Bicara soal investasi untuk pemula, ada baiknya kita mengenali dulu apa yang dimaksud dengan investasi itu sendiri. Investasi merupakan aktivitas menempatkan dana atau aset berharga pada suatu instrumen tertentu dalam jangka waktu tertentu, dengan harapan kelak akan mendapatkan keuntungan.
Dengan investasi yang dilakukan dengan benar, maka bukan tidak mungkin kamu akan mendapat imbal hasil yang memuaskan. Nah, Jika kamu ingin belajar investasi untuk pemula, perhatikan beberapa hal penting berikut ini, ya.
Jenis-Jenis Investasi
Sebelum kamu memulai berinvestasi, ada baiknya apabila kamu memahami jenis-jenis investasinya agar kamu dapat memilih bentuk investasi sesuai dengan profil risiko yang sesuai dengan kemampuanmu.
1. Investasi berdasarkan asetnya
Jenis investasi ini menggolongkan investasi berdasarkan aspek modal atau kekayaannya yang terbagi menjadi dua, yakni:
-
Investasi nyata
Secara umum, investasi nyata (real investment) melibatkan aset yang memiliki wujud, seperti mesin, pabrik, atau tanah.
-
Investasi keuangan
Sedangkan investasi keuangan (financial investment) lebih melibatkan kontrak tertulis, misalnya saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).
2. Investasi berdasarkan pengaruhnya
Berdasarkan pengaruhnya, investasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu investasi autonomous (berdiri sendiri) serta investasi induces (mempengaruhi atau menyebabkan).
- Investasi autonomous disebut juga investasi otonom adalah investasi yang bisa dilakukan dengan bebas tanpa terpengaruh oleh faktor lainnya.
Biasanya, investasi jenis ini dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk menjadikannya landasan pertumbuhan ekonomi, seperti investasi untuk pembangunan jalan, jembatan, dan infrastruktur.
- Investasi induced atau investasi terdorong adalah jenis investasi yang dilakukan akibat kenaikan permintaan atau dorongan dari pemerintah.
Dengan begitu, baik investasi otonom maupun investasi terdorong akan saling mendukung satu sama lain. Harapannya, dengan adanya investasi terdorong dapat meningkatkan permintaan yang dampaknya akan menstimulasi investasi.
Baca juga: Pengertian, Manfaat, dan Resiko Investasi
3. Investasi berdasarkan bentuknya
Investasi yang dilakukan berdasarkan bentuknya merupakan jenis investasi yang didasarkan pada cara menanamkan investasinya. Jenis investasi ini terbagi menjadi dua macam, yakni:
-
Investasi langsung (direct investment)
Investasi langsung dapat berarti seseorang yang memiliki dana dapat secara langsung membeli aset keuangan dari suatu perusahaan. Proses pembelian aset ini bisa dilakukan secara langsung atau melalui perantara.
-
Investasi tidak langsung (indirect investment)
Investasi tidak langsung dapat terjadi ketika seseorang yang memiliki dana dapat melakukan investasi tetapi tidak terlibat secara langsung.
Salah satu contohnya adalah pemilik dana yang melakukan pembelian aset keuangan berupa saham atau obligasi.
4. Investasi berdasarkan tujuannya
-
Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek dapat berlangsung antara kurang dari satu tahun hingga tiga tahun saja.
Contohnya, Wahyu adalah pemuda berusia 24 tahun berencana ingin membeli kendaraan 3 tahun ke depan, maka dia membutuhkan dana untuk membeli kendaraan tersebut.
Oleh sebab itu, Wahyu diberi saran untuk berinvestasi pada instrumen dengan risiko yang rendah, maksudnya adalah instrumen tersebut memiliki fluktuasi nilai yang relatif stabil, likuiditas yang tinggi sehingga mudah untuk dikonversikan dalam bentuk tunai, serta mampu menghasilkan pendapatan yang tetap.
Beberapa instrumen investasi yang disarankan kepada Wahyu adalah dalam bentuk deposito, reksadana pasar uang, atau surat utang negara jangka pendek.
-
Investasi Jangka Menengah
Bagi seseorang yang memiliki tujuan finansial antara 3 sampai 10 tahun ke depan, hal ini dapat digolongkan ke dalam bentuk investasi jangka menengah.
Sebagai contoh, dalam enam tahun ke depan, Bapak Doni harus mendaftarkan anaknya ke sebuah universitas ternama di Bandung. Bapak Doni membutuhkan dana yang cukup besar untuk membayar biaya awal dan semester pertama.
Melihat kebutuhan dananya di atas lima tahun, Bapak Doni memilih instrumen investasi dengan profil risiko yang sedikit lebih tinggi dari deposito, reksadana pasar uang, atau surat utang negara, dengan harapan dapat memperoleh imbal hasil lebih tinggi.
Salah satu instrumen investasi yang dimaksud adalah reksadana pendapatan tetap (obligasi), obligasi swasta, atau reksadana campuran.
-
Investasi Jangka Panjang
Jika kamu memiliki tujuan investasi di atas 10 tahun, maka investasi jenis ini sudah termasuk ke dalam kategori investasi jangka panjang.
Semakin panjang periode investasi, semakin banyak bentuk instrumen investasi yang bisa dipilihnya.
Umumnya, tujuan investasi seperti ini berupa biaya penyelenggaraan pesta pernikahan anak, pembelian aset untuk anak cucu, biaya pendidikan, dan dana pensiun.
Beberapa bentuk investasi jangka panjang yang bisa dipilih, antara lain reksadana saham, saham, logam mulia, hingga properti.
Baca juga: Investasi Properti: Cara, Tips, Keuntungan, dan Contoh
Investasi yang Aman untuk Pemula
Setelah mengetahui jenis-jenis investasi, kini saatnya memilih bentuk investasi yang sesuai dengan tujuan finansialmu. Dari berbagai macam instrumen investasi yang ada, berikut ini adalah beberapa bentuk investasi yang aman untuk pemula.
1. Deposito
Investor yang menanamkan modalnya dalam jangka waktu tertentu dan memperoleh keuntungan berupa bunga yang disesuaikan dengan risikonya. Umumnya, deposito dilakukan dalam jangka waktu yang pendek.
-
Deposito berjangka
Deposito berjangka merupakan salah satu bentuk investasi yang aman dan memiliki risiko yang relatif rendah.
Deposito ini memiliki bentuk simpanan berjangka yang diterbitkan atas nama, tidak bisa diperjualbelikan, dan penarikannya akan disesuaikan dengan jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dua belas bulan, atau satu tahun.
-
Sertifikat deposito
Umumnya, deposito ini akan memberikan bunganya di awal. Konsep penyimpanannya sama seperti deposito berjangka yang waktu penyimpanannya dapat disepakati bersama.
2. Saham
Saham merupakan salah satu instrumen investasi di pasar modal. Secara umum, saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan yang merupakan klaim atas penghasilan dan kekayaan perseroan.
Sebagai pemilik saham, kamu berhak mendapatkan pembagian hasil dari perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki.
3. Obligasi
Obligasi merupakan surat utang negara yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan dengan jangka waktu tertentu. Dalam obligasi berisi tanggal jatuh tempo pembayaran beserta bunga yang didapatkannya. Bunga pada obligasi disebut juga dengan kupon. Tidak jauh berbeda dengan saham, obligasi juga bisa diperjualbelikan.
Beberapa kelebihan investasi pada obligasi bagi para pemegangnya adalah berupa keuntungan yang diperoleh dari kupon (bunga), keuntungan dari selisih harga obligasi setelah diperdagangkan, investasi yang relatif aman, bunga obligasi yang lebih tinggi dibandingkan deposito, mudah diperdagangkan di pasar sekunder, dan bisa digunakan sebagai jaminan agunan.
Namun obligasi juga memiliki kekurangan yang perlu kamu perhatikan. Misalnya,
- Penerbit obligasi memiliki risiko gagal bayar sehingga konsekuensinya investor tidak mendapatkan keuntungan bahkan tidak mendapatkan kembali seluruh pokok utangnya.
- Menjual obligasi di pasar sekunder sebelum jatuh tempo memberikan kerugian bagi investor tersebut. Hal ini disebabkan oleh harga jual yang lebih rendah dari harga belinya.
- Rentan terhadap perubahan suku bunga, kondisi politik, dan ekonomi yang tidak stabil.
4. Reksadana
Investasi reksadana adalah sebuah wadah untuk mengumpulkan dana secara kolektif dari investor untuk berinvestasi pada produk investasi pasar modal, seperti obligasi, saham, dan surat berharga yang selanjutnya diinvestasikan ke dalam portofolio efek melalui manajer investasi.
Sistem yang digunakan pada reksadana terbilang sederhana. Di sisi lain, untuk dapat membeli instrumen ini juga tidak membutuhkan modal yang besar. Sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan dan kebutuhan kamu.
5. Emas
Salah satu instrumen investasi yang cocok bagi pemula lainnya adalah investasi emas. Investasi ini merupakan investasi sederhana yang cukup menguntungkan.
Beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan dari berinvestasi emas adalah:
-
Bisa diwariskan
Melihat dari bentuknya dan kemudahan dalam penyimpanannya, memudahkan kamu untuk mewariskannya kepada generasi selanjutnya.
-
Harga relatif stabil
Selain itu, manfaat lain dari investasi ini adalah harganya yang relatif stabil. Sehingga emas bisa dikategorikan sebagai instrumen yang memiliki risiko relatif rendah, keamanan ketat, dan mampu memberikan keuntungan yang cukup besar.
-
Melindungi investor dari inflasi
Inflasi menjadi salah satu faktor penyebab nilai suatu aset menurun. Namun ketika kamu memilih untuk berinvestasi pada emas, maka aset yang kamu miliki akan terlindungi, karena sifat instrumen ini yang tidak akan terpengaruh oleh adanya inflasi.
-
Bisa dijadikan jaminan
Emas juga bisa dijadikan sebagai jaminan pinjaman di bank, loh. Tingkat bunga pinjaman yang diberikan ketika kamu menjamin emas untuk pinjamanmu juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan jaminan pada umumnya.
-
Mudah dicairkan
Manfaat lain dari investasi ini yaitu mudah dicairkan. Penyebabnya, karena saat ini tersedia banyak tempat untuk melakukan jual beli emas. Sehingga ini menjadi salah satu instrumen yang paling banyak dipilih.
-
Tidak membutuhkan modal besar
Menariknya lagi, kamu tidak membutuhkan modal yang besar untuk mulai berinvestasi pada instrumen ini. Kamu bisa langsung melakukan pembelian emas di toko perhiasan, index komoditi, atau bursa berjangka.
Cara Berinvestasi untuk Pemula
Era digital yang semakin berkembang ini sudah sangat memudahkan proses berinvestasi. Dari mulai melakukan riset hingga mengetahui detail instrumen investasi yang akan kamu pilih kini tidaklah sulit didapat.
Namun bukan berarti kamu bisa sembarangan berinvestasi. Perlu pertimbangan dan pemilihan instrumen yang tepat agar investasi yang kamu lakukan lebih maksimal. Berikut ini adalah cara berinvestasi untuk pemula yang baik.
Baca juga: Mari Belajar Cara Investasi Reksadana untuk Pemula!
1. Memastikan Kondisi Keuangan Sehat
Sebelum berinvestasi, ada baiknya kamu memastikan kembali kondisi keuangan sedang dalam keadaan yang sehat. Jangan sampai hal-hal yang seharusnya menjadi prioritas menjadi terabaikan, seperti jaminan perlindungan kesehatan, dana darurat, atau asuransi.
Tanpa adanya dana darurat yang ideal, kamu akan kesulitan menghadapi berbagai risiko yang mungkin terjadi.
2. Menentukan Tujuan Keuangan
Langkah berikutnya apabila kamu ingin memulai investasi adalah menentukan tujuan keuangan melalui investasi. Sederhananya, tujuan keuangan dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang ingin diwujudkan terkait dana finansial tertentu pada periode tertentu.
Dengan memiliki tujuan finansial, investasi yang akan kamu lakukan memiliki target yang jelas dan terarah.
3. Tentukan Instrumen Investasi
Setelah kamu memiliki tujuan keuangan yang lengkap dengan jangka waktu dan pencapaiannya, kamu bisa mulai menentukan jenis instrumen investasi yang tepat sesuai target waktu yang kamu inginkan.
Rentang waktu pada investasi sangat mempengaruhi terhadap penilaian risiko investasi dan efektivitasnya untuk membantu mencapai target investasi kamu.
4. Kenali Profil Risiko
Masing-masing instrumen investasi memiliki karakter yang berbeda-beda. Begitu pula dengan profil risiko dari para investor yang beragam. Kemampuan seseorang untuk menoleransi risiko pada investasi akan mempengaruhi profil risikonya.
Profil risiko bisa berubah seiring meningkatnya pemahaman investor mengenai proses investasi itu sendiri. Investor yang konservatif cenderung menghindari instrumen dengan tingkat volatilitas yang tinggi, sedangkan investor yang agresif akan lebih berani untuk mengambil risiko dengan tujuan mendapatkan return yang tinggi.
Dalam berinvestasi, terdapat dua jenis risiko yang perlu kamu ketahui, yakni risiko sistematis dan non-sistematis.
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak bisa dihindari sekalipun kamu melakukan diversifikasi, dan hal ini akan mempengaruhi semua jenis instrumen, seperti perubahan tingkat suku bunga, risiko pasar, dan inflasi.
Sementara itu, risiko non-sistematis merupakan risiko yang bisa dihindari dengan cara diversifikasi instrumen. Risiko tersebut antara lain, risiko likuiditas, risiko tuntutan hukum, dan risiko bisnis.
5. Diversifikasi Investasi
Diversifikasi dilakukan untuk dapat memaksimalkan keuntungan dari investasi yang dilakukan pada area yang berbeda. Meskipun dengan melakukan diversifikasi tidak menjamin investor terhindar dari kerugian, akan tetapi hal ini bisa meminimalisirnya.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Investasi
Agar dalam proses belajar investasi untuk pemula ini dapat berjalan dengan baik, perhatikan beberapa hal ini, ya!
1. Pendapatan
Penting bagi seorang pemula untuk mengatur seluruh pendapatan yang kamu miliki dan melakukan pencatatan secara rinci.
Hal ini dilakukan agar kamu dapat mengetahui kondisi keuangan dengan baik dan menyesuaikan modal dengan instrumen investasi yang ingin kamu pilih.
2. Utang piutang
Sudah banyak kasus yang membuktikan bahwa dengan mengabaikan utang piutang akan mempengaruhi kondisi ekonomi pelakunya.
Maka dari itu, sangatlah penting untuk memiliki kemampuan dalam hal pengelolaan keuangan, agar strategi keuangan yang kamu lakukan dapat berjalan dengan baik dan akurat.
3. Aset yang dimiliki
Aset yang kamu miliki saat ini merupakan modal awal dalam mendapatkan keuntungan dari investasi di masa yang akan datang.
Semakin banyak aset yang dimiliki, semakin besar pula kemungkinan keuntungan yang bisa kamu dapatkan.
Nah, itulah beberapa hal mengenai investasi terbaik untuk pemula yang bisa kamu jadikan pertimbangan sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih instrumen investasi.
Bagi Majoopreneurs yang baru mulai berinvestasi, jangan malas untuk selalu update pengetahuanmu terkait perkembangan investasi, ya! Siapa tahu, dengan berinvestasi dengan baik kamu bisa menjadi miliarder selanjutnya!