Sedang mencari contoh laporan pembelian bahan baku? Sebagai pelaku usaha, khususnya mereka yang bergerak di bidang manufaktur, jenis laporan keuangan yang satu ini mungkin sudah menjadi makanan sehari-hari. Wajar saja, kan? Pasalnya, dalam bisnis manufaktur, terdapat proses produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi, kan?
Nah, karena adanya proses produksi tersebut, bisnis manufaktur kerap perlu berurusan dengan proses pembelian atau pengadaan bahan baku, terlebih bagi bisnis yang memang membutuhkan bahan baku yang sifatnya khusus. Memasok dari pelaku usaha lain tentu menjadi pilihan yang tepat. Jelas pengadaan bahan baku dan juga pelaporannya tentu sudah menjadi bagian dari operasional harian.
Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang kegiatan seputar kebutuhan bahan baku ini? Yuk, langsung saja simak pembahasan berikut yang akan secara lengkap mengulas serba-serbi terkait pembelian bahan baku; mulai dari pembuatan anggarannya, SOP, dan juga fungsinya.
Baca Juga: Laporan Penjualan: Fungsi, Cara Membuat, dan Contoh
Perlukah Membuat Anggaran Pembelian Bahan Baku?
Sebenarnya, penting, tidak, sih, bagi pelaku usaha untuk membuat anggaran pembelian bahan baku? Apakah kita tidak bisa melakukannya sambil jalan? Misalnya saja membeli bahan baku sesuai dengan kebutuhan produksi, baik untuk jumlahnya serta waktunya. Tidak perlu membuat anggaran, kan?
Eits, hati-hati! Ingat selalu bahwa dalam bisnis manufaktur, bahan baku menjadi salah satu kebutuhan utama yang diperlukan agar operasional bisnis dapat terus berjalan dengan baik. Tak jarang, besarnya kebutuhan bahan baku ini membuat pelaku usaha harus melakukan pembelian dalam jumlah besar. Oleh karena itu, tentu saja penyusunan anggaran yang baik menjadi sesuatu yang penting.
Di samping itu, sekalipun sudah memiliki pemasok langganan, terkadang ketersediaan sejumlah bahan baku cukup terbatas, oleh karena itu pengadaan bahan baku tersebut pun tidak bisa dilakukan secara mendadak dan perlu diperhitungkan dengan baik agar persediaan bahan baku produksi bisa dikelola secara efektif.
Dengan membuat anggaran pembelian bahan baku, kita dapat memastikan ketersediaan bahan baku secara tepat, sesuai dengan kebutuhan produksi, dan juga dapat dikelola secara efektif sehingga tidak terjadi kekurangan bahan baku yang akan menghambat proses produksi atau justru terbuangnya bahan baku karena melebihi kebutuhan produksi.
Seperti Apa SOP Pembelian Bahan Baku yang Baik?
Setiap pelaku usaha memiliki SOP pembelian bahan baku sendiri. Umumnya, proses pengadaan ini dilakukan dengan membuat surat permintaan penawaran harga kepada pemasok.
Melalui surat tersebut, pemasok pun bisa melihat kebutuhan bisnis kita dan menawarkan bahan baku yang menjadi komoditas bisnisnya. Sudah menjadi praktik yang umum untuk mengirimkan surat permintaan penawaran harga ke beberapa pemasok sekaligus, sehingga kita dapat membuat perbandingan harga dan memilih pemasok dengan penawaran terbaik.
Setelah menentukan pemasok, kita dapat memulai proses pemesanan bahan baku kepada pemasok tersebut. Nantinya, pemasok akan memproses pesanan yang telah kita ajukan dan mengirimkan bahan baku sesuai dengan pesanan yang telah dibuat dan proses pengadaan bahan baku pun selesai.
Agar margin keuntungan bisa diperbesar, terkadang pelaku usaha juga menambahkan proses negosiasi dalam SOP pembelian bahan baku yang dimiliki. Namun, standar untuk praktik negosiasi tersebut umumnya tidak dijabarkan secara rinci karena akan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat pengadaan bahan baku dilakukan.
Biasanya, proses negosiasi dilakukan setelah pemasok mengirimkan surat penawaran harga dan sebelum pelaku usaha memasukkan pesanan. Melalui proses negosiasi inilah kedua belah pihak dapat memastikan bahwa transaksi yang akan dilakukan bisa memberikan keuntungan sebesar mungkin.
Baca Juga: Faktor di Laporan Penjualan yang Bantu Pengembangan Bisnis
Apa Fungsi Laporan Pembelian Bahan Baku?
Jika kita lihat kembali prosedur pengadaan bahan baku yang dijabarkan di atas, mungkin kita masih kesulitan untuk menemukan manfaat apa yang bisa didapatkan dengan membuat laporan pembelian bahan baku.
Pada dasarnya, pembuatan laporan ini memang tidak berkaitan langsung dengan proses pengadaan bahan baku itu sendiri. Tidak seperti proses negosiasi yang melibatkan kedua belah pihak, pembuatan laporan pembelian hanya dilakukan oleh pihak pelaku usaha yang memesan bahan baku.
Laporan yang satu ini sebenarnya dapat membantu kita dalam memastikan adanya pencatatan keuangan bisnis yang baik. Pasalnya, laporan ini tergolong dalam akuntansi jurnal khusus, atau jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi terkait pos pengeluaran tertentu secara spesifik, atau dalam hal ini pos pengeluaran pembelian bahan baku.
Tergolong sebagai jurnal khusus, pembuatan laporan yang satu ini akan sangat bermanfaat untuk membantu pelaku usaha dalam menjelaskan detail transaksi tertentu yang dilakukan terkait pengadaan bahan baku. Sekalipun dilakukan penyusunan buku besar atau catatan keuangan bisnis yang tepat dan rapi, tanpa adanya laporan ini, pelaku usaha akan kesulitan untuk mengetahui secara rinci transaksi yang dilakukannya karena harus melihat kembali setiap bukti transaksi pengadaan bahan baku satu per satu.
Baca Juga: Account Payable adalah: Definisi, Ciri-Ciri, dan Tugas
Bagaimana Cara Menyusun Laporan Pembelian Bahan Baku?
Penyusunan laporan pembelian bahan baku sebenarnya tidak terlalu rumit. Sama seperti kebanyakan jurnal khusus lainnya, kita hanya perlu mendebet akun pengadaan bahan baku, kemudian mengkredit akun utang maupun kas, tergantung metode pembayaran yang digunakan dalam proses pengadaan tersebut.
Apabila pembelian dilakukan secara tunai, akun yang harus dikredit adalah akun kas, karena ada aliran uang yang keluar dari kas untuk menyelesaikan pembayaran bahan baku tersebut. Sebaliknya, apabila pembayaran dilakukan secara utang, misalnya dengan mencicil di termin tertentu atau melakukan pembayaran di akhir, akun yang harus dikredit adalah akun utang.
Dengan kata lain, untuk membuat laporan atau jurnal pembelian bahan baku ini, kita hanya membutuhkan setidaknya empat kolom saja, yaitu tanggal, keterangan akun yang terpengaruh, kemudian kolom debet dan kredit. Sama sekali tidak susah, kan?
Pentingnya Menjaga Catatan Keuangan Tetap Akurat
Tak berbeda dengan pencatatan keuangan pada umumnya, hal yang paling penting dalam membuat laporan pembelian bahan baku adalah memastikan setiap transaksi yang dilakukan dicatat secara lengkap dan mendetail. Beberapa pelaku usaha bahkan tidak langsung membuang bukti transaksi yang dilakukan, melainkan menyimpannya untuk beberapa saat, bahkan setidaknya hingga sekitar lima tahun.
Ingat kembali bahwa tujuan pembuatan laporan atau jurnal persediaan bahan baku adalah untuk mengetahui detail suatu transaksi secara rinci. Apabila pencatatan keuangan tidak dilakukan secara tepat dan akurat, tentu tujuan ini akan menjadi sesuatu yang sulit dicapai. Oleh karena itu, setiap transaksi yang terjadi sebaiknya selalu dicatat dengan tepat, dengan demikian, laporan keuangan pun disusun secara akurat pula.
Agar tak terlalu bingung, manfaatkan fitur keuangan dalam aplikasi majoo yang bisa mencatat setiap transaksi secara tepat, akurat, dan otomatis. Tak hanya fitur keuangan saja, aplikasi majoo juga telah dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan lain yang dapat membantu mempermudah pengelolaan bisnis harian.
Dengan aplikasi majoo, beragam contoh laporan pembelian bahan baku pun bisa dibuat sesuai kebutuhan. Dipadukan dengan fitur inventaris yang sudah terintegrasi, pelaku usaha pun bisa menyusun strategi bisnis dan juga pembuatan anggaran untuk persediaan bahan baku tanpa perlu pusing. Jadi, tak perlu berlama-lama, segera gunakan aplikasi majoo dan nikmati seluruh manfaat yang ditawarkan!
Sumber Data:
https://kledo.com/blog/jurnal-pembelian-bahan-baku