Jika kamu ingin membangun bisnis atau ekspansi bisnis dan membutuhkan dana tambahan, kan? Di sinilah debt financing diperlukan. Debt financing adalah pinjaman dana yang nantinya kamu akan membayar pinjaman tersebut beserta bunganya. Supaya kamu lebih memahami debt financing ini lebih lengkap lagi, yuk baca artikel ini sampai selesai, ya!
Debt Financing Itu Apa, Sih?
Debt financing adalah metode yang digunakan oleh individu atau perusahaan untuk mendapatkan dana dengan cara meminjam dana dari pihak lain. Cara meminjam dana ini melalui sebuah perjanjian yang melibatkan peminjam (yang bisa jadi kamu atau perusahaanmu) dan pemberi pinjaman, seperti bank, lembaga keuangan, atau investor swasta.
Mari kita masuk ke dalam konsep debt financing yang lebih rinci. Jadi, dalam debt financing, kamu atau perusahaan bisa meminjam sejumlah dana tertentu dari pemberi pinjaman. Dalam banyak kasus, cara meminjam dana ini disertai dengan pembayaran bunga atau biaya tambahan. Pemberi pinjaman akan menetapkan syarat, ketentuan, dan jangka waktu tertentu untuk mengembalikan pinjaman tersebut, ya.
Pinjaman dana ini sering digunakan untuk membiayai proyek-proyek besar atau investasi yang memerlukan sumber dana tambahan. Contohnya, jika kamu ingin memulai bisnis baru, ekspansi bisnis, atau membeli properti, debt financing bisa menjadi pilihan yang tepat, lho!
Perlu kamu ingat, bahwa dalam debt financing, kamu harus bertanggung jawab untuk membayar kembali pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan, ya. Jika kamu gagal bayar, tentu saja akan berdampak buruk pada kredibilitas finansialmu dan bisa menyebabkan masalah finansial lebih lanjut.
Jadi, intinya, debt financing adalah cara untuk mendapatkan dana pinjaman dengan janji untuk mengembalikannya di masa depan. Debt financing ini merupakan salah satu bisa membantu kamu atau perusahaan untuk memenuhi kebutuhan keuangan untuk beberapa hal penting agar bisnis bisa berjalan dengan lancar dan terus tumbuh.
Jenis Debt Financing
Agar kamu lebih mengetahui lebih lengkap tentang debt financing, di bawah ini terdapat beberapa jenis debt financing. Yuk, simak, ya!
Cash Flow Lending (Pinjaman Arus Kas)
Jenis pinjaman ini berfokus pada arus kas perusahaan. Pemberi pinjaman menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar kembali pinjaman. Contoh debt financing jenis ini yakni bisnis berulang atau berbasis langganan yang biasanya memiliki kas stabil.
Baca Juga: Cash flow: Pengertian dan Cara Menghitungnya
Peer-to-Peer Lending (P2P)
P2P lending melibatkan individu atau investor yang meminjamkan dana kepada individu atau bisnis melalui platform online. Jenis debt financing ini memungkinkan peminjam untuk mendapatkan pinjaman tanpa melalui lembaga keuangan konvensional. Bunga dan persyaratan akan bervariasi tergantung pada platform P2P yang digunakan, ya.
Recurring Revenue Loans (Pinjaman Pendapatan Berulang)
Jenis pinjaman ini umumnya digunakan oleh perusahaan dengan model bisnis berulang, seperti perusahaan software berlangganan atau layanan berlangganan. Pinjaman ini berdasarkan pada pendapatan berulang yang diterima perusahaan.
Pinjaman Konvensional
Pinjaman konvensional adalah jenis pinjaman yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya dan mengikuti standar industri. Mereka memiliki persyaratan yang ketat dan biasanya memerlukan jaminan atau catatan kredit yang baik.
Pembiayaan Faktur
Jenis debt financing pembiayaan faktu adalah jenis pinjaman berdasarkan pada faktur yang belum dibayar oleh pelanggan. Perusahaan dapat "meminjam" uang dengan menggunakan faktur sebagai jaminan dan kemudian membayar kembali pinjaman tersebut setelah faktur diselesaikan.
Obligasi
Obligasi adalah bentuk surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Obligasi memiliki tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan dan memberikan pembayaran bunga kepada para pemegangnya. Investasi dalam obligasi adalah cara bagi perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan dana dari investor.
Pembiayaan Aset
Pembiayaan aset melibatkan pinjaman untuk membeli aset fisik seperti mesin, kendaraan, atau peralatan untuk operasional bisnis. Biasanya, aset tersebut dijadikan jaminan dan pinjaman akan dibayar kembali seiring waktu.
Pinjaman Usaha Kecil
Pinjaman usaha kecil, seperti yang disebutkan, dirancang khusus untuk usaha kecil. Pinjaman ini biasanya memiliki bunga yang lebih rendah dan persyaratan lebih fleksibel, sehingga lebih mudah diakses oleh pemilik usaha kecil.
Setiap jenis debt financing ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta kondisi dan syarat yang perlu diperhatikan. Pemilihan jenis yang tepat akan tergantung pada kebutuhan dan situasi finansial atau perusahaan kamu, ya.
Baca Juga: Pembiayaan adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Memperolehnya
Apa Saja Perbedaan Debt Financing dan Equity Financing?
Mari kita bandingkan dua pilihan pembiayaan utama dalam bisnis, yakni debt financing dan equity financing. Untuk lebih memahaminya, berikut ini penjelasannya, ya.
Debt financing adalah ketika kamu atau perusahaan meminjam dana dari pihak lain, seperti bank atau investor, dan setuju untuk mengembalikan sejumlah pinjaman tersebut dengan bunga atau biaya tambahan. Dalam pembiayaan ini kamu tidak memberikan kepemilikan saham dalam bisnismu kepada pihak lain, kamu hanya berkewajiban untuk membayar kembali pinjaman sesuai perjanjian, ya.
Di sisi lain, equity financing adalah ketika kamu menjual sebagian kepemilikan saham dalam bisnismu kepada investor atau pemegang saham eksternal. Dalam pembiayaan ini, kamu berbagi kepemilikan perusahaan dengan mereka (investor atau pemegang saham eksternal). Mereka akan memiliki potongan saham dan berhak atas bagian dari keuntungan dan kendali atas bisnismu. Bisa dikatakan, equity financing mengajak mitra bisnis yang baru dengan memberi mereka sebagian saham sebagai ganti dana yang mereka investasikan, ya.
Lalu, apa perbedaan utama antara keduanya? Berikut ini perbedaan utamanya, yakni:
1. Tanggung Jawab Keuangan
Debt Financing: Kamu memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan pinjaman dan membayar bunga, tetapi tidak harus berbagi keuntungan atau kendali dari operasional bisnismu,
Equity Financing: Kamu tidak memiliki kewajiban pembayaran kembali, tetapi kamu harus berbagi keuntungan dan kendali atas operasional bisnismu dengan pemegang saham atau investor.
2. Risiko
Debt Financing: Risiko utamanya yaitu kemampuan untuk membayar kembali pinjaman yang dapat menjadi beban finansial jika bisnis mengalami kesulitan finansial.
Equity Financing: Risiko utamanya yaitu kehilangan sebagian kendali atas bisnis dan harus berbagi keuntungan yang lebih besar jika bisnis mengalami kesuksesan.
3. Keuntungan dan Bunga
Debt Financing: Pembayaran bunga pada debt financing bisa dari biaya dikurangkan dari pajak dan kamu tetap memiliki seluruh keuntungan yang dihasilkan oleh bisnismu.
Equity Financing: Tidak ada pembayaran bunga, tetapi kamu harus berbagi keuntungan dengan pemegang saham atau investor.
Keputusan untuk memilih antara debt financing dan equity financing akan sangat tergantung pada situasi keuangan dan tujuan bisnismu, lho!
Debt financing cocok jika kamu ingin mempertahankan kendali penuh dan tidak ingin berbagi keuntungan lebih banyak, tetapi perlu mengelola kewajiban pembayaran kembali. Sedangkan equity financing cocok jika kamu ingin mendapatkan dana tanpa membebani bisnis dengan utang, meskipun kamu harus berbagi kendali dan keuntungan dari bisnismu.
Baca Juga: Mengenal Pengertian, Syarat, Pengajuan Kredit Modal Kerja
Kelebihan dan Kekurangan Debt Financing
Ketika kamu ingin menggunakan debt financing, tentunya kamu perlu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari strategi keuangan bisnis ini, kan? Kelebihan dan kekurangan debt financing akan dijelaskan lebih lengkap di bawah ini, ya.
Kelebihan Debt Financing
Dengan menggunakan debt financing, kamu dapat mempertahankan kendali penuh atas bisnismu. Kamu hanya berkepentingan pada pengembalian dana, bukan dalam pengambilan keputusan operasional.
Pajak deductibility atau bunga yang dibayar atas pinjaman bisa menjadi pengurang pajak. Bisa dikatakan, bahwa kamu bisa mengurangi jumlah pajak yang harus kamu bayar, ya.
Pinjaman biasanya memiliki jangka waktu tetap dan memungkinkan perencanaan keuangan yang lebih baik. Kamu perlu mengetahui dengan tepat tentang waktu pengembalian pinjaman tersebut.
Pendanaan utang sering kali lebih cepat dan lebih mudah diakses dibandingkan dengan mencari investor ekuitas, sehingga dapat membantu kamu dalam memenuhi kebutuhan keuangan bisnis yang mendesak.
Kekurangan Debt Financing
Kekurangan utama dari debt financing yaitu kamu wajib untuk membayar kembali pinjaman beserta bunganya. Bisa jadi, ini menjadi beban finansial jika pendapatan bisnis menurun.
Terlalu banyak utang dapat mengakibatkan over-leverage, lho! Jika kamu memiliki terlalu banyak memiliki utang dibandingkan dengan aset atau pendapatan yang dimiliki, ini akan berisiko sangat fatal bila bisnismu mengalami kesulitan
Membayar kembali pinjaman dapat mengikis likuiditas bisnis juga, nih! Dengan adanya pembayaran pinjaman dana, tentunya akan meninggalkan sedikit uang tunai untuk operasional sehari-hari atau kesempatan investasi lainnya.
Bunga yang harus dibayar pada pinjaman bisa membuat biaya total pinjaman menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan sumber dana lain seperti equity financing.
Debt financing memiliki banyak manfaat, terutama dalam menjaga kendali dan memanfaatkan pengurangan pajak, tetapi juga harus dikelola dengan hati-hati untuk menghindari risiko yang fatal. Keputusan menggunakan debt financing harus selaras dengan situasi keuangan dan tujuan bisnismu.
Kesimpulan
Debt financing adalah salah satu pilihan yang sering dipilih oleh perusahaan untuk mendukung keberlangsungan operasional bisnis. Banyak bisnis memilih pendekatan ini karena syarat-syaratnya yang lebih fleksibel dan memungkinkan mereka menjaga kepemilikan bisnis tanpa harus berbagi dengan pihak lain.
Tentu, penting bagi perusahaan untuk mengelola keuangan bisnis dengan cermat untuk memastikan kelangsungan operasional bisnis. Ketika keuangan perusahaan berada dalam keadaan yang stabil, tentunya tidak perlu khawatir tentang kekurangan dana yang dibutuhkan untuk menjalankan rencana operasional bisnis.
Jika kamu ingin mengoptimalkan pengelolaan keuangan dengan lebih baik dan lebih efisien, kamu dapat memanfaatkan tools pembantu seperti aplikasi majoo.
Aplikasi majoo merupakan aplikasi wirausaha online berbasis cloud storage yang menyediakan beragam fitur lengkap, termasuk kasir online, inventory, CRM, akuntansi, dan masih banyak lagi.
Dengan fitur akuntansi yang ada di dalam aplikasi majoo, kamu dapat memantau keuangan bisnismu secara real-time, di mana pun dan kapan pun kamu butuhkan, ya.
Yuk, berlangganan aplikasi majoo segera, ya!
Sumber Data:
https://www.investopedia.com/terms/d/debtfinancing.asp
https://www.americanexpress.com/en-us/business/blueprint/resource-center/finance/pros-and-cons-of-debt-financing/