Transaksi penjualan dan pembelian merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin oleh perusahaan. Untuk mencatat kegiatan pembelian, perusahaan biasanya menggunakan jurnal pembelian.
Ada pula jurnal penjualan yang digunakan sebagai media pencatatan, tetapi khusus untuk transaksi penjualan.
Pencatatan kegiatan transaksi tersebut terbilang elemen penting sehingga kamu perlu memastikan pencatatannya tepat dan akurat.
Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Konsep Dasar Akuntansi!
Apa Itu Jurnal Pembelian?
Akuntansi memiliki tujuh jenis jurnal pembukuan berbeda untuk mendata akun dan mendokumentasikan transaksi serupa. Nah, purchase journal atau jurnal pembelian adalah salah satu jenis jurnal yang berfungsi untuk mencatat transaksi pembelian.
Berbagai transaksi pembelian dicatat dalam jurnal ini, mulai dari pembelian bahan baku hingga pembelian alat tulis kantor. Namun, tentunya pencatatan dilakukan secara terpisah.
Transaksi pembelian bahan baku dicatat pada jurnal pembelian bahan baku. Lalu, pembelian alat tulis kantor dicatat di jurnal pembelian alat tulis kantor atau office supply.
Jenis purchase journal juga bermacam-macam tergantung cara transaksinya. Terdapat jurnal pembelian tunai, jurnal pembelian kredit, jurnal pembelian dengan diskon dan PPN, serta jurnal retur atau potongan pembelian.
Jenis Dan Cara Membuat Jurnal Pembelian Barang Dagang
Seperti telah disebutkan sebelumnya, setidaknya ada empat jenis purchase journal, mulai dari jurnal untuk pembelian tunai hingga jurnal yang mencatat retur serta potongan pembelian.
Untuk memahaminya, mari kita simak pembahasan di bawah ini!
1. Jurnal Pembelian Tunai
Sebagian pemilik bisnis ritel atau perusahaan dagang kecil umumnya menerapkan metode pencatatan perpetual untuk sistem persediaan barangnya. Metode perpetual adalah metode pencatatan yang dilakukan sesuai dengan transaksi pemasukan dan pengeluaran persediaan barang.
Baca juga: Perusahaan Dagang adalah… Apa Bedanya dengan Usaha Lain?
Metode tersebut dikenal juga dengan istilah sistem buku karena setiap barang masuk dan keluar dicatat dalam pembukuan. Coba simak contoh singkat dari jurnal pembelian tunai berikut ini!
Pada 3 Mei 2022, PT Bahagia Sederhana membeli bahan baku secara tunai dari Toko Jaya Raya sejumlah Rp2.500.000.
Dalam metode perpetual, pembelian tunai tersebut dicatat dalam jurnal pembelian bahan baku dengan cara sebagai berikut:
(Debit) Persediaan = Rp2.500.000
(Kredit) Kas = Rp2.500.000
2. Jurnal Pembelian Kredit
Dalam pelaksanaan aktivitas bisnis, perusahaan tidak selalu membeli persediaan barangnya secara tunai. Pembelian dengan cara kredit lazim dilakukan oleh perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur.
Sebagai contoh, PT Bahagia Sederhana membeli barang secara kredit dari Toko Masa Depan Cemerlang. Total pembelian tersebut senilai Rp9.250.000 sudah termasuk PPN 10%.
Jika kamu ingin mencatatnya, berikut ini cara membuat jurnal pembelian untuk transaksi tersebut.
(Debit) Persediaan = Rp8.325.000
(Debit) PPN 10% = Rp925.000
(Kredit) Utang = Rp9.250.000
Baca juga: Perbedaan Debit dan Kredit yang Perlu Kamu Ketahui
3. Jurnal Pembelian dengan Diskon dan PPN
Ketika kamu melakukan pembelian, biasanya kamu akan menerima faktur. Umumnya, faktur yang kamu terima tidak mencantumkan keterangan diskon pembelian.
Faktur tersebut kebanyakan hanya memuat informasi tentang jumlah yang perlu kamu bayarkan, tanggal jatuh tempo, serta denda apabila ada keterlambatan pembayaran.
Akan tetapi, sebetulnya pembeli bisa mengambil diskon pembelian berkat pembayaran lebih awal. Diskon tersebut dapat diperoleh dengan mengurangi harga pokok pembelian.
Biasanya, perusahaan sudah mengatur sistem akuntansi mereka agar pembeli mungkin mengambil semua diskon yang tersedia. Yuk, intip cara membuat jurnal pembelian dengan diskon dan PPN!
Anggap saja, PT Maju Lancar sudah mengeluarkan faktur dengan nilai Rp3.000.000 (belum termasuk PPN 10%) kepada PT Bahagia Sederhana pada tanggal 12 Mei 2022. Faktur tersebut menyertakan ketentuan detail pembayaran, yaitu 2/10 dan n/30.
Jadi, pada tanggal akhir periode diskon, 22 Mei 2022, PT Bahagia Sederhana bisa memperoleh potongan sebesar Rp60.000.
Baca juga: Berbagai Cara Menghitung Diskon yang Menarik Diterapkan!
Nah, asumsinya PT Bahagia Sederhana harus meminjam uang dengan periode 20 hari kredit agar bisa membayar tagihan faktur pada 22 Mei 2022. Jika suku bunga ialah 6% dan satu tahun dihitung 360 hari, bunga pinjaman dan penghematan yang dapat dilakukan PT Bahagia Sederhana adalah sebagai berikut ini.
- Besar pinjaman
Besar pinjaman = (Tagihan + PPN 10%) - Diskon
= (Rp3.000.000 + 300.000) - 60.000
= Rp3.240.000
- Bunga pinjaman = Rp3.240.000 x 6% x 20/360
= Rp10.800
- Penghematan bersih untuk PT Bahagia sederhana, yaitu:
- Diskon 2% dari Rp3.000.000 = Rp60.000
- Bunga selama 20 hari dengan tingkat suku bunga 6% dari Rp3.240.000 = Rp10.800
- Penghematan dari pinjaman = Rp50.200
Penghemat juga bisa kamu ketahui dengan cara membandingkan tingkat suku bunga dari uang yang sudah dihemat karena mengambil diskon dan tingkat bunga pada uang yang dipinjam untuk mengambil diskon tersebut.
Untuk PT Bahagia Sederhana, perkiraan tingkatan bunga yang bisa dihemat pada contoh ini sebanyak 2% dalam waktu 20 hari ke tingkat bunga tahunan. Jadi, perhitungannya seperti di bawah ini.
= 2% x (360 hari/20 hari)
= 2% x 18 = 36%
Nah, apabila PT Bahagia Sederhana melakukan peminjaman uang demi mengambil diskon, PT Bahagia Sederhana bisa membayar bunga di tingkat 6%.
Lalu, jika perusahaan tersebut tidak mengambil diskon, PT Bahagia Sederhana wajib membayar tingkat suku bunga sebanyak 36% atas penggunaan Rp3.240.000 dengan tambahan 20 hari.
Sementara itu, di dalam sistem persediaan perpetual, pembeli awalnya akan melakukan debit akun persediaan untuk jumlah yang sudah tertulis di dalam faktur. Ketika faktur dilunasi, maka pembeli akan mengkredit akun persediaan untuk jumlah diskonnya.
PT Baihagia Sederhana ngin mencatat faktur dari PT Maju Lancar dan pembayarannya di akhir periode diskon, maka pencatatannya ialah seperti berikut ini.
(Debit) Persediaan = Rp3.000.000
(Debit) PPN 10% = Rp300.000
(Kredit) Utang usaha – PT Maju Lancar = Rp 3.300.000
(Debit) Utang Usaha – PT Maju Lancar = Rp 3.300.000
(Kredit) Kas = Rp3.240.000
(Kredit) Persediaan = Rp 60.000
Bila perusahaan PT Bahagia Sederhana tidak mengambil diskon karena tidak membayar faktur sampai tanggal 11 Juni 2022, pencatatan pembayarannya berubah menjadi seperti di bawah ini.
(Debit) Utang Usaha – PT Maju Lancar = Rp 3.000.000
(Debit) PPN 10% = Rp300.000
(Kredit) Kas = Rp3.300.000
4. Jurnal Retur dan Potongan Pembelian
Dalam transaksi pengadaan barang, kadang pembeli menemukan ada barang yang kurang sesuai sehingga barang dikembalikan. Hal ini dicatat dalam jurnal retur pembelian atau purchase return.
Namun, sebelum proses retur, pembeli biasanya mengirimkan surat atas memorandum debit kepada penjual atau pemasok persediaan barang.
Baca juga: Supplier atau Pemasok: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Memo di atas menunjukkan pengajuan pembeli kepada penjual untuk mendebet sejumlah utang usaha yang tercatat pada penjual. Di samping itu, memo di atas juga memberikan informasi retur serta permintaan potongan pembelian.
Dalam hal ini, pembeli dapat menggunakan salinan memorandum debit sebagai dasar dalam pencatatan retur dan potongan pembelian. Pilihan lainnya, pembeli bisa menunggu persetujuan dari pihak penjual.
Untuk kasus kedua ini, pihak pembeli harus melakukan debit utang usaha atau dagang dan melakukan kredit persediaannya. Supaya lebih jelas, mari perhatikan pencatatannya di bawah ini.
Diketahui PT Bahagia Sederhana melakukan pencatatan pengembalian barang atau retur yang ditunjukkan melalui memorandum debit di atas.
(Debit) Utang Usaha – PT Berkah Jaya = Rp9.000.000
(Kredit) Persediaan = Rp9.000.000
Ketika pembeli melakukan pengembalian barang atau diberikan potongan pembelian sebelum pembayaran faktur, jumlah memorandum debit akan dikreditkan dari nilai faktur. Jumlah ini selanjutnya harus dikurangi dengan diskon pembelian.
Apakah penjelasan jenis dan cara membuat jurnal pembelian di atas sudah cukup jelas? Jika belum, sebaiknya kamu amati poin selanjutnya, yaitu pembahasan tentang contoh jurnal pembelian.
Baca Juga: Definisi, Cara Membuat, dan Contoh Jurnal Penyesuaian Bisnis
Contoh Jurnal Pembelian
Selanjutnya, kita akan coba melihat contoh pembuatan purchase journal secara lebih rinci. Simak sampai selesai supaya kamu lebih memahami topik ini, ya!
Pada tanggal 2 Mei 2022 PT Bahagia Sederhana melakukan pembelian barang seharga Rp5.000.000 dari Toko Canggih Komputer dengan menggunakan syarat 2/10, n/30.
Selang dua hari kemudian, yaitu pada 4 Mei 2022, PT Bahagia Sederhana melakukan retur atau pengembalian barang dengan total nilai Rp3.000.000.
Lalu, PT Bahagia Sederhana membayar faktur lebih awal, yakni pada 12 Mei 2022. Tentu saja pembayaran faktur ini dikurangi nilai pembelian yang telah diretur.
Maka dari itu, PT Bahagia Sederhana mencatat berbagai transaksi tersebut sebagai berikut ini.
(Debit) Persediaan = Rp5.000.000
(Kredit) Utang Usaha – Toko Canggih Komputer = Rp5.000.000
(Debit) Utang Usaha – Toko Canggih Komputer = Rp3.000.000
(Kredit) Persediaan = Rp3.000.000
(Debit) Utang Usaha – Toko Canggih Komputer = Rp2.000.000
(Kredit) Kas = Rp 1.960.000
(Kredit) Persediaan = Rp 40.000
Supaya kamu makin paham, cobalah perhatikan contoh jurnal pembelian lainnya di bawah ini.
Sebut saja, PT Bahagia Sederhana melakukan pembelian barang secara kredit dari pemasok dengan nilai Rp11.500.000 dan syarat 2/10, n/30.
Kemudian, PT Bahagia Sederhana mengembalikan barang senilai Rp3.000.000 serta memperoleh kreditnya secara penuh.
Pada sistem persediaan perpetual, PT Bahagia Sederhana mencatat retur pembelian dengan mengkreditkan akun persediaan. Apabila PT Bahagia Sederhana membayar faktur selama periode diskon sesuai syarat pembelian, jumlah uang tunai yang diperlukan untuk melunasi pembelian tersebut adalah sebagai berikut:
- Perhitungan diskon
Diskon = (Pembelian - Retur) x 2%
Diskon = (Rp11.500.000 – Rp3.000.000) x 2%
Diskon = Rp170.000
- Perhitungan jumlah yang perlu dibayarkan PT Bahagia Sederhana
Total pembayaran = Pembelian - Retur - Diskon
Total pembayaran = Rp11.500.000 - Rp3.000.000 - Rp170.000
Total pembayaran = Rp 8.330.000
Tidak sulit bukan untuk melakukan pencatatan transaksi pembelian?
Baca juga: Cara Membuat dan Contoh Laporan Neraca Keuangan
Kesimpulan
Dalam pengelolaan perusahaan, transaksi pembelian merupakan salah satu kegiatan utama. Hal ini berlaku baik di perusahaan dagang, jasa, ataupun manufaktur.
Hanya saja, jenis barang atau persediaan yang dibeli tentu berbeda sesuai dengan jenis perusahaan tersebut. Contohnya perusahaan manufaktur, jenis perusahaan ini pasti akan melakukan pembelian bahan baku dan bahan pembantu dari pemasok untuk menunjang kegiatan produksinya.
Sementara itu, perusahaan jasa membutuhkan pemasok untuk membantu kegiatan usahanya. Di sisi lain, perusahaan dagang membutuhkan pemasok untuk pengadaan barang dagangan dan membantu kegiatan operasionalnya.
Terlepas dari perbedaan komoditas yang dibeli, ketiga perusahaan tersebut pada akhirnya akan menjual hasil produksi, baik jasa maupun barang jadi kepada konsumen.
Untuk kepentingan pengelolaan keuangan yang baik, transaksi pembelian pun tentu perlu dicatat dengan baik dalam jurnal pembelian.
Jurnal pembelian adalah salah satu jenis jurnal yang berfungsi untuk mencatat seluruh transaksi pembelian. Jenis dan cara membuat jurnal pembelian sudah dibahas secara lengkap di atas.
Kamu bisa melihat berbagai pencatatan, mulai dari jurnal pembelian tunai hingga jurnal pembelian dengan diskon dan PPN. Tidak hanya itu, kami juga telah menyiapkan contoh jurnal pembelian dengan cukup detail di atas.
Nah, pembahasan lengkap tersebut memang sebagian besar dilakukan bila kamu masih melakukan pembukuan keuangan secara manual. Lalu, bagaimana bila kamu tidak begitu memahami akuntansi dan merasa kesulitan membuat laporan keuangan?
Tidak perlu khawatir sebab kini tersedia aplikasi POS yang sudah dilengkapi dengan fitur laporan keuangan seperti majoo. Tunggu apa lagi? Yuk, pelajari lebih lanjut aplikasi POS lengkap ini, maka pengelolaan bisnis pun menjadi lebih praktis dan efisien!