Derivatif adalah: Definisi, Jenis, dan Fungsi Derivatif!

Ditulis oleh Retna Kumalasari

article thumbnail

Derivatif dilakukan dengan perjanjian bersama

Dalam dunia keuangan, banyak sekali istilah-istilah penting yang masih belum kita mengerti. Seperti halnya dengan istilah derivatif. Istilah ini mengacu pada bentuk dari sebuah instrumen keuangan.

Instrumen derivatif merupakan salah satu bentuk instrumen investasi selain obligasi, reksadana, dan saham yang juga terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Instrumen ini adalah produk turunan dari semua instrumen investasi yang ada di pasar. 

BEI sendiri akan mengawasi instrumen derivatif yang merupakan turunan dari produk keuangan. Sementara itu, jika aset acuannya merupakan produk komoditas, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau BAPPEBTI-lah yang bertugas untuk mengawasinya.

Pengertian Derivatif

Derivatif umumnya digunakan oleh perorangan, lembaga, atau badan untuk mengelola situasi keuangan mereka terhadap risiko yang mungkin terjadi dari adanya pergerakan pada harga saham, komoditas, atau suku bunga tanpa mempengaruhi kondisi fisik dari produk acuannya.

Sederhananya, derivatif adalah suatu perjanjian kontrak antara dua pihak atau lebih yang memiliki tujuan untuk menjual atau membeli suatu aset atau komoditas. Kemudian, kontrak inilah yang akan menjadi objek yang diperdagangkan dengan harga yang telah disepakati oleh penjual dan pembelinya. 

Di masa depan, nilai harga kontrak ini akan dipengaruhi oleh harga aset atau komoditas induknya. Aset yang dimaksud mencakup suku bunga, nilai tukar mata uang, komoditas, saham, indeks, dan obligasi.

Fungsi Instrumen Derivatif

Secara umum, instrumen derivatif digunakan melindungi harga dan nilai suatu komoditas. Sebab, rangkaian penilaian pada produk derivatif ini bersifat kompleks. Sehingga, instrumen derivatif yang dipilih untuk berinvestasi dapat menjaga nilai komoditas tetap stabil dan tidak mengalami penurunan.

Kemudian, Instrumen derivatif dipilih karena dianggap dapat meminimalisir terjadinya kerugian atas risiko investasi yang mungkin terjadi.

Baca juga: Mengenal Jenis dan Cara Investasi untuk Pemula

Jenis dan Contoh Instrumen Derivatif

Secara umum, jenis transaksi deriva bagian, yaitu 

1. Kontrak Berjangka (Futures)

Kontrak berjangka atau future adalah sebuah perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada suatu periode tertentu di masa yang akan datang dengan kepastian harga yang telah disepakati sebelumnya.

Instrumen future ini merupakan “zero-sum game” bagi pihak yang ada dalam sebuah kontrak, artinya keuntungan satu pihak merupakan kerugian bagi pihak lain. Pihak yang terlibat di pasar future dapat dibedakan menjadi dua, yaitu spekulator dan hedgers

  1. Spekulator adalah pihak yang terlibat ke dalam kontrak dengan harapan bahwa risiko perubahan harga nantinya dapat mendatangkan keuntungan baginya.
  2. Hedgers yaitu pihak yang memasuki sebuah kontrak untuk mencari perlindungan dari risiko perubahan harga di masa depan.

Contoh derivatif dalam transaksi future adalah:

Sebuah perusahaan tekstil berusaha melindungi diri dari kenaikan harga kapas yang disebabkan oleh kegagalan panen. 

Pada bulan April, perusahaan mengadakan kontrak futures untuk membeli 5 juta Kg kapas untuk bulan November dengan harga $0.58 per Kg, sehingga total biayanya adalah sebesar $2.9 juta.

Pada saat musim gugur, terjadi kegagalan panen kapas yang menyebabkan harga kapas meningkat di pasaran. Harga kapas diperdagangkan saat itu adalah seharga $0.68. Namun perusahaan telah lebih dahulu melindungi diri dari keadaan tersebut.

Maka, pada bulan November sesuai dengan tanggal pengiriman yang disepakati, perusahaan mendapatkan kiriman kapas dengan harga $0.58 per Kg, atau $0.10 lebih murah dari harga kapas pada saat itu.

2. Kontrak Serah (Forward)

Kontrak serah merupakan suatu perjanjian bilateral yang meminta penjualan aset atau produk di masa yang akan datang suatu aset dengan harga, jumlah, dan waktu yang telah disepakati saat ini.

Jenis transaksi derivatif ini dapat dikatakan selesai jika aset seperti komoditas atau valuta asing telah diserahkan secara fisik atau penyerahan neto yang berarti penyelesaian kontrak serah dengan membayarkan sejumlah kas yang telah disesuaikan dengan pengiriman fisiknya.

Jadi, dapat dikatakan bahwa seorang hedger ingin menghindari risiko dan melindungi dirinya dari perubahan harga. Di sisi lain, seorang spekulator yang bersedia menampung risiko dan berani berspekulasi guna mendapatkan keuntungan yang tinggi.

3. Opsi (Option)

Kontrak opsi adalah salah satu instrumen derivatif yang dipilih dan digunakan untuk berlindung dari risiko atau nilai (hedging). Para pemegang opsi memiliki hak untuk melakukan transaksi dengan harga yang telah ditetapkan dalam opsi, namun tidak diwajibkan untuk melaksanakan transaksi tersebut.

Option terbagi menjadi dua jenis, yakni put option dan call option.

  1. Opsi Jual (Put Option) adalah suatu instrumen negosiasi yang memungkinkan pemiliknya untuk menjual suatu efek tertentu misalnya saham, pada harga tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu.

    Seseorang membeli put option karena memiliki prediksi bahwa pada jangka waktu tertentu, harga suatu efek yang dimilikinya akan turun. Oleh sebab itu, pemilik dapat menjualnya dengan harga tinggi meski harga di pasaran saat itu sedang turun.

    Contoh:

    A membayar Rp42.500 untuk kontrak put option terhadap 100 lembah saham PT ABC dengan durasi enam bulan, pada harga Rp5.000 per lembar.

    Saham PT ABC ini harus turun hingga minimal Rp425 rupiah per lembar untuk dapat menutup biaya kontrak tersebut.

    Apabila pada kenyataannya, enam bulan ke depan saham tersebut hingga menyentuh level Rp3.000 per lembarnya, 

  2. Opsi Beli (Call Option) adalah suatu kontrak yang memberikan hak bagi pemiliknya untuk membeli suatu efek tertentu, pada harga tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu pula.

    Hal yang memicu terjadinya call option adalah adanya spekulasi bahwa suatu harga efek akan naik secara signifikan dalam jangka waktu tertentu.

4. Swap

Swap merupakan perjanjian antara dua pihak untuk saling menukar aliran kas secara periodik selama periode tertentu di masa yang akan datang berdasarkan aturan yang telah disepakati.

Dalam swap, kedua pihak akan menukar kewajiban utang yang menggunakan mata uang berbeda, dan masing-masing pihak telah setuju untuk membayar kewajiban bunga dari pihak lainnya.

Tujuan dari transaksi ini adalah untuk mendapatkan kepastian suku bunga, maka nilainya akan tetap sama selama kontrak berlangsung dan kerugian atas selisih kurs ataupun bunga dapat dihindari.

Menurut ketentuan fiskal, Swap dapat menghasilkan keuntungan/kerugian saat terjadinya realisasi pembayaran (jatuh tempo).

Contoh transaksi derivatif yang biasanya dikaitkan dengan harga atau nilai yang cenderung fluktuatif adalah interest rate swap

Baca juga: Elemen-Elemen Laporan Keuangan yang Perlu Kamu Ketahui

 Instrumen derivatif merupakan salah satu investasi dengan risiko yang cukup tinggi

Dasar Hukum Transaksi Derivatif

Transaksi derivatif merupakan salah satu transaksi investasi yang memiliki dasar hukum untuk menjamin keamanannya. Dasar hukum pelaksanaan transaksi ini adalah sebagai berikut:

  • UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
  • Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal
  • SK Bapepam No. Kep. 07/PM/2003 tanggal 20 Februari 2003 tentang Penetapan Kontrak Berjangka atas Indeks Efek sebagai Efek
  • Peraturan Bapepam No. III. E. 1 tanggal 31 Oktober 2003 tentang Kontrak Penetapan dan Opsi atas Efek atau Indeks Efek
  • SE Ketua Bapepam No. SE-01/PM/2002 tanggal 25 Februari 2002 tentang Kontrak Berjangka Indeks Efek dalam Pelaporan MKBD Perusahaan Efek
  • Persetujuan tertulis Bapepam nomor S-356/PM/2004 tanggal 18 Februari 2004 perihal Persetujuan KBIE-LN (DJIA & DJ Japan Titan 100)

Tingkat Risiko Derivatif

Dalam praktiknya, instrumen ini bukanlah instrumen yang mudah. Transaksi derivatif lebih condong menggunakan spekulasi harga yang ada di masa depan. 

Itulah sebabnya, instrumen ini memiliki risiko yang tinggi, bahkan bisa dibilang lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen saham.

Maka dari itu, sebelum kamu menetapkan untuk memilih setiap jenis instrumen investasi, termasuk instrumen derivatif, ada baiknya kamu benar-benar melakukan riset dan memahami risiko yang mungkin terjadi. 

Baca juga: Melakukan Manajemen Aset dan Memperlancar Operasional Bisnis

Penutup

Sederhananya, derivatif adalah produk turunan dari jenis produk investasi lain, yang mana di dalamnya terdapat perjanjian antara dua atau lebih yang bertujuan menjual atau membeli produk dengan harga, waktu, dan jumlah yang telah disepakati bersama sebelumnya.

Instrumen ini mempunyai beberapa jenis yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keuanganmu. 

Instrumen ini juga sudah dilindungi dan memiliki dasar hukum untuk mendukung pelaksanaannya. Namun, sama dengan jenis instrumen lainnya, kamu perlu benar-benar memahami bagaimana instrumen ini bekerja dan risiko yang mungkin terjadi.

Nah, untuk memudahkan pengelolaan keuangan yang kamu lakukan, kamu bisa menggunakan software aplikasi akuntansi seperti aplikasi POS agar segala pencatatan bisnis dan perpajakan dapat dengan mudah diselesaikan.

Pelaporannya pun tidak akan menyita waktu seperti halnya jika dilakukan secara manual. Data-datanya pun tersimpan dengan baik dan rapi. Apalagi, jika aplikasi tersebut bisa diakses kapanpun dan dimanapun. Sangat memudahkan bukan?

Dapatkan Inspirasi Terbaru dari majoo

Subscribe untuk dapatkan berita, artikel, dan inspirasi bisnis di email kamu

Footer support

Pustaka majoo

Isi Form dibawah ini untuk download pustaka

format: 62xxxxxxxx
Batal
Icon close

Temukan Paket Paling Tepat untuk Bisnismu

Isi form berikut untuk membantu kami tentukan paket paling sesuai dengan jenis dan skala bisnismu.
solusi bisnis form

+62
whatsapp logo