Mengelola persediaan barang, bagi kamu yang menjalankan usaha dagang, merupakan faktor penting dalam kelancaran bisnismu. Kamu tidak hanya harus memastikan alur pasokan barang, tetapi juga memastikan barang tersebut selalu tersedia untuk dijual. Oleh karena itu, penting bagi pengusaha dagang untuk mengetahui cara menghitung safety stock.
Nah, apa itu sebenarnya safety stock? Mengapa perhitungan safety stock penting dalam usaha dagang? Dan bagaimana cara menghitung safety stock agar usaha dagang tetap lancar?
Simak baik-baik artikel ini sampai selesai, ya!
Safety Stock: Pengertian dan Pentingnya dalam Usaha Dagang
Barang yang kita perdagangkan tidak serta merta muncul di gudang persediaan, bukan? Ada alur perjalanan yang harus dilewati oleh barang tersebut, mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi, proses pemesanan, pengiriman, inventarisasi, sampai kemudian barang tersebut siap untuk dijual.
Setiap tahapan proses ini memerlukan waktunya masing-masing, dan akan selalu ada faktor eksternal yang menyebabkan penundaan atau keterlambatan. Tidak hanya itu; ada kalanya suatu barang tertentu akan mengalami lonjakan permintaan, misalnya sepatu pada setiap tahun ajaran baru.
Sekarang, bayangkan dirimu sebagai seorang konsumen. Dalam satu tahun terakhir, setiap bulan kamu membeli suatu jenis barang dari Toko A. Hari ini, kamu berniat untuk membeli barang yang sama. Sayangnya, persediaan barang tersebut di Toko A habis.
Kamu akan menanyakan kapan persediaan berikutnya akan datang lagi, pastinya. Kalau masih satu-dua hari lagi, mungkin kamu, sebagai pelanggan yang loyal, masih bisa menunggu. Bagaimana kalau lebih dari dua hari, atau bahkan belum tahu?
Dengan membiarkan stok barang tersebut sampai pada posisi kosong, Toko A telah kehilangan potensi penjualan, plus potensi kehilangan pelanggan setia.
Di sinilah pentingnya safety stock. Safety stock, atau persediaan cadangan, adalah persediaan barang yang memiliki fungsi untuk mengantisipasi lonjakan permintaan atau ketidakpastian alur pasokan barang. Dengan memiliki safety stock, kamu masih bisa menjual barang tersebut sambil menunggu datangnya pasokan berikutnya.
Baca Juga: Paham Rumus Safety Stock adalah Kunci Bisnis Sukses, Kenapa?
Cara Menghitung Safety Stock
Secara umum, cara menghitung safety stock dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Persediaan Cadangan = (Penjualan harian tertinggi x Waktu tunggu terlama) - (Rata-rata penjualan harian x rata-rata waktu tunggu).
Misalnya kamu menjual barang A. Rata-rata penjualan barang A per hari sebut saja 10 unit. Penjualan tertinggi barang A dalam satu hari bisa mencapai 18 unit. Sementara itu, rata-rata waktu tunggu kedatangan barang A tersebut dari pabrik adalah 5 hari, dengan waktu tunggu terlama selama 7 hari.
Maka, cara menghitung safety stock untuk barang A adalah:
Persediaan Cadangan = (18 x 7) - (10 x 5) = 126 - 50 = 76 unit.
Ini, tentunya, di luar dari persediaan utama barang A, ya. Artinya, bila dalam satu bulan (30 hari) rata-rata penjualanmu adalah 10 unit per hari, untuk bulan berikutnya kamu harus memesan 300 unit + 76 unit. Dengan demikian, seandainya pun kamu terlambat melakukan pemesanan ulang, atau seandainya ada keterlambatan pengiriman, kamu masih punya 76 unit stok yang bisa kamu jual sampai stok baru datang.
Baca Juga: Pentingnya Menjaga Persediaan Barang Dengan Safety stock
Faktor Lain dalam Perhitungan Safety Stock
Dalam perhitungan safety stock, tentunya ada faktor-faktor lain yang harus kamu pertimbangkan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Karakteristik Barang
Beberapa jenis barang memiliki karakteristik sangat mudah terpengaruh oleh waktu. Contohnya, pohon natal dan baju muslim. Orang-orang baru akan membeli pohon natal paling awal satu atau satu setengah bulan sebelum hari Natal. Selain itu, kebanyakan orang masih akan menggunakan pohon natal yang sudah mereka beli sampai beberapa tahun ke depan.
Untuk busana muslim, karakteristiknya berbeda lagi. Meskipun setiap hari pasti ada orang yang membeli busana muslim, pada masa menjelang Idulfitri atau Iduladha pasti ada lonjakan permintaan yang sangat tinggi.
Barang-barang dengan karakteristik yang seperti itu, perlu perhitungan khusus untuk persediaannya.
2. Masa Simpan Barang
Masa simpan barang juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung persediaan barang. Masa simpan barang ini bisa kamu aplikasikan pada barang-barang yang memiliki batas kedaluwarsa, dan barang-barang yang termasuk dalam barang trend.
Dalam memperhitungkan persediaan dan perhitungan safety stock barang berupa makanan atau barang yang memiliki kedaluwarsa, perhitungkan masa kedaluwarsa tersebut agar barang yang kamu jual tetap barang yang segar. Sementara itu, untuk barang-barang yang bersifat trend, kamu harus mengamati pergerakan popularitas trend tersebut.
3. Ketersediaan Ruang Penyimpanan
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah ketersediaan ruang penyimpanan. Kalau tadi kita bicara tentang 300 unit persediaan plus 76 unit persediaan cadangan, sepertinya tidak masalah, kan?
Tentu, apabila barang tersebut berukuran kecil, misalnya. Atau, apabila kamu hanya menjual satu jenis barang. Bagaimana bila kamu menjual banyak jenis barang?
Bagi bisnis yang masih kecil, kamu harus memperhitungkan kapasitas gudang atau ruang penyimpanan untuk persediaan barangmu. Bila bisnismu sudah besar atau kamu yakin bahwa bisnismu akan menjadi besar dalam waktu dekat, pertimbangkan untuk menyediakan gudang penyimpanan yang cukup besar.
4. Nilai Ekonomis Pemesanan dan Penyimpanan
Tentu saja, dalam bisnis, semua kembali ke nilai ekonomis. Dalam hal ini, nilai ekonomis pemesanan dan penyimpanan.
Ketika kita memesan 376 unit barang berdasarkan perhitungan safety stock tadi, perhitungkan biaya tambahan yang mungkin muncul. Misalnya pabrik yang memproduksi barangmu mengenai biaya pengiriman 500.000 per 100 unit barang.
Kalau kamu hanya memesan persediaan cadangan sebanyak 76 unit dan tetap dikenai biaya 500.000 rupiah, harga pokok 76 unit itu akan lebih mahal daripada seharusnya. Dalam kasus ini, akan lebih ekonomis bila kamu memesan safety stock sebanyak 100 unit.
Demikian pula dengan penyimpanannya. Kalau kamu memiliki ruang yang cukup luas dan baik untuk menyimpan persediaan ini, silakan saja. Lain halnya bila kamu harus sampai menyewa gudang, yang artinya akan ada tambahan biaya.
Semuanya tentu saja akan kembali pada bisnismu. Ambil keputusan yang sesuai dengan skala bisnismu, kemampuan finansial usahamu, potensi yang kamu harapkan, dan risiko yang ingin kamu hindari.
Baca Juga: Stock Opname: Pengertian dan Cara Menjalankanya
Yang sudah pasti akan sangat membantu dan tidak akan membebanimu adalah aplikasi inventory dari majoo. Aplikasi Inventory ini akan memudahkan semua tahapan yang berkaitan dengan inventory alias persediaan barang, mulai dari pengadaan sampai pemeriksaan. Kamu bisa melacak barang yang masih ada di gudang, yang terjual, yang harus diretur, dan yang harus segera dipesan ulang.
Bisnis-bisnis yang berurusan dengan barang dan persediaan barang akan sangat terbantu oleh aplikasi inventory ini. Kamu bisa cek status stokmu kapan saja dan di mana saja, karena aplikasi ini bisa diakses lewat telepon cerdasmu.
Jadi, tunggu apa lagi? Ayo, pakai aplikasi inventory majoo sekarang juga!
Sumber Data:
https://komputerisasi-akuntansi-d3.stekom.ac.id/informasi/baca/CARA-MENGHITUNG-SAFETY-STOCK/494b558646e128f6319a38e8691e7cc55c7d8165
https://store.sirclo.com/blog/rumus-safety-stock/
https://investbro.id/safety-stock/