinal, marginal revenue merupakan nilai peningkatan atau penurunan pendapatan bisnis yang didapatkan dari penjualan unit produk penjualan atau dari pengurangan unit penjualan tersebut.
Seperti yang kita ketahui, apabila kita menambah atau mengurangi unit penjualan, tentu pendapatan bisnis yang nantinya akan kita terima pun bertambah dan nilai pertambahannya ini belum tentu sesuai dengan harga jual per unit karena kita juga perlu memperhitungkan biaya produksi serta pemasaran yang membebaninya.
Nah, untuk mengetahui nilai pertambahan atau pengurangan pendapatan ini, pelaku usaha bisa menggunakan pendapatan marjinal. Dengan demikian, strategi bisnis seperti rencana pemasaran dan penjualan yang tepat pun bisa dengan mudah dibuat, kan?
Selain dari unit penjualan itu sendiri, besarnya nilai marginal revenue juga kerap dipengaruhi oleh sejumlah aspek lainnya seperti diskon pembelian bahan baku dalam jumlah yang lebih besar, biaya pemasaran, ketersediaan tenaga kerja yang lebih terjangkau, maupun perbedaan biaya variabel yang akan mengikuti skala ekonomi yang digunakan.
Perbedaan dengan Total Revenue
Sekalipun mirip, jangan menyamakan pendapatan marjinal dengan pendapatan total atau total revenue. Karena pada pendapatan marjinal kerap disebut juga sebagai pendapatan per unit, biasanya pendapatan ini nilainya akan lebih kecil jika dibandingkan dengan pendapatan total.
Selain itu, penggunaannya pun berbeda antara pendapatan marjinal dan juga pendapatan total. Secara umum, pendapatan total kerap digunakan untuk mengetahui performa bisnis secara keseluruhan, mengingat pendapatan total ini merujuk pada besarnya nilai penjualan yang berhasil dilakukan dalam sebuah periode pencatatan keuangan.
Pendapatan marjinal tak dapat digunakan untuk mengetahui performa bisnis, baik secara keseluruhan. Pasalnya, pendapatan marjinal hanya bisa menunjukkan besarnya pendapatan apabila unit penjualan diubah dari periode sebelumnya. Oleh karena itulah, marginal revenue lebih tepat digunakan dalam menyusun strategi bisnis, khususnya terkait penganggaran dan perencanaan suatu siklus penjualan.
Mengenal Contoh Marginal Revenue
Salah satu contoh marginal revenue yang tepat untuk dipelajari lebih lanjut adalah ketika pelaku usaha memutuskan untuk mengubah jumlah unit penjualan sehingga berbeda dari jumlah unit penjualan pada periode sebelumnya.
Dengan menghitung pendapatan marjinal, pelaku usaha dapat mengetahui apakah dengan, misalnya saja, menambah unit penjualan, keuntungan yang didapatkan bisa lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah unit penjualan pada periode sebelumnya.
Misalnya saja dengan menambah jumlah unit penjualan, tetapi tanpa mengubah harga jualnya, apakah keuntungan yang didapatkan dari penjualan per unit akan mampu menutup bertambahnya ongkos produksi untuk menambah jumlah unit penjualan tersebut.
Bukan tidak mungkin, lho, pendapatan yang diterima dari penjualan per unit akan lebih kecil ketika unit penjualan ditambah. Situasi ini bisa terjadi ketika biaya produksi maupun pemasaran yang dibutuhkan untuk menambah unit penjualan ternyata lebih besar jika dibandingkan dengan pemasukan yang diterima dari penjualan tersebut.
Sebaliknya, bisa jadi pendapatan per unit justru lebih besar jika unit penjualan dikurangi jika dapat menghemat ongkos produksi maupun pemasaran ketika unit penjualan yang dipasarkan lebih kecil jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Dari contoh marginal revenue pada kasus tersebut, pelaku usaha dapat membuat proyeksi yang baik terkait performa bisnisnya dan memutuskan apakah penambahan unit penjualan memang perlu dilakukan, atau justru sebaliknya, pengurangan unit penjualan berikut dengan setiap beban biaya yang mengikutinya justru bisa lebih menguntungkan.
Baca Juga: Revenue Adalah Pendapatan, Apa Bedanya dengan Income?
Pentingnya Tahu Cara Menghitung Marginal Revenue
Ada banyak sekali keuntungan yang bisa didapatkan oleh pelaku usaha yang mengetahui cara menghitung marginal revenue. Membuat strategi bisnis yang lebih baik terkait penambahan atau pengurangan unit penjualan, seperti yang telah dijabarkan di atas, misalnya saja, bisa menjadi salah satunya.
Selain itu, dengan mengetahui nilai pendapatan marjinal, pelaku usaha juga dapat lebih mudah menentukan harga jual untuk setiap unit penjualan yang dimilikinya. Ketika digabungkan dengan hasil analisis terhadap permintaan pasar atau minat konsumen, informasi ini akan menjadi sangat penting sekali.
Sebagai contoh, apabila kita mengetahui bahwa pendapatan marjinal yang dihasilkan suatu produk ternyata jauh lebih besar dibandingkan biaya untuk mengadakannya, padahal minat pasar terhadap produk tersebut bisa dibilang cukup tinggi, pelaku usaha dapat menurunkan harganya ke batas yang diizinkan untuk memastikan produk tersebut bisa lebih dilirik oleh pelanggan dibanding produk serupa yang dikeluarkan oleh kompetitor.
Situasi yang sebaliknya juga bisa terjadi, ketika diketahui pendapatan marjinal untuk sebuah unit penjualan ternyata lebih kecil jika dibandingkan dengan beban biaya yang ada, pelaku usaha pun dapat memutuskan untuk menaikkan harga jual agar pendapatan yang diterima bisa tetap dapat memastikan keberlanjutan bisnis. Jadi, mengetahui cara menghitung marginal revenue merupakan sesuatu yang sangat penting sekali, ya, dalam menjalankan pengelolaan bisnis.
Bagaimana Cara Mencari Marginal Revenue
Tertarik untuk mulai memperhatikan besarnya pendapatan marjinal yang dimiliki, tetapi bingung bagaimana cara mencari marginal revenue? Tenang, tidak sulit, kok! Namun, sebelum memulai, pastikan juga untuk tahu terlebih dahulu bagaimana cara mencari nilai total revenue.
Seperti yang sudah sempat dibahas, pendapatan marjinal merupakan besarnya peningkatan atau pendapatan bisnis berdasarkan perubahan unit penjualan yang dipasarkan. Oleh karena itu, besarnya pendapatan total harus diketahui terlebih dahulu agar hasil penghitungan yang dilakukan bisa lebih tepat.
Secara singkat, cara mencari marginal revenue bisa dilakukan dengan mencari selisih antara pendapatan total pada periode ini dengan periode sebelumnya. Selain itu, kita perlu mencatat pula banyaknya unit penjualan yang ditambah atau dikurangi pada periode berjalan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Setelahnya, kita cukup membagi selisih pendapatan total yang sudah didapatkan dengan selisih jumlah unit penjualan, dan marginal revenue pun sudah bisa didapatkan. Mudah, kan? Jika masih kebingungan, coba gunakan rumus yang umum dipakai untuk menemukan nilai pendapatan marjinal berikut.
Menerapkan Rumus Marginal Revenue
Tak perlu takut terlebih dahulu, rumus marginal revenue bisa dibilang cukup mudah, kok! Agar lebih jelas, coba perhatikan formula berikut:
Dalam rumus di atas, kita dapat melihat bahwa MR atau marginal revenue bisa didapatkan dengan membagi selisih total revenue atau TR dengan selisih quantity atau jumlah unit yang dijual.
Nah, nilai yang dihasilkan dari penghitungan rumus marginal revenue di atas adalah besarnya peningkatan atau penurunan pendapatan yang dihasilkan dengan mengubah jumlah unit penjualan per unitnya. Dengan kata lain, misalnya saja kita mendapatkan nilai pendapatan marjinal adalah Rp10.000, artinya setiap satu unit penjualan tambahan, kita akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp10.000.
Apabila nilai yang didapatkan dalam penghitungan tersebut nilainya minus, artinya alih-alih mendapatkan keuntungan, untuk setiap satu unit penjualan tambahan, bisnis kita mengalami kerugian sebesar Rp10.000.
Baca Juga: Memahami Total Revenue adalah Kunci! Mengapa Demikian?!
Nah, nilai positif atau minus ini perlu dijadikan catatan penting, khususnya ketika mencari selisih total revenue dan juga selisih jumlah unit penjualan yang dimasukkan dalam rumus marginal revenue. Pastikan jika selisih total revenue dilakukan dengan mengurangi pendapatan pada periode sebelumnya dengan pendapatan periode berjalan, selisih jumlah sebelumnya juga dilakukan dengan mengurangi unit pada periode sebelumnya dengan periode berjalan.
Tentu pencatatan keuangan secara rapi diperlukan untuk mendapatkan hasil yang akurat, oleh karena itu, gunakan aplikasi majoo yang sudah dilengkapi dengan pencatatan keuangan yang andal, sehingga seluruh transaksi dapat dicatat secara tepat, akurat, dan otomatis.